Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

OLEH:

DHEA AYU DEVI MAYANG SARI (12110521894)

LYDIA ARDANA (12110524272)

RELIN NELFI YOLANDA (12110523543)

MECHIKA ANNUR (12110521484)

DOSEN PENGAMPU : RENA REVITA S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucap syukur alhamdulillah kehadirat Allah, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan instrument
penilaian” dengan lancar. Pemakalah ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Rena Revita.
selaku dosen pengampu yang sudah memberikan tugas dan arahan, serta kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah.

Pemakalah sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Untuk itu
pemakalah meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca
guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca.

Pekanbaru , 17 Februari 2024

Pemakalah
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................iii

DAFTAR ISI .................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuana ..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................2

A. Definisi dan Tujuan Kebutuhan Pengembangan Instrumen ...............2


B. Pembuatan alat evaluasi atau tes .......................................................6

BAB III PENUTUP ......................................................................................13

A. Kesimpulan ........................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal
penguasaan materi pengajaran yang telah yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Sasaran penilaian mencakup perubahan kedalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.1
Alat penilaian hendaknya komprehensif meliputi tes objektif dan non obyektif meliputi
pilihan ganda, benar salah, menjodohkan. Tes non objektif dengan cara observasi, wawancara,
skala sikap dengan skala likert (pemberian skor), cheklist dan angket.
Urgensi penilaian, pengukuran, evaluasi yaitu untuk mengetahui tingkat kemajuan yang
telah dicapai, sebagai pedoman untuk merenovasi atau melakukan perbaikan proses belajar
mengajar, bahan pertimbangan bagi perubahan atau perbaikan kurikulum, sebagai alat motivasi
belajar mengajar.2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kebutuhan pengembangan instrumen / evaluasi ?
2. Bagaimana tujuan kebutuhan pengembangan instrument / evaluasi ?
3. Bagaimana pembuatan alat evaluasi atau tes yang sesuai dengan standar proses pembelajaran
matematika ?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan definisi kebutuhan pengembangan instrumen / evaluasi
2. Untuk mendeskripsikan tujuan kebutuhan pengembangan instrument / evaluasi
3. Untuk mendeskripsikan pembuatan alat evaluasi atau tes yang sesuai dengan standar proses
pembelajaran matematika

1Ahmad Rohan, Pengelolaan Pengajaran (Cet. 2; Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004), h. 179.
2
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobby Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. 1; Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), h.
76.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Tujuan Kebutuhan Pengembangan Instrumen / Evaluasi


1. Definisi Pengembangan

Pengembangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai proses,
cara, atau perbuatan mengembangkan. 3 Secara lebih jelas, pengembangan adalah sebuah proses
yang menghasilkan suatu alat bantuan untuk membantu tercapainya suatu tujuan kegiatan. Dalam
karya Dewi S. Prawiradilaga (2012), kawasan pengembangan dalam Teknologi Pendidikan
didefinisikan sebagai “proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.
Berdasarkan definisi tersebut, ditegaskan bahwa pengembangan akan menghasilkan sebuah
produk yang telah melalui tahap perencanaan (desain) sebelumnya.

Penilaian merupakan suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi


secara sistematis, berkala, berkelanjutan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis,
berkala, berkelanjutan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan
yang telah dicapai olehanak melalui pembelajaran dan menginterpretasi informasi tersebut
membuatkeputusan, penilaian merupakan bagian integral yang sering digunakan
denganhubungannya dengan penilaian yakni pengukuran, dan evaluasi. Pengukuran adalah
proses sistematis tentang nilai-nilai numerik atau angka untuk suatu sifat atau atribut pada orang
atau objek melalui kegiatan pengukuran misalnya mengukur tinggi dari suatu gedung, berat dari
daging, mengukur panjang lebar. Pengukuran berkaitan erat dengan penelitian kuantitatif, alat
ukurnya dengan angka-angka dan perhitungan dengan statistik. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang mementingkan kedalaman data, penelitin kuantitatif tidak terlalu
menitikberatkan pada kedalaman data dan populasi penelitian dapat dianalisis oleh peran
statistik.

Evaluasi merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti
sesuatu yang dipertimbangkan, pelaksanaan evaluasi memerlukansebuah tindakan untuk
memperoleh nilai dan hasil dari pengukuran. Evaluasi alatyang penting untuk mendapatkan
informasi tentang efektivitas pembelajaran yangdilakukan, alat untuk mengetahui ketercapaian

3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Kemendikbud, 2008

2
siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan, evaluasi dapat memberikan informasi
untuk mengembangkan program kurikulum.

Tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan,ekonomi maupun dalam bidang lainnya


evaluasi merupakan kegiatan akhit darisebuah proses kegiatan. Penilaian (asesment), pengukuran
( Measurement ), dan evaluasi (evaluation) adalah tiga bagian dari proses untuk
mengetahuikeberhasilan suatu kegiatan belajar-mengajar. Penilaian adalah tahap awal dari
proses pencapaian, setelah itu langkah kedua yaitu dengan pengukuran berupa testertulis dan
wawancara. Tes tertulis adalah serangkaian kalimat yang disusundalam bentuk pertanyaan
sedangkan wawancara yaitu tes lisan baik langsungmaupun tidak langsung yang terdiri dari
beberapa pertanyaan berdasarkan tujuandari suatu kegiatan. Tahap selanjutnya adalah evaluasi,
melalui penilaian, pengukuran sesorang dapat meyimpulkan hasil dari tujuan dari pencapaian
pendidikan.

Kebutuhan pengembangan/evaluasi instrumen mengacu pada proses mengidentifikasi


dan memahami kekurangan atau kesenjangan dalam instrumen yang ada, kemudian merumuskan
langkah-langkah untuk memperbaikinya. Instrumen dalam konteks ini dapat berupa tes,
kuesioner, observasi, atau alat ukur lainnya yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian, pendidikan, atau bidang lainnya.

2. Tujuan pengembangan/evaluasi instrumen


Tujuan utama dari pengembangan/evaluasi instrumen adalah untuk:

1) Meningkatkan validitas dan reliabilitas instrumen: Validitas mengacu pada


keakuratan instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan
reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran.

2) Memastikan instrumen sesuai dengan tujuan penggunaannya: Instrumen yang baik


harus dirancang dengan mempertimbangkan tujuan penggunaannya dan
karakteristik responden.

3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengukuran: Instrumen yang dirancang


dengan baik dapat menghemat waktu dan sumber daya dalam proses pengukuran.

3
4) Membuat hasil pengukuran lebih mudah diinterpretasikan: Instrumen yang baik
harus memiliki format yang jelas dan mudah dipahami, sehingga hasil pengukuran
dapat diinterpretasikan dengan tepat.

3. Jenis-jenis Kebutuhan Pengembangan/Evaluasi Instrumen

Kebutuhan pengembangan/evaluasi instrumen dapat dikategorikan ke dalam dua jenis:

1) Kebutuhan Substansial: Kebutuhan ini terkait dengan konten atau isi instrumen.
Contohnya:

a. Perluasan cakupan materi yang diukur

b. Penyesuaian format instrumen dengan perkembangan teknologi

c. Penambahan indikator baru untuk mengukur variabel yang kompleks

2) Kebutuhan Teknis: Kebutuhan ini terkait dengan aspek teknis instrumen, seperti:

a. Perbaikan tata bahasa dan struktur kalimat

b. Peningkatan kemudahan penggunaan instrumen

c. Peningkatan kualitas desain dan layout instrumen

4. Prosedur Pengembangan
Proses penelitian maupun proses evaluasi menggunakan sebuah instrument untuk
mengumpulkan data -data yang hendak diperoleh, maka dari itu diperlukan instrumen
yang sesuai dengan data yang hendak diperoleh dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam proses mengembangkan instrumen, baik itu untuk instrumen penelitian maupun
instrumen evaluasi ada model-model khusus yang dapat dijadikan acuan langkah-
langkahnya, namun pada kesempatan kali ini, karena fokus penelitian merupakan
instrumen evaluasi, maka berikut ini merupakan beberapa model pengembangan
instrumen evaluasi yang dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata:
1) Pengembangan spesifikasi alat ukur, Langkah pertama dalam pengembangan metode
ini ialah mengembangkan spesifikasi alat ukur dalam instrumen yang akan

4
dikembangkan yaitu menentukan komponen-komponen mana yang akan diukur secara
spesifik oleh evaluator.
2) Penulisan pernyataan atau pertanyaan Selanjutnya langkah kedua masuk pada langkah
perumusan pernyataan atau pertanyaan yang yang dirumuskan dengan menyesuaikan
model skala dalam instrumen serta komponen variable evaluasi yang telah ditentukan
3) Penelaah pertanyaan atau pernyataan Setelah membuat rumusan pernyataan atau
pertanyaan tentang hal-hal apa yang ingin dievaluasi, maka selanjutnya dilakukan
penelaahan. Penelaah ini secara spesifik ditulis menjadi butir-butir pertanyaan
instrumen yang telah melalui proses validasi.
4) Perakitan instrument (untuk uji coba) Setelah mendapatkan butir-butir pertanyaan
instrumen yang valid, kemudian instrumen disusun untuk dilakukan uji coba kepada
para responden instrumen yang telah ditentukan.
5) Analisis hasil uji coba Setelah diadakannya uji coba instrument, kemudian data yang
diperoleh dari hasil uji coba akan dijadikan acuan untuk kelayakan instrumen.
6) Seleksi dan perakitan instrument Pada tahap ini, instrument yang telahiidiujicoba dan
telah mendapatkan revisi, akan diseleksi untuk nantinya disahkan menjadi instrument
final.
7) Administrasi instrument (bentuk akhir) Pada tahapan akhir pengembangan instrument,
butir-butir Instrument yang sudah finaliidiadministrasikan agar siap digunakan untuk
mengevaluasi sesuai tujuan dan subyek evaluasinya. 4

Menurut pendapat Sugiyono, proses pengembangan/evaluasi instrumen umumnya


mengikuti langkah-langkah berikut:

1) Analisis kebutuhan: Mengidentifikasi dan memahami kebutuhan pengguna


instrumen.

2) Perancangan instrumen: Merumuskan tujuan pengukuran, menentukan jenis


instrumen, dan menyusun item-item instrumen.

3) Uji coba instrumen: Melakukan uji coba instrumen pada sekelompok kecil
responden untuk memastikan validitas dan reliabilitasnya.

4
Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 1998), h.253 13

5
4) Analisis hasil uji coba: Menganalisis hasil uji coba dan melakukan revisi
terhadap instrumen.

5) Implementasi instrumen: Menggunakan instrumen yang telah direvisi untuk


mengumpulkan data.5

B. Pembuatan alat evaluasi atau tes yang sesuai dengan standar proses pembelajaran
matematika ( soal yang bermanfaat bagi siswa )

a. Pengertian Evaluasi

Menurut Gronlund pada tahun 1985 ” evaluation bermakna sebagai suatu proses yang
sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan program
telah dicapai”. Sedangkan Wiersma dan Jurs mengatakan bahwa “evaluasi yaitu suatu proses
yang melingkupi pengukuran serta testing berisikan pengambilan keputusan mengenai nilai”.
Teori tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto yang menyebutkan bahwasanya evaluasi
adalah suatu aktivitas penilaian serta pengukuran. Sehingga bisa dinyatakan evaluasi
mempunyai lingkupan mengenai pengukuran dan penilaian yang lebih luas. Ketepatan proses
evaluasi haruslah sesuai terhadap tujuan yang ingin dicapai dan digambarkan dalam bahasa
perilaku. Sehingga pendidik ditantang untuk membuat alat evaluasi yang tepat, disebabkan
beberapa perilaku tidak bisa dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama.

b. Alat Evaluasi

Secara umum alat diartikan sebagai suatu hal yang bisa dipakai guna memudahkan
individu maupun kelompok dalam menyelesaikan kewajibannya maupun menggapai target
atau tujuannya. “Alat” juga dapat dinyatakan sebagai “instrumen”. Oleh karena itu, alat
evaluasi dikatakan sebagai instrumen evaluasi. Lebih jelasnya makna “alat” maupun
“instrumen”, dapat diterapkan pada dua langkah membelah kayu, yang pertama memakai
kapak sedangkan lainnya tidak. Didapatkan dengan menggunakan langkah pertama maka

5
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta.

6
kayu akan lebih mudah terbelah dibandingkan dengan cara yang satunya. Begitupun dengan
aktivitas evaluasi, alat digunakan agar menghasilkan data yang tepat mengenai apa yang
dievaluasi.

Alat evaluasi pada pembelajaran matematika ialah alat ukur yang digunakan pada
pembelajaran matematika, guna memberikan penilaian serta evaluasi terhadap ketuntasan
atau pencapaian tujuan pembelajaran. Tes yang digunakan dalam matematika menyebabkan
sering adanya kata penilaian pada evaluasi. Evaluasi pendidikan memiliki alat evaluasi
beragam seperti tes dan nontes. Evaluasi pun harus sejalur dengan tujuan pembelajaran
sehingga mendapatkan bukti data yang bisa menunjukkan hasil dari capaian tujuan kulikuler
dengan melihat ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran.

1. Teknik Non-Tes
• Angket Angket ialah alat evaluasi nontes guna mengukur di ranah afektif
baik di dalam kelas atau di luar kelas. Ia berupa sekumpulan pertanyaan
yang mesti diisi atau dilengkapi oleh responden atau peserta didik. Angket
biasanya lebih kepada pengukuran pendapat responden mengenai suatu
hal, seperti pendapat peserta didik mengenai pembelajaran matematika.
• Daftar Cocok ialah serangkaian pertanyaan singkat yang memilih jawaban
dengan memberikan ceklis di kolom yang tersedia.
• Wawancara adalah salah satu cara yang dipakai guna memperoleh
jawaban dari responden melalui pemberian pertanyaan sepihak.
• Observasi ialah dasar dari setiap ilmu pengetahuan. Melalui observasi
dapat dihasilkan data atau fakta mengenai realita yang ada, dikarenakan
informasi tersebut diamati dan direkam langsung pada indra yang
melakukan observasi.
2. Teknik Tes
Tes adalah serentetasn pertanyaan atau latihan serta alat evaluasi yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok. Dikarenakan adanya batasan-batasan pada
tes ini, maka ia bersifat resmi. Tespun dapat memiliki dua fungsi yakni melakukan
pengukuran terhadap peserta didik serta kesuksesan jalannya proses

7
pembelajaran. Sehingga tes adalah alat evaluasi yang dominan digunakan dalam
ranah pendidikan. Menurut pelaksanaannya tes terbagi menjadi 3 yaitu:
• Tes tertulis, yakni tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam
bentuk tertulis. Tes tertulis terbagi menjadi dua bentuk, yakni tes esai dan
objektif.
• Tes lisan, yakni tes yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan
menghendaki jawaban secara lisan
• Tes perbuatan, yakni tes yang mengajukan pertanyaanpertanyaan dengan
menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Mengenai tes tertulis
terbagi menjadi dua bentuk, yakni tes esai dan objektif.

Selain itu, seiring perkembangan tehnologi yang berkembang di dunia informatika


memiliki dampak pada pembelajaran matematika, khususnya pada alat evaluasi
pembelajaran matematika. Dengan adanya tehnologi pada alat evaluasi pada pembelajaran
matematika siswa menjadi lebih aktif dan lebih tertarik dalam pembelajran matematika.
Beberapa alat evaluasi yang dikembangkan dalam pembelajaran matematika seperti berikut
ini:

1. Aplikasi Kahoot merupakan aplikasi online yang berisi kuis dalam bentuk soal-
soal tes yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam format “permainan”.
Perolehan poin akan didapatkan pada siswa yang menjawab benar dan siswa yang
berpartisipasi dalam permainan tersebut akan terdapat namanya dalam daftar
pemain.
2. Ispring Suite 8 merupakan software untuk yang berfungsi untuk membuat soal,
kuis atau tes secara online ataupun offline. Alternatif untuk penggunaan aplikasi
berupa Ispring Suite 8 yang memeiliki kelebihan antaralain mampu menyajikan
variasi berbagai jenis soal yang disertai dengan bentuk penilaian nilai akhir, pada
aplikasi Ispring dilengkapi dengan aplikasi merekam suara dan merekam gambar,
juga alat untuk presentasi dan flash. Hal penting yang terdapat pada aplikasi
Ispring adalah saat pembuatan soal ujian atau kuis interaktif dengan berbagai
macam soal contohnya: benar atau salah, pilihan berganda, lebih dari satu pilihan

8
jawaban, isian singkat, menjodohkan, mengurutkan, klasifikasi, mengisi titik
kosong, pilhan ganda yang berupa isian singkat.
3. Software website (jeruq.com) adalah layanan yang dapat dimanfaatkan dalam
mendukung proses pembelajaran khususnya hal evaluasi pembelajaran, salah satu
contoh software website adalah jeruq.com. Jeruq.com mempunyai berbagai
macam fitur untuk membuat soal ujian secara daring.
4. Quizz adalah sebuah web tool yang berisi kuis interaktif online yang dapat
dijadikan sebagai penilaian formatif dalam pembelajaran. Ankit dan Deepak pada
tahun 2015 membuat aplikasi ini untuk memberikan remedial matematika di
sekolah di kota India. Aplikais ini dapat digunakan dalam membuat kuis interaktif
dengan lebih dari satu pengguna dengan mudah dan dapat diakses oleh pengguna
dengan menggunakan Handphone, Laptop maupun komputer untuk
menyelesaikan kuis yang diberikan baik di rumah atau langsung di dalam kelas
sekolah. Kuis interaktif yang akan dibuat memiliki 4 opsi jawaban, namun bisa
disesuaikan dengan pendidik untuk ditambah atau dikurangkan.

A. Penilaian alternative

Alternative asessment adalah penilaian non tradisional yang menilai perolehan, penerapan
pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampan peserta didik dalam proses maupun
produk. Alternative asessment adalah asesmen apapun yang terlepas dari tes standar, selain itu juga
Alternative Asessment memungkinkan peserta didik untuk menunjukakan perubahan apa yang
mereka lakukan. Tes tertulis (paper and pencil test) tidak dapat memberikan bukti pencapaian
kompetensi, dengan demikian diperlukan alternative assessment yang tidak hanya berupa tes tertulis
(paper and pencil test) tetapi juga mampu menilai kinerja peserta didik seperti menggunakan
penilaian langsung. Penilaian secara langsung atau dikenal dengan authentic assessment dan
assessment alternative pada dasarnya merupakan penilaian unjuk kerja yang ditujukan sebagai akibat
dari suatu proses pembelajaran yang komperhensif. Assessment alternative berpusat pada peserta
didik.

Penilaian alternatif menuntut siswa untuk menunjukkan keterampilan dan pengetahuan yang tid
ak dapat dinilai dengan menggunakan penilaian berupa tessaja. Penilaian alternatif berusaha untuk

9
membuat siswa berpikir kritis dan evaluasiketerampilan dengan meminta siswa untuk
menyelesaikan tugas-tugas terbuka yang seringmengambil lebih dari satu periode kelas
untuk menyelesaikan. Penilaian alternatif diidentikkan dengan penilaian istilah lain seperti penilaian
otentik dan penilaian kinerja. Disebut sebagai penilaian otentik karena penilaian
alternativesengajadirancang untuk menjamin keaslian dan kejujuran penilaian serta hasilnya terper
caya. Disebut penilaian kinerja, karena siswa diminta menunjukkan penguasaannya tentang
bidangilmu tertentu, menjelaskan dengan kata-kata dan caranya sendiri tentang peristiwa tertentu.
Ada beberapa alasan memilih untuk memanfaatkan tes atau penilaian alternatif, baik dalam proses
maupun dalam produk proses pembelajaran:

1. Keberhasilan yang diharapkan terjadi atas usaha, kerja keras.


2. Bentuk ini lebih menghargai usaha yang konsisten, karena menuntut keterlibatan dalam proses
pembelajaran secara langsung.
3. Penilaian ini menuntut respons segera. Ini merupakan suatu kualitas umpan balik ( feedback )
yang konstruktif atas yang tugasnya.
4. Penilaian ini menuntut pendidik melakukan komunikasi yang lebih baik, lebih terbuka,dan lebih
jelas terhadap peserta didik.
5. Model penilaian ini dapat memotivasi peserta didikuntuk bekerja dengan cara dan gayayang
berbeda sesuai dengan kecenderungan masing-masing.
6. Model penilaian ini dapat mengurangi “jarak” hubungan yang berbeda antara
fungsi pendidik dan peserta didik, dan dapat menciptakan hubungan yang akrab antara kedua pi
hak.
7. Model penilaian ini diyakini lebih adil, lebih mudah mengukur kompetensi, kualitas,
dankeahlian, serta bernilai dalam konteks eksternal
8. Menggunakan metode penilaian standar membuat aktivitas mendekati kehidupan nyatadan
peserta didik dapat melihat relevansi antara tugas dengan kenyataan dilapangan,sehingga materi
atau konsep dapat bermakna bagi siswa/peserta didik.
9. Siswa/peserta didik dapat menilai sendiri tugas-tugasnya secara lebih otentik

Beberapa contoh penilaian alternatif:

• Penilaian unjuk kerja ( Performance Assessment ) Performance assessment merupakan penilaian


dengan berbagai macam tugas dansituasi dimana peserta didik diminta untuk

10
mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta
keterampilan di dalam berbagaimacam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance
assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang
diinginkan. Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan
kesempatanuntuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan
keterampilanyang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas matematika, daripada
mengambiltes/memberikan soal pilihan ganda tentang bangun ruang, siswa benar-benar
melakukan percobaan dengan menggambarkan bangun ruang tersebut dan mengukur sisi-sisinya.
Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah yangdiketahui siswa
dan apakah yang mereka lakukan.
• Tanya jawab, penilaian ini dapat dilakukan guru setiap pertemuan selama proses pembelajaran
berlangsung. Dengan teknik tanya jawab guru langsung dapat menilai apakah siswanya punya
kemampuan atau tidak, apakah rasa ingin tahu siswa muncul atau tidak terhadaptopik materi
yang dibahas di kelas, selain itu guru juga dapat menilai sikap siswa sesuai dengan topik
pembelajaran yang diangkat. Informasi yang diperoleh selama proses pembelajaran dapat
dijadikan sebagai catatan pertemuan atau catatan lapangan bagi guru,yang kemudian dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan-pertimbangan dalammelakukan tindak lanjut evaluasi
pembelajaran dengan melakukan refleksi pembelajarandi kelas guna penilaian lebih lanjut.
• Penilaian makalah adalah suatu karangan ilmiah tentang suatu pokok bahasan tertentusebagai
bagian dari tugas mata pelajaran yang dimaksudkan untuk mendukung pencapaian hasil
belajar/kompetensi. Sebuah makalah ditulis untuk dibacakan ataudisajikan untuk diterbitkan.
Sebuah makalah berkisar antara 10-25 halaman. Sebuahmakalah dibuat bertujuan untuk
mengembangkan hasil belajar atau kompetensi yangkompleks, karena tugas ini menuntut
kemampuan berpikir pada level analisis, atausintesis, atau evaluasi.
• Penilaian presentasi dalam pembelajaran matematika dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan matematika siswa terutama kemampuan komunikasi matematika.Penilaian ini biasa
digunakan untuk melihat atau menunjukkan kemampuan sebuah performa hasil
belajar/kompetensi yang kompleks. Sebab, tugas ini menuntutkemampuan menyajikan pikiran
dan argumen secara lisan sebagai sebuah hasil berpikir pada level analisis, atau sintesis atau
evaluasi. Penilaian ini dapat juga digunakan untuk melihat hasil diskusi kelompok belajar siswa.

11
• Penilaian Proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yangmencakup beberapa
kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.Dalam penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu: (a) Kemampuan pengelolaan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelolawaktu pengumpulan data serta penulisan laporan. (b) Relevansi
kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan dalam pembelajaran. (c) Keaslian proyek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karyanya, denganmempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap peserta didik.
• Penilaian Investigasi, dalam investigasi ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam
mengembangkansikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masingsehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada
siswa.Investigasi merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan
kepadasiswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Kegiatan
belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru, sedangkankegiatan
belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak terstruktur secara ketat oleh guru, yang
dalam pelaksanaannya mengacu pada berbagai teori investigasi. Investigasi berkaitan dengan
kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai proses, cara,
atau perbuatan mengembangkan dan Evaluasi merupakan suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan, pelaksanaan evaluasi
memerlukansebuah tindakan untuk memperoleh nilai dan hasil dari pengukuran. Tujuan
evaluasi dalam bidang pendidikan,ekonomi maupun dalam bidang lainnya evaluasi merupakan
kegiatan akhit darisebuah proses kegiatan. Proses penelitian maupun proses evaluasi
menggunakan sebuah instrument untuk mengumpulkan data -data yang hendak diperoleh, maka
dari itu diperlukan instrumen yang sesuai dengan data yang hendak diperoleh dan dapat
dipertanggungjawabkan. Alternative asessment adalah asesmen apapun yang terlepas dari tes
standar
B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan
tetapi masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih kurangnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan untuk evaluasi ke depannyan .

13
DAFTAR PUSTAKA

Abduh Muhammad. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik-Integratif Berbasis


Sosiokultural Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Ilmu Guruan. 8(1).

Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Firdaos Rijal. 2013. Desain Instrumen Pengukuran Afektif. Lampung: Aura.

Gloria Ria Yulia. 2011. “Pentingnya Asesmen Alternatif Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Dan Membaca Ilmiah Peserta didik Pada Pembelajaran Biologi,” Scientiae Educatia: Jurnal
Keguruan Sains 1, no. 1.

Hamzah Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali. Hal 12.

Link akses : https://www.scribd.com/document/695668729/Penilaian-Alternatif . Diakses pada Hari


Sabtu Tanggal 17 Februari 2024 Pukul 00.11 WIB.

Rifani Marla Erika. 2013. Model Alat Evaluasi Keterampilan Membaca Pada Buku Sekolah Elektronik
Bahasa Indonesia Kelas X‟. Hal 1–8.

Saragih Jessica Dwi Gracia. 2022. Implementasi Alat Evaluasi Pendidikan Matematika. SEPREN:
Journal of Mathematics Education and Applied. 04(01). Hal 65-67.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R & D.Bandung:


Alfabeta, 2007

Sukardi. 2015. Evaluasi Pendidikan : Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara. Hal 1.

Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional,
1998), h.253 13

Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Cet. 4; Jakarta: PT.Kharisma Putra Utama,
2016.

Zaki Muhammad. 2012. Pengembangan Perangkat Asesmen Kinerja Dalam Pembelajaran Matematika
Sub Pokok Bahasan Melukis Segitiga Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 2 SURABAYA.
AdMathEdu: Jurnal Ilmiah Guruan Matematika, Ilmu Matematika Dan Matematika Terapan. 2(2).

14
15

Anda mungkin juga menyukai