Anda di halaman 1dari 7

Nama : Arih Hanan Az Zahra Institusi : Poltekkes Kemenkes Semarang

NIM : P1337420120336 Ruang : Aisyah

WOC IBU POSTPARTUM SECTIO CAESAREA

Definisi Sectio Caesarea Klasifikasi Sectio Caesarea


Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan, yaitu janin 1) Caesar jenis klasik, yaitu dengan melakukan sayatan vertikal
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding sehingga memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar
rahim dengan syarat rahim dalam kondisi utuh dan bobot bayi.
janin diatas 500 gram (Solehati, 2015; Restianti 2017).
2) Caesar dengan sayatan mendatar di bagian atas dari kandung
kemih. Metode ini sangat umum dilakukan sekarang ini karena
meminimalkan resiko terjadinya pendarahan dan cepat
penyembuhannya.
Indikasi dan Kontraindikasi Sectio Caesarea
3) Histerektomi Caesar, yaitu bedah caesar diikuti dengan
Indikasi : Panggul sempit absolute (CPD), Kegagalan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus ketika
melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya stimulus, pendarahan sulit tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan
Tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi, dari rahim.
Stenosis serviks atau vagina, Plasenta previa, Disdistribusi
frekuensi sefalopervik, Rupture uteri membakat, 4) Jenis lain dari bedah caesar seperti bedah caesar ekstraperitoneal,
Malpresentasi janin, Gawat janin, Prolapse plasenta, ( meminimalkan trauma pada bayi) atau bedah caesar porro
Perkembangan bayi yang terhambat, dan Mencegah hipoksia
5) Caesar berulang yaitu bedah caesar yang dilakukan ketika pasien
janin, misalnya karena pre-eklamsia.
sebelumnya telah pernah menjalani bedah caesar.
Kontraindikasi : Janin mati, Syok, Anemia berat, Kelainan
congenital berat, Infeksi pliogenik pada dinding abdomen, dan
Minimnya fasilitas operasi.
Patofisiologi dan Konsep Penyakit Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis pada pasien yang akan menjalani sectio
Terjadinya kelainan pada ibu dan kelainan pada janin
caesarea adalah sebagai berikut :
menyebabkan persalinan normal tidak memungkinkan
1. Berikan cairan intravena sesuai indikasi
akhirnya harus dilakukan SC (Jtowiyono, 2010).
2. Jenis anestesi regional atau spinal
Berasal dari ibu yaitu pada primigravida dengan kelainan 3. Informed consent
letak, primi para tua disertai kelainan letak, disproporsi 4. Tes laboratorium atau diagnostik sesuai indikasi
sefalopelvic (disproporsi janin/panggul), ada sejarah 5. Pemberian oksigenasi sesuai indikasi
kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan 6. Observasi tanda-tanda vital di ruang pemulihan
panggul, plasenta previa, solutsio plasenta tingkat I-II, 7. Pemasangan kateter urin.
komplikasi kehamilan yaitu preeklamsi-eklamsi, atas
permintaan, kehamilan disertai peyakit, gangguan Penatalaksanaan medis pada pasien yang sudah menjalani section
perjalanan persalinan. Berasal dari janin yaitu fetal distress caesarea adalah sebagai berikut :
atau gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan 1. Penatalaksanaan Medis
janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, a. Analgesia
kegagalan persalinan vakum atau forsep ekstraksi (Nurarif b. Terapi cairan dan diet
dan Kusuma, 2015). 2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Observasi visika urinarius dan usus.
c. Ambulasi.
d. Perawata luka.
e. Laboratorium.
f. Perawatan payudara.
Pemeriksaan Penunjang
g. Memulangkan klien dari rumah sakit
Pemeriksaan Penunjang (Nurarif & kusuma, 2015) :
1. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
2. Pemantauan EKG
3. Elektrolit
4. Hemoglobin
5. Golongan darah
6. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai
indikasi
7. Ultrasound sesuai indikasi
Pathway Sectio Caesarea
Konsep Asuhan Keperawatan
e. Riwayat Ginekologi dan Obstetri 
Riwayat Ginekologi  
1) Riwayat Menstruasi 
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat 
Pengkajian reproduksi/kandungan, yang meliputi umur saat pertama haid,lama haid,
Dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua siklus haid, karakteristik darah
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.   2) Riwayat Perkawinan 
1. Identitas klien   Usia perkawinan, umur klien dan suami saat kawin, pernikahan yang ke
Meliputi nama, umur, ras, atau suku, alamat, nomor telepon, agama, berapa bagi klien dan suami (Sulistyawati, 2009)
status perkawinan, pekerjaan dan tanggal anamnesa. Umur juga hal yang Riwayat Obstetric 
penting karena ikut menentukaan prognosis kehamilan. Kalau umur 1) Riwayat Kehamilan  
terlalu lanjut atau terlalu muda, maka persalinan lebih banyak resikonya Riwayat Kehamilan Dahulu 
(Chapman & Cathy, 2013).  Meliputi tanggal terminasi, usia gestasi, temap melahirkan, bentuk
2. Riwayat Kesehatan  persalinan (spontan, SC, forcep, atau vakumekstraksi),masalah obstetrik,
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit  dalam kehamilan (preeklampsia dan lain – lain), dalam persalinan
Alasan klien datang ke tempat bidan atau klinik, yang diungkapkan (malpresentasi, drip oksitosin), dalam
dengan kata-katanya sendiri (Chapman & Cathy, 2013).  f. Riwayat Kehamilan Sekarang  
b. Keluhan Utama Saat Dikaji  Usia kehamilan, keluhan selama kehamilan, gerakan anak pertama
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan oleh klien, imunisasi TT, perubahan berat badan selama hamil,
dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi. tempat pemeriksaan kehamilan dan keterangan klien dalam
Biasanya pada klien post operasi seksio sesarea mengeluh nyeri pada memeriksakan kehamilannya (Sulistyawati, 2009). 
bagian luka operasi (Maryunani, 2015), keluhan ini diuraikan dengan cara g. Riwayat Persalinan  
PQRST  Riwayat Persalinan Dahulu 
c. Riwayat Kesehatan Dahulu  Meliputi umur kehamilan,tanggal partus, jenis partus, tempat persalinan,
Klien dengan postpartum SC akan mengalami penyakit yang sama berat badan anak waktu lahir, masalah yang terjadi dan keadaan anak
sebelumnya (Hipertensi/ plasenta previa), sehingga pada kehamilan (Sulistyawati, 2009). 
berikutnya akan dilakukan operasi SC (Maryunani, 2015).  Riwayat Persalinan Sekarang  
d. Riwayat Kesehatan Keluarga  Merupakan persalinan yang ke berapa bagi klien, tanggal melahirkan,
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga memiliki jenis persalinan, lamanya persalinan, banyaknya perdarahan, jenis
penyakit yang sama dengan pasien atau keluarga memiliki riwayat kelamin anak, berat badan dan Appereance,Pulse, Grimace, Activity,
penyakit keterunan seperti Diabetes, Hipertensi, Penyakit Jantung, dan Respiration (APGAR) score dalam 5 menit pertama dan 5 menit kedua 
sebagainya, sehingga klien dilakukan operasi SC. (Chapman & Cathy, (Sulistyawati, 2009).
2013)
Diagnosa Keperawatan Ibu Post Partum 
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada ibu post partum dengan Terapeutik
sectio caesarea adalah (Nurarif & Kusuma, 2015) :  
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik(pembedahan, trauma 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
jalan lahir, episiotomi)  TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
3. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pasca postpartum  terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
Rencana Keperawatan  ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 (Rencana Keperawatan pada diagnosa yang mungkin muncul dengan 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
sectio caesarea adalah (Nurarif & Kusuma, 2015).  4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
1. Nyeri akut berhubungan dengan terpurusnya kontinuitas jaringan. meredakan nyeri
Setelah dilakuka tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan
nyeri berkurang atau hilang dengan kriteriia  Edukasi
a. Keluhan nyeri menurun  1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Ekspresi wajah meringis menurun  2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Manajemen Nyeri (I. 08238) 3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Observasi 4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
intensitas nyeri Kolaborasi
2. Identifikasi skala nyeri Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
2.Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pasca post 3. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pasca
partum  postpartum

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan
pola tidur klien membaik dengan kriteria hasil  kemampuan gerak meningkat dengan kreteria hasil sebagai berikut 
 Keluhan sulit tidur menurun   Pergerakan ekstremitas meningkat 
 Keluhan tidak puas tidur menurun   Kekuatan otot meningkat 
 Keluhan pola tidur berubah menurun   Nyeri menurun 
Dukungan Tidur  Rentang gerak rom meningkat 
Observasi Dukungan Mobilisasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi Observasi
Terapeutik 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
1. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat 2. Identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan
2. Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum melakukan
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya atau memulai mobilisasi
Edukasi 4. Monitor kondisi umum selamamelakukan mobilisasi
1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara Terapeutik
rutin 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
2. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau 2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika ada
aktivitas lainnya 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
3. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat pergerakan 
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis: kelelahan, Edukasi 
sesak napas saat aktivitas) 1. Jelaskan tujuan dan prosedurmobilisasi
5. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai 2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
kemampuan 3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
Implementasi Evaluasi

Implementasi keperawatan merupakan rangkaian aktivitas Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk
keperawatan dari hari yang harus dilakukan dan didokumentasikan dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan.
dengan cermat. Perawat melakukan pengawasan terhadap Evaluasi pada dasarnya adalah membandingkan status kesehatan
efektifitas intervensi yang dilakukan, bersamaan pula dengan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan
menilai perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau (Tarwoto & Wartonah, 2015). Yang dimana evaluasi keperawatan
hasil yang diharapkan. Pada tahap ini, perawat harus ini dicatat dan disesuaikan dengan setiap diagnose keperawatan.
melaksanakan tindakan keperawatan yang ada didalam rencana Evaluasi untuk setiap diagnose keperawatan meliputi data subjektif
keperawatan dan langsung mencatatnya dalam format tindakan (S) dan objektif (O), Analisa permasalahan (A) klien berdasarkan
keperawatan (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) S dan O, serta perencanaan ulang (P) berdasarkan hasil Analisa
data diatas.

Daftar Pustaka
Andarmoyo, S. 2012. Pengaruh Terapi Non-Farmakologi (Imaginasi Terbimbing)
Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Pada Ibu
Primipara Hari 1-2 Di Ruang Melati RSUD Prof DR. Hardjono Ponorogo.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Bandiyah, S. 2012. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Baradero, D., & Siswadi. 2012. Keperawatan Perioperative: Prinsip Dan Praktik.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
SDKI, SLKI, SIKI

Anda mungkin juga menyukai