Anda di halaman 1dari 12

NAMA : NIKEN ALIYAH HARDINI

NPM : 1902030028

KELAS : 4A PEND. MATEMATIKA PAGI

MATA KULIAH : BIMBINGAN KONSELING

Tugas 4

PETA KONSEP

ILMU PENDIDIKAN DAN


LANDASAN KEILMUAN

Ilmu Pengertian Pengertian


Pengertian Sifat-Sifat Kegunaan
Pendidikan Dari Ilmu Dari
Dari Ilmu Ilmu Pendidikan
Ilmu
Sebagai Landasan
Pendidikan Pendidikan Pendidikan
Ilmu Keilmuan
RINGKASAN

A. Pengertian Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan (Paedagogiek) berasal dari bahasa Yunani pedagogues, dan bahasa


Latinpaedagogus, yang berarti pemuda yang bertugas mengantar anak ke sekolah serta menjaga
anak itu agar bertingkah laku susila dn disiplin. Ilmu pendidikan dalam bahasa Inggris
adalahpedagogy yang artinya sama dengan the study of educational  goals and
proceses (English nd English, 1970: 376). Ilmu Pendidikan merupakan (Pedagogik atau
paedaggiek) merupkan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Berikut ini beberapa pengertian
ilmu pendidikan menrut ahli :

 Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld

Paedagogiek atau ilmu mendidik ialah suatu ilmu yang buan saja menelaah objeknya untuk
mengetahui btapa keadan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya
bertindak (Langeveld, fatsal 1).

 Menurut Prof. Brodjonegoro dan Drs. Soetadjo

Ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan.
Dlam arti luas paedgogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul
dalm praktek pendidikan (Suwarno, 1982: 11).

 Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib

Ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-prose pendidikan (Barnadib, 1986: 17).

 Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara

Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut pendidikan
(mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat kritis, metodis, dan sistematis (Driyarkara,
190:66).

B. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu

Untuk bisa menjadi ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Syarat-syarat tersebut diantaranya memiliki obyek, metode, dan sistematika. Maka dari itu ilmu
pendidikan ternyata juga temasuk ilmu pengetahuan, buktinya yaitu :

 Tentang Obyek
Ada dua macam obyek ilmu pengetahuan, yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek
material sendiri boleh sama dengan ilmu pengetahuan yang lain, tetapi obyek formalnya harus
berbeda. Pada ilmu pendidikan memiliki obyek material yaitu anak (manusia). Sedangkan obyek
formalnya yaitu seperti usaha anak untuk menjadi manusia yang beradab serta semua yang
dibicarakan dari ilmu pendidikan baik dasar-dasar yang memberikan landasan kepada usaha
tersebut, pedoman-pedoman bagaimana usaha tersebut dilakukan, dan memberikan arah kemana
usaha tersebut dtuju.

 Tentang Metode

Dalam mengadakan penelitian-penelitian diperlukan metode-metode yang ilmiah yitu metode


yang dapat dipertanggungjawabkan, dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Ilmu
pendidikan telah menggunakan metode-metode ilmiah dalam penyelidikannya di antaranya
ialah : metode observasi, metode angket, metode eksperiment, dan juga metode testing.

Oleh karena Ilmu Pendidikan dalam penyelidikannya selalu menggunakan metode yang
ilmiah, maka ditinjau dari segi metode, ilmu pendidikn telah memenuhi syarat sebagai ilmu.

 Tentang Sistematika

Dalam menguraikan ilmu pengetahuan diuraikan dengan jalan berpikir dan kecenderungan
masing-masing. Sehingga tidak dapat dituntut suatu sistemtika tertentu, tetapi tidak berarti ilmu
pendidikan tidak menggunakan sistmatika. Dengan menggolongkan berbagai masalah dan
pembahasan masalah demi masalah dalam ilmu pendidikan, telah menunjukkan bahwa ilmu
pendidikan menggunkan sistematika serta memenuhi syarat sistematika.

Dari bukti-bukti tersebut dapat diketahui bahwa Ilmu Pendidika memenuhi syarat pokok
sebagai suatu ilmu pengetahuan yng berdiri sendiri. Ilmu pendidikan juga diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari (praktis) serta berkembang mengikuti perkembangan-perkembangan ilmu
pengetahuan yang lain guna mendapatkan penemun-penemuan baru.

C. Sifat-Sifat Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan sendiri membahas berbagai macam hal, baik bersifat teori, msalah segi
pelaksanaan, pedoman, prinsip, dan sebagainya. Maka dari itu dapat diketahui sifat-sifat Ilmu
pendidikan sebagai beikut :

 Bersifat Empiris
Ilmu pendidikan bersifat empiris karena obyeknya dapat dijumpai dalam dunia pengalaman.

 Bersifat Rokhaniah

Bersifat rokhaniah sebab situasi pendidikan berdasarkan atas tujuan manusia tidk
membiarkan pada keadaan alamnya, namun memandangnya sebagai makhluk susila dan ingin
membawanya kearah manusia susila berbudaya.

 Bersifat Historis

Dikarenakan memberikan uraian teoritis tentang sistem pendidikan sepanjang jaman dengan
mengingat latas belakang kebudayaan dan filsafat yang berpengaruh pada jaman-jaman tertentu.

 Bersifat Deskriptif

Ilmu pendidikan bersifat deskriptif karena ilmu pendidikan itu menampakkan suatu
penjelasan atau deskriptif.

 Bersifat Teoritis

Ilmu pendidikan bersifat teoritis yaitu dlam ilmu pendidikan mengandung perenungan,
dimana perenungan itu merupakan segi teoritis dari pendidikan dalam praktek. Ilmu pendidikan
teoritis tertuju pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah,
bergerak dari praktek ke penyusunan teori dan penyusunan sistem pendidikan. Contoh yang
termasuk pendidikan teoritis yaitu latar belakang filsafat.

 Bersifat Praktis

Bersifat praktis yang artinya segala sesuatu untuk dilaksanakan. Dimana, teori-teori,
pedoman, prinsip yang telah dibuat dalam ilmu pendidikan teoitis nantinya tidak hanya diketahui
dan direnungkan saja, tetapi juga dilaksanakan dalam praktek pendidikan. Teori mendahului
praktek.

 Bersifat Normatif

Bersifat normatif maksudnya dalam mendidik seorang pendidik perlu mempengaruhi anak
didik agar mampu menyesuaikan diri dan memiliki sifat-sifat tabiat, nilai-nilai, serta norma-
norma yang sesuai dengan norma-norma susila. Tanpa adanya sifat ini, pendidikan bukanlah
pendidikan lagi.
D. Obyek-Obyek Ilmu Pendidikan

Dalam pendidikan banyak segi-segi dan pihak-pihak yag terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun  obyek yang penting dan wajib ada dalam ilmu pendidikan yaitu
:

 Anak didik : Pihak yang menjadi obyek pokok dari


pendidikan.
 Pendidik : Pihak yang merupakan subyek dari
pelaksanaan pendidikan.
 Materi pendidikan : Bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman
belajar yang disusun menjadi suatu kuikulum.
 Metodologi pengajaran  : Cara-cara bagaimana menyajikan materi
pendidikan kepada anak didik.
 Evaluasi pendidikan : Cara-cara bagaimana mengadakan penilaian
tehadap hasil belajar murid.
 Alat-alat pendidikan : Langkah-langkah atau tindakan guna menjaga
kelangsungan pekerjan mendidik.
 Milieu tau lingkungan sekitar : Keadaan yang turut berpengaruh terhadap hasil
pendidikan.
 Dasar dan tujuan pendidikan : Landasan yang menjadi fundament dari segala
kegiatan pendidikan, dank e arah mana anak didik dibawa.

E. Kegunaan Ilmu Pendidikan

Kegunaan dapat diartikan sumbangan positif yang diberikan kepada manusia dan lingkungan
pendidikannya. Berdasarkan tujuan ilmu pendidikan yaitu untuk menciptakan manusia yang
beriman dan bertakwa, kegunaan ilmu pendidikan adalah :

 Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah SWT. dan
seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik
 Menguatkan iman dn memperkaya pandangan anak didik tentang sumber kehidupan
manusia dan sumber ilmu pengetahuan
 Menjadi jihad di jalan Allah SWT. Karen mengembangkan ilmu pendidikan merupakan
ibadah
 Membeikan ketrampilan hidup
 Mencerdaskan anak didik
 Membentuk akhlak mulia
 Membentuk manusia yng memiliki kepedulian social
 Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide

Selain dari urian di atas kegunaan ilmu pendidikan meliputi tiga aspek penting, yaitu

a. Kegunaan teoritis yitu mengembangkan teori ilmu pendidikan


b. Mengompompromisasikan pendekatan pendidikan timur dan barat dan pendidikan
nasional di Indonesia
c. Mewujudkan anak didik yang berakhlakul kharimah, beriman dan berbudi luhur atau
bertakwa kepada Allah SWT.

F. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan kegiatan pendidikan Johann Friedrich Herbart (1776-1841) misalnya,
mengemukakan bahwa kegiatan pendidikan memerlukan landasan keil-muan, sebab
tujuan utama kegiatan pendidikan adalah menghasilkan seorang pribadi “ baik”
Kebaikan itu harus didasarkan pada ilmu pengetahuan. Kegi-atan pendidikan mempunyai
peran utama didalam pembentukan moral dan watak.
Ada lima jenis idea yang dapat dijadikan landasan pendidikan moral, yaitu :
a) Idea tentang kebebasan batin, yang mengacu pada tindakan yang berda-sarkan
pada keyakinan seseorang.
b) Idea tentang kesempurnaan,yang me-ngacu pada keselarasan dan integrasi tingkah
laku.
c) Idea tentang kebajikan, dimana sese-orang memperhatikan kesejahteraan orang
lain.
d) Idea tentang keadilan, dimana sese-orang seseorang bersikap adil dengan anggota-
anggota kelompoknya.
e) Idea tentang balas jasa, yang mengacu pada hadia dan hukuman yang sesuai
dengan tingkah laku tertentu.
Herbart percaya bahwa jika akal seseorang dilatih dengan baikdan jiwa diisi
dengan idea-idea kebaikan, maka orang tersebut akan menggunakan pengetahuan untuk
membimbing tingkah lakunya. Jadi seseorang yang hidup dan bertindak sesuai dengan
pengetahuannya adalah akan menjadi orang yang bermoral tinggi. Prinsip-prinsip
pendidikan Herbart tersebar diberbagai negara Eropa dan diterima secara bersemangat di
Amerika Serikat. Semula pemikiran dibidang kegiatan pendidikan pada umunya
didasarkan pada penelitian folosofis. Kemudian pada abad 19 dan sejak awal abad 20 kegiatan
pendidikan dipelajari dari sudut ilmu pengetahuan. Kegiatan pendidikan merupakan suatu
realitas sosial. Berbeda dengan realitas sosial sehari-hari yang umunya berlangsung secara
wajar, maka bagian besar dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan terprogram. Kegiatan
pendidikan memer-lukan suatu landasan, sebab kegiatan pendidikan merupakan
peristiwa sosial, gejala rohanidan tindakan manusia dalam hubunganya dengan alam,
manusia dan sistim nilai.
Unsur material kegiatan pendidikan tersebut pada umumnya terhimpun dalam satuan
tindak mendidik yang secara mikro dikenal sebagai situasi pendidikanatau secara
makro dikenal sebagai sebagai kegiatan pendidikan terprogramatau program-program
kegiatan pendidikan. Landasan kegiatan pendidikan tersebut berguna untuk meletakan
manusia pada posisi yang wajar, bahkan semestinya mengingat manusia adalah makhluk
yang selalu hidup didalam konteks hubungan dengan alam, manusia, dan nilai secara
sistemik. Analisis tentang kegiatan pendi-dikan menunjukan bahwa kegiatan pendi-dikan
secara makro program kegiatan yang dapat dipelajari secara filosofis, keilmuan, bahkan dari
wawasan seni atau misi agama.
Kegiatan pendidikan adalah realitas sosial yang dapat ditemukan didalam
masyarakat setiap hari. Sebagai suatu realitas sosial, maka kegiatan pendidikan
tersebut dapat diamati, dapat dicampuri dengan sengaja oleh peneliti, dapat
dijadikan lahan eksperimentasiatau dapat direflektir secara filosofis. Edmund Husser
(1858-1983) misalnya mengenalkan pene-muan metode fenomenologi dalam pemi-kiran
filosofisdan memunculkan aliran filsafat yang dikenal sebagai aliran feno-menologi.
Dengan metode fenomenologi tersebut, maka husseri bermaksud mele-takan filsafat
sebagai disiplin fikir keilmuan. Analisis keilmuan berdasarkan metode fenomenologi
meliputi tiga tahap penting yang berupa reduksi fenomeno-logis, reduksi eidetis dan
reduksi transen-dental-fenomenologis. Pemikiran fenome-nologis kemudian juga digunakan
dibidang ilmu yang l;ain seperti didalam psikologi, sosiologi bidang pendidikan,dan yang
lain. Dengan mengunakan metode fenomenologi tersebut, M. Langevald dan Nic. Perquin
misalnya mengemukakan suatu cabang ilmu baru yaitu paedagogiek atau ilmu.
Mendidik sebagai ilmu yang otonom, berbeda dengan filsafat pendidikan, psikologi,
sosiologi, antropologi dan ilmu-ilmu lain. Penegasan bahwa paedagogiek atau ilmu
mendidik sebagai ilmu yang otonom berarti bahwa dalam bidang pendidikan maka
paedagogiek bertindak sebagai pengintegrasi analisis kegiatan, sedangkan ilmu yang
lain adalah memberi informasi tentang kegiatan pendidikan berdasarkan sudut pandang
keilmuanya.
Hal ini sebenarnya wajar, tetapi akan menimbulkan iklim kesangsian tentang sifat
otonomi paedagogiek dari sudut pandang ilmu-ilmu lain berkenaan dengan analisis kegiatan
pendidikan. Sistim Pendidikan dalam Masyarakat Kegiatan pendidikan sebagai realitas sosial
dapat dipelajari dari berbagai sudut pandang keilmuan dan berbagai pende-katan. Sejak
tahun 1920 an dan sesudah perang dunia ke-2 muncul suatu pendekatan yang dikenal
sebagai pendekatan sistim. Ahli biologi yang bernama Ludwig von Bertalanfy pada tahun
1920 mengemukakan suatu disiplin yang disebut Teori Umum Sistim.
Suatu sistim adalah suatu kumpulan dari unsur-unsur yang dalam keadaan
berinteraksi dan merupakan suatu kebu-latan. Kemudian tiori umum sistim ini
dijadikan model konseptual untuk meneliti kegiatan pendidikan. Kegiatan pendidikan adalah
realitas sosial dalam masyarakat sebagai suatu satuan kegiatan, kegiatan pendidikan
dipengaruhi oleh dan mempengaruhi komponen-komponen ma-syarakat. Dalam rangka
memahami sistim pendidikan dalam masyarakat, marilah kita perhatikan pandangan
Talcott Parsons dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Sistim memiliki suatu ketertiban dan bagian-bagian yang saling tergantung.
b) Sitim berkecenderungan untuk meme-lihara ketertiban diri atau suatu
keseimbangan.
c) Sistim mungkin bersifat statis atau terlibat dalam suatu proses perubahan yang
teratur.
d) Sifat dari salah satu bagian sistim adalah bahwa bagian-bagian sistim
mempunyai pengaruh terhadap bagian sistim yang lain.
e) Sistim memelihara ikatan dengan alam sekitarnya.
f) Alokasi dan integrasi merupakan dua buah proses yang fundamental yang
mengakibatkan keseimbangan sistim.
g) Sistim berkecenderungan untuk meme-lihara diri sendiri termasuk memelihara
ikatan, hubungan bagian-bagian dengan keseluruhan, kontrol alam sekitar dan
kecendrungan berubah dari dalam sistim sendiri.
Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional ber-landaskan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencer-daskan kehidupan bangsa,
yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan dasar, pendidikan menengahdan
pendidikan tinggi. Jenis pendidikannya mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Penjabaran dari pengertian tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut ; Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendi-dikan menengah. Setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap
warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut
biaya. Pendidikan dasar berbentuk:
a) Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat.
b) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)atau bentuk lain
yang sederajat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri
atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah
berbentuk:
a) Sekolah Menengah Atas (SMA).
b) Madrasah Aliyah (MA).
c) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dan
d) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan dip-loma, sarjana, magister, spesialis dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk:
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidi-kan, penelitian dan pengabdian kepada masya-rakat. Perguruan
tinggi dapat menyeleng-garakan program akademik, profesidan/atau vokasi.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Sebutkan pengertian ilmu pendidikan menurut beberapa para ahli !


Menurut Prof. Dr. M.J. Langeveld

Paedagogiek atau ilmu mendidik ialah suatu ilmu yang buan saja menelaah objeknya untuk
mengetahui btapa keadan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya
bertindak (Langeveld, fatsal 1).

Menurut Prof. Brodjonegoro dan Drs. Soetadjo

Ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan.
Dlam arti luas paedgogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul
dalm praktek pendidikan (Suwarno, 1982: 11).

Menurut Dr. Sutari Imam Barnadib

Ilmu pendidikan mempelajari suasana dan proses-prose pendidikan (Barnadib, 1986: 17).

Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara

Ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah tentang realitas yang kita sebut pendidikan
(mendidik dan dididik). Pemikiran ilmiah bersifat kritis, metodis, dan sistematis (Driyarkara,
190:66).

2. Metode apa saja yang digunakan untuk membuat penelitian?

Dalam mengadakan penelitian-penelitian diperlukan metode-metode yang ilmiah yitu metode


yang dapat dipertanggungjawabkan, dikontrol, dan dapat dibuktikan kebenarannya. Ilmu
pendidikan telah menggunakan metode-metode ilmiah dalam penyelidikannya di antaranya
ialah : metode observasi, metode angket, metode eksperiment, dan juga metode testing.

Oleh karena Ilmu Pendidikan dalam penyelidikannya selalu menggunakan metode yang ilmiah,
maka ditinjau dari segi metode, ilmu pendidikn telah memenuhi syarat sebagai ilmu.
3. Jelaskan maksud ilmu pendidikan bersifat teoristis!

Ilmu pendidikan bersifat teoritis yaitu dlam ilmu pendidikan mengandung perenungan, dimana
perenungan itu merupakan segi teoritis dari pendidikan dalam praktek. Ilmu pendidikan teoritis
tertuju pada penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak
dari praktek ke penyusunan teori dan penyusunan sistem pendidikan. Contoh yang termasuk
pendidikan teoritis yaitu latar belakang filsafat.

4. Tuliskan kepercayaan Hebart mengenai landasan keilmuan!

Herbart percaya bahwa jika akal seseorang dilatih dengan baikdan jiwa diisi dengan
idea-idea kebaikan, maka orang tersebut akan menggunakan pengetahuan untuk
membimbing tingkah lakunya. Jadi seseorang yang hidup dan bertindak sesuai dengan
pengetahuannya adalah akan menjadi orang yang bermoral tinggi. Prinsip-prinsip
pendidikan Herbart tersebar diberbagai negara Eropa dan diterima secara bersemangat di
Amerika Serikat. Semula pemikiran dibidang kegiatan pendidikan pada umunya
didasarkan pada penelitian folosofis. Kemudian pada abad 19 dan sejak awal abad 20 kegiatan
pendidikan dipelajari dari sudut ilmu pengetahuan. Kegiatan pendidikan merupakan suatu
realitas sosial. Berbeda dengan realitas sosial sehari-hari yang umunya berlangsung secara
wajar, maka bagian besar dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan terprogram. Kegiatan
pendidikan memer-lukan suatu landasan, sebab kegiatan pendidikan merupakan
peristiwa sosial, gejala rohanidan tindakan manusia dalam hubunganya dengan alam,
manusia dan sistim nilai.

5. Tuliskan dan sebutkan pendidikan formal yang ada di Indonesia!


Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan dasar, pendidikan menengahdan
pendidikan tinggi. Jenis pendidikannya mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Penjabaran dari pengertian tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut ; Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendi-dikan menengah. Setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap
warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut
biaya. Pendidikan dasar berbentuk:
c) Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat.
d) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)atau bentuk lain
yang sederajat.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri
atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah
berbentuk:
e) Sekolah Menengah Atas (SMA).
f) Madrasah Aliyah (MA).
g) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dan
h) Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan dip-loma, sarjana, magister, spesialis dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk:
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidi-kan, penelitian dan pengabdian kepada masya-rakat. Perguruan
tinggi dapat menyeleng-garakan program akademik, profesidan/atau vokasi.

Anda mungkin juga menyukai