Tujuan Craniotomy :
- Menghilangkan hematom mencegah aneurisma serebral) kontrol perdarahan
- Menghilangkan abses otak
- Mengambil sampel jaringan untuk dilakukan biopsy pada kasus Tumor/cancer
otak
- Mengembalikan pergeseran garis tengah ke dalam batas normal
Indikasi :
Jumlah hematom ± 40 cc
Pergeseran garis tengah >5 mm
Tebal EDH & SDH >5 mm
GCS = ≤8
TIK >25 mmHg
Intra Operatif
Perawat Instrumen :
Memastikan kelengkapan alat dan menghitung BHP Menghitung volume cairan yang
ada di kassa
Perawat Asisten :
Membantu dokter dalam proses operasi
Perawat Sirkuler :
As a leader
Mengisi form askep perioperative
Memantau proses pembedahan
- Post Oeratif
Mengkaji tingkat kesadaran pasien pasca anastesi (Aldred score, Bromage Score,
Steward score)
Pasien craniotomy tidak sadar dan terpasang ventilator ICU Kaji drain (brp cc,
warna)
Perawatan ventilator
Posisi pasien post craniotomy tidak boleh menggunakan bantal.
Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan Craniotomi
Kraniotomi adalah operasi membuka tulang tengkorak untuk mengangkat tumor,
mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau menghentikan perdarahan. (Hinchliff,
Sue. 1999).
Kraniotomi mencakup pembukaan tengkorak melalui pembedahan untuk meningkatkan
akses pada struktur intrakranial. (Brunner & Suddarth. 2002)
Jadi, kraniotomi adalah setelah dilakukannya operasi pembukaan tulang tengkorak untuk,
untuk mengangkat tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau
menghentikan perdarahan.
Kraniotomi atau sering lebih disebut sebagai bedah kranial merupakan salah satu
tindakan operasi untuk penanganan pengambilan jaringan abnormal (kanker, tumor dan
lain sejenisnya), memperbarui struktur anatomi atau fisiologis pada intrakranial.
Pembedahan dilakukan untuk menghilangkan gejala atau manifestasi tersebut yang tidak
mungkin diatasi dengan obat-obatan biasa. Selain itu hal yang perlu dilakukan sebelum
dilakukannya bedah kranial ini tentunya pelaksanaan pemeriksaan penunjang yaitu foto
roentgen, angiografi serebral, brain auditory evoked respons (BAER) CT-scan serta gas
darah arteri, untuk mengetahui masalah intrakranial perlu dilakukan pembedahan atau
tidak.
Proses keperawatan sebagai kerangka kerja pada pasien kraniotomi meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi. Adapun Indikasi penggunaan
kraniotomi yaitu : Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun kanker,
mengurangi tekanan intrakranial, mengevakuasi bekuan darah, mengontrol bekuan darah,
dan pembenahan organ-organ intrakranial. Beberapa tujuan perawatan postoperasi pasien
kraniotomi, yaitu diantaranya menghindari komplikasi insisi kranial, menghilangkan
nyeri akibat proses pembedahan, mempertahankan fungsi fisiologis dan neorologik.
DAFUS