KESIMPULAN TERGUGAT
Antara
Melawan
Kepada Yth :
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda
Yang memeriksa Perkara Nomor 122/Pdt.G/2020/PN.Smr
Di – Samarinda.
Dengan hormat,
DALAM EKSEPSI:
” dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Utama PT. Bina Karya Nuansa
Sejahtera sekaligus Pemegang Saham PT. Bina Karya Nuansa Sejahtera …. ”
2
Bahwa apabila kita cermati secara teliti terhadap Akta Jual Beli Saham
sebagaimana dimaksud tersebut yang menjadi Pihak di dalam Akta tersebut
adalah :
4. Bahwa dalam Akta Jual Beli Saham yang menjadi Objek Perkara a quo Pihaknya
adalah Diri Pribadi Penggugat dan Tergugat selaku Pemilik Saham sehingga
bilamana Penggugat bertindak sebagai Direktur Utama yang mewakili PT. Bina
Karya Nuansa Sejahtera dan Diri Pribadi (person) sebagai Pemegang Saham di
PT. Bina Karya Nuansa Sejahtera maka Penggugat yang mendalilkan dirinya
sebagai Direktur Utama PT. Bina Karya Nuansa Sejahtera adalah Pihak yang
tidak memiliki kepentingan hukum karena bukanlah Pihak menjadi yang Subjek
Hukum di dalam Akta Jual Beli Saham tersebut.
3
5. Bahwa dengan didudukannya Direktur Utama yang mewakili PT. Bina Karya
Nuansa Sejahtera sebagai Penggugat dan Komisaris PT. Bina Karya Nuansa
Sejahtera ke dalam Perkara a quo adalah hal yang tidak berdasarkan hukum
karena yang memiliki Hubungan Hukum Perdata dalam Akta Jual Beli Saham
yang menjadi Objek Sengketa a quo tersebut adalah Ibu Novi Luthsiyant
(Penggugat) berkedudukan sebagai Penjual dan Ibu Soeharjati/Haryanti
(Tergugat) bekedudukan sebagai Pembeli yang mana keduanya bertindak
sebagai Diri Pribadi (naturalijk persoon).
6. Bahwa sebagai pertimbangan, mari kita lihat dan cermati Yurisprudensi Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 639K/Sip/1975 tanggal 28 Mei
1977 yang menyatakan :
“ bila salah satu pihak dalam suatu perkara tidak ada hubungan hukum dengan
objek perkara, maka gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima “
2. Bahwa Bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh Penggugat adalah sebagai berikut:
a. Bahwa Buki P-1 sampai dengan P-5 serta Bukti P-72 dan P-73, adalah bukti-
bukti yang tidak memiliki kekuatan hukum karena dapat dibantahkan
dengan Bukti-Bukti yang diajukan oleh Tergugat yaitu Bukti T-2 dan T-3
yang mana dapat disimpulkan saham-saham tersebut tidak pernah dimiliki
oleh Penggugat.
b. Bahwa Bukti P-6 sampai dengan Bukti P-71 dan Bukti P-75.1 sampai dengan
Bukti P-75.105 menunjukan bahwa karena Penggugat tidak pernah benar-
benar memiliki saham-saham sebagaimana dimaksud dan hanyalah titipan
maka Penggugat tidak memiliki hak menerima kewajiban dari Tergugat.
c. Bahwa Bukti P-74, Tergugat berkesimpulan Bukti tersebut adalah tidak benar
karena pada kenyataannya Penggugat tidak pernah melakukan Penyetoran
Modal kepada PT. BKNS karena saham tersebut hanya titipan orang tua,
karena Penggugat tidak dapat membuktian setoran tersebut karena tidak
dilakukan melalui Transfer Bank kepada PT. BKNS.
4
3. Bahwa Bukti-bukti tertulis yang diajukan oleh Tergugat adalah sebagai berikut:
a. Bahwa Bukti T-2 terbukti dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat membuat
pernyataan sendiri yaitu Saham di PT. BKNS tidak pernah dimiliki oleh
Penggugat dan sepenuhnya dimiliki oleh Tergugat.
b. Bahwa Bukti T-3 terbukti dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat bersama-
sama dengan Kakaknya yang bernama Ronald Luthfiyano dan Adiknya
yang bernama Ruffino sebagai Ahli Waris bersama-sama menghibahkan
sahamnya kepada Tergugat.
c. Bukti T-4 dan T-5 terbukti dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat ingin
menguasai saham di PT. BKNS secara melawan Hukum dengan
menempatkan Klausul ke dalam Akta Palsu tersebut ” Penggugat
mendapatkan saham 51 % di PT. BKNS ”.
DALAM PROVISI
5
DALAM EKSEPSI:
atau
Hormat Kami,