BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes militus adalah penyakit yang ditandai
dengan kekurangan glukosa absolut atau relatif di mana kadar gula darah melebihi
kadar normal (hiperglikemia) (Hasdianah, 2018). Diabetes melitus (DM) adalah penyakit
metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula
darah), yang dapat menyebabkan kerusakan parah pada jantung, pembuluh darah,
mata, ginjal, dan saraf dengan seiring waktu. (WHO, 2018). Diabetes miletus adalah
sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat sekresi
insulin yang tidak normal, kerja insulin yang tidak normal, atau kombinasi keduanya
(PERKENI,2019).
Menurut WHO (2018) yang paling umum adalah diabetes tipe 2, biasanya pada orang
dewasa, yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak
menghasilkan cukup insulin. Menurut international Diabetes Federation tahun 2019
prevalensi diabetes mellitus di dunia mencapai angka 463 juta dan akan meningkat 51%
pada tahun 2030 hingga tahun 2045. Di Indonesia, prevalensi diabetes militus
mengalami peningkatan dari 5,7% pada 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta jiwa
pada 2013.
Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan
bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetesi sebanyak
10,3 juta jiwa (Kemenkes RI, 2018). Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah
di Indonesia dengan prevalensi penderita Diabetes Miletus sebesar 20,57% (Dinkes
Jateng, 2018). Prevalensi diabetes militus di Pekalongan pada tahun 2018 yaitu 1,56%
atau 2.358 jiwa (Riskesdas, 2018). Dalam tiga dekade terakhir, prevalensi diabetes tipe 2
telah meningkat secara dramatis di negara-negara dengan semua tingkat pendapatan.
Dikutip dari data WHO 2016, 90-95% dari kasus diabetes adalah Diabetes Tipe 2
(Kemenkes RI, 2018).
Meningkatnya angka kejadian diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang
tidak sehat. Banyak penderita diabetes mellitus yang tidak mengtahui bahwa mereka
menderita diabetes mellitus sehingga penderita tersebut terlambat untuk
mengendalikan kadar gula darah akibatnya mereka mengalami komplikasi, dan mereka
memandang bahwa penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat sembuh
dalam waktu cepat atau hanya dengan satu kali pemeriksaan (Nugroho, Ika, 2018). Ada
beberapa hal yang harus dilakukan secara rutin oleh pasien diabetes mellitus salah
satunya yaitu glukosa darah.
Jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit,
seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan syaraf. Namun hal itu dapat dicegah
atau sedikit terhambat jika kadar glukosa darah pada pasien DM dapat selalu
dikendalikan dengan baik. Monitoring kadar gula darah adalah kemampuan atau
perilaku pasien dalam melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur baik secara
mandiri maupun dengan bantuan tenaga kesehatan.
Kadar gula darah pasien diabetes mellitus meliputi glukosa darah puasa antara 72-125
mg/dL, 2 jam setelah makan antara 90-180 mg/dL (widodo, 2014). Dengan melakukan
pemeriksaan kadar gula darah secara teratur akan dapat memperlihatkan berhasil atau
tidaknya pelaksanaan olahraga, diet makan, usaha pengobatan, dan usaha menurunkan
berat badan yang dilakukan pasien diabetes. Pelaksanaan mengontrol kadar gula darah
agar tetap stabil pada seorang penyandang diabetes melitus tipe 2 perlu adanya
dukungan dari orang terdekat yaitu keluarga.
Keluarga dapat membantu untuk mengatur jadwal aktifitas fisik dan membantu
mengolah makanan untuk diet untuk diabetes. Menjaga kestabilan tekanan darah dan
menjalankan gaya hidup sehat dapat mencegah dari risiko komplikasi diabetes mellitus
(Susanti,dkk, 2020). Secara umum, keluarga didefinisikan sebagai unit sosial-ekonomi
terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi.
Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang
mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan,
dan adopsi (Maria, 2018). Dukungan keluarga sebagai salah satu sumber dukungan
sosial merupakan suatu sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga berfungsi sebagai
system pendukung bagi anggotanya. Dukungan keluarga meliputi empat aspek yaitu
dukungan dimensi emosional, instrumental, penghargaan, dan informasi (Gardiarini,
dkk, 2017).
Hasil penelitian dari Wardani dan Muhammad (2014) dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga Dan Pengendalian Kadar Gula Darah Dengan Gejala Komplikasi
Mikrovaskuler” menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa ada pasien diabetes mellitus
cukup mendapatkan dukungan dari keluarganya, kemudian melakukan pengendalian
kadar gula darah dengan baik. Dukungan keluarga yang baik dapat membuat
responden melakukan pengendalian kadar gula darah dengan baik. Hasil penelitian
diatas juga didukung dari hasil penelitian Kim dan Yun pada pasien DM di korea
mendapatkan hasil yang signifikan pada dukungan keluarga yang berkaitan dengan
pengendalian gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 (Gardiarini, dkk, 2017).
Dukungan keluarga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku dan gaya
hidup seseorang sehingga dapat berdampak pada status kesehatan dan kualitas hidup,
oleh karena itu penderita diabetes mellitus sangat membutuhkan dukungan keluarga
sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan (Yusuf, Hamsiah, 2017).
Melihat hal tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian secara
literature review dengan judul “Gambaran Dukungan Keluarga terhadap Monitoring
Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Pertanyaan Penelitian Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana gambaran
dukungan keluarga terhadap monitoring kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus
tipe 2 ? Tabel 1.1 Pertanyaan Penelitian Menggunakan Akronim PEO PEO Bahasa
Indonesia English P (population/patient and their problem) Pasien diabetes miletus tipe
2 Patient with Type 2 Diabetic Mellitus E (Exposure) Diabetes mellitus tipe 2 Type 2
Diabetic Mellitus O (Outcome) Gambaran dukungan keluarga terhadap monitoring
kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 Family support for monitoring
blood glucose with patient type 2 diabetic mellitus Tujuan Penelitian Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga
terhadap monitoring kadar gula darah pada pasien diabetes milletus tipe 2 berdasarkan
literature evidence base yang tersedia.
Manfaat Praktik (clinical implications) Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan
informasi dan masukan bagi institusi terkait sebagai upaya untuk mengembangkan dan
mengoptimalkan pelayanan kesehatan pada penatalaksanaan pasien diabetes mellitus
tipe 2 yang melibatkan keluarga. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Diabetes Mellitus
Pengerian DM Diabetes militus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan kekurangan glukosa absolut atau relatif di mana kadar gula darah
melebihi kadar normal (hiperglikemia) (Hasdianah, 2018).
Diabetes mellitus, lebih sederhana disebut dengan diabetes, adalah suatu kondisi serius,
dalam jangka panjang atau kronis merupakan adanya peningkatan kadar glukosa dalam
darah seseorang karena tubuh yang tidak dapat memproduksi salah satu atau cukup
hormon insulin, atau tidak bisa secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya
(International Diabetes Federation, 2019). Klasifikasi DM Menurut International Diabetes
Federation (2019) klasifikasi diabetes mellitus dibagi menjadi 3, yaitu : Diabetes Mellitus
Tipe 1 Diabetes tipe 1 disebabkan oleh reaksi autoimun dimana sistem kekebalan tubuh
menyerang sel beta penghasil insulin dari pankreas. Hal tersebut menyebabkan tubuh
menghasilkan sangat sedikit atau tidak sama sekali menghasilkan insulin. Diabetes
mellitus dapat terjadi pada semua usia, tetapi diabetes tipe 1 paling sering terjadi pada
anak-anak dan anak muda.
Orang dengan diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan insulin setiap hari untuk
mempertahankan tingkat glukosa di kisaran normal. Tanpa insulin, mereka tidak bisa
bertahan. Namun, dengan melakukan suntikan insulin harian sesuai pengobatan,
pemantauan glukosa darah rutin, edukasi dan dukungan, mereka bisa hidup sehat dan
menunda atau mencegah terjadinya komplikasi terkait dengan diabetes. Diabetes
Mellitus Tipe 2 Pada diabetes tipe 2, hasilnya adalah hiperglikemia, keadaan dimana sel-
sel tubuh tidak mampu untuk merespon sepenuhnya terhadap insulin, atau disebut juga
resistensi insulin.
Diabetes tipe 2 sering dialami oleh orang dewasa tua, seiring berjalannya waktu
diabetes tipe 2 ini terjadi pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda karena
meningkatnya kejadian obesitas, malas melakukan olahraga, dan pola makan yang tidak
baik. Hiperglikemia pada kehamilan Diklasifikasikan sebagai diabetes gestasional (GDM)
yaitu ketika hiperglikemia yang pertama kali terjadi selama kehamilan dan dapat terjadi
kapan saja selama kehamilan (biasanya terjadi setelah 24 minggu). Diabetes gestasional
berlaku untuk wanita hamil yang sebelumnya pernah menderita diabetes atau
mengalami hiperglikemia yang pertama kali didiagnosis selama kehamilan dan dalam
keadaan tidak hamil.
Diabetes gestasional juga dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, termasuk trimester
pertama. Diabetes tipe lain WHO baru-baru ini menerbitkan tentang klasifikasi diabetes
mellitus yaitu tipe spesifik lainnya termasuk diabetes monogenik yang dulu disebut
diabetes sekunder. Sesuai dengan namanya, diabetes monogenik dihasilkan dari satu
gen, tidak ada kontribusi dari banyak gen dan faktor lingkungan seperti yang ada pada
diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Bahan racun Dari sebuah penelitian bahwa glikosida sianogenik yang terkandung pada
singkong yang sering dikonsumsi sebagai pengganti karbohidrat disebagian daerah
ternyata dapat melepaskan sianida sehinga memberikan efek toksik terhadap jaringan
tubuh. Sianida bisa menyebabkan kerusakan pancreas hingga akhirnya menimbulkan
gejala diabetes mellitus jika disertai dengan kekurangan protein. Nutrisi Berat badan
yang berlebih (obesitas) dapat menimbulkan diabetes mellitus, karena jalan insulin yang
hendak menyebarkan gula-gula ke dalam sel tubuh terhalangi, akibatnya gula tersebut
menumpuk begitu saja.
Manifestasi Klinis DM Ada tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari gejala klasik diabetes
mellitus yaitu : Polyuria (banyak kencing) Terjadi sebagai akibat kehilangan cairan
berlebih yang dihubungkan dengan deuresis osmotic. Gula bersifat menarik air sehingga
bagi penderitanya akan mengalami kencing banyak. Polydipsia (banyak minum) Karena
banyak nya urin yang keluar maka mekanisme tubuh yang lain melakukan
penyeimbangan dengan cara memunculkan rasa ingin minum yang banyak. Polyphagia
(banyak makan) Penderita diabetes mellitus mengalami keseimbangan kalori negative,
sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar.
Beberapa gejala lain yang ditimbulkan dari diabetes mellitus yaitu : Sering mengantuk
Gatal-gatal pada daerah kemaluan Pandangan mata kabur Berat bada berlebihan unutk
diabetes tipe 2 Mati rasa atau rasa sakit pada bagian tubuh bagian bawah Infeksi kulit,
terasa disayat, gatal-gatal pada kaki Penurunan berat badan secara drastic untuk
diabetes mellitus tipe 1 Cepat naik darah Cepat lelah Mual dan muntah Terdapat gula
pada air seni Peningkatan kadar gula dalam darah Patifisiologi DM Dalam patofisiologi
DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu : 1. Resistensi insulin 2.
Disfungsi sel B pancreas Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya
sekresi insulin, namun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai resistensi insulin. Resistensi
insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta penuaan.
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang
berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun
seperti diabetes melitus tipe 1.
Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan
tidak absolut. Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan
gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada
perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B pankreas.
Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan menyebabkan
defisiensi insulin, sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada
penderita diabetes melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut,
yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin. Pemeriksaan diagnostic Pemeriksaan yang
dapat dilakukan untuk mendeteksi diabetes mellitus yaitu : TTGO (Tes Toleransi Glukosa
Oral) Hasil dari tes TTGO berupa : Kadar gula darah sesudah puasa selama 8-10 jam
lebih dari 126mg/dl.
Kadar gula darah 2 jam sesudah minum 75 gram glukosa lebih dari 200 mg/dl. IFG
(Impaired Fasing Glucose) Yaitu kadar gula puasa yang terganggu yakni gula darah
setelah puasa 8-10 jam antara 100 mg/dl sampai >126 ml/dl IGT (Impaired Glucose
Tolerance) Yaitu toleransi glukosa terganggu yakni apabila TTGO, 2 jaqm sesudah
minum 75 gram glukosa, hasil gula darah berada antara 140 mg/dl.
Komplikasi DM Menurut Maghfuri (2016) komplikasi kronis yang bisa timbul pada
pasien diabetes mellitus yaitu : Mata : retinopati diabetic, katarak Ginjal :
glomeruloklerosis intrakapiler, infeksi Saraf : neuropati perifer, neuropati cranial,
neuropati otonom Kulit : dermopati diabetic, nekrobiosis lipoidika diabetikorum,
kandidiasis, tukak kaki dan tunkai System kardiovaskuler : penyakit jantung dan
gangrene pada kaki Infeksi tidak lazim : fasilitis dan miositis nekrotikans, meningitis
mucor, kolesistitis eemfisematosa, otitis eksterna maligna. Penatalaksanaan DM Tujuan
dari penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu menormalkan kembali aktivitas insulin dan
kadar gula darah untuk mengurangi konplikasi yang akan ditimbulkan akibat diabetes
mellitus.
Khusus pada diabetisi yang menggunakan insulin, ada beberapa petunjuk olahraga yang
perlu diperhatikan : Monitor kadar gula darah sebelum dan sesudah melakukan
olahraga Hindari olahraga ketika kadar gula darah rendah, dengan cara mengkonsumsi
karbohidrat ekstra sebelum olahraga Hindari melakukan olahraga berat selama reaksi
puncak insulin Hindari melakukan suntik insulin pada area yang digunakan untuk
olahraga aktif Mengurangi dosis insulin ketika akan melakukan olahraga yang
melelahkan atau lama Olahraga dapat menurunkan kadar gula darah selama beberapa
jam untuk dilakukan pemeriksaan kadar gula darah secara periodic.
Monitoring kadar gula darah Pemantauan kadar gula darah secara mandiri (Self-
monitoring blood glucose) bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya
hiperglikemia atau hipoglikemia sehinga bisa menurunkan resiko komplikasi diabetic
jangka panjang. Tidak hanya monitoring kadar gula darah saja, pasien diabetes juga
harus melakukan monitoring kadar glukosa urin, keton darah, dan keton urin.
Pengkajian tambahan seperti cek berat badan secara regular, pemeriksaan fisik teratur,
pendidikan tentang diet, kemampuan monitoring diri, injeksi, pengetahuan umum
tentang diabetes, dan perubahan-perubahan dalam diabetes.
Terapi farmokologi Tujuan dari terapi farmakologi pada pasien DM yaitu untuk menjaga
kadar gula darah normal atau mendekati normal. Pada pasien DM tipe 2 terapi insulin
terkadang dilakukan secara jangka panjang untuk mengendalikan kadar gula darah
dalam batas normal, jika dengan cara diet, olahraga, dan Obat Hipoglikemi Oral (OHO)
tidak dapat menjaga kadar gula darah dalam rentan normal.
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 3 golongan : Memicu produksi insulin :
sulfonilurea dan golongan glinid (meglitined, repaglinid, dan neteglinid) Meningkatkan
kerja insulin (sensitivitas terhadap insulin) : biguanid, tiazolidinedion, dan rosiglitazine
(Avandia) Penghambat enzim alfa glukosidase : akarbose. Indikasi penggunaan insulin
pada Dm tipe 2 yaitu : Ketoasidosi, koma hiperosmolar dan asidosis laktat Stress berat
(infeksi sistemik, operasi berat) Berat badan yang menurun dengan cepat Kehamilan
atau Dm gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makanan Tidak berhasil
dikelola dengan OHO dosis maksimal atau ada kontra indikasi dengan OHO. Pendidikan
kesehatan Pasien DM sangat memerlukan pendidikan kesehatan karena
penatalaksanaan DM memerlukan perilaku penanganan khusus seumur hidup.
Beberapa hal yanggrus dimengerti oleh pasien diabetes mellitus yaitu : Nutrisi Manfaat
dan efek samping terapi Latihan Perkembangan penyakit Strategi pencegahan Teknik
pengontrolan kadar gula darah Penyesuaian terhadap terapi. Monitoring Kadar Gula
Darah Monitoring kadar gula darah adalah kemampuan atau perilaku pasien dalam
melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur baik secara mandiri maupun dengan
bantuan tenaga kesehatan. Monitoring kadar gula darah memberikan informasi kepada
pasien mengenai naik turunya kadar gula darah, dan mengetahui secara dini terjadinya
komplikasi atau tidak.
Frekuensi monitoring kadar gula darah tergantung dari tipe diabetes, tipe terapi, control
glikemik yang adekuat, kewaspadaan terhadap keadaan hipoglikemis, kesibukan
pekerjaan pasien, dan penyakit akut. Disarankan untuk pasien diabetes baik tipe 1
maupun tipe 2 yang menggunakan terapi MDI (Multi-dose insulin) atau pompa insulin,
harus memeriksa kadar gula darah 3 atau lebih dalam sehari yaitu setiap selesai makan,
mau tidru, saat latihan fisik, serta ketika akan melakukan kegiatan tertentu seperti
mengemudi kendaraan. Target glikemik tergantung pada keadaan individu penderita,
usia, lama sakit diabetes, resiko hipoglikemi berat, adanya penyakit kardiovaskuler, serta
life expectancy.
Target glukosa darah puasa antara 72-125 mg/dL, 2 jam setelah makan antara 90-180
mg/dL. Selain pemeriksaan gula darah pasien diabetes juga dianjurkan melakukan
pemeriksaan HbA1c, target hasil pemeriksaan HbA1c yaitu =7,0% dimana faktor resiko
mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat ditekan. Pada pasien diabetes tipe 2 dengan
keadaan yang sudah parah, serta terdapat komplikasi seperti arteri koroner, hipoglikemi
berat, dan keadaan berat yang lain, target HbA1c adalah 7,1%-8,5%.
Pemeriksaan ini bisa memperkirakan kadar gula darah selama 3-4 bulan. Perlu dilakukan
pemeriksaan setiap 3 bulan sekali guna melihat efektifitas terapi (Widodo, 2014). Konsep
Dukungan Keluarga Pengertian Keluarga dan Dukungan Keluarga Keluarga merupakan
sekelompok oran yang disatukan oleh ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sebagai suami, istri, ayah, ibu, anak,
saudara dan bertujuan untuk menciptakan, memepertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga (Sahar,dkk, 2019).
Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh
dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang
lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Dukungan sosial keluarga
yaitu sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial
(Setiadi,2008). Dukungan keluarga merupakan segala bentuk perilaku dan sikap positif
yang diberikan keluarga kepada salah satu anggota keluarga yang sakit yaitu anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan (Friedman,2010 dalam Amelia,2014).
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kesehatan Efek dari dukungan sosial keluarga
dengan kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Dukungan keluarga secara
adekuat berhubungan dengan menurunnya mortaslitas, lebih mudah sembuh dari sakit,
fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Pengaruh positif dari dukungan keluarga
adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan
stress (Indirawaty,2021).
Terapi Farmakologi Keluarga mengawasi pasien diabetes mellitus pada saat minum
obat, menyiapkan obat, dan emngingatkan jadwal minum obat kepada pasien diabelet
mellitus. Perawatan kaki diabetes mellitus Keluarga memeriksa kaki pasien diabetes
untuk mengetahui ada atau tidaknya kulit retak, melepuh, luka atau perdarahan,
membantu membersihkan kaki, membantu memberikan pelembab pada daerah kaki
yang kering, membantu memotong kuku pasien diabetes mellitus sebgai upaya primer
untuk mencegah terjadinya luka pada kaki. Keberhasilan pengobatan diabetes mellitus
tergantung pada kerjasama antara petugas kesehatan dengan pasien diabetes mellitus
dan juga keluarganya.
Oleh karena itu peran keluarga pada pasien diabetes mellitus menjadi sangat penting
(Sundari, Ika, 2006). BAB III METODOLOGI PENELITIAN Strategi Pencarian Literature
Pemilihan kata kunci Kata kunci (key Concept) yang digunakan dalam pencarian artikel
pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut : Tabel 3.1 Pemilihan Kata Kunci PEO
Population Exposure Outcome Kata Kunci Dukungan Keluarga Monitoring Kadar Gula
Darah, Pengontrolan Kadar Gula Darah, Kadar Glukosa Darah.
Diabetes Mellitus tipe 2 Synonyms/ istiah terkait Family Support Monitoring Blood
Sugar, Monitoring Blood Glucose, Glucose Control. Type 2 Diabetes Mellitus Pemilihan
Database Rencana pemilihan atau pencarian database yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah Google Scholar, Porta Garuda, PubMed, ProQuest, Elseiver, Science
Direct, dan Perpustakaan Nasioan Republik Indonesia. Pencarian artikel dalam database
berbahasa inggris akan menggunakan boolean operator AND, OR, dan NOT serta
menggunakan strategi transaction atau pemenggalan kata agat dapat menemukan
variasi dari kata kunci.
Proses Telaah Kritis (Critical Appraisal) Kriteria inklusi dan eksklusi Kirteria Inklusi Sesuai
dengan kata kunci yaitu gambaran dukungan keluarga, monitoring kadar gula darah,
pasien diabetes mellitus tipe 2. Populasi pada penelitian ini adalah pasien daiabetes
mellitus tipe 2. Tahun penerbitan jurnal dalam rentang waktu 5 tahun terakhir yaitu
2016-2021. Artikel dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris yang diakses secara
lengkap atau full teks. Kriteria Ekslusi Artikel yang isinya tidak lengkap dan menampilkan
abstrak. Dipublikasikan dibawah tahun 2017.
Instrument telaah kritis Untuk menyeleksi artikel dibutuhkan instrument yang mengkaji
isi dari artikel tersebut mulai dari judul artikel, penulis artikel, tujuan, dan metode
penelitian dalam artikel, hasil serta luaran dari artikel tersebut. Penelaahan kritis artikel
dalam penelitian ini akan menggunakan instrumen The Prefered Reporting Items for
Systematic Review and Meta-Analyses group (PRISMA). Instrumen PRISMA terdiri dari 7
topik dan didalamnya terdapat 27 pertanyaan. Instrumen PRISMA mendeskripsikan
langkah-langkah tinjauan literature secara terstruktur, dilakukan secara meta-analisis,
kemudian di saring atas dasar judul, abstrak, dan kata kunci. Waktu Penelitian Tabel 3.3
Waktu Penelitian No Kegiatan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pemilihan topik penelitian 2.
Membuat pertanyaan penelitian (PICO/PEO) 3. Menulis latar belakang &
Tujuan 4. Menulis tinjauan teori 5. Menyusun strategi/
melakukan pencarian artikel 6.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - www.academia.edu › 34103462 › LAPORAN_PENDAHULUAN
<1% - repository.lppm.unila.ac.id › 235 › 1
<1% - www.academia.edu › 40134636 › HARI_DIABETES_SEDUNIA
<1% - www.sehatq.com › artikel › sering-buang-kecil-ini-9
<1% - anibee.tv › diabetes › tanda-awal-diabetes-tipe-2
1% - www.obsessionnews.com › di-dunia-indonesia
<1% - www.academia.edu › 8064224 › FAKTOR_FAKTOR_YANG
<1% - www.coursehero.com › file › 75125827
1% - digilib.unisayogya.ac.id › 690 › 1
<1% - www.gurupendidikan.co.id › kadar-gula-darah
<1% - eprints.undip.ac.id › 51927 › 1
1% - ejurnalmalahayati.ac.id › index › manuju
1% - keluarga dapat membantu untuk mengatur jadwal aktivitas fisik dan membantu
mengolah makanan untuk diet untuk diabetes.
<1% - lifestyle.kompas.com › read › 2017/07/06
1% - eprints.umpo.ac.id › 6095 › 3
1% - kpu-bengkulukota.go.id › wp-content › uploads
1% - www.universitaspsikologi.com › 2019 › 03
1% - www.ejurnalmalahayati.ac.id › index › manuju
<1% - 123dok.com › document › 7qvp2rq5-peran-perawat-p
<1% - digilib.unisayogya.ac.id › 4414 › 1
<1% - repository.ummat.ac.id › 356 › 1
<1% - jks.fikes.unsoed.ac.id › index › jks
<1% - jurnal.fk.unand.ac.id › index › jka
<1% - repository.ump.ac.id › 4604 › 1
<1% - eprints.ums.ac.id › 33678 › 4
<1% - berbagaiskripsi.blogspot.com › 2019 › 08
<1% - repository.unimus.ac.id › 346 › 3
<1% - hot.liputan6.com › read › 4021182
<1% - www.scribd.com › document › 345355704
<1% - www.honestdocs.id › diabetes-melitus
<1% - www.merdeka.com › sehat › kamu-perlu-tahu-ini
<1% - eprints.umm.ac.id › 42061 › 3
<1% - hellosehat.com › diabetes › perbedaan-diabetes-1-dan-2
<1% - eprints.undip.ac.id › 43733 › 3
<1% - www.makalah.my.id › 2020 › 01
<1% - www.honestdocs.id › hormon-insulin
<1% - dwianrini.blogspot.com › 2018 › 02
<1% - hifdziua.wordpress.com › 15 › glikosida-sianogenik
<1% - bobo.grid.id › read › 081781588
<1% - www.scribd.com › document › 392486292
<1% - megaputriyana0912.wordpress.com › 2015/05/05
<1% - www.halodoc.com › artikel › jangan-asal-garuk-ini
1% - perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id › 12_BAB_2
1% - eprints.umm.ac.id › 41339 › 3
3% - juke.kedokteran.unila.ac.id › index › majority
<1% - adeindrasutomo.wordpress.com
<1% - repository.unimus.ac.id › 859 › 3
<1% - rumusrumus.com › rumus-imt
<1% - wulandari213.wordpress.com › category › asuhan
<1% - www.honestdocs.id › 4-tes-untuk-memeriksa-kondisi
<1% - jurnal.ugm.ac.id › jmpf › article
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 2500 › 4
1% - 123dok.com › document › myj7j55y-kadar-asam-urat
<1% - eprints.undip.ac.id › 51779 › 1
1% - www.researchgate.net › publication › 334462615
1% - www.gurupendidikan.co.id › pengertian-keluarga
1% - repository.usu.ac.id › bitstream › handle
<1% - 123dok.com › document › lzg088qo-hubungan-dukungan
1% - eprints.umm.ac.id › 46730 › 3
1% - www.academia.edu › 35928063 › HUBUNGAN_DUKUNGAN
<1% - repository.ump.ac.id › 2833 › 3
<1% - p2ptm.kemkes.go.id › cara-perawatan-kaki-diabetes
<1% - saripediatri.org › index › sari-pediatri
<1% - melakukan telaah kritis critical appraisal 7. mengekstrak data 8. menulis hasil 9.