Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

EDUKASI POST CRANIOTOMI

{ KELOMPOK 3 :
1. EZRA NURUL ANDINI P1337421019023
2. SYIFA DIAN CAHYANI P1337421019027
3. SEPTIYA CRISMASARI P1337421019028
4. DINNA AYU RIZQI P1337421019030
5. CATUR PRISKA D.S P1337421019032
6. AYYU DZIKROSYIFA P1337421019037
7. ISMI SALSABILA P1337421019043
Pengertian Craniotomi

Craniotomi berasal dari kata cranium yang artinya tulang


kepala / tengkorak, dan tomia yang artinya memotong.

Kraniotomi adalah insisi pada tulang tengkorak dan


membersihkan tulang dengan memperluas satu atau lebih
lubang. Pembedahan craniotomi dilakukan untuk
mengangkat tumor, hematom, luka, atau mencegah infeksi
pada daerah tualang tengkorak.

Jadi post kraniotomi adalah setelah dilakukannya operasi


pembukaan tulang tengkorak untuk, untuk mengangkat
tumor, mengurangi TIK, mengeluarkan bekuan darah atau
menghentikan perdarahan.
Anatomi Tulang Otak (Kranium)
INDIKASI CRANIOTOMI

1. Pengangkatan jaringan abnormal baik tumor maupun


kanker
2. Mengurangi tekanan intrakranial
3. Mengevakuasi bekuan darah
4. Perdarahan (hemorrage)
5. Kelemahan pembuluh darah (cerebral aneurysms)
6. Peradangan pada otak
7. Trauma pada tengkorak
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Tomografi komputer (pemindaian CT)


 Pencitraan resonans magntik (MRI)
 Elektroencephalogram (EEG)
 Angiografy serebral
 Sinar X
 Fungsi lumbal, CSS
 Gas darah arteri (GDA)
 Kadar antikonvulsan darah
 Brain auditory evoked respon (BAER)
 Positron emission tomography (PET)
PENATALAKSANAAN

PRA OPERASI
Pada penatalaksanaan praoperasi pasien diterapi dengan medikasi
antikonvulsan (fenitonin) untuk mengurangi risiko kejang pasca
operasi. Sebelum pembedahan, steroid (deksametason) diberikan
untuk mengurangi edema serebral.
PASCA OPERASI
Jalur arteri dan jalur tekanan vena sentral (CVP) dapat dipasang untuk
memantau tekanan darah dan mengukur CVP.
1. Mengurangi Edema Serebral
2. Meredakan Nyeri dan Mencegah Kejang
3. Memantau Tekanan Intrakranial
KOMPLIKASI PASCA BEDAH
 Peningkatan tekanan intrakranial
 Perdarahan dan syok hipovolemik
 Ketidakseimbangan cairan dan elekrolit
 Infeksi
 Kejang (Brunner & Suddarth, 2002).
 Edema cerebral.
 Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral.
 Hypovolemik syok.
 Hydrocephalus.
 Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes Insipidus).
 Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
 Tromboplebitis postoperasi biasanya timbul 7 – 14 hari setelah operasi.
 Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding
 pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru,
hati dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan kaki post operasi,
ambulatif
PENGKAJIAN
PRIMERY
SURVEY

Airway
Airway
Look (lihat) :
apakah pasien
Breathing
mengalami agitasi
atau kesadarannya
Look (lihat) : naik Circulation
turunnya dada yang
menurun. simetris dan pergerakan Disability
Listen (dengar) : dinsing dada yang • Respon awal tubuh
adanya suara-suara adekuat. terhadap perdarahan
abnormal. Listen (dengar) : adanya • Diikuti oleh penurunan
Pernapasan yang pergerakan udara pada tekanan nadi
kedua sisi dada. • Jika aliran darah ke • GCS setelah
berbunyi (suara Gunakan pulse oxymeter. resusitasi
organ vital sudah dapat
napas tambahan) Alat ini mampu dipertahankan lagi, maka • Bentuk ukuran dan
adalah penapasan memberikan informasi timbullah hipotensi. reflek cahaya pupil
yang tersumbat. tentang saturasi oksigen • Perdarah yang tampak • Nilai kuat motorik
Feel (raba) dan perfusi pasien, tetapi dari luar harus segera kiri dan kanan
tidak memastikan adanya dihentikan dengan balut apakah ada parese
ventilasi yang adekuat. tekan pada daerah tsb atau tidak
PENGKAJIAN
SECONDARY
SURVEY

ABDOMEN

EKSTREMITAS

INTEGUMEN

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

PENDARAHARAN
PENGKAJIAN
TERSIERY SURVEY

Kardiovaskuler
Klien nampak lemah, kulit  dan kunjungtiva pucat dan akral
hangat. Tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 120x/menit, kapiler
refill 2 detik. Pemeriksaan laboratorium: HB = 9,9 gr%,  HCT=
32 dan PLT = 235.

Brain
Klien dalam keadaan sadar, GCS: 4-5-6 (total = 15), klien nampak
lemah, refleks dalam batas normal.

Blader
Klien terpasang doewer chateter urine meliputi jumlah dan warna
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ganggguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka insisi.


• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi.
• Resiko tinggi infeksi  berhubungan dengan higiene luka yang buruk.
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan pendarahan.
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan post
operasi.
• Pola nafas inefektif berhubungan dengan efek anastesi.
• Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan penumpukan
secret.
• Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan efek anastesi.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah.
Post Operasi

• Nyeri berhubungan
dengan prosedur bedah
• Resiko tinggi cedera
berhubungan dengan
trauma intracranial
• Keterlambatan tumbang
berhubungan dengan efek
dari kecatatan fisik
• Resiko infeksi
berhubungan dengan luka
post operasi
• Cemas berhubungan
dengan ancaman kematian

Anda mungkin juga menyukai