Anda di halaman 1dari 22

NAMA : IRVAN SETIAWAN

NPM : C3218110042

KELAS: PVTM 6 B

A.    Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa �Perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,

dan penilaian hasil belajar�[1]. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses dijelaskan bahwa �RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

ke�giatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD)�[2]. Setiap

guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun  RPP secara lengkap dan sistematis

agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik.

Menurut Muslam, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP adalah

�penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian

pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi�[3]. RPP

digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas,

laboratorium, dan/atau lapangan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah �rencana yang menggambarkan

prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar

yang ditetapkan dalam standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen

penting dari KTSP, yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional�[4].

Mulyasa, mengartikan RPP sama dengan Kasful dan Harmi. Bahwa Rencana

pelaksanaan pembelajaran adalah:


Rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
RPP merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang
pengembangannya harus dilakukan secara profesional[5].

Berbeda dengan yang diatas, menurut Kunandar, rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) adalah �rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran

untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan

dalam silabus�[6].

RPP dikembangkan berdasarkan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan

guru dalam menjabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan

pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. �Agar guru dapat membuat RPP yang

efektif, dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan

hakikat, fungsi, prinsip, dan prosedur pengembangan, serta cara mengukur efektivitas

pelaksanaannya dalam pembelajaran�[7].

Rencana Pelaksanaan Pendidikan (RPP) pada hakekatnya merupakan �perencanaan

jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam

pembelajaran. dengan demikian RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang

akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran�.[8] Rencana pelaksanaan pembelajaran

adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk

mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan

dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi

dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali  pertemuan atau

lebih.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar

yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP ini dapat digunakan oleh setiap pengajar sebagai

pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di

dalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang

lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang
harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP ini pengajar akan dapat mengajar

dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar

mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

RPP akan membantu si pengajar dalam mengorganisasikan materi standar, serta

mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam

pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang

hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian pengajar dapat mempertahankan

situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah

diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa persiapan tertulis maupun tidak tertulis,

seorang pengajar akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.

Seorang pengajar yang belum berpengalaman pada umumnya memerlukan perencanaan yang

lebih rinci dibandingkan seorang pengajar yang sudah berpengalaman.


B.    Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dimulai dari  mencantumkan Identitas RPP, Tujuan Pembelajaran, Materi

Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber

Belajar, dan Penilaian.  Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing,

namun semua merupakan suatu kesatuan.  Adapun Penjelasan tiap-tiap komponen adalah

sebagai berikut[9]:

1.     Mencantumkan Identitas

Terdiri dari: nama sekolah, mata pelajaran, kelas�, semester, standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator dan alokasi waktu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a.      RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

b.     Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar

kompetensi � Kompetensi Dasar � Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait

tidak dapat dipisahkan)


c.      Indikator merupakan:

-        ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah

mencapai kompetensi dasar

-        penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat

diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

-        dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan  potensi

daerah.

-        rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

-        digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

d.     Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam

jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk

mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam  satu atau beberapa kali

pertemuan bergantung pada  kompetensi dasarnya.

2.     Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran. Misalnya:

Kegiatan pembelajaran: �Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada

manusia�. Tujuan pembelajaran, boleh salah satu atau keseluruhan tujuan pembelajaran,

misalnya peserta didik dapat:

a.      mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.

b.     menyebutkan bagian-bagian jantung.

c.      merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya.

d.     mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan

pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga tiap pertemuan dapat

memberikan hasil.

3.     Menetukan Materi Pembelajaran

Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari indikator.

Contoh:
a.      Indikator: Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.

b.     Materi pembelajaran:

c.      Ciri-Ciri Kehidupan:

d.     Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

4.     Menentukan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan

�sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

dan/atau strategi yang dipilih�[10]. Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan

pembelajaran dan metode yang diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta

didik:

a.      Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual,

pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.

b.     Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inkuiri, observasi, tanya jawab, e-

learning dan sebagainya.

5.     Menetapkan Kegiatan Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah

kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan

pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yang

harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.     Kegiatan Pendahuluan

�Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan

dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya�[11]. Kegiatan pendahuluan pada

dasarnya merupakan kegiatan yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali

pelaksanaan sebuah pembelajaran. �Fungsi kegiatan pendahuluan terutama adalah untuk

menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat

mengikuti proses pembelajaran dengan baik�[12]. Sebagai contoh ketika memulai


pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan

salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada

yang tidak hadir. Melalui kegiatan ini, siswa akan termotivasi untuk aktif berbicara dan

mengeluarkan pendapatnya sehingga pada akhirnya akan muncul rasa ingin tahu dari setiap

anak. Dengan demikian, melalui kegiatan pendahuluan siswa akan tergiring pada kegiatan

inti baik yang berkaitan dengan tugas belajar yang harus dilakukannya maupun berkaitan

dengan materi ajar yang harus dipahaminya.

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang

ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan terdiri dari:

a.      Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan diajarkan, dengan cara

menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar,

menampilkan slide animasi dan sebagainya.

b.     Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan

diajarkan.

c.      Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang

pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.

d.     Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat

berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

e.      Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak�sana�an pengalaman

belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran.

2.     Kegiatan Inti

�Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD�[13].

�Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik�[14]. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik

melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.


Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan

pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat

mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah

tersebut disusun sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku

sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.

Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja

Siswa (LKS), baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis

ICT yang online dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus

dirumuskan detil mengenai waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif

yang harus ditempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

3.     Kegiatan penutup

Yang dimaksud dengan penutupan adalah �kegiatan untuk mengakhiri kegiatan inti

pelajaran. Kegiatan penutup ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan

tentang apa yang telah dipelajari selalama proses pembelajaran�[15]. Kegiatan yang dapat

kita lakukan antara lain: Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri

aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan,

penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut. Kegiatan ini terdiri dari:

a.      Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.

b.     Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes

lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau

dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil � 25% peserta didik sebagai sampelnya.

c.      Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah

atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.


Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh

rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih,

menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan

pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap

pertemuan.

6.     Memilih Sumber Belajar

Sumber belajar adalah �segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk penggalian

informasi. Sumber belajar ini dapat berupa dosen (sebagai nara sumber), buku teks, jurnal

ilmiah, laporan penelitian, internet, dan lain-lain�[16]. �Pemilihan  sumber belajar

mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan�[17].  Sumber

belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber

belajar dituliskan secara lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang

digunakan. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP

harus dicantumkan bahan ajar yang sebenarnya.

Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks tersebut, pengarang, dan

halaman yang diacu. Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus ditulis nama

file, folder penyimpanan, dan bagian atau link file yang digunakan, atau alamat website yang

digunakan sebagai acuan pembelajaran.

7.     Menentukan Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.  Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik; Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan; Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.[18]

Penilaian adalah �proses menentukan nilai suatu obyek dengan menggunakan

ukuran atau kriteria tertentu, seperti Baik, Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk

instrumen, dan instrumen yang dipakai�[19].


C.    Cara Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perlu diperhatikan bahwa untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

pengajar perlu menentukan batas lingkup materi sub pokok bahasan mana saja yang akan

diajarkan setiap kali pertemuan dengan melihat estimasi waktu dalam silabusnya. Bila suatu

sub pokok bahasan dalam silabus membutuhkan waktu lebih dari sekali pertemuan atau

beberapa kali pertemuan, maka sub pokok bahasan itu perlu dirinci lagi. Bila hal ini tidak

mungkin, karena akan mengganggu keutuhan materi, maka dapat dibuat satu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan untuk dua kali pertemuan atau lebih. �Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran harus disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan

menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang

actual�[20]. Dengan demikian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat berfungsi untuk

mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran hendaknya disusun secara sederhana dan fleksibel, serta dapat

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1)     Kegiatan pendahuluan

�Pendahuluan merupakan  kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran

yang ditunjukkan unuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik

untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran�[21].

Dalam kegiatan pendahuluan guru :


a).   Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
b).   Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan
materi yang akan diajar
c).   Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai
d).   Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.[22]

2)     Kegiatan Inti

Pelaksanan kegiatan inti merupkan proses  pembelajaran untuk mencapai KD yang

dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik

untuk memotivasi peserta didik berpartisi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. �Kegiatan inti merupakan metode   yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi�[23]sebagai berikut:

(1)  Eksplorasi, Dalam kegiatan eksplorasi guru :


-        Melibatkan peserta didik  untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang  topik/tema
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar
dari aneka sumber belajar
-        Menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar
yang lain
-        Memfasilitai terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik denga guru,
lingkungan  dan sumber belajar lainnya.
-        Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
-        Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan.[24]

(2)  Elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi guru :


-        Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna
-        Memfasilitai peserta didik  melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secra lisan maupun tertulis
-        Memberi ketrampilan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak
tanpa rasa takut
-        Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif  dan kolaboratif
-        Memfasilitasi peserta didik dalam berkompetensin secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar
-        Memfasilitasi peserta didik dalam membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis secara individu maupun kelompok
-        Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individu maupun kelompok
-        Memfasilitasi peserta didik  melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan
-        Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri peserta didik.[25]
(3)  Konfirmasi. Dalam kegiatan komfirmasi guru  :
-        Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadih terhadap keberhasilan peserta didik
-        Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber
-        Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang
telah dilakukan
-        Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar
(a)    Berfungsi sebagai nara sumber  dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
(b)    Membantu menyelesaikan masalah
(c)    Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
(d)    Memberi informasi untuk  bereksplorasi lebih jauh
(e)    Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau  belum berpartisi aktif.

3)     Kegiatan Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk  mengahiri  aktivitas

pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan

refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Dalam kegiatan penutup guru :
a)   Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
b)  Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram
c)   Memberikan  umpan balik terhadap  proses dan hasil pembelajaran
d)  Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajara remidi, program pengayaan ,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individu maupun kelompok sesuai
hasil belajar peserta didik
e)   Menyampaikan rencana pembalajaran pada pertemua berikutnya.[26]

Keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk

mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk

memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui

tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.

Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan

guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari

inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka

pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti
memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian

materi pelajaran.

1.     Pemilihan Metode Pembelajaran

Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang ditetapkan.
a.      Kegiatan Pendahuluan: meruapakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujuakn untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b.     Inti: merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
c.      Penutup; merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.[27]

2.     Penilaian hasil belajar

Prosedur  dan instruman penilaian proses hasil belajar  disesuaikan dengan indikator

pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar Penilaian. �Penilaian dilakukan oleh

guru terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

peserta didik yang meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotor, serta digunakan

sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses

pembelajaran�[28]. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan

menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,

pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa ugas, proyek dan/atau produk, portopolii, dan

penilaian diri, Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan dan

panduan penilaian kelompok mata pelajaran.Bagi siswa kelas 1, 2,  dan 3 (kelas awal)

penilaian tidak menggunakan pendekatan tematik lagi, melainkan sudah dilaksanakan secara

terpisah, permata pelajaran terpadu dengan menggunakan pendekatan tematik  hanya pada

pembelajarannya saja.

3.     Pemilihan Media Pembelajaran

Tuliskan media yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Media

hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan
media pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan

mempermudah untuk mencapai KD yang telah ditetapkan.

Media pembelajaran adalah �sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan

pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara

pembelajar, pengajar dan bahan ajar�[29]. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan

sarana penyampai pesan atau media, sehingga saya menyimpulkan bahwa media

pembelajaran itu penting dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran sangat banyak macamnya, tentunya tidak digunakan sekaligus.

Untuk itu perlu dipilih secara cermat, media mana yang lebih tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media

bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin

dicapai.

4.     Penentuan Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

�Sumber belajar sebagai salah satu komponen dalam system dan desain

instruksional memegang peranan penting terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan

di sekolah�[30]. Pentingnya keberadaan sumber belajar tidak terlepas dari beberapa

pendekatan pembelajaran modern yang beroreintasi kepada pemusatan pembelajaran pada

siswa (student centred). Orientasi pembelajaran modern ini ikut mempengaruhi keharusan

ketersediaan sumber-sumber belajar yang mendukung siswa dalam belajar. Baik belajar

secara individual. Klasikal maupun kelompok.

Tidak bisa dipubgkiri bahwa dalam era global ini, pemanfaatkan sumber belajar

tidak hanya berfokus pada guru. Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sumber

belajar. Namun karena pengelolaan dan penyediaan sumber belajar yang tidak tepat membuat

sumber-sumber yang sebenarya tersedia melimpah itu tidak termanfaatkan. Banyak guru

yang kurang memahami secara menyeluruh dan komprehensif tentang sumber belajar,
peranan sumber belajar, perkembangan sumber belajar, dan cara-cara mengopimalkan

sumber belajar.

5.     Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing

kompetensi dasar. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperlukan untuk pencapaian KD

dan beban belajar. �Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar

mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru�[31].

Kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk

mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan

sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat

kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran.

Komponen terakhir dalam strategi pembelajaran adalah waktu, yaitu jumlah waktu

dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap

langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengajar,

terbatas kepada waktu yang digunakan pengajar dalam pertemuan dengan peserta didik.

Dalam strategi pembelajaran harus dipertimbangkan pembagian waktu yang akan

digunakan dalam setiap fase pembelajaran. Tidak ada ketentuan yang pasti berapa lama

waktu yang seharusnya digunakan pada setiap fase pembelajaran. Akan tetapi sebaga

petunjuk dasar, fase penyajian akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan fase pembukaan.

Misalnya, apabila waktu yang tersedia untuk satu aktivitas pembelajaran adalah 35

menit maka pembagiannya adalah sekitar 5 menit untuk pembukaan, 25 menit untuk

penyajian, dan sisanya 5 menit untuk penutupan. Alokasi waktu dalam setiap fase

pembelajaran, akan lebih baik lagi apabila dirinci menjadi satuan alokasi waktu yang lebih

rinci untuk setiap langkah pembelajaran dalam setiap tahapannya.


D.    Pengaruh Penggunaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terhadap Kemajuan
Pembelajaran Siswa
Pendidikan adalah proses yang bersifat terencana dan sistematik, karena itu

perencanaannya disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat dipahami dan dilakukan

oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Sebagai illustrasi dapat kita

gunakan profesi seorang Insinyur bangunan. Rancang bangun yang disusunnya dapat

dilaksanakan dengan baik oleh beberapa orang tukang bangunan dibantu dengan beberapa

orang buruh bangunan. Mengapa? Karena rancang bangun yang disusun Insinyur tersebut

cukup lengkap dan operasional,sehingga seorang tukang yang tidak memiliki pendidikan

teknik bangunan sekalipun dapat memahami dan melaksanakannya.

Seharusnya RPP tersebut disusun selengkap mungkin dan sistematis sehingga

mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru lain. Terutama ketika guruyang bersangkutan

tidak hadir, guru lain dari mata pelajaran serumpun dapat menggantikan langsung, tanpa

harus merasa kebingungan ketika hendak melaksanakannya.


Pada hakekatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada alur pikir (algoritma) yang spesifik untuk
menyusun suatu RPP, karena rancangan tersebut seharusnya kaya akan inovasi sesuai dengan
spesifikasi materi ajar dan lingkungan belajar siswa (sumber daya alam dan budaya lokal,
kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi). Pengalaman
dari penilaian portofolio sertifikasi guru ditemukan, bahwa pada umumnya RPP guru
cenderung bersifat rutinitas dan kering akan inovasi[32].

Dalam melakukan penyusunan RPP guru tidak melakukan penghayatan terhadap

jiwa profesi pendidik. Keadaan ini dapat dipahami karena, guru terbiasa menerima borang-

borang dalam bentuk format yang mengekang guru untuk berinovasi dan penyiapan RPP

cenderung bersifat formalitas. Bukan menjadikomponen utama untuk sebagai acuan kegiatan

pembelajaran. Sehingga ketika otonomi pendidikan dilayangkan tak seorang gurupun bisa

mempercayainya. Buktinya perilaku menyusun RPP dan perilaku mengajar guru tidak

berubah jauh.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perkiraan atau proyeksi

mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.

RPP mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
Adapun tujuan dan manfaat pembuatan RPP yaitu; untuk memberikan landasan

pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator, memberi

gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek, karena disusun dengan menggunakan

pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa, karena

dirancang secara matang sebelum pembelajaran, berakibat terhadap nurturant effect. RPP

merupakan kepanjangan dari rencana pelaksanaan pembelajaran. RPP dibuat oleh seorang

guru agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan terkontrol dengan baik.

Beberapa guru mengunakan RPP sebagai panduan dalam mengajar, sehingga pada saat terjun

di kelas, guru semakin mantap dalam mengajar. Selain itu, guru yang rajin membuat RPP

berarti telah menjalankan kegiatan administrasi guru dengan baik. Jadi, bagi guru yang ingin

naik pangkat harus memiliki RPP yang lengkap dan update tiap tahun. Beberapa format RPP

telah kami siapkan untuk para guru agar bisa digunakan sebagai rujukan dalam mengajar.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan

guru, lingkungan,  dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi

dasar.  Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan

pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat

kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:


a.      Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.     Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c.      Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi
pembelajaran.
d.     Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
[33]

Seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan memberikan penilaian kepada

peserta didiknya. Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting dalam evaluasi

pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru dapat mengetahui kemampuan yang telah
dikuasai oleh para peserta didiknya[34]. Selain itu seorang guru harus mengetahui

kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didik dan segera mengambil

tindakan perbaikan ketika nilai peserta didiknya lemah atau kurang sesuai dengan harapan.

Dari penilaian yang dilakukan oleh guru itulah, guru melakukan perenungan diri dari apa

yang telah dilakukan. Setiap siswa adalah juara, dan guru harus mampu mengantarkan peserta

didiknya menjadi seorang juara di bidangnya.

Menurut Wijaya Kusumah bahwa,  ada 4 kesadaran yang penting bagi seorang guru

atau pendidik dalam memberikan penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:

1)     Sense of goal (tujuan)

2)     Sense of regulation (keteraturan)

3)     Sense of achievement (berprestasi)

4)     Sense of harmony (keselarasan)[35]

Berangkat dari keempat kesadaran itulah seharusnya seorang guru melakukan

penilaian. Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalah mengukur kemampuan atau

kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Setelah guru melakukan

penilaian akan terlihat nanti kemampuan setiap siswa setelah guru melaksanakan test atau

ujian dan kemudian melakukan penilaian.

Ketika guru telah memahami benar tujuan pembuatan soal yang sesuai dengan

indikator dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai

oleh siswa, maka guru yang bersangkutan akan dengan mudah membuat soal-soal test yang

akan diujikan. Dari situlah guru melakukan bobot penilaian yang telah ditentukan lebih

dahulu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah direncanakan

dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai dan hal ini terlihat dari prestasi siswa

yang menggembirakan.
E.    Komponen-Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pada hakekatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan

tindakan apakah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, baik oleh pengajar maupun
perserta didik untuk mencapai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam RPP harus

jelas Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh peserta didik, apa yang harus

dilakukan, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana

pengajar mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek

tersebutlah yang merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap RPP.

            �RPP terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan

program. Komponen program mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, media

pembelajaran, sumber belajar, dan waktu belajar�[36]. Dengan demikian, RPP pada

hakekatnya merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling

berhubungan serta berinteraksi satu dengan lainnya, dan memuat langkah-langkah

pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yaitu membentuk kompentensi yang sudah ditetapkan

sebelumnya. Adapun format RPP yang telah dirumuskan dalam berbagai kajian di Lembaga

Pengembangan Pendidikan Universitas Sebelas Maret (LPP UNS) terlampir dalam panduan

ini, dengan komponen RPP seperti tersebut di bawah ini:

1.     Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar (KD) �merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan

materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik�[37]. Kompetensi merupakan

�perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak�[38]. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai

pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi

bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan sebaik-baiknya. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas,

ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat

melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

Kompetensi dasar adalah �kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang

harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk mengarahkan guru

mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran�[39]. Misalnya, mampu


menyelesaikan diri dengan lingkungan dan sebagainya. Kompetensi Dasar terdapat dalam

Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas. Semakin kongkrit kompetensi

akan semakin mudah diamati, dan akan semakin mudah atau semakin tepat pula

merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut.

Perlu diketahui bahwa beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu KD.

Disamping itu, perlu ditetapkan pula fokus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik

sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi pengajar

dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang

tepat untuk membentuk kompetensi peserta didik.

2.     Materi standar

Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus

dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu

mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan siswa untuk

suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki siswa,

kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu.

Standar Kompetensi terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi.

Materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian peserta didik harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis,

serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, institusi, dan daerah.

3.     Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran adalah �suatu proses yang mengandung serangkaian

kegiatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi

edukatif untuk mencapai tujuan tertentu�[40]. Pembelajaran adalah �proses

berlangsungnya kegiatan belajar dan membelajarkan siswa dikelas�[41]. Pelaksanaan

pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran

kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Dari definisi tersebut diketahui bahwa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa

unsur diantaranya adalah pembelajaran sebagai sebuah proses yang bertujuan untuk

membelajarkan siswa di dalam kelas. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi

yang bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Kegiatan yang dilaksanakan tersebut

bermuara pada satu tujuan yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Strategi pembelajaran meliputi kegiatan  tatap muka dan non tatap muka

(pengalaman belajar).[42] Kegiatan pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang

dilakukan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan suatu materi standar yang

telah direncanakan oleh pengajar. Urutan kegiatan pembelajaran menggambarkan strategi

pembelajaran yang telah ditentukan. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap Pendahuluan,

tahap Penyajian, dan tahap Penutup.

4.     Metode Pembelajaran

�Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, oleh

karena itu penggunaan metode yang digunakan hendaknya sesuai dengan tujuan

pengajaran�[43]. Metode pembelajaran �merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan,

memberi contoh, memberi latihan dan lain-lain) suatu bahan kajian kepada peserta didik.

Tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai kompetensi

tertentu�[44].

Nurhadi menjelaskan bahwa:


Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan
sebagai �model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan
dan/atau strategi yang dipilih, misalnya metode tanya-jawab, diskusi, eksperimen, dan
pendekatan beberapa model pembelajaran seperti pendekatan model CTL, dan pembelajaran
kooperatif�[45].

Metode digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembela�jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator

yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak

dicapai pada setiap mata pelajaran. Oleh karena itu harus dipilih metode pembelajaran yang

paling tepat untuk suatu kompetensi yang ingin dicapai. Berbagai contoh metode

pembelajaran yang sering digunakan antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi,

studi kasus, praktikum, seminar, demonstrasi, bermain peran dan lain-lain.

5.     Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah �alat bantu proses belajar mengajar.

Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses

belajar�[46]. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,

lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.

�Segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan/informasi dari

sumber pesan/informasi ke penerima pesan/informasi disebut media

pembelajaran�[47]. Jadi dengan adanya media peserta didik dapat melihat, membaca,

mendengarkan atau ketiganya sekaligus dalam menyerap berbagai informasi yang

disampaikan oleh pengajarnya. Media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik, gambar,

buku dan sebagainya. Sedangkan alat pembelajaran adalah benda-benda atau alat-alat yang

digunakan dalam pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya proses pembelajaran.

Alat-alat itu tidak disebut media pembelajaran karena tidak dimaksudkan untuk membawa

pesan.

6.     Sumber Belajar

Sumber belajar adalah �rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk

kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta

lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya�[48]. Penentuan sumber belajar didasarkan pada

standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Sumber belajar adalah segala sesuatu

yang dapat dimanfaatkan untuk penggalian informasi. Sumber belajar ini dapat berupa dosen

(sebagai nara sumber), buku teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, dan lain-lain.
Sumber belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu pada sumber belajar yang

terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kom�petensi dengan mempertimbangkan:


(a) Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran; (b) Sumber belajar dapat berupa media cetak, elektronik, narasumber,
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya: (c) Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK
dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi;
dan (d) Sumber belajar dipilih yang mutakhir dan menarik[49].

7.     Alokasi Waktu

Alokasi waktu adalah �waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing

kompetensi dasar�[50]. �Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar

mengajar juga menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru�[51].

Kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk

mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan

sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat

kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Jumlah waktu dalam menit

yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada

urutan tahap Kegiatan Pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai