Anda di halaman 1dari 5

1

KESIMPULAN TERGUGAT

Dalam Perkara Perdata Nomor : 122/Pdt.G/2020/PN.Smr

Antara

Novi Luthsiyant -------------------------------------------------------------------------Penggugat

Melawan

Ibu Soeharjati/Haryanti ----------------------------------------------------------Tergugat

Notaris Natalia Sulistio, S.H., M.Kn. -----------------------------------------------Turut


Tergugat I

Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia cq Kepala Direktorat Jenderal


Administrasi Hukum Umum -------------------------------------------------------Turut
Tergugat II

Samarinda, 25 Maret 2021

Kepada Yth :
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda
Yang memeriksa Perkara Nomor 122/Pdt.G/2020/PN.Smr
Di – Samarinda.

Dengan hormat,

Untuk dan atas nama Tergugat dalam Perkara Nomor: 122/Pdt.G/2020/PN.Smr


dengan ini kami mengajukan Kesimpulan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI:

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan Tergugat


berkesimpulan bahwa Gugatan Penggugat Salah Pihak (Error in Persona ) dengan
alasan sebagai berikut:

Gugatan Salah Pihak (Error in Persona)

1. Bahwa Penggugat dalam Gugatannya yang tercantum dalam Halaman 2 yaitu


menyebutkan :

” dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Utama PT. Bina Karya Nuansa
Sejahtera sekaligus Pemegang Saham PT. Bina Karya Nuansa Sejahtera …. ”
2

Hal tersebut menjelaskan bahwasannya Penggugat bertindak sebagai 2 (dua)


Pihak yaitu sebagai Direktur Utama yang mewakili PT. Bina Karya Nuansa
Sejahtera dan Diri Pribadi (person) sebagai Pemegang Saham di PT. Bina Karya
Nuansa Sejahtera.

2. Bahwa Penggugat dalam Gugatannya mendalilkan Wanprestasi terhadap


Tergugat yang didasarkan kepada Akta Jual Beli Saham Nomor 4 Tanggal 11
Oktober 2016 yang dibuat oleh Notaris Natalia Sulistio, S.H., M.Kn. ”(Akta Jual
Beli Saham)”.

Bahwa apabila kita cermati secara teliti terhadap Akta Jual Beli Saham
sebagaimana dimaksud tersebut yang menjadi Pihak di dalam Akta tersebut
adalah :

- PENGGUGAT (Novi Luthsiyant) sebagai Penjual;dan


- TERGUGAT (Ibu Soeharjati/Haryanti) sebagai Pembeli.

Adapun hal tersebut ditegaskan dalam Gugatan Penggugat dalam Halaman 5


yang mana mencantumkan ” ... kemudian ditindaklanjuti dengan perbuatan
hukum keperdataan dalam bentuk Jual Beli Saham dimana Ibu Novi Luthsiyant
(Penggugat) berkedudukan sebagai Penjual sedangkan Ibu Soeharjati/Haryanti
bekedudukan sebagai Pembeli ... ”

3. Bahwa dalam Hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia terdapat 2


(dua) Subjek Hukum Perdata yaitu Orang (naturalijk persoon) dan Badan
Hukum (rechtpersoon), kemudian bilamana kita hubungkan kedudukan
Hukum para Pihak dalam Gugatan ini dengan Objek Gugatan yaitu Akta Jual
Beli Saham maka yang memiliki Legal Standing atau Pihak yang memiliki
kepentingan hukum adalah Ibu Novi Luthsiyant (Penggugat) berkedudukan
sebagai Penjual dan Ibu Soeharjati/Haryanti (Tergugat) bekedudukan sebagai
Pembeli yang mana keduanya bertindak sebagai Diri Pribadi (naturalijk
persoon).

4. Bahwa dalam Akta Jual Beli Saham yang menjadi Objek Perkara a quo Pihaknya
adalah Diri Pribadi Penggugat dan Tergugat selaku Pemilik Saham sehingga
bilamana Penggugat bertindak sebagai Direktur Utama yang mewakili PT. Bina
Karya Nuansa Sejahtera dan Diri Pribadi (person) sebagai Pemegang Saham di
PT. Bina Karya Nuansa Sejahtera maka Penggugat yang mendalilkan dirinya
sebagai Direktur Utama PT. Bina Karya Nuansa Sejahtera adalah Pihak yang
tidak memiliki kepentingan hukum karena bukanlah Pihak menjadi yang Subjek
Hukum di dalam Akta Jual Beli Saham tersebut.
3

5. Bahwa dengan didudukannya Direktur Utama yang mewakili PT. Bina Karya
Nuansa Sejahtera sebagai Penggugat dan Komisaris PT. Bina Karya Nuansa
Sejahtera ke dalam Perkara a quo adalah hal yang tidak berdasarkan hukum
karena yang memiliki Hubungan Hukum Perdata dalam Akta Jual Beli Saham
yang menjadi Objek Sengketa a quo tersebut adalah Ibu Novi Luthsiyant
(Penggugat) berkedudukan sebagai Penjual dan Ibu Soeharjati/Haryanti
(Tergugat) bekedudukan sebagai Pembeli yang mana keduanya bertindak
sebagai Diri Pribadi (naturalijk persoon).

6. Bahwa sebagai pertimbangan, mari kita lihat dan cermati Yurisprudensi Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 639K/Sip/1975 tanggal 28 Mei
1977 yang menyatakan :

“ bila salah satu pihak dalam suatu perkara tidak ada hubungan hukum dengan
objek perkara, maka gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima “

Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan hal-hal sebagaimana telah dijelaskan di


atas maka dapat disimpulkan sudah sepatutnya Gugatan Penggugat haruslah
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA:

1. Bahwa dalam persidangan Penggugat telah menyampaikan Bukti-bukti tertulis


yang ditandai dengan P – 1 sampai dengan P – 75.105, sedangkan Tergugat telah
menyampaikan Bukti-bukti tertulis yang ditandai dengan T-1 sampai dengan T –
5;

2. Bahwa Bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh Penggugat adalah sebagai berikut:

a. Bahwa Buki P-1 sampai dengan P-5 serta Bukti P-72 dan P-73, adalah bukti-
bukti yang tidak memiliki kekuatan hukum karena dapat dibantahkan
dengan Bukti-Bukti yang diajukan oleh Tergugat yaitu Bukti T-2 dan T-3
yang mana dapat disimpulkan saham-saham tersebut tidak pernah dimiliki
oleh Penggugat.

b. Bahwa Bukti P-6 sampai dengan Bukti P-71 dan Bukti P-75.1 sampai dengan
Bukti P-75.105 menunjukan bahwa karena Penggugat tidak pernah benar-
benar memiliki saham-saham sebagaimana dimaksud dan hanyalah titipan
maka Penggugat tidak memiliki hak menerima kewajiban dari Tergugat.

c. Bahwa Bukti P-74, Tergugat berkesimpulan Bukti tersebut adalah tidak benar
karena pada kenyataannya Penggugat tidak pernah melakukan Penyetoran
Modal kepada PT. BKNS karena saham tersebut hanya titipan orang tua,
karena Penggugat tidak dapat membuktian setoran tersebut karena tidak
dilakukan melalui Transfer Bank kepada PT. BKNS.
4

d. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh Penggugat ternyata tidak dapat
mendukung atau memperkuat dalil-dalil gugatan Penggugat, justru
sebaliknya semakin mengaburkan dan melemahkannya, karenanya jelaslah
“Penggugat tidak dapat membuktikan dalil-dalil gugatannya” hal ini
dengan tidak memberikan bukti-bukti secara real atau bahkan menutup
kebenaran yang sebenarnya, dengan demikian gugatan Penggugat haruslah
ditolah atau tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).

3. Bahwa Bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh Tergugat adalah sebagai berikut:

a. Bahwa Bukti T-2 terbukti dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat membuat
pernyataan sendiri yaitu Saham di PT. BKNS tidak pernah dimiliki oleh
Penggugat dan sepenuhnya dimiliki oleh Tergugat.

Maka dapat disimpulkan, sejak awal Penggugat tercatat sebagai pemegang


saham di PT. BKNS hanyalah merupakan titipan orang tua yaitu salah
satunya adalah Penggugat.

b. Bahwa Bukti T-3 terbukti dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat bersama-
sama dengan Kakaknya yang bernama Ronald Luthfiyano dan Adiknya
yang bernama Ruffino sebagai Ahli Waris bersama-sama menghibahkan
sahamnya kepada Tergugat.

Maka dapat disimpulkan, bilamana Penggugat dari awal merasa memiliki


hak sebagai pemegang saham di PT. BKNS maka untuk secara sadar
Penggugat tidak mempermasalahkan Jual Beli sebagaimana dalam Perkara A
quo.

c. Bukti T-4 dan T-5 terbukti dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat ingin
menguasai saham di PT. BKNS secara melawan Hukum dengan
menempatkan Klausul ke dalam Akta Palsu tersebut ” Penggugat
mendapatkan saham 51 % di PT. BKNS ”.

Maka dapat disimpulkan, bilamana Penggugat memiliki Bukti yang kuat


untuk memiliki saham di PT. BKNS maka untuk apa Penggugat ingin
menguasai saham di PT. BKNS secara melawan Hukum.

Berdasarkan Hal-hal tersebut diatas, Tergugat mohon agar dengan segala


kewenangan dan Kebijaksanaan yang dimiliki Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Samarinda yang memeriksa dan Mengadili perkara gugatan ini berkenan
memutuskan sebagai berikut:

DALAM PROVISI
5

1. Menolak atau dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard)


Permohonan Provisi yang diajukan oleh Penggugat;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;

DALAM EKSEPSI:

1. Mengabulkan dan Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan gugatan Penggugat seluruhnya tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard);

DALAM POKOK PERKARA:

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini.

atau

Apabila Majelis Hakim yang menangani perkara perdata nomor


122/Pdt.G/2020/PN.Smr berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya

Demikian Kesimpulan dari TERGUGAT ini disampaikan, atas perhatiannya kami


ucapkan termakasih.

Hormat Kami,

Kuasa Hukum Ibu Soeharjati/Haryanti (Tergugat)

Zakaria Ramdhani, S.H. G. Dyah Lestari Wahyuningtyas, KSPA., S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai