Disusun oleh:
MONIKA
M. RASYID
NOFY TRI LESTARI
SRI MAULIDA
WENNY GHOLIF TIMOR B.
A. Persiapan
3. Tujuan Khusus :
(ROM).
(ROM)
(ROM).
4. Landasan Teori :
sinovia pada persendian dan tonus otot, kartilago sendi menjadi lebih tipis
merupakan salah satu alternatif latihan yang dapat dilakukan oleh lansia
Dep.Kes RI, lansia yang kurang mampu melakukan latihan fisik atau olah
sehari-hari dengan lebih mandiri atau latihan yang lebih tinggi seperti
latihan senam.
kegiatan ROM ini dapat diterapkan secara rutin di wisma Dahlia untuk
6. Persiapan lingkungan
a. Menyiapkan tempat pelaksanaan TAK
b. Peralatan yang dibutuhkan: kursi
B. Rencana Kegiatan
1. Hari/Tanggal : Rabu, 31 Januari 2018
2. Waktu : 09.00-09.30 WITA
3. Tempat : Wisma Teratai UPTD Panti Sosial Thresna Werda
4. Nama Klien :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keterangan :
L O
L = leader
K K F = Fasilitator
O = Observer
F K K F
K = Klien
K K
5. Pembukaan (Fase Orientasi) :
a. Perkenalan : Salam teraupetik
b. Menjelaskan tujuan, aturan permainan aktivitas dan peran.
c. Membuat kontrak waktu TAK.
6. Proses Kegiatan (Fase Kerja)
a. Memberikan penjelasan awal tentang pengertian latihan rentang
gerak sendi
b. Memberikan penjelasan tentang manfaat melakukan latihan rentang
gerak sendi
c. Memberikan kesempatan pada lansia untuk mempersiapkan diri
untuk melaksanakan latihan rentang Gerak Sendi (ROM).
d. Pada saat tape dinyalakan, lansia mulai melaksanakan Latihan
rentang Gerak Sendi (ROM).
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan lansia dengan memberi tepuk
tangan.
7. Evaluasi (Fase Terminasi)
a. Sharing Perception
1) Leader mengeksplorasi perasaan lansia setelah mengikuti
Terapi Aktifitas Kelompok.
2) Leader memberi umpan balik positif kepada lansia.
3) Leader meminta lansia mempraktekkan satu contoh Latihan
rentang Gerak Sendi (ROM) yang telah dilaksanakannya dan
manfaatnya.
Hasil yang diharapkan : ± 75% anggota kelompok mampu
melaksanakan Latihan rentang gerak sendi (ROM).
8. Penutup
Observer membaca hasil observasi.
C. Program Antisipasi Masalah
1. Memotivasi klien yang tidak aktif selama TAK. Memberi kesempatan
klien menjawab sapaan perawat/terapis
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Menanyakan alasan klien meninggalkan permainan
c. Memberi penjelasan tentang tujuan permainan dan menjelaskan
bahwa klien dapat meninggalkan kegiatan setelah TAK selesai atau
klien mempunyai alasan yang tepat.
d. Bila ada klien lain yang ingin ikut
- Beri penjelasan dengan bijaksana , bahwa permainan ini
ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
- Bila klien memaksa berikan kesempatan untuk ikut
dengan tidak memberi pertanyaan bila hendak meninggalkan
kegiatan.
LATIHAN R O M
Tujuan :
1. Mempertahankan / memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Menstimulasi sirkulasi
Petunjuk :
1. Ada dua jenis latihan Range of Motion
- Latihan pasif
- Latihan aktif
2. Latihan pasif biasanya dilakukan pada :
- Pasien semikoma dan tidak sadar
- Pasien lansia dengan mobilitas terbatas
- Pasien bedrest
- Pasien dengan paralysis ekstremitas tepat
3. Latihan Aktif biasanya dilakukan pada :
- Klien dengan paralysis ekstremitas sebagian
- Klien bedrest / tirah baring (tanpa kontraindikasi)
4. Definisi istilah – istilah Range of Motion
- Fleksi : menekuk persendian
- Ekstensi : meluruskan persendian
- Abduksi : gerakan suatu anggota tubuh ke arah aksis tubuh
- Adduksi : gerakan suatu anggota tubuh menjauhi aksis tubuh
- Rotasi : memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar
- Pronasi : memutar ke bawah
- Supinasi : memutar ke atas
- Infersi : menggerakkan ke dalam
- Efersi : menggerakkan ke luar
5. Range of motion harus dilakukan sekitar 7-10 kali dan dikerjakan
sekurang-kurangnya dua kali sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-
hati dan tidak melelahkan klien.
6. Dalam merencanakan suatu program latihan, perhatikan umur klien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lama bedrest (tirah baring).
7. Latihan seringkali diprogramkan dokter dan dikerjakan oleh para
terapis fisik.
8. Bagian tubuh yang akan dilakukan latihan range of motion adalah:
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, pergelangan kaki.
9. Latihan terapeutik dilakukan, dapat dikerjakan pada semua persendian
tubuh atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami
proses penyakit.
10. Waktu melakukan latihan yang tepat misalnya setelah memandikan
atau perawatan.
Pelaksanaan
1. Kaji klien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk klien
2. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan, area yang
akan digerakkan dan peran klien dalam latihan
3. Jaga privacy klien
4. Jaga/atur pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan
5. Angkat selimut sebagaimana diperlukan
6. Anjurkan klien berbaring dalam posisi yang nyaman
7. Lakukan latihan sebagaimana dengan cara berikut
8. Kaji pengaruh/efek latihan pada klien
9. Atur klien pada posisi yang nyaman
10. Benahi selimut dan linen
LATIHAN R O M PASIF
Latihan pasif seringkali dilakukan oleh perawat kepada klien yang
menderita paralysis atau lemah otot pada salah satu bagian tubuh.
Pemilihan latihan yang spesifik tergantung batas kemampuan klien.
Petunjuk dalam melakukan latihan pasif terdiri dari :
- Pastikan bahwa klien mengerti alasan dilakukannya latihan
ROM
- Gunakan body mekanik yang baik sewaktu melakukan ROM,
untuk mencegah keseleo atau injury pada perawat atau klien
- Gerakkan hanya bagian yang akan dilatih untuk menghindari
klien merasa malu
- Tahan persendian untuk menghindari injury dengan
menggunakan telapak tangan
- Gerakkan bagian otot tersebut dengan lembut, perlahan dan
teratur
- Hindari melakukan gerakan yang pasien tersebut tidak mampu
karena injury bisa saja terjadi.
Sendi engsel
Fleksi : Angkat tangan mendekati bahu. Jarak normal : 150o. Otot utama :
biceps brachii, brachialis dan brachioradialis.
Ekstensi : Gerakkan lengan bawah ke depan dan menurun kemudian
lurus. Jarak normal: 150o. Otot utama : triceps brachii.
Hiperekstensi : Gerakkan lengan bawah dipindah ke belakang dari posisi
lurus. Jarak normal : 0 – 15o. Otot utama : triceps brachii.
Rotasi untuk supinasi : Putar tangan dan lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke atas. Jarak normal : 70 – 90o. Otot utama : biceps
brachii dan supinator.
Rotasi untuk pronasi : putar tangan dan lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah. Jarak normal : 70 -90 o. Otot utama :
promator teres dan pronator quadratus.
Sendi Condyloid pada pergelangan tangan
Fleksi : Gerakkan jari tangan menghadap ke dalam pada lengan bawah.
Jarak normal: 80 – 90o. Otot utama : flexor carpi radialis dan flexor carpi
ulnaris.
Ekstensi : Luruskan tangan sejajar. Jarak normal : 80 – 90o. Otot utama :
extensor carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis dan extensor
carpi ulnaris.
Hiperekstensi : Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. Jarak
normal : 70 – 90o. Otot utama : extensor carpi radialis longus, extensor
carpi radialis brevis, dan extensor carpi ulnaris.
Abduksi (Fleksi radialis) : Tekuk pergelangan tangan secara menyamping
ke dalam ibu jari di samping dengan tangan supinasi. Jarak normal : 0 –
20o. Otot utama : extensor carpi radialis.
Abduksi (Fleksi ulnaris) : Tekuk pergelangan tangan menyamping ke
dalam kelima jari dengan tangan supinasi. Jarak normal : 30 – 50o. Otot
utama : extensor carpi ulnaris.
Sendi Lutut
Fleksi : Bengkokkan kaki ke belakang, dekatkan ke paha. Jarak normal :
120 – 130o. Otot utama : rectus femoris, vastus lateralis, vastus mdialis,
vastus intermedius.
Extensi : Lururskan masing-masing kaki kembali ke posisi semula di
samping kaki yang lain. Jarak normal : 120 -130 o. Otot utama : biceps
femoris, semitendinosus, semimembranosus.
Hiperekstensi : Beberapa orang dapat hiperekstensi lutut 10 o. Otot
utama : rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, vastus
intermedius.