Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P.
Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.
Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan,
pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya.
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
c. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan
suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi
secara interval
e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan
yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan,
sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material, methode,
machine, minute dan market.
f. Sub ordination of individual to generate interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan
umum)
h. Centralization (sentralisasi)
j. Order (ketertiban)
l. Equity (keadilan)
m. Inisiative (prakarsa)
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing –
masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena
merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input, proses, output, kontrol
dan mekanisme umpan balik.
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Output adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan akreditasi.
Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer perawat
dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien
merupakan poin utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan
kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
g. Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja
yang baik.
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang efektif akan
mengurangi kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian
diantara pegawai.
i. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat – perawat
pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
Berdasarkan prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama – sama dalamperenacanaan danpengorganisasian serta fungsi – fungsi manajemen
lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang melibatkan berbagai aspek
upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar bagi semua
orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan
menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan sebagian besar oleh
gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat didalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya
memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana
meliputi:
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan melalui
partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan para perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan yang terdiri dari tiga
tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada
beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang – orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil.
Faktor – faktor tersebut adalah
2) Ketrampilan kepemimpinan
I. MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. PENDAHULUAN
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah sakit
harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya,
sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.Lingkup manajemen
operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-
fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk
supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan secara baik dan terus
menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar
praktek keperawatan ( Depkes RI, 1994 ). Dengan supervisi kepala ruangan sebagai
manajer dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Pengertian manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen secara
umum. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain
(Gillies,1989). Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan
melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, masyarakat (Gillies,1999 ).
C. LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Menurut Korn ( 1987 ), yang termasuk lingkup manajemen keperawatan adalah
manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan.
1. Manajemen Operasional
Pada manajemen operasional, pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh
bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen
puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah.
Faktor-faktor yang perlu dimiliki oleh manajer agar dapat berhasil dalam
penatalaksanaan kegiatannya:
1. Kemampuan menerapkan pengetahuan
2. Keterampilan kepemimpinan
3. Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
2. Manajemen Asuhan Keperawatan
Lingkup manajemen asuhan keperawatan dalam manajemen keperawatan adalah
terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien. Keberhasilan
asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh sumber daya tenaga keperawatan dan
sumber daya lainnya. Tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dalam
menyediakan perawat pasien yang berkualitas adalah perawat pelaksana.Sebagai
kunci keterampilan dalam keperawatan pasien adalah komunikasi, koordinasi,
konsultasi, pengawasan dan pendelegasian. ( Loveridge & Cumming, 1996 ).
D. PRINSIP – PRINSIP MANAJEMEN KEPERAWATAN
Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi
keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip manajemen
keperawatan yaitu :
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
7. Divisi keperawatan yang baik
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
9. Pengembangan staf
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
A. PENDAHULUAN
Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan harus dapat memenuhi kebutuhan
pasien dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif dan terapeutik dengan atasan,
staf dan tim kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain agar mau
bertindak melakukan kegiatan sesuai rencana sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja para karyawan.
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk
dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan orang lain
untuk brtbuat sesuatu demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam mencapai tujuan. Jadi pada hakekatnya manajemen dan kepemimpinan
dalam keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.
C. PERAN PEMIMIPIN DALAM KELOMPOK
1. Sebagai penghubung interpersonal
2. Sebagai penginformasi.
3. Sebagai pengambil keputusan.
4. Inovator/pembaharu.
D. FUNGSI DAN TUGAS PIMPINAN
1. Orientasi tugas, merencanakan dan mengorganisasi, menyediakan informasi,
membuat penugasan, bertanggung jawab atas pekerjaannya, kooperatif dan
mengevaluasi hasil.
2. Orientasi HAM, memberi dorongan dengan sikap bersahabat, mengungkapkan
perasaan yang dialami, mendamaikan, memperlancar dan menentukan aturan main.
E. KETERAMPILAN DALAM KEPEMIMPINAN
1. Keterampilan teknis, kesanggupan untuk mengerti dan mengerjakan aktifitas teknis.
2. Keterampilan konseptual, kesanggupan untuk mengkonsep, melihat usaha dan
menganalisa.
3. Keterampilan hubungan antar manusia, kesanggupan untuk bekerjasama dengan
orang lain.
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMIPINAN
1. Karakteristik pribadi.
2. Kelompok yang dipimpin.
3. Situasi yang dihadapi baik manusia, fisik maupun waktu.
G. GAYA KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai
pimpinan, dapata diklasifikasikan berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
1. Perilaku
a. Kepemimpinan positif, mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya
bersedia melakukan pekerjaan dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan
yang cukup.
b. Kepemimpinan negatif, mempunyai pandangan bahwa orang harus dipaksa bekerja
dengan menciptakan rasa takut.
2. Kekuasaan dan wewenang:
a. Otoritas, berorientasi pada tugas, menggunakan posisi dan power dalam memimpin.
b. Demokrasi, menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
c. Partisipatif, gabungan antara otoritas dan demokratik.
d. Bebas tindak ( Laissez-Faire ), pimpinan hanya offisial karyawan menentukan
kegiatan sendiri tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi.
3. Situasi yang dihadapi
Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan memberikan pengarahan atau perintah
dan memberi dukungan dalam menjalin hubungan antara atasan dan bawahan,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Adapun perilaku pimpinan terhadap perilaku bawahan :
a. Proses pemerintah dimana perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan
kurang memberikan dorongan ( S1 ).
b. Proses mengajak dimana perilaku pimpinan yang sangat mengarahkan dan sangat
memberikan dorongan ( S2 ).
c. Proses melibatkan dimana perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan banyak
memberikan dorongan ( S3 ).
d. Proses menlimpahkan dimana perilaku pimpinan yang kurang mengarahkan dan
kurang memberikan dorongan ( S4 ).
Tahap perkembangan digambarkan sebagai suatu gariskontinum dan dibagi dalam 4
tingkatan :
1. Tingkat rendah ( D1 ) : tidak mampu dan tidak mau
2. Tingkat rendah ke sedang ( D2 ) : tidak mampu tapi mau
3. Tingkat sedang ke tinggi ( D3 ) : mampu tapi tidak mau
4. Tingkat tinggi ( D4 ) : mampu dan mau
Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan tahap perkembangan :
1. Bila bawahan D1, maka gaya kepemimipinan S1
2. Bila bawahan D2, maka gaya kepemimipinan S2
3. Bila bawahan D3, maka gaya kepemimipinan S3
4. Bila bawahan D4, maka gaya kepemimipinan S4
A. PENDAHULUAN
Komunikasi dalam keperawatan merupakan pendekatan terencana dan dipakai
secara sadar untuk mempengaruhi orang lain seperti staf perawatan, pasien dan
keluarganya, tim kesehatan lainnya. Keterampilan berkomunikasi yang baik
merupakan keterampilan utama dan sangat penting bagi seorang pimpinan
keperawatan. Keberhasilan seseorang pimpinan sebagian besar tergantung pada
kemampuan berkomunikasi termasuk bertukar pikiran dan akan lebih efektif apabila
dilakukan secara langsung, tatap muka, komunikasi dua arah dengan sikap yang
baik.
B. PROSES KOMUNIKASI
Ada lima komponen yang harus diperhatikan oleh pimpinan keperawatan yaitu :
1. Pengirim berita (komunikator), pihak yang menyampaikan berita, laporan dan saran-
saran.
2. Penerima berita (komunikan), orang yang dituju.
3. Berita (pesan), yang disampaikan seperti perintah dan saran-saran.
4. Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan berita seperti tulisan, telepon,
radio, televisi, dll.
5. Umpan balik atau tanggapan dari penerima berita.
C. PESAN YANG DISAMPAIKAN BISA VERBAL MAUPUN NON VERBAL
1. Komunikasi verbal, merupakan usaha yang disadari untuk memilih kata-kata yang
akan dipakainya.Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tulisan dan kombinasi
antara keduanya.
2. Komunikasi non verbal
Vokal, nada suara, kualitas, kecepatan yang semuanya menggambarkan suasana
emosi.
Gerakan dan ekspresi wajah dapat diartikan suasana hati.
Komunikasi yang intim lebih atau sama dengan 45,4 cm ; komunikasi personal 45,5-
120 cm.
Sentuhan sangat penting untuk memberikan dorongan mental, tetapi perlu
dipertimbangkan budaya dan kebiasaan.
D. CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG EFEKTIF DAN TERAPEUTIK
Menurut Rogers hubungan yang sehat ditandai dengan komunikasi saling terbuka,
menerima orang lain sebagai individu yang berharga dan empati yang
mendalam.Konflik internal dan eksternal yang tidak terselesaikan dengan baik akan
mengganggu kesehatan mental, akibat lebih lanjut kestabilan dan penyesuaian diri
dapat tearganggu.
E. KEBIASAAN MEMPERSIAPKAN DIRI ATAU CARA MENINGKATKAN KESADARAN
DIRI
Kebiasaan dan keterampilan dalam meningkatkan kesadaran diri tidak akan efektif
apabila tidak ada keinginan secara terus menerus untuk mengerti dan memahami
orang lain.
F. KOMUNIKASI ASERTIF
1. Pengertian
Adalah kemampuan menyampaikan secara tepat baik pikiran dan perasaan
seseorang dengan tetap menghormati dan menghargai hak dan martabat orang lain.
2. Cara melakukan komunikasi asertif
Keterampilan untuk menyatakan diri secara nyata, tulus untuk mendapatkan sesuatu
dengan tetap mendengar dan menghargai orang lain.Tingkah laku tidak terjadi
secara otomatis tetapi melalui latihan dan belajar yang lambat laun akan menjadi
kebiasaan.
3. Gaya pimpinan yang asertif
Ditandai dengan memperhatikan karyawan dengan menghargai orang lain,
membimbing karyawan, berpikir secara analitis, berpenampilan ekspresif dan
mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya.
4. Faktor yang mempengaruhi sikap asertif
Konsep diri dari pimpinan untuk dapat menggunakan dirinya secara efektif,,
memahami dan membuka diri.
IV.SUPERVISI KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi merupakan proses berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan
dan memperbaiki penampilan kerja tenaga keperawatan dalam membearikan
asuhan keperawatan melalui perencanaan, pengarahan, bimbingan dan evaluasi.
B. TUJUAN SUPERVISI
1. Untuk inspeksi, mengavaluasi dan meningkatkan hasil kerja/prestasi kerja
2. Untuk membimbing/membina tenaga perawat secara individu
3. Untuk memfasilitasi penggunaan sumber-sumber dalam pelaksanaan tugas
4. Untuk melatih tenaga kerja yang kurang disiplin
5. Untuk memberikan bantuan kepada bawahan
C. UNSUR POKOK SUPERVISI
1. Pelaksana
2. Sasaran
3. Frekuensi
4. Tujuan
5. Teknik
D. PENYELIA KEPERAWATAN
Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor adalah :
1. Kepala ruangan
2. Pengawas keperawatan
3. Kepala seksi bidang keperawatan
4. Kepala bidang keperawatan
E. KOMPETENSI SESEORANG SUPERVISOR
Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal :
1. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas
2. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf/pelaksana
keperawatan
4. Proses dinamika kelompok
5. Memberikan bimbingan dan latihan
6. Memberikan penilaian terhadap hasil kerja perawat
7. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan dan pendokumentasian lebih
baik
F. TEKNIK/CARA SUPERVISI
1. Langsung, dimana supervisi dilakukan saat kegiatan sedang berlangsung agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai petunjuk. Umpan balik
dan perbaikan dapat dilakukan dengan langsung pada saat supervisi.
2. Tidak langsung, dimana suprvisi dilakukan melalui tertulis maupun lisan, supervisor
tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.
3. Kolaboratif, dimana supervisi dilakukan dengan memadukan supervisi langsung
dengan tidak langsung. Supervisor dan yang disupervisi secara bersama-sama
dalam memecahkan masalah yang dihadapai staf/perawat pelaksana.
G. FREKUENSI SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan setiap harinya adalah:
1. Sebelum pertukaran shift (15-30 menit)
2. Pada waktu mulai shift ( 15-30 menit)
3. Sepanjang hari dinas (6-7 jam)
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
5. Sebelum pulang ke rumah (15 menit)
H. PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN
Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku kepala ruangan yang diharapkan
oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan supervisi.
1. Peran supervisi kepala ruangan sebagai perencana
Mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi. Agar dapat
memproses pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang disupervisi, apa tugasnya,
kapan waktu supervisi, kenapa, bagaimana masalah tersebut sering terjadi.
2. Peran supervisi kepala ruangan sebagai pengarah
Memberikan arahan kepada perawat pelaksana agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan serta kebijakan rumah sakit.
3. Peran supervisi kepala ruangan sebagai pelatih
Harus terampil dalam mentransformasikan temuan atau tindakan pelayanan
keperawatan yang baru sehingga melalui proses belajar kemungkinan akan
mengubah pemikiran, gagasan, sikap, dan cara mengerjakan sesuatu.
4. Peran supervisi kepala ruangan sebagai penilai
Melakukan pengukuran terhadap akibat yang timbul dari pelaksanaan suatu program
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga penilaian dapat dilakukan
secara efektif jika tujuannya spesifik terdapat standar penampilan kerja dan
observasinya akurat.