Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PELAKSANAAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


LATIHAN RENTANG GERAK (ROM)

Disusun oleh:
MONIKA
M. RASYID
NOFY TRI LESTARI
SRI MAULIDA
WENNY GHOLIF TIMOR B.

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI


KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

A. Persiapan

1. Topik : Range Of Motion (ROM)

2. Tujuan Umum : Klien dapat menyebutkan manfaat dan cara

melaksanakan latihan rentang gerak sendi (ROM)

3. Tujuan Khusus :

a. Klien mampu menyebutkan pengertian Latihan rentang gerak sendi

(ROM).

b. Klien mampu menyebutkan manfaat Latihan rentang gerak sendi

(ROM)

c. Klien mampu melaksanakan contoh Latihan rentang gerak sendi

(ROM).

4. Landasan Teori :

Pada proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan

sinovia pada persendian dan tonus otot, kartilago sendi menjadi lebih tipis

dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan

(fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. Adanya

keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat

memperparah kondisi tersebut. Penurunan kemampuan muskuloskeletal

dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity) dan latihan (exercise),


sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas

kehidupan sehari-hari (activity daily living/ ADL). Latihan dan aktivitas

fisik pada lansia dapat mempertahankan kenormalan pergerakan

persendian, tonus otot dan mengurangi masalah fleksibilitas (Wold, 1999).

Range of Motion (ROM) merupakan salah satu indikator fisik yang

berhubungan dengan fungsi pergerakan. Menurut Kozier (2004), ROM

dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada

sebuah persendian tanpa menyebabkan rasa nyeri. Latihan ROM

merupakan salah satu alternatif latihan yang dapat dilakukan oleh lansia

dengan keterbatasan gerak sendi.

Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi,

dapat memperparah kondisi sistem muskuloskeletal yang mengalami

penurunan karena proses menua (Tortora dan Grabowski, 2011). Menurut

Dep.Kes RI, lansia yang kurang mampu melakukan latihan fisik atau olah

raga karena sakit dan lemah, dapat melakukan gerakan-gerakan sederhana

yang menyerupai senam. Dengan latihan ROM, diharapkan dapat

meningkatkan fleksibilitas sendi pada lansia yang mengalami keterbatasan

gerak sendi, sehingga lansia dapat menjalankan aktivitas kehidupan

sehari-hari dengan lebih mandiri atau latihan yang lebih tinggi seperti

latihan senam.

Kami mengambil terapi aktifitas kelompok dengan Range Of Motion

dikarenakan banyaknya lansia dengan total care di Wisma Dahlia UPTD

Panti Sosial Thresna Werda. Dengan mengadakan TAK ROM ini


diharapkan dapat menurunkan resiko atrofi otot dan kontraktilitas pada

lansia mengingat aktivitas pada lansia yang terbatas. Diharapkan pula

kegiatan ROM ini dapat diterapkan secara rutin di wisma Dahlia untuk

mengoptimalkan kerja ROM itu sendiri.

5. Struktur Anggota Kelompok

a. Leader (Sri Maulida)


Tugas dan Peran
 Mengkoordinir jumlah peserta yang telah ditentukan
 Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam
kelompok
 Memimpin perkenalan, menjelaskan tujuan kegiatan
 Menjelaskan proses kegiatan
 Mendemonstrasikan cara melaksanakan latihan
rentang gerak sendi (ROM).
b. Co Leader (Nofy Tri Lestari)
Tugas dan Peran
 Membantu tugas leader
 Mengambil alih posisi leader jika terjadi blocking
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
 Mengingatkan waktu pelaksanaan
c. Fasilitator (M. Rasyid, Wenny Gholif T.B)
Tugas dan Peran
 Mampu memotivasi anggota terlibat dalam kegiatan
 Mampu menjadi role model bagi peserta TAK
d. Observer (Monika)
Tugas dan Peran
 Mengamati jalannya proses kegiatan sebagai
acuan untuk mengevaluasi.
 Mencatat serta mengamati respon klien selama
TAK berlangsung.
 Mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam
kelompok serta klien yang drop out

6. Persiapan lingkungan
a. Menyiapkan tempat pelaksanaan TAK
b. Peralatan yang dibutuhkan: kursi
B. Rencana Kegiatan
1. Hari/Tanggal : Rabu, 31 Januari 2018
2. Waktu : 09.00-09.30 WITA
3. Tempat : Wisma Teratai UPTD Panti Sosial Thresna Werda
4. Nama Klien :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Skema Ruang Terapi

Keterangan :
L O
L = leader

K K F = Fasilitator

O = Observer
F K K F

K = Klien

K K
5. Pembukaan (Fase Orientasi) :
a. Perkenalan : Salam teraupetik
b. Menjelaskan tujuan, aturan permainan aktivitas dan peran.
c. Membuat kontrak waktu TAK.
6. Proses Kegiatan (Fase Kerja)
a. Memberikan penjelasan awal tentang pengertian latihan rentang
gerak sendi
b. Memberikan penjelasan tentang manfaat melakukan latihan rentang
gerak sendi
c. Memberikan kesempatan pada lansia untuk mempersiapkan diri
untuk melaksanakan latihan rentang Gerak Sendi (ROM).
d. Pada saat tape dinyalakan, lansia mulai melaksanakan Latihan
rentang Gerak Sendi (ROM).
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan lansia dengan memberi tepuk
tangan.
7. Evaluasi (Fase Terminasi)
a. Sharing Perception
1) Leader mengeksplorasi perasaan lansia setelah mengikuti
Terapi Aktifitas Kelompok.
2) Leader memberi umpan balik positif kepada lansia.
3) Leader meminta lansia mempraktekkan satu contoh Latihan
rentang Gerak Sendi (ROM) yang telah dilaksanakannya dan
manfaatnya.
Hasil yang diharapkan : ± 75% anggota kelompok mampu
melaksanakan Latihan rentang gerak sendi (ROM).
8. Penutup
Observer membaca hasil observasi.
C. Program Antisipasi Masalah
1. Memotivasi klien yang tidak aktif selama TAK. Memberi kesempatan
klien menjawab sapaan perawat/terapis
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Menanyakan alasan klien meninggalkan permainan
c. Memberi penjelasan tentang tujuan permainan dan menjelaskan
bahwa klien dapat meninggalkan kegiatan setelah TAK selesai atau
klien mempunyai alasan yang tepat.
d. Bila ada klien lain yang ingin ikut
- Beri penjelasan dengan bijaksana , bahwa permainan ini
ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
- Bila klien memaksa berikan kesempatan untuk ikut
dengan tidak memberi pertanyaan bila hendak meninggalkan
kegiatan.
LATIHAN R O M
Tujuan :
1. Mempertahankan / memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Menstimulasi sirkulasi
Petunjuk :
1. Ada dua jenis latihan Range of Motion
- Latihan pasif
- Latihan aktif
2. Latihan pasif biasanya dilakukan pada :
- Pasien semikoma dan tidak sadar
- Pasien lansia dengan mobilitas terbatas
- Pasien bedrest
- Pasien dengan paralysis ekstremitas tepat
3. Latihan Aktif biasanya dilakukan pada :
- Klien dengan paralysis ekstremitas sebagian
- Klien bedrest / tirah baring (tanpa kontraindikasi)
4. Definisi istilah – istilah Range of Motion
- Fleksi : menekuk persendian
- Ekstensi : meluruskan persendian
- Abduksi : gerakan suatu anggota tubuh ke arah aksis tubuh
- Adduksi : gerakan suatu anggota tubuh menjauhi aksis tubuh
- Rotasi : memutar atau menggerakkan suatu bagian melingkar
- Pronasi : memutar ke bawah
- Supinasi : memutar ke atas
- Infersi : menggerakkan ke dalam
- Efersi : menggerakkan ke luar
5. Range of motion harus dilakukan sekitar 7-10 kali dan dikerjakan
sekurang-kurangnya dua kali sehari. Lakukan pelan-pelan dan hati-
hati dan tidak melelahkan klien.
6. Dalam merencanakan suatu program latihan, perhatikan umur klien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lama bedrest (tirah baring).
7. Latihan seringkali diprogramkan dokter dan dikerjakan oleh para
terapis fisik.
8. Bagian tubuh yang akan dilakukan latihan range of motion adalah:
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, pergelangan kaki.
9. Latihan terapeutik dilakukan, dapat dikerjakan pada semua persendian
tubuh atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami
proses penyakit.
10. Waktu melakukan latihan yang tepat misalnya setelah memandikan
atau perawatan.

Pelaksanaan
1. Kaji klien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk klien
2. Memberitahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan, area yang
akan digerakkan dan peran klien dalam latihan
3. Jaga privacy klien
4. Jaga/atur pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan
5. Angkat selimut sebagaimana diperlukan
6. Anjurkan klien berbaring dalam posisi yang nyaman
7. Lakukan latihan sebagaimana dengan cara berikut
8. Kaji pengaruh/efek latihan pada klien
9. Atur klien pada posisi yang nyaman
10. Benahi selimut dan linen

LATIHAN R O M PASIF
Latihan pasif seringkali dilakukan oleh perawat kepada klien yang
menderita paralysis atau lemah otot pada salah satu bagian tubuh.
Pemilihan latihan yang spesifik tergantung batas kemampuan klien.
Petunjuk dalam melakukan latihan pasif terdiri dari :
- Pastikan bahwa klien mengerti alasan dilakukannya latihan
ROM
- Gunakan body mekanik yang baik sewaktu melakukan ROM,
untuk mencegah keseleo atau injury pada perawat atau klien
- Gerakkan hanya bagian yang akan dilatih untuk menghindari
klien merasa malu
- Tahan persendian untuk menghindari injury dengan
menggunakan telapak tangan
- Gerakkan bagian otot tersebut dengan lembut, perlahan dan
teratur
- Hindari melakukan gerakan yang pasien tersebut tidak mampu
karena injury bisa saja terjadi.

Sendi engsel
Fleksi : Angkat tangan mendekati bahu. Jarak normal : 150o. Otot utama :
biceps brachii, brachialis dan brachioradialis.
Ekstensi : Gerakkan lengan bawah ke depan dan menurun kemudian
lurus. Jarak normal: 150o. Otot utama : triceps brachii.
Hiperekstensi : Gerakkan lengan bawah dipindah ke belakang dari posisi
lurus. Jarak normal : 0 – 15o. Otot utama : triceps brachii.
Rotasi untuk supinasi : Putar tangan dan lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke atas. Jarak normal : 70 – 90o. Otot utama : biceps
brachii dan supinator.
Rotasi untuk pronasi : putar tangan dan lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah. Jarak normal : 70 -90 o. Otot utama :
promator teres dan pronator quadratus.
Sendi Condyloid pada pergelangan tangan
Fleksi : Gerakkan jari tangan menghadap ke dalam pada lengan bawah.
Jarak normal: 80 – 90o. Otot utama : flexor carpi radialis dan flexor carpi
ulnaris.
Ekstensi : Luruskan tangan sejajar. Jarak normal : 80 – 90o. Otot utama :
extensor carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis dan extensor
carpi ulnaris.
Hiperekstensi : Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. Jarak
normal : 70 – 90o. Otot utama : extensor carpi radialis longus, extensor
carpi radialis brevis, dan extensor carpi ulnaris.
Abduksi (Fleksi radialis) : Tekuk pergelangan tangan secara menyamping
ke dalam ibu jari di samping dengan tangan supinasi. Jarak normal : 0 –
20o. Otot utama : extensor carpi radialis.
Abduksi (Fleksi ulnaris) : Tekuk pergelangan tangan menyamping ke
dalam kelima jari dengan tangan supinasi. Jarak normal : 30 – 50o. Otot
utama : extensor carpi ulnaris.

Tangan dan jari – jari


Fleksi : Buat kepalan tangan. Jarak normal : 90o. Otot utama : interossei
dorsalis manus dan flexor digitarum superfisialis.
Ekstensi : Luruskan jari-jari tangan. Jarak normal : 90o. Otot utama :
extensor indicis dan extensor digitiminmi.
Hiperekstensi : Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. Jarak
normal : 30o. Otot utama : extensi radialis dan extensor digitiminimi.
Abduksi : Regangkan jari-jari tangan. Jarak normal : 20o. Otot utama :
interossei dorsalis manus, abduabduktor digiti minimi manus dan
oppones digiti manus.
Adduksi : Rapatkan jari-jari tangan. Jarak normal : 20o. Otot utama :
interossei palmares.
Sendi Ibu jari
Fleksi : Gerakkan ibu jari menyilang permukaan palmar di atas kelima
jari. Jarak normal : 90o. Otot utama : flexi pollicicis brevis dan opponens
pollicis.
Ekstensi : Gerakkan tiap ibu jari menjauhi tangan. Jarak normal : 90 o.
Otot utama : extensor pollicis brevis dan extensor pollicis longus.
Abduksi : Gerakkan ibu jari ke arah lateral. Jarak normal : 30o. Otot
utama : abductor pollicis brevis dan abductor pollicis longus.
Adduksi : Gerakkan ibu jari ke belakang. Jarak normal : 30 o. Otot utama :
adductor pollicis.
Oposisi : Gerakkan ibu jari dan sentuhkan ke tiap jari pada tangan yang
sama. Gerakan ibu jari meliputi adduksi, rotasi dan fleksi. Otot utama :
opponens pollicis dan flexor opponens brevis.

Sendi Peluru (Ball & Socket)


Fleksi : Gerakkan kaki ke depan dan ke atas, lutut mengulur atau
melentur. Lutut menekuk dengan sudut 90o dan melentur dengan sudut
120o. Otot utamanya adalah psoas major dan iliacus.
Extensi : Gerakkan kaki ke sebelah kaki lainnya. Jarak normal : 90 –
120o. Otot utama : gluteus maximus, adductor magnus, semitendinosus,
dan semimembranosus.
Hiperextensi : Gerakkan setiap kaki ke belakang tubuh. Jarak normal : 30
– 50o. Otot utama : gluteus maximus semitendinosus, semimembranosus.
Abduksi : Gerakkan masing-masing kaki ke samping luar. Jarak normal :
45 – 50o. Otot utama : gluteus medius, gluteus minimus.
Adduksi : Gerakkan masing-masing kaki ke belakang dan ke depan
melebihi kaki yang lain. Jarak normal : 20 – 30o. Otot utama : adductor
magnus, adductor brevis, adductor longus.
Sirkumduksi : Gerakkan masing-masing kaki memutar ke belakang atas,
samping, dan ke bawah secara melingkar. Jarak normal : 360 o. Otot utama
: psoas major, gluteus maximus, gluteus medius, adductor magnus.
Rotasi dalam : Angkat telapak kaki dan putar ke arah dalam dan ibu jari
sebagai tumpuan. Jarak normal : 90o. Otot utama : gluteus minimus,
tensor fascialatae.
Rotasi luar : Angkat telapak kaki dan putar ke luar dan ibu jari sebagai
tumpuan. Jarak normal : 90o. Otot utama : obturator externus, obturator
internus, quadratus femoris.

Sendi Lutut
Fleksi : Bengkokkan kaki ke belakang, dekatkan ke paha. Jarak normal :
120 – 130o. Otot utama : rectus femoris, vastus lateralis, vastus mdialis,
vastus intermedius.
Extensi : Lururskan masing-masing kaki kembali ke posisi semula di
samping kaki yang lain. Jarak normal : 120 -130 o. Otot utama : biceps
femoris, semitendinosus, semimembranosus.
Hiperekstensi : Beberapa orang dapat hiperekstensi lutut 10 o. Otot
utama : rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, vastus
intermedius.

Sendi Mata Kaki


Extensi : Tekuk telapak kaki ke bawah. Jarak normal : 45 – 50 o. Otot
utama : gastronemius,soleus.
Fleksi : Tekuk telapak kaki ke atas. Jarak normal : 20o. Otot utama :
peroneus tertius, tibialis anterior.

Sendi Jari Kaki


Eversi : Putar masing-masing telapak kaki ke samping. Jarak normal :
30o. Otot utama : peroneus longus, peroneus brevis.
Inversi : Putar masing-masing telapak kaki ke tengah. Jarak normal : 5 o.
Otot utama : tibialis posterior, tibialis anterior.
Fleksi : Gerakkan masing-masing ibu jari ke bawah. Jarak normal : 35
-60o. Otot utama : flexor hallucis brevis, lumbricales pedis, flexor
digitorum brevis.
Ekstensi : Luruskan ibu jari kaki. Jarak normal : 35 – 60 o. Otot utama :
extensor digitorum longus, extensor digitorum brevis, extensor hallucis
longus.
Abduksi : Regangkan masing-masing jari kaki. Jarak normal : 0 -15 o.
Otot utama : interossei dorsalis pedis, abductor hallucis.
Adduksi : Rapatkan masing-masing jari kaki bersamaan. Jarak normal : 0
– 15o. Otot utama : adductor hallucis, interossei plantares.

Anda mungkin juga menyukai