Anda di halaman 1dari 14

PEDOMAN PENGEMBANGAN

TEMA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI

Alamat Tim Penulis


Dedi W. Mustofa(dewamus@yahoo.com)
Rahmitha P. Soendjodjo (email: mithasulaeman@gmail.com)
Aries Susanti (email: aries.susanti@yahoo.co.id)
Nurmiati (email: nurmisubditppd@yahoo.co.id)
Irma Yuliantina (email: Irma_antina@yahoo.co.id)

22

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Tahun 2015
PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Catatan

Diterbitkan oleh:
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
vi+ 22 hlm + foto; 21 x 28,5 cm
ISBN:
........-.......-........-.....-......
Pengarah:
Ir. Harris Iskandar, Ph. D.
Penyunting:
Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.
Dra. Enah Suminah, M. Pd
Tim Penulis:
Dedi Mustofa
Rahmitha P. Soendjodjo
Aries Susanti
Nurmiati
Irma Yuliantina
Desain/Layout:
Surya Evendi
Samsudin
Kontributor:
Ebah Suhaebah
Dumaria Simanjuntak
Foto-foto:
Dokumen Penulis
Sekretariat:
Retno Wulandari
Arika Novrani

ii

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

21

Kata Sambutan

Daftar Pustaka

Dodge, Diane Trister, Laura J Colker, Cate Heroman. 2002. Creative Curriculum
for Preschool Fourth Edition, Washington DC: Cengange Learning.
Essa, Eva L, Introduction to Early Childhood Education, Annotated Students
Edition, 6th. Belmont, USA: Wadsworth, 2011.
Eliason, Claudia, Loa Jenkins. 2008. A Practical Guide to Early Childhood
Curriculum Eight Edition. New Jersey, Pearson Education, Inc.
Kolestenik J. Marjorie et all (2007). Teching Your Children Using Themes,
Michigan State University, USA.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.

ndang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat dua dimensi kurikulum. Dimensi
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup pengembangan pada aspek
struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan penilaian
yang bersifat autentik. Kurikulum 2013 mengusung pengembangan pembelajaran
konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan sehingga memberi ruang
pada anak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya. Model pendekatan kurikulum
tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak
Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Keajegan model pendekatan
di semua jenjang ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik yang lebih konsisten sejak awal sehingga diharapkan peserta didik mampu
berkembang menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sikap beragama,
kreatif, inovatif, dan berdaya saing dalam lingkup yang lebih luas.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
menjadi fundamen bagi penyiapan peserta didik agar lebih siap dalam memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Mengantarkan anak usia dini yang siap melanjutkan pendidikan
tidak hanya terbatas pada kemampuan anak membaca, menulis, dan berhitung, tetapi
juga dalam keseluruhan aspek perkembangan. Tanggung jawab ini harus dipikul bersama
antara pemerintah, pengelola dan pendidikan PAUD, orang tua, serta masyarakat.
Untuk menyamakan langkah, khususnya bagi para pelaksana layanan program PAUD,
guna perlu diberikan pedoman, pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai
rujukan para pendidik dalam menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di
satuan pendidikannya.
Pencapaian pendidikan yang lebih baik melalui penerapan Kurikulum 2013 PAUD
merupakan suatu keniscayaan jika dilaksanakan bersama-sama oleh seluruh komponen.
Terima kasih.
Jakarta, Oktober 2015
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat,

Ir. Harris Iskandar, Ph.D.


NIP 196204291986011001

20

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

iii

Penutup

Kata Pengantar

edoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


merupakan acuan pelaksanaan kurikulum PAUD 2013 sesuai dengan teori,
filosofi, dan landasan pengembangan kurikulum tersebut yang disertai
dengan contoh-contoh penerapannya.
Pedoman disusun secara sederhana, menarik, ramah, dan aplikatif agar dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan PAUD
yang kondisi dan potensinya beragam, serta dapat dijadikan rujukan sesuai dengan
kajian-kajian yang melandasinya.
Pedoman implementasi Kurikulum 2013 PAUD ini merupakan contoh yang
memungkinkan penyesuaian lebih lanjut degan kondisi, potensi, dan budaya
setempat. Hal penting dalam Kurikulum 2013 PAUD adalah keterbukaan
dalam menerima perubahan, baik perubahan dalam cara berpikir, kebiasaan,
sikap, maupun cara kerja. Perubahan tersebut akan berimbas pada perubahan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Buku ini sangat terbuka
untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Untuk itu, kami
mengundang para pembaca memberikan saran dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada penyusun, penelaah, penyunting, dan
semua pihak yang telah bekerja keras menyelesaikan pedoman implementasi
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini ini. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua dan dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan pendidikan anak usia dini.

Pengembangan tema merupakan bagian penting yang harus dikuasai guru


dalam proses pembelajaran. Pengembangan tema yang baik dapat menambah
kosakata, mengembangkan pengetahuan, meningkatkan pemahaman,
dan meningkatkan keterampilan anak tentang tema tersebut. Tema dapat
memfokuskan perhatian anak sehingga memudahkan terwujudnya sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Jika guru memiliki kemampuan yang baik
dalam mengembangkan tema, proses pembelajaran menjadi lebih menarik
dan bermakna bagi anak.
Disusunnya pedoman pengembangan tema ini dapat mempermudah guru
dalam mengembangkan tema pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
lebih terarah, bermakna, dan menarik.
Mulailah dengan pengembangan tema secara sederhana, seiring waktu
berlalu guru akan mampu mengembangkan tema yang lebih luas dan
kompleks.

Selamat bekerja.
Salam
Penyusun

Jakarta, Oktober 2015


Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usi
Usia Dini,

Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D.


NIP 195804091984022001

iv

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

19

Bagaimana mengembangkan
antartema?

kegiatan

dalam

transisi

Setelah mengakhiri tema, guru harus dapat mengkaitkan tema sebelum


dan tema yang akan digunakan selanjutnya untuk membangun minat dan
ketertarikan anak dalam memasuki kegiatan main di tema berikutnya.
Proses ini disebut transisi antar tema. Transisi antartema yang dilakukan
dengan berbagai cara antara lain:
1. diskusi tentang pengalaman anak terkait tema lama

Daftar Isi

Kata Sambutan ......................................................................................................


Kata Pengantar .....................................................................................................
Daftar Isi ................................................................................................................

iii
iv
v

Mengapa Harus Menggunakan Tema dalam Pembelajaran PAUD? ..................


Mengapa memakai tema? .................................................................
Apa Pengertian tema? ........................................................................
Apa manfaat tema? ............................................................................
Program Pengembangan apa yang dibangun melalui tema? .........
Apa prinsip-prinsip dalam memilih tema? ........................................

1
1
2
2
2
3

Teknik Pengembangan Tema ...............................................................................


Bagaimana merumuskan tema? ........................................................
Objek apa saja yang dapat dijadikan tema? .....................................
Seberapa luas tema dapat dikembangkan? ......................................

6
6
9
11

Berapa lama waktu yang dibutuhkan? .............................................

13

2. berkunjung ke suatu tempat yang terkait dengan tema baru


3. membacakan cerita yang terkait dengan tema baru
4. berdiskusi sesuai dengan pengalaman anak yang terkait dengan tema
baru
5. mengundang narasumber yang memiliki keahlian/pengetahuan
terkait dengan tema baru

Bagaimana merumuskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran


dikaitkan dengan tema? .................................................................... 13
Apakah puncak tema itu? ..................................................................

17

Bagaimana mengembangkan kegiatan dalam transisi antartema?

18

.............................................................................................................

19

Daftar Pustaka .......................................................................................................

20

Penutup

Contoh gambar di atas menunjukkan kegiatan anak saat diajak ke pasar


sayuran setelah selesai membahas subtema buah-buahan dan akan beralih
ke subtema sayur-sayuran.

18

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Apakah Puncak Tema itu perlu?


Untuk
memberikan
kebermaknaan
pembahasan tema, pada setiap akhir
tema perlu dikokohkan dengan puncak
tema. Kegiatan puncak tema bersifat
menggembirakan,
penguatan
sikap,
pengetahuan,
keterampilan
yang
melibatkan berbagai pihak terutama
orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut
dapat dilakukan dengan cara :

Anak akan belajar dengan optimal jika mereka


tertarik dengan apa yang dipelajari. Pembelajaran
tematik merupakan wahana bagi anak untuk
belajar dengan menyenangkan, bermakna dan
sesuai dengan perkembangan

1. berdiskusi dengan anak tentang


pengalaman yang berkaitan dengan
tema yang sudah digunakan.
Anak bersepeda keliling desa sebagai puncak tema sepeda

2. mengajak anak untuk menceritakan


kembali
hasil
karya
selama
penggunaan tema kepada teman,
orang tua dan atau keluarga.
3. kunjungan lapangan dalam rangka
penguatan kompetensi yang sudah
dimiliki anak.

Salah satu kegiatan puncak tema diisi dengan bazar yang


memamerkan hasil karya anak untuk dilihat orang tua.
Pada saat itu terjadi dialog antara anak dan orang tua.
Kegiatan lainnya adalah karnaval.
vi

4. mengundang orang tua untuk kegiatan


bersama yang berkaitan dengan
tema, misalnya, dalam mengakhiri
penggunaan tema kelapa guru
dapat melibatkan orang tua untuk
membuat makanan di satuan PAUD
dengan bahan-bahan dari kelapa (es
kelapa, kue kelepon, dan lainnya).
Selain itu, guru mengajak orangtua
untuk mengapresiasi karya anak dari
pohon dan buah kelapa yang telah
dibuat oleh anak seperti sapu lidi,
gambar kolase, dan lainnya.

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

17

3. Menyiapkan media dan sumber


belajar yang diperlukan dalam
kegiatan main yang sesuai dengan
tema. Memahami anak usia dini
masih berpikir konkret, maka
sangat baik jika media dan sumber
belajar konkrit dapat dihadirkan.
Oleh karena itu, memilih tema yang
paling dekat dengan lingkungan
anak sangat membantu.
4. Menyiapkan
lingkungan
main
sesuai dengan tema. Setiap tema
memiliki ciri tertentu. Tema binatang
tentunya berbeda dengan tema
kendaraan. Untuk menarik minat
anak bermain dengan tema yang
ditentukan sangat baik jika ruangan
ditata dengan menghadirkan nuansa
tema, baik dengan menggunakan
bangunan kardus yang dibentuk
sesuai dengan tema maupun
dengan hiasan-hiasan yang tidak
membutuhkan biaya banyak. Di
bawah ini contoh penataan ruangan
saat tema tumbuhan digunakan
dalam pembelajaran.
5. Menyiapkan
kegiatan-kegiatan
main sesuai dengan tema (awal,
selama, dan puncak tema). Secara
besaran kegiatan akan selalu sama
dari minggu ke minggu, tetapi isi
kegiatan main disesuaikan dengan
tema. Contohnya untuk tema laut,
main perannya menangkap ikan di
laut, sedangkan saat tema kotaku
diisi dengan main peran pasar malam.

Mengapa Harus
Menggunakan Tema dalam
Pembelajaran PAUD?
Mengapa memakai tema?

Guru menjelaskan tema ikan bakar.

Anak antusias menangkap ikan pada tema ikan bakar

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan pembelajaran tematik.


Pembelajaran tematik dipandang sesuai dengan pola kerja otak karena membahas
satu tema dari berbagai konsep dan aspek perkembangan. Penentuan tema sangat
terbuka. Artinya, satuan PAUD dapat menentukan tema yang akan digunakan
dalam pembelajaran sesuai dengan minat anak, situasi dan kondisi lingkungan,
serta kesiapan guru mengelola kegiatan.
Penentuan tema tidak sekadar mudah
diterapkan, tetapi perlu memperhatikan beberapa
Pembelajaran
prinsip agar pembelajaran yang dilaksanakan
tematik sesuai
lebih menarik dan mendalam. Keluasan tema
bergantung pada kemampuan guru dalam
dengan pola kerja
menguasai tema tersebut.
Hal penting yang harus diperhatikan
otak, karena dapat
guru dalam mengembangkan tema adalah
mengembangkan
kebermaknaan
tema
dalam
membangun
pengalaman belajar yang bermutu bagi anak usia
berbagai aspek
dini. Oleh karena itu dalam menentukan tema
menjadi penting bila diawali dengan identifikasi
perkembangan.
tema dan sekaligus ketertarikan anak terhadap
topik tertentu. Untuk memberikan wawasan
kepada para guru PAUD dalam mengembangkan tema pembelajaran, maka disusun
Pedoman Pengembangan Tema dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Pedoman
ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam mengembangkan tema di
lembaga PAUD masing-masing.

Anak sedang bermain peran menjual ikan


16

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Apa Pengertian Tema?

Tema
membingkai
konsep dan
muatan
pembelajaran
melalui kegiatan
bermain.

Tema adalah topik yang menjadi payung untuk


mengintegrasikan seluruh konsep dan muatan
pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai
kompetensi dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
muatan pembelajaran dalam mencapai kompetensi
dasar (KD) dan tingkat perkembangan yang diharapkan.
Pelaksanaan tema dan subtema dapat dilakukan
dalam kegiatan pengembangan melalui bermain dan
pembiasaan.
Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran
melainkan sarana untuk mengintegrasikan keseluruhan
sikap dalam pengetahuan dan keterampilan yang ingin
dibangun.

Apa Manfaat Tema?


1. Menyatukan semua program pengembangan yang meliputi nilai moral agama,
sosial emosional, kognitif, bahasa, seni.

Untuk lebih jelas dan rinci, pengembangan materi dipaparkan


di Pedoman Penyusunan Rencana Pembelajaran.
Untuk pengembangan tema, guru harus mempersiapkan halhal sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi terkait tema dan subtema.
Walaupun untuk anak usia dini bukan pengetahuan
kognitif yang diutamakan, informasi yang dibahas tentang
tema seharusnya berdasarkan keilmuan yang sebenarnya.
Berarti guru harus banyak mencari tahu dan membaca
pengetahuan yang terkait dengan tema.

Guru dapat
menggunakan
ensiklopedia
anak sebagai
salah satu
referensi dalam
mengembangkan
tema.

2. Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan


subtema. Tidak semua satuan PAUD memiliki buku yang
memadai untuk mendukung tema, tetapi bukan alasan
untuk tidak mengenalkan buku pada anak-anak didiknya.
Diupayakan setiap awal tema diawali dengan membacakan buku yang
sesuai dengan tema. Untuk mengatasi ketiadaan buku, guru dapat
membuka internet atau menggunakan majalah atau koran yang
memuat informasi tema yang dibahas.

2. Menghubungkan pengetahuan sebelumnya yang sudah dimiliki dengan


pengetahuan yang baru.
3. Memudahkan guru PAUD dalam pengembangan kegiatan belajar sesuai dengan
konsep dan sarana yang dimiliki lingkungan.

Program Pengembangan Apa yang Dibangun Melalui Tema?


Tema yang dikembangkan dalam pembelajaran harus dapat membangun
program pengembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa,
sosio-emosional dan seni. Berbagai program pengembangan dicapai melalui
berbagai stimulasi pendidikan secara terintegrasi dengan menggunakan tematema yang sesuai dengan kondisi lembaga PAUD/ satuan pendidikan dan anak.
Pada pelaksanaannya tema dan kompetensi dasar dikembangkan menjadi
muatan pembelajaran. Muatan pembelajaran adalah cakupan materi yang ada
pada kompetensi dasar sebagai bahan yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai kompentensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

15

Aspek
Pengembangan
Nilai Agama dan
Moral

Tema Diriku, Subtema Tubuhku

Apa Prinsip-Prinsip dalam Memilih Tema?

Kompetensi Dasar

1. Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari hal-hal yang terdekat
dengan kehidupan anak. Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dan juga
dekat secara emosi atau minat anak.

KD. 1.1 Mengenal Tuhan


melalui ciptaan-Nya

tubuhku ciptaan Tuhan

KD 2.1 Memiliki perilaku yang


mencerminkan hidup sehat

membiasaan anak untuk


merawat tubuh: mandi,
makan bergizi, dll.

KD 3.3-4.3 Mengenal anggota


tubuh

nama- nama bagian tubuh


dan fungsinya

KD 3.6-4.6 Mengenal warna,


ukuran, bilangan

- warna kulit, mata,


rambut
- ukuran tinggi tubuh
- jumlah jari tangan

KD 3.7-4.7 Mengenal
lingkungan sosial

dokter, rumah sakit,


poliklinik, polindes,
puskesmas

KD 2.5 Memiliki perilaku yang


mencermin-kan sikap percaya
diri

bangga dengan diriku,


biasa menyapa teman dan
guru saat bertemu

KD 2.6 Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap taat
pada aturan untuk melatih
kedisiplinan

pembiasaan taat aturan

KD 2.14 Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap santun

pembiasaan sikap santun

KD 3.10- 4.10 Memahami


bahasa reseptif

cerita, informasi,

KD 3.15-4.15 Memahami
berbagai karya seni

karya seni dengan berbagai


media

Fisik Motorik

Kognitif

Sosial emosional

Materi Pembelajaran

Kesederhanaan

Kedekatan

Keinsidentalan
TEMA

Tema yang terdekat secara fisik dengan anak, misalnya diri sendiri, keluarga,
lingkungan rumah, lingkungan sekolah, binatang,
tanaman, dan lingkungan alam. Setiap lembaga tentu
memiliki kondisi yang berbeda-beda, misalnya bagi
Carilah
lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan
sumber belajar di
pantai, maka tema lingkunganku dengan subtema
pantaiku yang indah dapat menjadi pilihan tema
lingkungan sekitar
sesuai dengan prinsip kedekatan. Bagi lembaga PAUD
yang lingkungannya dekat dengan perkebunan,
misal: sawah, kolam
tema lingkunganku dengan subtema Kebun dengan
ikan, kebun sayur, dan
topik bahasan kebun mangga, kebun kelapa atau
lainnya. Kebun dapat menjadi pilihan tema sesuai
lain-lain.
dengan prinsip kedekatan.
Sementara itu hal-hal yang dekat secara
emosional dengan anak di antaranya hobi, hal-hal
yang disukai anak, film, dan lainnya. Dalam memilih
tema yang dekat secara emosional dengan anak,
hendaknya guru harus benar-benar mencermati
kesesuaian dengan tujuan pendidikan, termasuk
juga budaya lokal dan dampak yang mungkin
muncul. Apabila anak akan mengambil salah satu

Bahasa

Seni

Kemenarikan

Guru sedang menjelaskan tema sepeda


14

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

tokoh untuk dijadikan tema, hendaknya dipertimbangkan sifat dan perilaku tokoh
tersebut sehingga yang tersampaikan pada anak adalah karakter yang sesuai dengan
yang diharapkan. Contoh, guru dapat mengangkat tema dinosaurus karena
disukai anak-anak. Hal yang harus dipersiapkan guru adalah segala pengetahuan,
alat peraga dan buku-buku, atau sumber belajar lain yang terkait dengan dinosaurus
agar anak dapat menggali informasi dari banyak sumber. Contoh lain yang berkaitan
dengan hobi anak seperti mobil, robot, dan boneka dapat dijadikan sebagai tema.
2. Kesederhanaan, artinya tema yang dipilih
yang sudah dikenal anak agar anak mudah
memahami pokok bahasan dan dapat menggali
lebih banyak pengalamannya.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan


Tidak ada ketentuan sebuah tema dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Artinya, sebuah tema bisa dilaksanakan lama dan bisa juga singkat, tergantung
keluasan tema dan minat anak terhadap tema tersebut, juga seberapa luas dan dalam
guru dapat mengembangkan tema tersebut. Ada kalanya satu tema membutuhkan
waktu selama sebulan atau bahkan lebih, ada juga yang kurang dari sebulan.
Alokasi waktu dalam satu semester minimal 17 minggu, sehingga pengaturan
tema juga harus merujuk pada waktu yang tersedia dalam satu semester tersebut.
Penerapan tema dan alokasi waktunya diharapkan dirumuskan di awal semester,
untuk jangka waktu minimal satu semester, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam
program semester.

Contoh: Berdasarkan prinsip kesederhanaan


kita dapat memilih tema binatang dengan
subtema Ayam melalui sub-subtema yang
sederhana kepada peserta didik, misalnya:

a. jenis-jenis ayam

b. pakan ayam
c.

KD

Anak-anak antusias mencuci sepeda mereka


pada sub tema cara merawat sepeda.

cara memelihara ayam

d. perkembangbiakan ayam

e. hasil dari ayam


f.

makanan olahan dari ayam

3. Kemenarikan, artinya tema yang dipilih harus


menarik bagi anak dan mampu menarik minat
belajar anak.

Rumuskan tema
secara inspiratif untuk
membangkitkan rasa
ingin tahu anak.

Untuk lebih memberikan kemenarikan minat


belajar anak dan kebermaknaan suatu tema,
hendaknya guru dapat merumuskan tema dalam
bentuk kalimat yang inspiratif, misalkan tema
matahari dirumuskan dengan matahari
sumber kehidupan manusia, tema tanaman
dirumuskan menjadi menanam dan merawat
tanaman, tema binatang dirumuskan menjadi
menyayangi binatang piaraan

TEMA

SUBTEMA

2.11 3 3, 4.3, 3,4, 4,4 Binatang ikan


(Mob)
2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.13,
kupu-kupu
4,13 (Sosem),
2.3, 3.5, 3,6, 4.6, 3,7, 4.4,
belalang
3.9, 4,9 (kognitif),
1.13, 3,10, 3.11, 3.12
harimau
(bahasa),
3.15- 4.15 (seni)

ALOKASI WAKTU
2 minggu
3 minggu
1 minggu
1 minggu

Dst ......
ALOKASI WAKTU: 17 MINGGU

Bagaimana merumuskan kompetensi dasar dan materi pembelajaran


dikaitkan dengan tema?
Proses pembelajaran menggunakan tema dapat membantu guru dalam mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan. Saat membahas tema bersama anak, guru dapat
memasukkan semua pengetahuan sikap dan keterampilan ke dalam tema tersebut
sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan, misalnya:

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

13

Contoh 2: Pengembangan tema subtema sub-subtema topik bahasan

Ciri:

kulit ari, buah


berasal dari akar
yg menggembung

Tumbuh

tunas, umbi

Kegunaan

kue, tepung,
pengganti nasi

Dalam memilih tema yang menarik bagi


anak, guru dapat melakukan pengamatan
terhadap hal-hal yang dekat dengan
anak baik secara fisik maupun emosional
anak, misalnya dengan melakukan curah
gagasan dengan anak apa yang anak
sukai. Pengamatan terhadap topik obrolan
anak dan lainnya, misalkan: Dinosaurus
dapat dijadikan tema apabila anak-anak
membicarakan dinosaurus dalam berbagai
kesempatan berdiskusi.

Ciri:

Sub-subtema

kentang

Tumbuh

singkong
singk
i kong

Kegunaan

ttalas
allas
la

Apakah anak didik


anda senang melihat
binatang-binatang
kecil di dalam got
depan sekolah pada
musim hujan?

padi

bbawang
bawa
ba
awa
wang
ng

padi-padian
(subtema)

semusim, akar
serabut, biji
tunggal, batang
beruas

4. Keinsidentalan, artinya pemilihan tema


tidak selalu yang direncanakan di awal
tahun, dapat juga menyisipkan kejadian luar
biasa yang dialami anak, misalnya peristiwa
banjir yang dialami anak dapat dijadikan
tema insidental menggantikan tema yang
sudah direncanakan sebelumnya.

gandum
jagung

Sub-subtema
nangka

sawah, ladang

umbi-umbian
(subtema)

nasi, bubur, kue,


tepung

tumbuhtumbuhan
(Tema)

buah-buahan
(subtema)

rambutan

Bagus, anda telah


menemukan tema
yang menarik bagi
anak.

melon
brokoli

mangga

sayuran
(subtema)

kol
kangkung
bayam

Jenis

Ciri-ciri

kangkung
darat,
kangkung air

akar serabut,
batang beruas,
bunga bentuk
terom

Tanam

biji, tunas,
batang

Manfaat

Jenis

Ciri-ciri

Tanam

disayur

arum manis,
mana lagi,
golek, dll

batang kayu,
daging buah,
biji, keping dua,
akar tunggang.

biji,
cangkok,
okulasi/tempel

Manfaat

disayur

Anak-anak antusias memperhatikan binatang-binatang kecil dengan kaca pembesar.


12

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Teknik Pengembangan Tema


Dalam Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini,
tema tidak ditetapkan oleh
pemerintah, tetapi bersifat fleksibel penetapannya
oleh lembaga PAUD yang
melibatkan seluruh guru
pada saat pemilihan dan
penetapannya. Banyak hal
di lingkungan kehidupan
yang dapat dijadikan tema.
Artinya, apa yang terdapat
di lingkungan terdekat
seperti air, batu, kelapa,
alat transportasi, laut, dan
Guru sedang menjelaskan tentang tema tanaman
lain-lainnya dapat diangkat
menjadi tema. Oleh karenan itu, pengembangan tema di setiap lembaga dapat
berbeda-beda sesuai dengan lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana
dan prasarananya.

Tema bersifat
fleksibel
sesuai dengan
lingkungan,
budaya dan
sarana prasarana
disekolah.

Selanjutnya, tema yang telah ditetapkan akan


dimasukkan ke dalam program semester yang dilengkapi
dengan alokasi waktu yang akan digunakan pada
setiap tema. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan
keterampilan guru dalam memilih dan menetapkan tema
yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan tema.

Bagaimana merumuskan Tema?


1.

Mengidentifikasi tema, guru harus memperhatikan


prinsip-prinsip pengembangan tema, yaitu (1)
kedekatan, (2) kemenarikan, (3) kesederhanaan,
dan (4) keinsidentalan. Beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh guru dalam mengidentifikasi tema
antara lain adalah sebagai berikut.

Seberapa luas tema dapat dikembangkan?


Sebuah tema dapat dikembangkan menjadi subtema, sub-subtema, pokok bahasan,
dan seterusnya. Jika pertanyaannya seberapa luas sebuah tema dikembangkan?
Jawabannya tergantung seberapa luas guru dapat memfasilitasi pengembangan
tema untuk memberi pengalaman baru pada anak.
Guru dapat mengembangkan sebuah tema menjadi sangat luas sesuai dengan
kebutuhan. Tema dan sub-tema dan sub-subtema dan seterusnya tersebut
merupakan hasil identifikasi, baik yang dapat dipilih keseluruhan maupun sebagian,
tergantung ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran yang
konstektual. Artinya, bila guru yang banyak membaca tentu akan mengembangkan
tema menjadi sangat luas, tetapi dapat juga sebaliknya.
Walaupun demikian tema yang sudah kita tentukan akan lebih baik jika anak
diajak berpikir tentang pengetahuan yang lebih luas agar anak tidak salah dalam
memahami konsep dan ciri dari tema yang dibahas.
Contoh 1.
Pengembangan tema subtema topik yang dibahas
Bagian-bagian tubuh
Fungsi bagian tubuh
Cara merawat bagian tubuh
Makanan kesukaanku

Namaku

Tubuhku
(Subtema)

Baju kesukaanku
Kegiatan yang paling kusukai

Nama ayah ibuku


Alamat rumahku

Tempat liburan yang kusuka

Tempat dan tanggal lahirku


Ciri-ciri aku

Kesukaanku
(Subtema)

Diriku
(Tema)

Identitasku
(Subtema)

Anggota keluarga
Nama anggota keluargaku
Alamat rumahku

Keluargaku
(Subtema)

Pekerjaan ayah ibuku


Kebiasaan di keluargaku

Gambar: Pengembangan Tema Subtema Topik Bahasan

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

11

NO

TEMA

SUBTEMA
Tubuhku

Kesukaanku
1 Diriku
Identitasku

Keluargaku

Unggas

2 Binatang

Ternak

Buas
Laut
Gunung

LingkunganSawah
ku

Kotaku

Matahari
4

10

Alam
Semesta

Angin
Bulan
Bintang

SUB-SUBTEMA
Bagian-bagian
Fungsi
Cara merawat
Makanan
Kegiatan bermain
Tempat
Nama, umur
Nama orang tua
Alamat
Ciri-ciri
Anggota
Pekerjaan
Kegiatan
Burung
Ayam
Bebek
Kambing
Ayam
Sapi
Harimau
Singa
Badak
Wilayah laut
Biota laut
Jenis gunung
Tumbuhan di
gunung
Tanaman di
sawah
Perairan untuk
sawah
lambang kotaku
Tempat
bersejarah
Ulang tahun
kotaku
Waktu, fungsi
Fungsi, proses
terjadi
Waktu, fungsi
Waktu, nama

NO

TEMA

5 Kendaraan

6 Negaraku

7 Budayaku

Tumbuhtumbuhan

9. dll

SUB-SUBTEMA
Sepeda Motor
Dokar
Mobil
Laut
Perahu
Kapal air
Udara
Pesawat terbang
Burung garuda
Lambang
Bendera Merah
Negara
Putih
Lagu Kebangsaan
Lagu Nasional Lagu Wajib
Nasional
Nama-nama
Pahlawan
pahlawan
Pakaian nasional
Pakaian
Pakaian daerah
Makanan
Makanan daerah
Tarian modern
Tarian
Tarian daerah
Permainan
Permainan
Tradisional
daerah
Padi
Padi-padian
Jagung
Mangga
Nangka
Buah-buahan
Rambutan
Papaya
Ketela pohon
Kentang
Umbi-umbian
Bengkoang
Wortel
Kangkung
Bayam
Sayuran
Kacang panjang
Kol
Buncis
dll
dll

a. Amati Lingkungan Sekitar

SUBTEMA
Darat

sawah
wortel
andong

ayam
embun
pisang

mobil
pohon
semut

matahari
petani
sungai

sepeda
serangga

pedagang
ikan

bakso
kelinci,
odong-odong sawah

Guru
dalam
mengidentifikasi
tema
dapat melihat lingkungan
sekitarnya, seperti sawah,
ayam, mobil, matahari,dan
pohon.
Yang dilihat
oleh guru tersebut dapat
dijadikan sebagai tema.
b. Perhatikan Sosial Budaya

Proses Curah Pendapat

Kebudayaan yang terdapat di lingkungan sekitar anak


dapat diangkat menjadi tema, sebagai contoh Panjang
Mulud di Serang, Karapan Sapi di Madura, dan Perayaan
Tabot di Bengkulu.
c. Perhatikan Minat dan Kesukaan Anak
Dalam mengidentifikasi tema guru juga dapat melihat
minat anak sebagai contoh banyak anak yang tertarik
dan menyukai kucing, ayam, dan lainnya.
d. Lakukan Curah Gagasan
Bersama semua guru, hasil mengamatan terhadap
lingkungan, sosial budaya, dan minat anak
diidentifikasi melalui curah gagasan. Setiap guru
diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan
tema dengan bebas, dan setiap gagasan tema tidak
perlu dibahas dan dikomentari, melainkan ditampung
sebagai referensi dalam penetapan tema selanjutnya.
2.

Membuat Webbing Tema/Maping Tema

Kelompokkan
hasil curah
pendapat
tentang tema
sesuai jenisnya,
misalnya
kelompok
tanaman,
kelompok
binatang,
kelompok gejela
alam, dll.

Salah satu teknik dalam pengembangan tema melalui


webbing tema (jaring laba-laba). Setiap tema yang telah diidentifikasi
dikembangkan ke dalam sub-subtema bahkan sub-subtema dalam
bentuk diagram seperti jaring laba-laba, sebagai contoh webing tema
sebagai berikut:

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Contoh 1:
Mengembangkan tema menjadi subtema.

Cita-citaku,

Mengembangkan tema menjadi subtema


dan sub-subtema
Tema tumbuhan pada contoh di atas
dikembangkan menjadi subtema:

Identitasku,

padi-padian,

Tubuhku, dan

buah-buahan,

Kesukaanku.

sayur-sayuran, dan

Dari
subtema
tersebut
yang
akan
dikembangkan adalah subtema tubuhku

umbi-umbian.

Contoh di samping menunjukkan pengembangan tema diriku menjadi subtema:

Contoh 2:
pengembangan subtema tubuh seperti berikut:
Setelah menetapkan subtema yang akan
dibahas, selanjutnya dikembangkan menjadi
topik yang akan dibahas bersama anak.

Setiap subtema tersebut dikembangkan menjadi sub


sub-subtema.
subtema Misalnya subtema
buah-buahan menjadi sub-subtema:
mangga
nangka
rambutan
manggis

Contoh subtema Tubuhku akan membahas:

pepaya, dll.

bagian-bagian tubuh

Tidak
semua
subtema
atau sub-subtema dibahas
dalam kegiatan bersama
anak. Pilihlah yang paling
penting dan diperkirakan
sangat diminati anak dengan
memperhatikan keragaman
kegiatan yang dapat disiapkan guru.

kegunaan setiap bagian tubuh


yang diperlukan agar tubuh sehat
cara merawat tubuh
bagaimana bila sakit
apa penyebab tubuh menjadi sakit
Penentuan topik yang akan dibahas ini sebaiknya melibatkan anak. Jika
tidak memungkinkan, topik yang akan dibahas adalah pengetahuan baru
bagi anak. Untuk menentukan topik, guru harus mencari bacaan agar
pengetahuan yang dibahas bersama anak tidak salah.
Guru dapat mengembangkan kembali subtema menjadi sub-subtema bila
dirasa subtema bersifat umum. Cara mengembangkan subtema menjadi subsubtema sama dengan cara mengembangkan tema menjadi subtema. Di
bawah ini dicantumkan contoh mengembangkan tema menjadi subtema dan
subtema menjadi sub-subtema.

Contoh 3:

Dalam contoh berikut dipilih sub-subtema mangga. Setelah menentukan subsubtema, selanjutnya guru mengembangkan topik pembahasan yang terkait dengan
sub-subtema yang dipilih. Pengembangan topik pembahasan membantu guru untuk
memperluas kosakata baru (term), pengetahuan (fact) baru bagi anak dan prosedur
kegiatan yang menarik.

Objek apa saja yang dapat dijadikan tema


Jika ditanyakan objek apa saja yang dapat dijadikan tema, maka jawabannya semua
objek dapat dijadikan tema. Artinya, apapun dapat dijadikan tema, mulai dari benda,
peristiwa, hingga ke negara. Berikut ini contoh tema-tema yang dapat dipilih.

PEDOMAN PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Anda mungkin juga menyukai