Anda di halaman 1dari 22

BAB III

STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PATOLOGI
PADA NY ”C” GESTASI 34 – 36 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 11 MEI 2010

No.Register : 00126xx
Tanggal MRS : 11 – 05 - 2010 jam 08.00 Wita
Tanggal pengkajian : 11 – 05 - 2010 jam 10.00 Wita
Mahasiswi : “AA”

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA DASAR


A. Identitas Istri/Suami

Nama : Ny “C” / Tn “S”


Umur : 37 tahun / 40 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ± 1 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Pendidikan : SD / SMP
Pekerjaan : IRT / Petani
: Desa Bontomate’ne, Kec.Turatea,
Kab. Jenneponto

B. Keluhan Utama

Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar ± 1 sarung
C. Riwayat Keluhan Utama

1. Keluhan dirasakan sejak pukul 03.00 Wita dini hari

2. Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri perut.

D. Riwayat Kehamilan Sekarang

1. GI PO AO

2. Ibu mengatakan HPHT tanggal 05-09-2009

3. HTP : tanggal 12-06-2010

4. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran

5. Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah ± 9 bulan


6. Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada sisi kiri perut selama
bulan Februari 2009 sampai sekarang

7. Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami nyeri perut hebat

8. Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya

9. Ibu selalu bertanya tentang penyakitnya

10. Berat badan sebelum hamil 48 kg kenaikan berat badan selama hamil:

Trimester I : 49 kg
Trimester II : 52 kg
Trimester III : 56 kg
11. Ibu mengatakan selama hamil 8 kali memeriksakan kehamilannya di RSUD Lanto Daeng
Pasewang Jenneponto

12. Ibu mengatakan pernah sebelumnya keluar darah sedikit pada tanggal 07-03-2009 tapi
berhenti

13. Hasil USG tanggal 27-03-2009 kehamilan tunggal, hidup, intra uterin kepala, Djj 132 x/menit,
plasenta previa letak rendah.

E. Riwat Kesehatan / Penyakit Lalu dan Sekarang

1. Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, Diabetes Mellitus (DM), dan hypertensi

2. Tidak ada riwayat kejang

3. Tidak ada riwayat operasi

4. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, minuman maupun obat-obatan

F. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menurun dan menular dalam keluarga


G. Riwayat Reproduksi

1. Riwayat haid

a. Menarche : 13 tahun

b. Siklus haid : 23 hari

c. Lamanya : 7 hari

d. Perlangsungan : tidak ada dismenorhoe

2. Riwayat ginekologi
a. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit gangguan system reproduksi

b. Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit neoplasma

3. Riwayat KB (Keluarga Berencana)

Ibu belum pernah menjadi akseptor KB


H. Riwayat Sosial Ekonomi

1. Menikah 1 kali dengan suami sekarang ± 1 tahun

2. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

3. Ibu dan keluarga sangat senang dengan kehamilan Ibu

4. Ibu dibantu oleh keluarga dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangganya

5. Ibu dan keluarga ingin persalinannya ditolong oleh bidan atau dokter serta berlangsung secara
normal

I. Pemenuhan Kebutuhan Dasar

1. Pola nutrisi

a. Kebiasaan

1) Makan nasi + sayur + ikan, tahu, tempe+ susu + buah

2) Frekuensi makan 3x sehari

3) Nafsu makan baik

4) Banyak minum dalam sehari 8-9 gelas.

b. Perubahan selama perdarahan

Nafsu makan ibu kurang karena cemas dengan keadaanya.


2. Pola eliminasi

a. BAK (Buang Air Kecil)

1) Kebiasaan

(a) Frekuensi : 3-4 kali sehari

(b) Warna/bau : Kuning muda/amoniak

(c) Gangguan BAK : Tidak ada

2) Perubahan selama perdarahan


Ibu BAK ± 2 kali selama pengkajian
b. BAB (Buang Air Besar)

1) Kebiasaan

(a) Frekuensi : 1 kali sehari

(b) Warna : Kuning kecoklatan

(c) Gangguan BAB : Tidak ada

2) Selama perdarahan ibu tidak pernah BAB

c. Pola istirahat/tidur

1) Kebiasaan

(a) Tidur siang ± 1 ½ jam

(b) Tidur malam ± 7 jam

2) Kebiasaan

Selama perdarahan ibu tidak pernah tidur


d. Personal hygiene

1) Kebiasaan

(a) Mandi 2 kali sehari memakai sabun mandi

(b) Sikat gigi setiap kali sehabis makan dan mandi

(c) Keramas 2-3 kali seminggu

(d) Pakaian dalam diganti setiap kali sehabis mandi

2) Selama perdarahan ibu tidak pernah mandi

J. Pemeriksaan Fisik

1. Penampilan ibu tampak bersih

2. Kesadaran komposmentis

3. TTV : TD : 120/80 S : 36,7oC

N : 82 x / menit P : 20 x/menit
4. Inspeksi

a. Penyebaran rambut merata,bersih dan tidak mudah rontok


b. Tidak terdapat oedema pada wajah

c. Ekspresi wajah ibu tampak cemas

d. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

e. Keadaan gigi lengkap, tidak ada caries, cukup bersih

f. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

g. Terpasang infuse RL botol II pada tangan kanan dengan tetesan 28 tetes/menit

h. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk hyperpigmentasi pada areola
mammae pada saat dipalpasi ada pengeluaran colostrum.

i. Abdomen tampak tegang tampak adanya striae livide dan linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi, serta pembesaran perut sesuai umur kehamilan

j. Tidak ada oedema dan varises pada tungkai dan ekstermitas bawah

k. Tampak perdarahan dari jalan lahir berwarna merah segar ± 1 sarung

5. Palpasi

a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis, tidak ada massa dan pembengkakan
mammae.

b. Palapasi abdomen

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 32 cm, teraba bokong di fundus


Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
Leopold IV : BAP
6. Auskultasi Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit (N :
120-160x/menit)

7. Lingkar perut 87 cm

8. TBJ : 87 x 32 = 2784 gram

9. Jumlah darah yang keluar seluruhnya pada jam 10.30 wita adalah ± 250 cc

10. Hasil pemeriksaan inspekulo oleh dr “A” :

a. Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina

b. Terlihat adanya sedikit gumpalan jaringan atau


bantalan
11. Hasil pemeriksaan penunjang

a. Hasil pemeriksaan USG tanggal 11-05-2010 kehamilan tunggal, hidup, intra uterin, kepala, Djj
132x/menit, plasenta di segmen bawah rahim (SBR) menutup ostium uteri internum (OUI),
diameter biparietal (DBP) umur kehamilan 35 minggu 3 hari.

b. Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 11 Mei 2010

Hb : 10,6 gr % (N : 12-14 gr%)


Leukosit : 8,2.103/mm3
(N : 5000-10.000/mm3)
Trombosit : 166.103/mm3 (N : 150.000-350.000/mm3)

CT waktu bekuan (clothing time) : 8’50” (N : 7-14 mnt)

BT waktu perdarahan (blooding time) : 2’10” ( N : 1-4 mnt)


GDS (gula darah sewaktu) : 76mg/dl (N : 2-19 mu)

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL


: GI PO AO, gestasi 34-36 minggu, situs memanjang, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan janin baik,
keadaan ibu dengan plasenta previa totalis.
Masalah aktual : 1. Kecemasan
2.Anemia ringan
1. GI PO AO

DS : - Ibu mengatakan HPHT tanggal 05-09-2009


- Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran

DO : - HTP tanggal 12-06-2010


- Otot perut tampak tegang

- Nampak striae livide

- Palpasi abdomen

Leopold I : TFU 3 jrbpx, 32 cm, teraba bokong di fundus


Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
Leopold IV : BAP
- Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit.

Analisa dan interpretasi data


a. Pembeasaran uterus disebabkan oleh hipertropi otot polos uterus serta serabut-serabut
kolagen yang ada menjadi higroskoping akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus
dapat mengikuti perkembangan janin

b. Pada kehamilan lanjut primigravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada
perut. Garis-garis ini sering disebut striae gravidarum, pada seorang primigravida warnanya
membiru dan disebut striae livide.

c. Yang merupakan tanda pasti kehamilan adalah adanya atau terdengarnya Djj gerakan yang
dapat diraba dan dilihat.

2. Gestasi 34-36 minggu

DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 05-09-2009


- Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah ± 9 bulan

DO : - Tanggal pengkajian 11-05- 2010


- Leopold I : TFU 3 jrbpx, 32 cm, teraba bokong di fundus

- Tanggal USG 11-05- 2010 umur kehamilan 35 minggu 3 hari

- Hasil USG tanggal 11-05-2010

Analisa dan interpretasi data


a. Menurut hukum Neagle dari HPHT tanggal 05-09-2009 pengkajian tanggal 11-05-2010 masa
gestasi adalah 35 minggu 3 hari (248 hari)

b. Menurut Mc. Donald TFU 32 cm, umur kehamilan 9 bulan sesuai dengan umur kehamilan

TFU 32
c. = = 9 bulan
3,5 3,5
d. Hasil USG tanggal 11-05-2010 kehamilan tunggal, hidup, intra uterin. Kepala, Djj 132
kali/menit, plasenta di segmen bawah rahim (SBR) menutup ostium uteri internum (OUI),
diameter biparietal (DBP) umur kehamilan 35 minggu 3 hari.

3. Situs memanjang

DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat terutama pada sebelah kiri


DO : - Palpasi abdomen
Leopold I : TFU 3 jrbpx, 32 cm, teraba bokong di fundus
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
- Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit

Analisa dan interpretasi data


a. Ada pergerakan bayi tersering pada bagian kanan perut Ibu dan palpasi teraba tahanan pada
bagian kiri perut Ibu seperti papan, keras dan pada bagian kanan teraba bagian janin serta
terabanya satu kepala pada bagian bawah dan satu bokong pada bagian atas menandakan janin
dalam posisi memanjang.

b. Sumbu panjang janin memanjang terhadap sumbu panjang Ibu (Mochtar R, 2004,) .

4. Intra uterin

DS : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut yang hebat selama hamil
DO : - Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
- Palpasi abdomen

Leopold I : TFU 3 jrbpx,32 cm,teraba bokong di fundus


Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
- Ekspresi wajah biasa pada saat dilakukan palpasi

Analisa dan interpretasi data


a. Bagian dari uterus yang merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
kavum uteri di mana pada bagian ini hasil konsepsi dapat tumbuh dan berkembang hingga
aterm tanpa menyebabkan adanya rasa nyeri.(Prawiroharjo.S,2002)

b. Pada kehamilan ektopik janin tidak dapat tumbuh hingga aterm karena tempat implantasinya
tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh dan perabaan yang teraba adalah bagian-bagian
bagian janin sedangkan pada kehamilan intra uterin bagian janin tidak terlalu jelas pada
perabaan seperti halnya pada kehamilan ekstra uterin. (Mochtar.R, 2004)

5. Tunggal

DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif pada perut sebelah kiri


DO : - Palpasi abdomen
Leopold I : TFU 3 jrbpx, 32 cm, teraba bokong di fundus
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
Leopold IV : BAP
- Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit

Analisa dan interpretasi data


Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, teraba 1 punggung, 1 bokong, dan 1 kepala serta
bagian-bagian kecil janin, Djj terdengar pada satu titik serta pergerakan janin hanya pada satu
bagian perut Ibu adalah merupakan tanda kehamilan tunggal.(Mochtar.R, 2004).
6. Hidup

DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif pada perut sisi kiri


DO : Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit
Analisa dan interpretasi data
a. Djj dalam batas normal 120-160x/ menit

b. Yang termasuk tanda pasti janin hidup adalah pergerakan janin dan Djj dapat
terdengar jelas.(Prawiroharjo.S, 2002)

7. Keadaan janin baik

DS : Ibu mengatakan janinnya bergerak aktif pada perut sisi kiri


DO : Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit

Analisa dan interpretasi data


Adanya pergerakan janin dan Djj dalam batas normal antara 120-
160x/menit menandakan janin dalam keadaan baik. (Mochtar.R,2004)
8. Keadaan Ibu dengan plasenta previa totalis

DS : - Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar ± 1 sarung yang
dirasakan sejak pukul 03.00 dini hari tanggal 11-05-2010
- Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri perut

DO : - Hasil USG tanggal 11-05-2010 plasenta di segmen bawah rahim (SBR) munutupi ostium
uteri internum (OUI)
- Hasil pemeriksaan inspekulo oleh dr “A” :
a. Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina

b. Terlihat adanya sedikit gumpalan jaringan atau bantalan

Analisa dan interpretasi data


Plasenta previa totalis adalah plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah
uterus dan menutupi seluruh ostium uteri internum atau bila pusat plasenta
bersamaan dengan sentral kanalis servikalis di mana tanda utama plasenta previa
adalah perdarahan tanpa rasa sakit dan berlangsung secara tiba-tiba.(Prawiroharjo.S,
2002) .
MASALAH AKTUAL
1. Kecemasan

DS : - Ibu selalu bertanya tentang penyakitnya


- Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya

DO : - Ekspresi wajah ibu tampak cemas


- Tingkat pengetahuan Ibu tentang kesehatan masih kurang

Analisa dan interpretasi data


Kurangnya pengetahuan ibu tentang keadaanya menyebabkan emosinya labil sehingga timbul
rasa cemas.
2. Anemia ringan
DS : ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir yang dirasakan sejak tanggal 11-05-2010 jam 03.00
dini hari sebanyak ± 1 sarung berwarna merah segar
DO : - Tampak perdarahan dari jalan lahir berwarna merah segar
- Jumblah darah yang keluar seluruhnya pada jam 10.30 wita adalah ± 250 cc

- Hb 10,6 gr%

Analisa dan interpretasi data


a. Karena terjadinya perdarahan menyebabkan terjadi penurunan kadar haemoglobin dalam darah
sehingga dapat terjadi anemia.

b. Berdasarkan data objektif di mana kadar Hb 10,6 gr% maka hal ini termasuk anemia
ringan.(Manuaba. IBG,2008 )

LANGKAH III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadinya :
1. Hipoksia Janin

DS : ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir yang dirasakan sejak tanggal 11-05-2010 pukul
03.00 Wita dini hari sebanyak ± 1 sarung berwarna merah segar
DO : - Tampak pengeluaran darah berwarna merah segar dari jalan lahir ± 1 sarung
- Hasil USG tanggal 11-05-2010 plasenta berada di bawah segmen bawah rahim (SBR) menutupi
ostium uteri internum (OUI)

- Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit

Analisa dan interpretasi data


Plasenta previa dapat menyebabkan hipoksia janin karena pada plasenta previa dapat terjadi
pelepasan plasenta secara dini sehingga dapat menganggu pertukaran oksigen dari ibu ke janin
bahkan dapat menyebabkan terputusnya hubungan antara ibu dan janin .
.(Manuaba, 2008)

2. Perdarahan

DS : Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak tanggal 11-05-2010 pukul
03.00 Wita dini
DO : - Tampak perdarahan dari jalan lahir berwarna merah
segar
- Jumlah darah yang keluar seluruhnya pada jam 10.30 wita adalah ± 250 cc

- Hasil USG tanggal 11-05-2010 kehamilan tunggal, hidup, intra uterin, kepala, Djj 132
kali/menit, plasenta previa di segmen bawah rahim (SBR) menutup ostium uteri internum (OIU),
diameter biparietal ( DBP), umur kehamilan 35 minggu 3 hari.

Analisa dan interpretasi data


Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah rahim, pelebaran segmen bawah rahim dan
pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat di situ tanpa terlepasnya
sebagian plasenta dari dinding rahim, pada saat itu mulailah terjadi perdarahan. ( Prawiroharjo.
S, 2002 )

LANGKAH IV. EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI/


KONSULTASI
Konsultasi dengan : 1) Dokter ahli obgin untuk tindakan SC
2) Ahli anastesi
3) Petugas perinatology

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN


Diagnosa : Gi Po Ao, gestasi 34-36 minggu, situs memanjang, intra uterin, tunggal,
hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan plasenta previa totalis.
Maslah aktual : 1. Kecemasan
2. Anemia ringan
Masalah potensial : 1. Hipoksia janin
2. Perdarahan
Tujuan : Tindakan SC berjalan dengan baik
Kriteria : 1. Keadaan ibu baik
2. TTV dalam batas normal :
- TD : Systole 90-130 mmHg
Dystole 70-90 mmHg
- N : 72-84 x/menit
- S : 36,5-37,2oC
- P : 16-24 x/menit
3. Keadaan janin baik, Djj normal 120-160 x/menit
4. Tidak terjadi perdarahan

Rencana tindakan :
1. Observasi Djj

Rasional : Merupakan indicator pemantauan keadaan janin


2. Observasi tetesan infuse

Rasional : Untuk mengetahui kelancaran tetesan infuse sesuai dengan intruksi dokter
3. Ukur jumblah darah yang keluar

Rasional : Merupakan indicator pemantauan keadaan ibu

4. Penatalaksaan pemberian 2-3 liter/menit


Rasional : Agar ibu tidak kekurangan
5. Diskusikan dengan keluarga untuk menandatangani persetujuan tindakan operasi (informed
consend)

Rasional : Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat


6. Diskusikan pada keluarga untuk persiapan transfuse darah

Rasional :Keluarga ibu sudah menyediakan


7. Beri dukungan psikologis, spiritual dan dorongan moral

Rasional : Agar ibu lebih optimis menghadapi kebutuhan saat operasi


8. Cukur rambut pubis

Rasional : Memudahkan tindakan operasi dan mencegah infeksi


9. Pasang keteter tetap
Rasional: Untuk mengetahui keseimbangan cairan antara input dan output
10. Antar Ibu keruang operasi

Rasional : Operasi section sesarea dapat berjalan dengan segera atau memperlancar
pelaksanaan tindakan operasi
11. Bantu ibu naik di meja operasi

Rasional : Mempersiapkan posisi pasien sebelum tindakan operasi


LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 11-05-2010 jam 11.00 Wita
1. Mengobservasi Djj

Hasil : jam 11.00 wita : Djj = 132 x/menit


2. Mengobservasi tetesan infuse

Hasil : Tetesan infuse berjalan lancar 28 tetes/menit


3. Mengukur jumlah darah yang keluar

Hasil : Jumblah darah yang keluar seluruhnya pada jam 11.00 wita adalah ± 300 cc
4. Mendiskusikan pada keluarga untuk menandatangani persetujuan tindakan operasi (informed
consend)

Hasil : Surat persetujuan sudah ditandatangani oleh suami ibu


5. Mendiskusikan pada keluarga untuk persiapan transfuse darah

Hasil : Keluarga ibu sudah menyediakan


6. Memberi dukungan psikologis, spiritual dan dorongan moral

Hasil : Keluarga ibu sudah menyediakan


7. Mencukur rambut pubis
Hasil : Sudah dilakukan
8. Memasang keteter tetap

Hasil : Sudah dilakukan


9. Mengantar ibu ke ruang operasi

Hasil : Sudah dilakukan


10. Membantu ibu naik di meja operasi

Hasil : Sudah dilakukan


LANGKAH VII. EVALUASI
Evaluasi tanggal 11-05-2010 jam 12.30 wita
1. Tidak terjadi hipoksia janin dan perdarahan pada ibu

2. Keadaan umum ibu baik, TTV dalam batas normal

TD : 120/80 mmHg S : 36,7oC


N : 82 x/menit p : 20x/menit
3. Plasenta previa teratasi dengan jalan operasi sectio sesarea

4. Operasi dilakukan pada tanggal 11-05-2010 jam 12.30 Wita

5. Proses operasi berjalan lancar tanpa komplikasi baik ibu maupun janin, bayi lahir pada pukul
12.40 Wita,BBL : 2750 gr, PBL : 48 cm, jenis kelamin perempuan, apgar skor 8/10.

6. Ibu tidak cemas lagi

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PATOLOGI


PADA NY “C” GESTASI 34 – 36 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA TOTALIS
DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
TANGGAL 11 MEI 2010

No.Register : 00126xx
Tanggal MRS : 11 – 05 - 2010 jam 08.00 Wita
Tanggal pengkajian : 11 – 05 - 2010 jam 10.00 Wita
Mahasiswi : “AA”

SUBJEKTIF
Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “C" Tn “S”
Umur : 37 tahun / 40 tahun
Nikah/lamanya : 1x / ± 1 tahun
Suku : Makassar / Makassar
Pendidikan : SD / SMP
Pekerjaan : IRT / Petani
Alamat : Desa Bontomate’ne, Kec. Turatea, Kab. Jenneponto

1. Ibu mengatakan HPHT tanggal 05-09-2009

2. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah mengalami keguguran

3. Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah ± 9 bulan

4. Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada sisi kiri perut sejak bulan
Februari 2009 sampai sekarang

5. Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah mengalami nyeri perut hebat

6. Berat badan sebelum hamil 48 kg

7. Ibu mengatakan selama hamil 8 kali memeriksakan di RSUD Lanto Daeng Pasewang

8. Ibu masuk rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir yang dirasakan sejak pukul
03.00 Wita dini hari tadi sebanyak ± 1 sarung berwarna merah segar

9. Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri perut

10. Ibu mengatakan pernah sebelumnya keluar darah sedikit pada tanggal 07-03-2009 tapi
berhenti

11. Ibu pernah USG tanggal 27-03-2010 dengan diagnosa plasenta previa letak
rendah.

OBJEKTIF
1. Penampilan ibu tampak bersih

2. Kesadaran komposmentis

3. TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,7oC

N : 82 x/menit p : 20x/menit
4. Pertambahan berat badan tiap trimester berdasarkan kartu ANC

a. Trimester I : 49 kg

b. Trimester II : 52 kg

c. Trimester III : 56 kg
5. Inspeksi

a. Penyebaran rambut merata, bersih dan tidak mudah rontok

b. Tidak terdapat oedema pada wajah

c. Ekspresi wajah ibu tampak cemas

d. Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus

e. Keadaan gigi lengkap, tidak ada caries, cukup bersih

f. Terpasang infuse RL botol II pada tangan kanan dengan tetesan 28 tetes/menit

g. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

h. Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk, hyperpigmentasi pada areola
mammae, pada saat dipalpasi ada pengeluaran colostrum.

i. Abdomen tampak tegang tampak adanya striae livide dan linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi, serta pembesaran perut sesuai umur kehamilan

j. Tidak ada oedema dan varises pada tungkai dan ekstermitas bawah

k. Tampak perdarahan dari jalan lahir berwarna merah segar ± 1 sarung.

6. Palpasi

a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis.

b. Tidak ada massa dan pembengkakan mammae.

c. Abdomen

d. Leopold I : TFU 3 jrbpx, 32 cm, teraba bokong di fundus

Leopold II : punggung kanan


Leopold III : kepala
Leopold IV : BAP
e. Tidak ada kontraksi uterus

7. Auskultasi Djj terdengar jelas pada kuadran kanan bawah, teratur, frekuensi 132x/menit (N :
120-160x/menit)

8. Lingkar perut 87 cm

9. TBJ : 87 x 32 = 2784 gram

10. Hasil pemeriksaan inspekulo oleh dr “A” :

a. Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina


b. Terlihat adanya sedikit gumpalan jaringan atau bantalan

11. Jumlah darah yang keluar seluruhnya pada jam 10.30 wita adalah ± 250 cc

12. Hasil pemeriksaan penunjang

a. Hasil pemeriksaan USG tanggal 11-05-2010 kehamilan tunggal, hidup, intra uterin, kepala, Djj
132x/menit, plasenta di segmen bawah rahim (SBR) menutup ostium uteri internum
(OUI),diameter biparietal (DBP) umur kehamilan 35 minggu 3 hari.

b. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 11-05-2010

Hb : 10,6 gr % (N : 12-14 gr%)


Leukosit : 8,2.103/mm3
(N : 5000-10.000/mm3)
Trombosit : 166.103/mm3 (N : 150.000-350.000/mm3)

CT waktu bekuan (clothing time) : 8’50” (N : 7-14 mnt)

BT waktu perdarahan (blooding time) : 2’10” ( N : 1-4 mnt)


GDS (gula darah sewaktu) : 76mg/dl (N : 2-19 mu)
ASSESMENT
Diagnosa : Gi Po Ao, gestasi 34-36 minggu, situs memanjang, intra uterin, tunggal,
hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan plasenta previa totalis.
Masalah aktual : 1. Kecemasan
2. Anemia
ringan
Masalah potensial : 1. Hipoksia janin
2.Perdarahan
PLANNING
Tanggal 11-05-2010, jam 11.00 wita
1. Mengobservasi Djj

Hasil : Jam 11.00 wita : Djj = 132 x/menit


2. Mengobservasi tetesan infuse

Hasil : Tetesan infuse berjalan lancar 28 tetes/menit


3. Mengukur jumlah darah yang keluar

Hasil : Jumlah darah yang keluar seluruhnya pada jam 11.00 wita
adalah ± 300 cc
4. Mendiskusikan pada keluarga untuk menandatangani persetujuan tindakan operasi (informed
consend)

Hasil : Surat persetujuan sudah ditandatangani oleh suami ibu


5. Mendiskusikan pada keluarga untuk persiapan transfuse darah

Hasil : Keluarga ibu sudah menyediakan


6. Memberi dukungan psikologis, spiritual dan dorongan moral

Hasil : Keluarga ibu sudah menyediakan


7. Mencukur rambut pubis

Hasil : Sudah dilakukan


8. Memasang keteter tetap

Hasil : Sudah dilakukan


9. Mengantar ibu ke ruang operasi

Hasil : Sudah dilakukan


10. Membantu ibu naik di meja operasi

Hasil : Sudah dilakukan

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menguraikan kesenjangan dan kesesuaian antara teori dan
hasil studi kasus pada pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan pada Ny “C” dengan kasus
antenatal gestasi 34 – 36 minggu dengan plasenta previa totalis di RSUD Labuang Baji Makassar.
Dalam penerapan asuhan kebidanan secara teoritis yang dimulai dari pengumpulan data,
identifikasi diagnosa/masalah aktual, diagnosa/masalah potensial, perlu tindakan segera dan
kolaborasi, rencana tindakan dan evaluasi asuhan kebidanan. Untuk mudah memahami
kesenjangan dan kesesuaian yang terjadi pada kasus tersebut diuraikan sebagai berikut :
A. LANGKAH I. PENGUMPULAN DATA

Pada tahap ini, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena pada saat
pengumulan data, baik klien, suami, maupun keluarga klien selalu terbuka untuk memberikan
informasi yang diperlukan berhubungan dengan keadaan ibu dan perawatannya sehingga
mempermudah dalam pengumpulan data. Selain itu, didukung pula dengan adanya bantuan
serta bimbingan dari bidan dan dokter yang bertugas di RSUD Labuang Baji pada saat itu,
sehingga penulis dapat memperoleh data yang akurat sehubungan dengan kasus/kondisi klien
tersebut.
Pada tinjauan pustaka pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnase,
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) pemeriksaan inspekulo dan
pemeriksaan penunjang.
Pada tinjauan pustaka/teori yang disebutkan bahwa tanda gejala plasenta previa totalis
adalah :
a. Perdarahan tanpa rasa sakit pada saat tidur atau sedang melakukan aktivitas.
b. Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan.

c. Darahnya berwarna merah segar.

d. Bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul.

e. Biasanya terjadi kelainan letak seperti letak lintang atau letak sungsang.

Berdasarkan asuhan yang telah dilaksanakan dalam pengumpulan data pada kasus
Ny “C” didapatkan perdarahan sebanyak ± 1 sarung berwarna merah segar, terjadi pada
trimester III, bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul, hasil USG implantasi
plasenta pada segmen bawah rahim (SBR) menutupi seluruh ostium uteri internum (OIU).
Pada kasus Ny “C” tidak terdapat kesenjangan pada pengumpulan data karena
pengumpulan data di sesuaikan dengan teori yang ada.
B. LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL

Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah aktual kebidanan didukung atau
ditinjau oleh beberapa data, baik subjektif objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang
dilakukan kemudian analisa dan interpretasi data maka diperoleh diagnosa atau masalah aktual
sesuai teori diagnosa kehamilan adalah amenorhoe teraba bagian janin dan terdengar Djj
sedangkan tanda pasti dari plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri, berwarna
merah segar, terjadi secara tiba-tiba, umumnya pada trimester ke III, umur kehamilan sekitar
28 minggu.
Pada inspeksi dijumpai perdarahan pervaginam encer sampai
bergumpal, pemeriksaan fisik dijumpai keaadaan bervariasi dari keadaan normal sampai syok,
keadaan umum menurun sampai koma. Pemeriksaan palpasi abdomen janin belum cukup
bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kehamilan. Karena plasenta di segmen bawah
rahim, maka dapat dijumpai kelainan janin dalam rahim dan bagian terendah masih tinngi dan
pemeriksaan dalam dilkukan di atas meja operasi dan siap untuk segera mengambil tindakan
untuk menegakkan diagnosa pasti serta ditunjang dengan hasil USG : plasenta berada di
segmen bawah yang menutupi seluruh ostium uteri internum adalah plasenta previa totalis.
Berdasarkan data subjektif dan objektif serta ditunjang dengan hasil
USG maka dapat dikatakan bahwa diagnosa pada kasus Ny “C” yaitu GI PO AO, gestasi 35
minggu situs memanjang, intra uterin, tunggal, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan
plasenta previa totalis perdarahan tanpa rasa nyeri, berwarna merah segar,terjadi secara tiba-
tiba, umumnya pada trimester ke III, umur kehamilan sekitar 28 minggu dengan masalah aktual
adalah kecemasan dan anemia ringan.
Menginterpretasikan data secara khusus (spesifik) kedalam suatu rumusan diagnosa
atau masalah. Diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan yang difokuskan pada apa yang
dialami oleh seorang individual, sedang masalah yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang merugikan suatu masalah. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek yang telah dilaksanakan dalam menegakkan suatu diagnosa.
C. LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Dengan adanya perdarahan yang menyebabkan efek terhadap janin diantaranya


kematian dan kesakitan sangat tinggi sebagai akibat dari perdarahan pervaginam yang hebat.
Kematian perinatal atau neonatal mungkin terjadi, pelepasan plasenta secara dini dan
konsekuensi hipoksia janin dapat mengakibatkan kelahiran janin cacat mental, cacat fisik dan
dapat mengakibatkan efek terhadap ibu seperti syok, penyakit gangguan pembekuan darah,
gagal ginjal dan ibu dapat meninggal atau hidup dengan penyakit yang menetap, serta dapat
terjadi kelainan plasenta.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian,tidak ada perbedaan antara
tinjauan kepustakaan dengan data yang ditemukan pada kasus, di mana komplikasi yang sering
muncul pada kasus plasenta previa tergantung dari penanganannya, apabila pada kasus Ny “ C”
tidak dilakukan penanganan yang tepat maka kasus ini akan berlanjut menjadi perdarahan yang
hebat dan dapat mengakibatkan, hipoksia janin dan syok pada ibu yang dapat mengancam jiwa
ibu dan janin.
Pada tahap ini mengantisipasi masalah potensial yang mungkin terjadi atau yang akan
dialami oleh ibu bila tidak mendapat penanganan yang adekuat, didapat melalui pengamatan
yang cepat, observasi secara akurat dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi.
D. LANGKAH IV.TINDAKAN EMERGENCY/KOLABORASI/ KONSULTASI

Berdasarkan beratnya perdarahan yang terjadi pada ibu dengan plasenta previa segera
perbaiki keadaan umum, pemasangan infuse RL dan apabila terjadi syok hipovolemik yang
disertai dengan perdarahan aktif yang konsisten harus segera kolaborasi dengan dokter obgyn
dan bagian perinatologi untuk tindakan seksio sesarea demi keselamatan ibu dan janin serta
persiapan darah untuk transfusi bila kadar Hb kurang dari 8 gr%.
Pada kasus Ny “C” dilakukan segera perbaiki keadaan umum, pemasangan infus RL
dengan tetesan 28 tetes/menit serta kolaborasi dengan dokter ahli obgyn untuk tindakan SC,
ahli anastesi dan petugas perinatologi.
Menetapkan intervensi yang harus segera langsung dilakukan oleh bidan maupun
dokter kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita kegawatdaruratan, kolaborasi dan konsultasi
dengan tenaga kesehatan lain yang lebih ahli sesuai dengan keadaan ibu. Pada tahap ini bidan
dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenagannya dan tidak ada kesenjangan antara
teori dengan asuhan.
E. LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN

Memberikan penjelasan tentang keadaan yang dialami oleh Ny “C” dilihat dari kondisi
yang mengalami perdarahan dengan umur kehamilan 35 minggu, sudah dikatakan cukup
bulan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut segera dilakukan tidakan kolaborasi dengan
dokter untuk melakukan tindakan seksio sesarea.
Terapi aktif (tindakan segera), wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan
pervaginam yang aktif dan banyak, harus segera dilaksanakan secara aktif tanpa memandang
maturitas janin, untuk didiagnosa plasenta previa dan menentukan cara menyelesaikan
persalinan setelah semua persyaratan dipenuhi lakukan PDMO jika : infus/transfuse telah
terpasang, kamar dan tim operasi telah siap, kehamilan ≥ 37 minggu (berat badan ≥
2500 gr) atau inpartu, janin telah meninggal, perdarahan dengan bagian terbawah janin telah
jauh melewati pintu atas panggul.
Dalam membuat perencanaan, ditentukan tujuan dan kriteria yang akan dicapai dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “C” dengan plasenta previa totalis yaitu kondisi ibu dan
janin baik, tidak terjadi perdarahan dan TTV dalam batas normal untuk mencapai tujuan
tersebut, tindakan yang dilakukan adalah rencana terminasi kehamilan dengan cara section
caesarea.
Perencanaan pada kasus Ny “C” dan tinjauan pustaka tidak ada kesenjangan, karena
setiap perencanaan, disesuaikan dengan kebutuhan pasien serta tujuan dan kriteria yang akan
dicapai.
F. LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

Langkah implementasi atau pelaksanaan asuhan di dalam manajemen kebidanan


dilaksanakan oleh bidan maupun bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan asuhan kebidanan diupayakan dalam waktu singkat
dan efektif mungkin, hemat dan berkualitas serta sesuai rencana yang komprehensif.
Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “C” telah dilaksanakan sesuai
rencana yaitu dilakukan terminasi kehamilan dengan cara section caesarea.
Dalam hal ini penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini ditunjang oleh
pasien dan keluarganya dapat menerima semua anjuran dan tindakan yang diberikan.
G. LANGKAH VII. EVALUASI

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan, pada tahap ini teori
maupun asuhan tidak ada kesenjangan yang terjadi. Dalam hal ini, tidak terjadi hipoksia pada
janin dan tidak terjadi syok pada ibu, keadaan umum ibu baik dan TTV dalam batas
normal, plasenta previa teratasi dengan jalan operasi section sesarea, operasi dilakukan pada
tanggal 11-05-2010 jam 12.30 wita dan ibu tidak cemas lagi
Pada tahap ini penulis dapat melaporkan bahwa tindakan operasi yang dilakukan pada Ny
“C” berlangsung baik ± 1 jam.
Setelah pada Bab IV diuraikan tentang pembahasan kasus maka, selanjutnya akan
diuraikan tentang kesimpulan dan saran pada Bab selanjutnya (Bab V).

BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari teori dan konsep asuhan antenatal patologi dan pengalaman di
lahan praktek melalui studi kasus pada Ny. “C” dengan kasus SC dengan plasenta previa totalis
maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan

a. Kesimpulan berdasarkan 7(tujuh) langkah varney:

1. Pada pengkajian Ny. “C” didapatkan tanda dan gejala sesuai dengan teori yaitu adanya
perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri dan tanpa sebab serta pada hasil
USG tanggal 11-05-2010 didapatkan kehamilan tunggal, hidup, intra uterin, kepala,
Djj 132 kali/menit, plasenta di segmen bawah rahim (SBR) menutup ostium uteri internum
(OIU), umur kehamilan 35 minggu 3 hari.

2. Diagnosa plasenta previa totalis pada Ny. “C” didasarkan pada hasil USG tanggal 11-05-2010
dan ditandai dengan adanya perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri dan terjadi tanpa sebab.

3. Potensial terjadinya hipoksia janin dan perdarahan didasarkan pada hasil USG tanggal 11-05-
2010 dan perdarahan pervaginam tanpa rasa nyeri dan terjadi tanpa sebab.

4. Konsultasi dengan dokter ahli obgin untuk tindakan SC, ahli anastesi, dan petugas perinatologi.

5. Rencana tindakan disesuaikan dengan tujuan yaitu tindakan SC berjalan dengan baik.

6. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.

7. pada Ny. “C” dilakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan yaitu observasi TTV,
Djj, tetesan infuse, dan operasi SC dilakukan pada tanggal 11-05-2010 jam 12.30 wita berjalan
lancar tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin.

b. Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan plasenta previa totalis pada Ny. ‘C” berdasarkan
SOAP.

B.Saran
1. Bagi petugas kesehatan

Dalam setiap melakukan asuhan berdasarkan sistematika asuhan dapat mengidentifikasi


masalah pada ibu serta melakukan tindakan dengan cepat dan tepat
2. Bagi institusi pendidikan

Demi mencapai tujuan kebidanan yang baik perlu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan melalui jenjang pendidikan yang lebih kepada bidan sehingga memadai untuk
menunjang pelaksanaan tugas dan tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Bagi Pemerintah

Pengadaan sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan bagi
kesehatan ibu dan anak baik bersifat pelayanan rutin maupun emergency.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, f, 2001, Obstetrical Haemorhage Wiliam Obstetrics, Edisi 18, Lange
USA, International Inc Appleton. Halaman 851.

Manuaba. IBG, 2008, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,
Jakarta, EGC, Halaman 262.

Manuaba. dkk, 2008, Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial


Untuk Pendidikan Bidan, Kedokteran EGC, Jakarta, Halaman 82.

Mochtar. R, 2004, Obstetri Operatif dan Obstetri Sosial, Edisi 2, Jilid 2, EGC,
Jakarta, Halaman 117-132.

Prawirohardjo. S, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 6, Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Halaman 160 – 166

Risdingrum. R, 2008, Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kondisi Post Sectio Caesaria
Akibat Plasenta Previa Totalis, Fakultas Ilmu Kesehatan universitas
Muhammadiyah, Surakarta.

Rosaningtyas. FW, 2009, Hubungan Antara Paritas Dengan Plasenta Previa Di Rumah
Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak, Fakultas Kedokteran Unifersitas
Muhammdiyah, Surakarta.

Saifuddin. AB, 2002, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Cetakan 6, Yayasan bina Pustaka, Jakarta,
Halaman 186, 362-376.

Saifuddin. AB, 2002, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Edisi I, Cetakan 3, Yayasan BIna Pustaka Sarwono Prawirihardjo,
Jakarta, Halaman 160-166.

Sastrawinata. S, 2004, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2, EGC,


Jakarta, Halaman 83-91.

Varney. H, 1999, Buku Saku Bidan, Widya Medika, Jakarta, Halaman 126-224.

Anda mungkin juga menyukai