Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN


GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : THYPOID FEVER, DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI SURAKARTA

OLEH :

NAMA : DIKA SABETTA UTAMI


NIM : 19121089

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : THYPOID FEVER, DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT TK III SLAMET RIYADI SURAKARTA

I. PENGKAJIAN
Tanggal dan waktu dilakukan pengkajian : 19 Desember 2021 pukul 09.00 WIB
A. Anamnesa
1. Identitas Pasien
Nama : An A
Tempat Tanggal Lahir : Surakarta, 21 Oktober 2014
Usia : 7 tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Panularan, Laweyan, Surakarta
Agama : Islam
Nama Ayah / Ibu : Tn M
Pekerjaan Ayah / Ibu : Wiraswasta
Pendidikan Ayah / Ibu : SMA
Agama : Islam
Alamat : Panularan, Laweyan, Surakarta
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Diagnosa Medis : Thypoid Fever
Tanggal masuk RS : 18 Desember 2021

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan demam naik turun.
b. Riwayat Perawatan Sekarang
Pada malam hari tanggal 18 Desember 2021, pasien demam naik turun, batuk
berdahak, dahak tidak dapat keluar, mual dan muntah, nafsu makan dan minum
menurun. Pasien tampak pucat, kemudian pasien di bawa oleh keluarga ke IGD
Rumah Sakit TK III Slamet Riyadi Surakarta dengan keluhan demam sejak 4
hari yang lalu. Saat dikaji N: 98 x/menit, S: 37,6ᵒC, RR: 18 x/menit, kesadaran
pasien compos mentis, GCS E: 4, V: 5, M: 6. Saat di IGD pasien mendapat
terapi RL 12 tpm, paracetamol 300 mg, ondansetron 2 mg, hasil swab antigen
negatif. Kondisi pasien tidak berubah, pasien masih demam, batuk berdahak,
dahak tidak dapat keluar, mual dan muntah, nafsu makan dan minum menurun.
Dari pemeriksaan dokter di IGD pasien dianjurkan untuk rawat inap dan
mendapatakan perwatan khusus. Pasien dipindahkan ke bangsal anggrek. Saat
dikaji di bangsal, N: 105 x/menit, S: 37,5ᵒC, RR: 20 x/menit. Pasien mendapat
terapi RL 12 tpm, paracetamol 300 mg, dan ondansetron 2 mg. Efek dari
pengobatan mual dan muntah pasien berkurang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
1) Prenatal : Keluarga pasien mengatakan selama dalam kandungan nutrisi
janin tercukupi dan tidak ada riwayat penyakit.
2) Natal : Keluarga pasien mengatakan pasien dilahirkan di Rumah Sakit
Kasih Ibu Surakarta dengan persalinan normal.
3) Post natal : Keluarga pasien mengatakan kondisi kesehatan baik, apgar
score normal dengan warna kulit kemerahan, frekuensi jantung 110, reaksi
terhadap rangsangan menangis, tonus otot ekstremitas dalam fleksi sedikit,
usaha nafas menangis kuat, bbl 2900 gr, pbl 47 cm, tidak terdapat kelainan
anomaly genetal.
4) Penyakit waktu kecil : Keluarga pasien mengatakan penyakit waktu kecil
pasien demam cara penanganannya dengan kompres hangat.
5) Pernah dirawat di rumah sakit : Keluarga pasien mengatakan sebelumnya
belum pernah dirawat di rumah sakit.
6) Obat-obatan yang di gunakan : Keluarga pasien mengatakan riwayat
penggunaan obat di rumah sebelum masuk rumah sakit jika demam minum
paracetamol sirup 120 mg.
7) Alergi : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki alergi.
8) Kecelakaan : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah mengalami
kecelakaan sebelumnya.
9) Imunisasi : Keluarga pasien mengatakan pasien sudah melakukan imunisasi
campak, polio, DPT, BCG dan imunisasi hepatitis B.
d. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak sedang menderita penyakit, keluarga pasien
pernah menderita penyakit gastritis, keluarga pasien tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dan tidak memiliki penyakit menular
seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS.
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Menikah
: Garis keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
e. Riwayat Sosial
Pasien mengatakan tinggal bersama kedua orang tuanya, lingkungan rumah
pasien bersih.

3. Pola Fungsional
a.Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan.
1) Status kesehatan anak sejak lahir
Berat badan : 2900 gr
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas : 12 cm
2) Pemeriksaan kesehatan anak sejak lahir
Pemeriksaan apgar score normal dengan warna kulit kemerahan, frekuensi
jantung 110, reaksi terhadap rangsangan menangis, tonus otot ekstremitas
dalam fleksi sedikit, usaha nafas menangis kuat, tidak terdapat kelainan
anomaly genetal.
3) Praktik pencegahan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan keluarga mengajarkan pola hidup bersih dan
sehat kepada pasien dengan cara membiasakan sebelum makan dan setelah
makan dengan mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, dan
menjaga lingkungan tempat tinggal agar tetap bersih dan sehat.
4) Apakah orang tua merokok didekat anak
Keluarga pasien mengatakan orang tua tidak pernah merokok didekat anak
5) Apakah anak aman, keadaan aman bagi anak di lingkungan rumah
Keluarga pasien mengatakan anak aman, keadaan aman bagi anak dengan
menyediakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman, serta terhindar
dari pengaruh buruk.
b. Nutrisi dan metabolisme
1) Pemberian ASI / PASI : Keluarga pasien mengatakan pasien diberikan ASI
saat lahir sampai umur 2 tahun.
2) Selera makan, makanan yang disukai dan yang tidak disukai : Keluarga
pasien mengatakan nafsu makan pasien menurun, makanan yang disukai
mie, makanan yang tidak disukai telur rebus.
3) Masukan makanan selama 24 jam, makanan tambahan dan vitamin :
Keluarga pasien mengatakan masukan makanan selama 24 jam yaitu nasi,
sayur, lauk pauk dengan makanan tambahan roti dan buah-buahan.
4) Kebiasaan makan : Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali sehari,
menu : nasi, sayur, dan lauk pauk habis 1 porsi penuh, selama sakit makan
3 kali sehari, menu : nasi lembek, sayur, dan lauk pauk habis 5 sendok
makan.
5) Alat makan yang digunakan : Pasien mengatakan alat makan yang
digunakan piring, sendok, dan mangkok.
6) BBL, BB sebelum sakit dan saat ini : BBL 2900 gr, BB sebelum sakit 23
kg, BB saat ini 20 kg.
7) Masalah kulit lesi, rash : Pasien mengatakan kulit tidak terdapat lesi, rash
atau ruam.
Orang tua : status nutrisi keluarga / orang tua dan masalahnya
Keluarga pasien mengatakan status nutrisi dalam keluarga baik, tidak terdapat
masalah status nutrisi.
c.Eliminasi
BAB :
1) Pola defikasi : pagi setelah bangun tidur, jumlah sebelum sakit 400 cc dan
selama sakit 200 cc.
2) Karakteristik padat, tidak terdapat konstipasi dan diare.
3) Frequensi / hari : sebelum sakit 1x sehari dan selama sakit 2 hari sekali,
warna kuning, bau khas feses.
4) Faktor yang mempengaruhi BAB : -
BAK :
1) Kaji pola miksi: sewaktu-waktu, jumlah sebelum sakit 500 cc dan selama
sakit 300 cc, frequensi sebelum sakit sehari 3x dan selama sakit sehari 2x,
tidak ada dorongan dan tidak ada retensi.
2) Karakteristik : urin, warna kuning
3) Bau khas dan zat penyerta lainnya : Urin berbau obat karena adanya
konsumsi obat-obatan.
4) Kaji faktor yang mempengaruhi pola eliminasi
Keluarga pasien mengatakan jika terlalu banyak minum obat membuat
urin berbau obat.
Mengganti pakaian dalam / diapers bagi anak : Pasien mengatakan mengganti
pakaian dalam sehari 2 kali.
Orang tua : pola eliminasi / masalah ?
Keluarga pasien mengatakan pola eliminasinya untuk BAB pagi hari setelah
bangun tidur 1 kali sehari sebanyak 500 cc, karakteristik padat, tidak terdapat
konstipasi dan diare, warna kuning, bau khas feses. Untuk BAK sewaktu-
waktu 3 kali sehari sebanyak 600 cc, tidak ada dorongan dan tidak ada retensi,
karakteristik urin, warna kuning, tidak terdapat masalah dalam pola eliminasi.
d. Aktifitas dan Latihan
1) Rutin mandi : Pasien mengatakan sebelum sakit mandi 2 kali sehari dan
selama sakit mandi sibin 2 kali sehari setiap pagi dan sore.
2) Kebersihan rutin : Pasien mengatakan memotong kuku seminggu sekali,
keramas seminggu 3 kali, menggosok gigi saat mandi dan sebelum tidur.
3) Aktivitas sehari-hari : Pasien mengatakan aktivitas sebelum sakit sekolah
dan bermain dengan teman – temannya, aktivitas selama sakit tidur dan
bermain game.
4) Level aktivitas anak : Pasien mengatakan level aktivitasnya menggambar,
mewarnai, berlari, melompat, membaca dan menulis.
Orang tua : aktivitas / pola latihan, pemeliharaan anak
Keluarga pasien mengatakan pola aktivitas bekerja, menyelesaikan pekerjaan
rumah seperti memasak, menyapu, mencuci, dan menjadi guru di rumah bagi
anaknya.
e.Istirahat dan Tidur
1) Pola istirahat tidur anak, perkiraan tidur berapa jam : Pasien mengatakan
sebelum sakit tidur jam 21.00 hingga jam 05.00 lama tidur 8 jam tidur
dengan nyenyak, selama sakit tidur jam 20.00 hingga jam 05.00 lama tidur
9 jam tidur dengan nyenyak.
2) Perubahan pola tidur anak, mimpi buruk, nocturia : Pasien mengatakan
tidak pernah mimpi buruk dan tidak nocturia (sering buang air kecil di
malam hari)
3) Posisi tidur anak, gerakan tubuh : Keluarga pasien mengatakan posisi tidur
anak berbaring (supinasi), gerakan tubuh anak miring ke kanan dan miring
ke kiri.
4) Orang tua : pola tidur orang tua
Keluarga pasien mengatakan saat di rumah tidur jam 22.00 hingga jam
04.00 lama tidur 6 jam tidur dengan nyenyak, saat di rumah sakit tidur jam
21.00 sampai jam 04.30 lama tidur 7,5 jam tidur dengan nyenyak.
f. Pola Kognitif dan Persepsi
1) Responsif secara umum pada anak : Pasien mengatakan mampu merespon
terhadap sesuatu yang ada disekitarnya.
2) Respon anak untuk bicara, suara, obyek, sentuhan : Pasien mengatakan
mampu berbicara dengan jelas tidak ada kesulitan untuk berbicara, pasien
mengatakan mampu mendengar saat perawat atau orang lain berbicara dan
mampu mendengar suara detik jam, pasien mengatakan mampu melihat
obyek dengan jarak pandang 6 m, pasien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, pasien mengatakan dapat membedakan bau parfum dengan
minyak kayu putih, pasien mengatakan dapat membedakan sentuhan halus
dan sentuhan kasar.
3) Apakah anak mengikuti obyek dengan matanya, respon untuk meraih
mainan : Pasien mengatakan mampu mengikuti obyek dengan matanya,
respon untuk meraih mainan bola sepak dengan cekatan.
4) Kemampuan anak untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon
: Pasien mengatakan mampu mengatakan namanya, waktu (pagi, siang,
sore dan malam) dan alamatnya dengan jelas, pasien mengatakan tidak
hafal untuk menyebutkan nomor telepon.
5) Vokal suara, pola bicara, kata-kata, kalimat : Pasien mengatakan vokal
suara jelas, pola bicara dinamis, pasien dapat membentuk kata dan kalimat
dengan lengkap dan jelas.
6) Gunakan stimulasi bicara, mainan : Pasien mengatakan orang tua sering
mengajaknya berbicara.
7) Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan lapar, haus, nyeri,
tidak makan : Pasien mengatakan apabila sedang lapar dan haus pasien
mengungkapkan rasa lapar dan hausnya.
Orang tua :
1) Masalah dengan penglihatan, sentuhan, pendengaran
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan penglihatan,
sentuhan, dan pendengaran.
2) Kesulitan dalam membuat keputusan, judgment
Keluarga pasien mengatakan kesulitan dalam membuat keputusan ketika
salah satu pihak tidak menyetujuinya.
g. Persepsi Diri dan Konsep Diri
1) Status mood bayi/anak (irritabilitas) : Keluarga pasien mengatakan mood
selalu berubah-ubah, seperti ceria, tertawa, diam.
2) Pemahaman anak tentang identitas diri, kompetensi : Pasien mengatakan
dirinya laki-laki berumur 7 tahun, berstatus pelajar dan merupakan anak
pertama, posisi pasien sebagai anak tunggal dari orang tuanya. Pasien
mengatakan menerima dan nyaman dengan statusnya sekarang, pasien
merasa puas sebagai laki-laki.
Anak / bayi :
1) Status mood : Keluarga pasien mengatakan mood selalu berubah-ubah,
seperti ceria, tertawa, diam.
2) Banyaknya teman atau seperti yang lain : Pasien mengatakan mempunyai
banyak teman baik di sekolah maupun di rumah.
3) Persepsi diri : Pasien mengatakan menyukai dan nyaman terhadap semua
anggota tubuhnya, pasien mensyukuri apa yang ada di dalam dirinya.
4) Kesepian : Pasien mengatakan tidak pernah merasa kesepian, karena
pasien memiliki banyak teman baik di sekolah maupun di rumah.
5) Ketakutan : Pasien mengatakan tidak merasa ketakutan, karena pasien
pemberani.
Orang tua : Persepsi diri sebagai orang tua dan pendapat umum tentang
identitas dan kompetensi
Keluarga pasien mengatakan bangga menjadi orang tua dari anaknya,
kompetensi ibu dapat mengurus kebutuhan rumah tangga seperti memasak,
menyapu, mencuci, dan mendidik anak, kompetensi ayah dapat mencari
nafkah untuk anak dan istrinya, serta mendidik dan melindungi keluarganya.
h. Pola Peran dan Hubungan
1) Struktur keluarga : Keluarga pasien mengatakan struktur keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak.
2) Masalah / stresor keluarga : Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki
masalah keluarga.
3) Interaksi antar anggota keluarga dan anak : Keluarga pasien mengatakan
interaksi antar anggota keluarga dan anak baik.
4) Respon anak atau bayi terhadap perpisahan : Pasien mengatakan respon
pasien terhadap perpisahan tampak sedih sewaktu berpisah sekolah dengan
temannya.
5) Anak mengalami ketergantungan : Keluarga pasien mengatakan anak tidak
mengalami ketergantungan dalam hal game online.
6) Anak dengan pola bermain : Pasien mengatakan tidak bisa fokus dengan
banyak permainan.
7) Anak dengan disiplin kegiatan sehari-hari : Pasien mengatakan disiplin
dalam kegiatan sehari-hari.
Orang tua : Peran keterikatan dan kepuasan, pekerjaan, sosial, hubungan
perkawinan
Keluarga pasien mengatakan peran dalam pekerjaan dengan melakukan
pekerjaan sebaik-baiknya, peran dalam sosial dengan bergotong royong saling
membantu antar sesama, peran dalam hubungan perkawinan dengan menjaga
keharmonisan rumah tangga.
i. Pola Seksual dan Reproduksi
1) Perasaan sebagai laki-laki/perempuan : Pasien mengatakan dirinya pasien
merasa puas dan nyaman sebagai laki-laki.
2) Pertanyaan mengenai sexualitas, bagaimana respon orang tua : Keluarga
pasien mengatakan pasien tidak memiliki gangguan sexualitas, orang tua
merasa puas dan suka terhadap seksualitas atau jenis kelamin mempunyai
anak laki-laki.
Orang tua : Riwayat reproduksi, kepuasan sexual dan masalahnya
Keluarga pasien mengatakan masih mengalami menstruasi selama 7 hari
dalam siklus 28 hari, merasa puas menjadi seorang ibu yang baik dan tidak
memiliki masalah gangguan sexual.
j. Koping dan Pola Toleransi Stress
1) Apa yang menyebabkan stress pada anak, level dan toleransi : Pasien
mengatakan hal yang menyebabkan stress yaitu tangisan bayi yang berada
di sebelah kamarnya.
2) Pola penanganan masalah dan support system : Pasien mengatakan untuk
menangani stress dengan menonton film.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
1) Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen : Pasien
mengatakan taat kepada aturan dan berperilaku baik.
2) Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama : Pasien mengatakan jika ia
beragama islam, pasien sudah diajarkan tentang tata cara sholat namun
belum menjalankan sholat 5 waktu.
Orang tua : Sesuatu yang berharga pada dirinya dan harapan tentang masa
depan, keyakinan atau kesembuhan, dampak penyakit dan tujuan
Keluarga mengatakan berharap selalu diberikan kesehatan, harapan tentang
masa depan anak-anaknya kelak sukses di kemudian hari.
4. Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan Umum : Sedang
b.Tanda Vital : R: 20 x/menit, N: 130 x/menit, S: 37,2 0 C.
c.Kesadaran : Compos mentis (CM)
Glasgow Coma Scale (GCS) : 15
E (Eye) : 4
M (Motorik) : 6
V (Verbal) : 5
d.Antropometri : TB : 120 cm, BB : 20 kg, lingkar kepala : 41 cm, lingkar dada :
50 cm, lingkar lengan atas : 15 cm.
e.Kulit : Warna kulit cokelat bersih, kulit kering, turgor kulit baik, terdapat
eritema (kemerahan pada kulit), tidak terdapat ptekie, kulit terasa hangat.
f. Kepala : Bentuk kepala mesochepal, fontanela sudah menutup, penyebaran
rambut merata, warna rambut hitam bersih, jumlah rambut tipis, tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening, muka atau wajah simetris.
g.Mata : Konjungtiva anemis, sklera berwarna putih, pupil ukuran sedang 3 mm,
bentuk simetris, warna pupil hitam, reaksi terhadap cahaya dengan mengecil
ketika terkena cahaya atau membesar ketika berada di tempat yang gelap, iris
mata berwarna cokelat gelap, bentuk simetris, ukuran sedang, tidak terdapat
radang pada mata, gerakan bola mata mengikuti obyek benda.
h.Hidung : Ukuran normal, bentuk hidung simetris, septum nasal simetris, fungsi
pembauan normal, terdapat secret berwarna hijau kental.
i. Mulut : Bibir berwarna merah, simetris, kelembaban kering, tidak terdapat lesi,
pembengakan, fisura, tidak terdapat perdarahan gusi, lidah kotor, berwarna
merah, bentuk lidah simetris, palatum baik, lidah dapat digerakkan secara
bebas, fungsi pengecapan baik.
j. Telinga : Bentuk telinga simetris, ukuran sedang, lubang telinga bersih, letak
telinga normal, tidak terdapat penonjolan atau pendataran telinga, aurikula
tidak nyeri, mastoid tidak nyeri, fungsi pendengaran baik.
k.Leher : Tidak terdapat lesi dan pembengkakan, tidak terdapat distensi vena,
posisi trakea normal, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
l. Jantung
Inspeksi : Denyut jantung terlihat di intercostal 5 pada garis midklavikula
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, pulsasi teraba pada intercostal kiri 5, batas
kiri jantung terdapat pada intercostal 6 linea midklavikularis kiri, batas kanan
jantung pada parasternalis kanan, batas atas jantung pada intercostal 2 kanan
linea parasternalis kanan.
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Detak jantung berirama (regular), bunyi jantung lub dup.
m. Paru – Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, gerakan dada simetris, frekuensi pernafasan
20 x/menit, irama nafas normal, upaya bernafas maksimal, pasien tidak
menggunakan otot bantu nafas, tidak terlihat retraksi intercosta.
Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama, pengembangan dada kanan dan
kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara pernafasan vesikuler
n.Perut
Inspeksi : Bentuk perut simetris, ukuran sedang, tidak menonjol, tidak cekung,
warna cokelat bersih, keadaan kulit kering, gerakan peristaltik terlihat, tidak
terdapat penonjolan pada umbilikus, tidak ada kebiruan dan tidak ada nodular.
Auskultasi : Terdengar bising usus 10 kali per menit.
Perkusi : Hipertimpani
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, terdapat pembesaran hati atau limpa
o.Genetalia (Tidak terkaji)
Punggung dan Ekstremitas : Punggung berfungsi normal dapat menyokong
tubuh dan melindungi saraf tulang belakang, ekstremitas atas dan ekstremitas
bawah berfungsi normal dapat digerakkan secara bebas, ekstremitas atas dan
bawah baik kanan dan kiri tidak terdapat lesi maupun edema, tidak terdapat
kelainan atau masalah pada punggung dan ekstremitas.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tindakan operasi : -
b. Hasil laboratorium :
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Desember 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.5 g/dL 14 – 18 g/dL Taknormal
Leukosit 5.13 ribu/mm3 4.0 – 10.0 ribu/mm3 Normal
Hematokrit 40 % 40 – 50 % Normal
Eritrosit 4.90 juta/mm^3 4.5 – 6 juta/mm^3 Normal
Trombosit 223 ribu/mm3 150 – 400 ribu/mm3 Normal
Index Eritrosit
MCV 82 fL 80 – 97 fL Normal
MCH 28 pg 26.5 – 33.5 pg Normal
MCHC 34 g/dL 31.5 – 35 g/dL Normal
Hitung Jenis
Eosinofil 1% 1–4% Normal
Basofil 0% 0–1% Normal
Neutrofil Batang 0% 3–5% Taknormal
Neutrofil Segmen 47 % 50 – 70 % Taknormal
Limfosit 42 % 20 – 40 % Taknormal
Monosit 10 % 2 – 10 % Normal
NLR 1.10 > 3.13 = Waspada Taknormal
6 – 8 = Curiga
> 9 = Bahaya
ALC 2.2 1.101 – 1.509 = Waspada Taknormal
0.500 – 1.100 = Curiga
< 0.500 = Bahaya

IMUNOSEROLOGI
Swab Antigen Negatif Negatif Negatif
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 Desember 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
IMUNOSEROLOGI
Widal
Anti S. Typhi-O Negatif Negatif Normal
Anti S Paratyphi AO Negatif Negatif Normal
Anti S Paratyphi BO Negatif Negatif Normal
Anti S Paratyphi CO 1/80 Negatif Taknormal
Anti S Typhi-H 1/80 Negatif Taknormal
Anti S Paratyphi AH 1/80 Negatif Taknormal
Anti S Paratyphi BH 1/80 Negatif Taknormal
Anti S Paratyphi CH 1/80 Negatif Taknormal

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Desember 2021


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan
URINE
Urine Lengkap
Makroskopis
Warna Urine Kuning Kuning Normal
Kejernihan Urine Jernih Jernih Normal
Kimia
Blood Negatif <5 Taknormal
Bilirubin Negatif Negatif Normal
Urobilinogen Negatif <2 Taknormal
Keton 1+ mg/dL Negatif Taknormal
Protein Urine Negatif Negatif Normal
Nitrit Urine Negatif Negatif Normal
Lekosit Esterase Negatif Negatif Normal
pH 6.5 4.8 – 7.4 Normal
Berat Jenis 1.025 1.015 – 1.025 Normal
Glukosa Negatif Negatif Normal
Sedimen
Eritrosit 1 – 2 LPB 0 – 1 LPB Normal
Lekosit 0 – 1 LPB 1 – 5 LPB Normal
Epitel 3 – 5 LPK 5 – 15 LPK Normal
Silinder Negatif 0 – 1 (hialin) Taknormal
Kristal Negatif Negatif Normal
Urat Amorf Negatif Negatif Normal
Ca Oxalat Negatif Negatif Normal
Asam Urat Urin Negatif Negatif Normal
Bakteri Negatif Negatif Normal
Jamur Negatif Negatif Normal
Benang Mucus Negatif Negatif Normal
Lain-lain Negatif Negatif Normal

c. Obat-obatan tanggal 18 Desember 2021


1) Infus RL 12 tpm
2) Ondansetron 4 mg / 8 jam
3) Ranitidine 20 mg / 12 jam
4) Paracetamol 300 mg / 8 jam
5) Cefixime 100 mg / 12 jam
6) Ambroxol 30 mg / 8 jam
7) Salbutamol 2 mg / 8 jam
d. Hasil rontgen : -
e. Data tambahan : -

6. Pemeriksaan Perkembangan
Bagi anak usia lebih dari 6 tahun :
a. BB lahir untuk 6 bulan, 1 tahun dan saat ini : BB lahir untuk 6 bulan 5 kg, 1
tahun 9 kg, saat ini 20 kg.
b. Pertumbuhan gigi : Pertumbuhan gigi pasien lengkap.
c. Usia mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata pertama : Usia
mulai menegakkan kepala 6 bulan, duduk 9 bulan, berjalan 12 bulan, kata-kata
pertama 12 bulan.
d. Perkembangan sekolah, lancar dan masalahnya : Pasien mengatakan sekolah
berjalan lancer dan tidak terdapat kendala atau masalah.
e. Interaksi dengan orang dewasa dan orang lain : Pasien mengatakan interaksi
dengan orang dewasa dan orang lain baik.
f. Partisipasi dengan kegiatan organisasi : Pasien mengatakan berpartisipasi
dalam kegiatan organisasi disekolahnya.

Diagnosa Keperawatan
1) Data Fokus
a) Subyektif :
Pasien mengatakan demam naik turun.
Keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien menurun.
Pasien mengatakan makan habis 5 sendok makan.
Pasien mengatakan mual dan muntah.
b) Obyektif :
Keadaan umum pasien sedang
Tanda Vital : R: 20 x/menit, N: 130 x/menit, S: 37,2 0 C.
Lab Widal Anti S Paratyphi CO 1/80, Anti S Typhi-H 1/80, Anti S
Paratyphi AH 1/80, Anti S Paratyphi BH 1/80, Anti S Paratyphi CH 1/80
Terdapat eritema (kemerahan pada kulit), kulit teraba hangat
Antropometri : BB : 20 kg
Kg( BB)
IMT ¿
(TB m)2
20
¿
(1,20)2
20
¿
1,44
IMT = 13,8 kg¿ m2
Biochemical data : Hb : 13.5 gr/dL, Ht : 40 %
Clinical sign : Konjungtiva anemis, mukosa bibir kering, lidah kotor,
penurunan nafsu makan, pasien tampak pucat.
Dietary history : Pasien makan habis 5 sendok makan.
2) Analisa Data
Analisa Data
Problem Etiologi
No Tgl / Jam Data
( Masalah ) ( Penyebab )
1. 19 DS : Pasien mengatakan Hipertermi Proses inflamasi
Desember demam naik turun.
2021 DO :
10.00 WIB Keadaan umum pasien
sedang
Tanda Vital : R: 20
x/menit, N: 130 x/menit,
S: 37,2 0 C.
Lab Widal Anti S
Paratyphi CO 1/80, Anti S
Typhi-H 1/80, Anti S
Paratyphi AH 1/80, Anti S
Paratyphi BH 1/80, Anti S
Paratyphi CH 1/80
Terdapat eritema
(kemerahan pada kulit),
kulit teraba hangat.

2. 19 DS : Keluarga pasien Ketidakseimbanga Asupan diet


Desember mengatakan nafsu makan n nutrisi kurang kurang
2021 pasien menurun. dari kebutuhan
10.15 WIB Pasien mengatakan makan tubuh
habis 5 sendok makan.
Pasien mengatakan mual
dan muntah.
DO :
Antropometri : BB : 20
kg, IMT : 13,8 kg¿ m 2
Biochemical data : Hb :
13.5 gr/dL, Ht : 40 %
Clinical sign :
Konjungtiva anemis,
mukosa bibir kering, lidah
kotor, penurunan nafsu
makan, pasien tampak
pucat.
Dietary history : Pasien
makan habis 5 sendok
makan.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Tanggal Tanggal Tanda
No. Dx DIAGNOSA
Ditemukan Teratasi Tangan
1. Hipertermi berhubungan dengan 19 Desember 22 Desember Dika
proses inflamasi 2021 2021
DS : Pasien mengatakan demam
naik turun.
DO :
Keadaan umum pasien sedang
Tanda Vital : R: 20 x/menit, N:
130 x/menit, S: 37,2 0 C.
Lab Widal Anti S Paratyphi CO
1/80, Anti S Typhi-H 1/80, Anti S
Paratyphi AH 1/80, Anti S
Paratyphi BH 1/80, Anti S
Paratyphi CH 1/80
Terdapat eritema (kemerahan
pada kulit), kulit teraba hangat.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang 19 Desember 22 Desember Dika


dari kebutuhan tubuh 2021 2021
berhubungan dengan asupan diet
kurang
DS : Keluarga pasien mengatakan
nafsu makan pasien menurun.
Pasien mengatakan makan habis 5
sendok makan.
Pasien mengatakan mual dan
muntah.
DO :
Antropometri : BB : 20 kg, IMT :
13,8 kg¿ m 2
Biochemical data : Hb : 13.5
gr/dL, Ht : 40 %
Clinical sign : Konjungtiva
anemis, mukosa bibir kering, lidah
kotor, penurunan nafsu makan,
pasien tampak pucat.
Dietary history : Pasien makan
habis 5 sendok makan.

III. PERENCANAAN
PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO TINDAKAN +
KEPERAWATAN TUJUAN / KH
RASIONALISASI
1. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan umum
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 pasien.
proses inflamasi jam diharapkan hipertermi Rasionalisasi: Untuk
DS : Pasien teratasi dengan kriteria mengetahui kondisi
mengatakan demam hasil pasien mengatakan fisik pasien.
naik turun. badan tidak panas, tidak 2. Observasi TTV.
DO : ada kemerahan pada kulit, Rasionalisasi : Untuk
Keadaan umum pasien penurunan suhu tubuh, mengetahui
sedang tanda-tanda vital dalam perkembangan
Tanda Vital : R: 20 batas normal R : 18 - 30 penyakit.
x/menit, N: 130 x/menit, N : 70 - 120 3. Lakukan kompres
x/menit, S: 37,2 0 C. x/menit, S : 35,9 0 C - 36,7 hangat.
Lab Widal Anti S 0
C, lab widal negatif. Rasionalisasi : Untuk
Paratyphi CO 1/80, mencegah keringat
Anti S Typhi-H 1/80, terserap kembali
Anti S Paratyphi AH dalam tubuh.
1/80, Anti S Paratyphi 4. Anjurkan pasien
BH 1/80, Anti S untuk memakai baju
Paratyphi CH 1/80 yang tipis.
Terdapat eritema Rasionalisasi : Baju
(kemerahan pada yang tipis untuk
kulit), kulit teraba menyerap keringat.
hangat. 5. Laksanakan advis
dokter dalam
pemberian terapi
obat antipiretik
(paracetamol 300 mg
/ 8 jam) dan
antibiotic (cefixime
100 mg / 12 jam).
Rasionalisasi : Untuk
menurunkan panas.

2. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pemasukan


Ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 nutrisi pasien.
nutrisi kurang dari jam diharapkan kebutuhan Rasionalisasi:
kebutuhan tubuh nutrisi pasien terpenuhi Mengetahui tingkat
berhubungan dengan dengan kriteria hasil IMT pemasukan nutrisi
asupan diet kurang normal 18,5 - 24,9 kg/m2, pasien.
DS : Keluarga pasien Hb 14 - 18 g/dL, Ht 40 - 2. Anjurkan pasien
mengatakan nafsu 50 %, konjungtiva baik makan sedikit tapi
makan pasien (berwarna bening), sering.
menurun. mukosa bibir lembab, Rasionalisasi :
Pasien mengatakan lidah bersih, peningkatan Makan sedikit-
makan habis 5 sendok nafsu makan, pasien sedikit memberikan
makan. tampak segar, pasien tidak kesempatan pada
Pasien mengatakan mual dan muntah, makan lambung untuk
mual dan muntah. habis 1 porsi penuh. mengosongkan
DO : sehingga tidak terjadi
Antropometri : BB : 20 perasaan penuh pada
kg, IMT : 13,8 kg¿ m2 lambung.
Biochemical data : 3. Jelaskan pentingnya
Hb : 13.5 gr/dL, Ht : intake nutrisi yang
40 % adekuat untuk
Clinical sign : penyembuhan
Konjungtiva anemis, penyakit.
mukosa bibir kering, Rasionalisasi :
lidah kotor, penurunan Menambah wawasan
nafsu makan, pasien tentang pentingnya
tampak pucat. nutrisi yang adekuat.
Dietary history : 4. Ciptakan suasana
Pasien makan habis 5 makan yang
sendok makan. menyenangkan.
Rasionalisasi :
Membuat waktu
makan lebih
menyenangkan yang
dapat meningkatkan
nafsu makan.
5. Laksanakan advis
dokter dengan
pemberian obat
antiemetik
(ondansetron 4 mg /
8 jam) dan ranitidine
20 mg / 12 jam.
Rasionalisasi : Untuk
mencegah rasa mual
dan muntah.

IV. IMPLEMENTASI
N
TANGGA TANDA
O TINDAKAN RESPON
L TANGA
D KEPERAWATAN TINDAKAN
WAKTU N
X
I 20 Mengkaji keadaan umum S: Dika
Desember pasien. Pasien mengatakan
2021 pada kulit terdapat
08.45 WIB kemerahan.
O:
Terdapat eritema
(kemerahan pada
kulit)

I 08.50 WIB Mengobservasi TTV. S: Dika


Pasien mengatakan
badannya panas.
O:
S : 37,9◦C, N : 115
x/menit, RR : 22
x/menit.

I 08.55 WIB Melakukan kompres hangat. S: Dika


Pasien mengatakan
panasnya menurun.
O:
S : 37,6◦C

I 09.05 WIB Menganjurkan pasien untuk S: Dika


memakai baju yang tipis. Pasien mengatakan
panasnya menurun.
O:
Badan teraba hangat.

I 09.10 WI Melaksanakan advis dokter S: Dika


B dalam pemberian terapi obat Pasien mengatakan
antipiretik (paracetamol 300 panasnya menurun.
mg) dan antibiotic (cefixime O:
100 mg). S : 37,1◦C
Badan teraba hangat,
kulit hangat.

II Mengkaji pemasukan nutrisi S: Dika


09.30 WIB pasien. Pasien mengatakan
nafsu makan
menurun.
O:
Pasien makan habis 5
sendok makan.
II Menganjurkan pasien makan Dika
09.35 WIB sedikit tapi sering. S:
Pasien mengatakan
makan 3 kali sehari
habis 5 sendok.
DO :
BB : 20 kg
IMT = 13,8 kg¿ m2
II Menjelaskan pentingnya Dika
09.40 WIB intake nutrisi yang adekuat S:
untuk penyembuhan penyakit. Keluarga mengatakan
nafsu makan pasien
belum ada
peningkatan.
O:
BB : 20 kg
II Menciptakan suasana makan IMT = 13,8 kg¿ m2 Dika
10.45 WIB yang menyenangkan.
S:
Keluarga mengatakan
nafsu makan pasien
belum ada
peningkatan.
O:
Pasien makan habis 5
II Melaksanakan advis dokter sendok makan. Dika
10.50 WIB dengan pemberian obat
antiemetik (ondansetron 4 S:
mg) dan ranitidine 20 mg. Pasien mengatakan
rasa mual berkurang.
O:
Mukosa bibir kering,
lidah kotor.
I 21 Mengkaji keadaan umum S: Dika
Desember pasien. Pasien mengatakan
2021 pada kulit masih
08.45 WIB terdapat kemerahan.
O:
Terdapat eritema
(kemerahan pada
kulit)

I 08.50 WIB Mengobservasi TTV. S: Dika


Pasien mengatakan
badannya masih
panas.
O:
S : 37,3◦C, N : 110
x/menit, RR : 22
x/menit.

I 08.55 WIB Melakukan kompres hangat. S: Dika


Pasien mengatakan
panasnya menurun.
O:
S : 36,8◦C

I 09.05 WIB Menganjurkan pasien untuk S: Dika


memakai baju yang tipis. Pasien mengatakan
panasnya menurun.
O:
Badan teraba hangat.

I 09.10 WIB Melaksanakan advis dokter S: Dika


dalam pemberian terapi obat Pasien mengatakan
antipiretik (paracetamol 300 panasnya menurun.
mg) dan antibiotic (cefixime O:
100 mg). S : 36,5◦C
Badan teraba hangat,
kulit hangat.

II 09.30 WIB Mengkaji pemasukan nutrisi S: Dika


pasien. Pasien mengatakan
nafsu makan sedikit
bertambah.
O:
Pasien makan habis
½ porsi.

II 09.35 WIB Menganjurkan pasien makan S: Dika


sedikit tapi sering. Pasien mengatakan
makan 3 kali sehari
habis ½ porsi.
O:
Pasien makan habis
½ porsi.

II 09.40 WIB Menjelaskan pentingnya S: Dika


intake nutrisi yang adekuat Keluarga mengatakan
untuk penyembuhan penyakit. nafsu makan pasien
sedikit bertambah.
O:
BB : 20,3 kg
IMT = 14,09 kg¿ m2

II 10.45 WIB Menciptakan suasana makan S: Dika


yang menyenangkan. Keluarga mengatakan
nafsu makan pasien
sedikit bertambah.
O:
BB : 20,3 kg
IMT = 14,09 kg¿ m2

II 10.50 WIB Melaksanakan advis dokter S: Dika


dengan pemberian obat Pasien mengatakan
antiemetik (ondansetron 4 rasa mual berkurang.
mg) dan ranitidine 20 mg. O:
Mukosa bibir sedikit
lembab, lidah bersih.
I 22 Mengkaji keadaan umum S: Dika
Desember pasien. Pasien mengatakan
2021 kemerahan pada kulit
08.45 WIB sudah tidak ada.
O:
Tidak terdapat
eritema (kemerahan
pada kulit)

I 08.50 WIB Mengobservasi TTV. S: Dika


Pasien mengatakan
badannya sudah tidak
panas.
O:
S : 36,4 ◦C, N : 115
x/menit, RR : 22
x/menit.

I 08.55 WIB Melakukan kompres hangat. S: Dika


Pasien mengatakan
suhunya menurun.
O:
S : 36,2◦C

I 09.10 WIB Melaksanakan advis dokter S: Dika


dalam pemberian terapi obat Pasien mengatakan
antipiretik (paracetamol 300 suhunya menurun.
mg) dan antibiotic (cefixime O:
100 mg). S : 36◦C
Badan dan kulit
hangat.

II 09.30 WIB Mengkaji pemasukan nutrisi S: Dika


pasien. Pasien mengatakan
nafsu makan
bertambah.
O:
Peningkatan nafsu
makan menurun,
pasien makan habis 1
porsi penuh.

II 09.35 WIB Menganjurkan pasien makan S: Dika


sedikit tapi sering. Pasien mengatakan
makan 3 kali sehari
habis 1 porsi penuh.
O:
Pasien makan habis 1
porsi penuh.

II 09.40 WIB Menjelaskan pentingnya S: Dika


intake nutrisi yang adekuat Keluarga mengatakan
untuk penyembuhan penyakit. nafsu makan pasien
bertambah.
O:
BB : 20,7 kg
IMT = 14,37 kg¿ m2

II 10.50 WIB Melaksanakan advis dokter S: Dika


dengan pemberian obat Pasien mengatakan
antiemetik (ondansetron 4 sudah tidak
mg) dan ranitidine 20 mg. merasakan mual.
DO :
Mukosa bibir lembab,
lidah bersih.

V. EVALUASI
NO DX TANGGAL WAKTU EVALUASI TTD
I 20 Desember 2021, S : Pasien mengatakan badannya masih sedikit Dika
09.20 WIB panas.
O : Keadaan umum pasien sedang, S : 37,3◦C,
N : 115 x/menit, RR : 22 x/menit, terdapat
eritema (kemerahan pada kulit), badan teraba
hangat, kulit teraba hangat.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji keadaan umum pasien.
2. Observasi TTV.
3. Lakukan kompres hangat.
4. Anjurkan pasien untuk memakai baju yang
tipis.
5. Laksanakan advis dokter dalam pemberian
terapi obat antipiretik (paracetamol 300 mg
/ 8 jam) dan antibiotic (cefixime 100 mg /
12 jam).
II 20 Desember 2021, S : Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
11.00 WIB O : BB 20 kg, IMT 13,8 kg/m2, Hb 13.5 g/dL,
Ht 40 %, konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering, lidah kotor, nafsu makan menurun,
pasien tampak pucat, adanya rasa mual dan
muntah, makan 3 kali sehari habis 5 sendok
makan.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Dika
1. Kaji pemasukan nutrisi pasien.
2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.
3. Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang
adekuat untuk penyembuhan penyakit.
4. Ciptakan suasana makan yang
menyenangkan.
5. Laksanakan advis dokter dengan
pemberian obat antiemetik (ondansetron 4
mg / 8 jam) dan ranitidine 20 mg / 12 jam.
I 21 Desember 2021, S : Pasien mengatakan panas tubuhnya Dika
09.20 WIB berkurang.
O : Keadaan umum pasien mulai membaik,
penurunan suhu tubuh, S : 36,5◦C, N : 115
x/menit, RR : 22 x/menit, kemerahan pada
kulit masih ada, badan teraba hangat, kulit
teraba hangat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji keadaan umum pasien.
2. Observasi TTV.
3. Lakukan kompres hangat.
4. Laksanakan advis dokter dalam pemberian
terapi obat antipiretik (paracetamol 300 mg
/ 8 jam) dan antibiotic (cefixime 100 mg /
12 jam).
II 21 Desember 2021, S : Pasien mengatakan nafsu makan sedikit
11.00 WIB bertambah.
O : BB 20,3 kg, IMT 14,09 kg/m2, Hb 13.5
gr/dL, Ht 40 %, konjungtiva baik (berwarna
bening), mukosa bibir sedikit lembab, lidah
bersih, peningkatan nafsu makan, makan 3 kali
sehari habis ½ porsi, rasa mual dan muntah
berkurang.
A : Masalah teratasi sebagian Dika
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji pemasukan nutrisi pasien.
2. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.
3. Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang
adekuat untuk penyembuhan penyakit.
4. Laksanakan advis dokter dengan
pemberian obat antiemetik (ondansetron 4
mg / 8 jam) dan ranitidine 20 mg / 12 jam.
I 22 Desember 2021, S : Pasien mengatakan badannya sudah tidak Dika
09.20 WIB panas.
O : Keadaan pasien membaik, penurunan suhu
tubuh, tanda-tanda vital dalam batas normal S :
36,4 ◦C, N : 115 x/menit, RR : 22 x/menit,
tidak ada kemerahan pada kulit, lab widal
negatif.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
II 22 Desember 2021, S : Pasien mengatakan nafsu makan
11.00 WIB bertambah.
O : BB 20,7 kg, IMT 14,37 kg/m2, Hb 15.5
gr/dL, Ht 40 %, konjungtiva baik (berwarna
bening), mukosa bibir lembab, lidah bersih,
Dika
peningkatan nafsu makan, makan 3 kali sehari
habis 1 porsi penuh, tidak ada rasa mual dan
muntah, pasien tampak segar.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai