SANTUN M. SIREGAR
DIREKTUR PERDATA
Dalam merealisasikan visi tersebut, Bapak Presiden mendorong
kita agar memanfaatkan arsitektur internasional yaitu penilaian
Ease of Doing Business (EoDB) dan menjadi anggota Financial
Action Task Force (FATF).
Saat ini, Indonesia sudah berstatus sebagai Observer dan tinggal
selangkah lagi untuk menjadi anggota FATF. Untuk dapat menjadi anggota,
Indonesia harus mendapatkan penilaian Largely Compliant (LC) pada
setidaknya 33 (tiga puluh tiga) rekomendasi dari 40 (empat puluh)
rekomendasi yang ada. Salah satunya rekomendasi yang belum
mendapatkan penilaian LC adalah Rekomendasi 24, terkait Transparency
and Beneficial Ownership (BO) of Legal Persons.
Revisi:
• Informasi BO harus memadai untuk mengidentifikasi BO, akurat
berdasarkan verifikasi dan terkini.
• Otoritas berwenang memiliki akses untuk informasi BO, selain itu juga
berkaitan dengan pengadaan.
• Larangan praktik bearer shares dan nominee.
RESUME RISIKO UTAMA TPPU DALAM NRA 2021
TIPOLOGI
Penggunaan identitas palsu, penggunaan nominee, trust, anggota keluarga atau pihak ketiga
termasuk agen properti, smurfing & structuring (transaksi di bawah nilai tertentu yg dilakukan
berkali-kali), menggunakan jasa profesional, metode pembayaran terbaru, menggunakan
korporasi dan sektor yang minim regulasi.
TPPU
Jumlah Perseroan Terbatas di DKI Jakarta dengan kegiatan:
• Pedagang Kendaraan Bermotor (KBLI: Perdagangan Besar Sepeda Motor, Perdagangan Eceran
Sepeda Motor, Perdagangan Besar Mobil, Perdagangan Eceran Mobil): 6.127
• Perusahaan Properti atau Agen Properti (KBLI: Real Estat yang dimiliki sendiri atau disewa, Real
Estat atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak): 22.144
• Bank Umum (KBLI: Bank Umum): 142
• Pedagang Valuta Asing (KBLI: Kegiatan Penukaran Valuta Asing, Broker dan Dealer Valuta Asing):
451
RESUME RISIKO UTAMA TPPT DALAM NRA 2021
MODE PENDANAAN TERORISME
TINDAK PIDANA ASAL MODUS
Pinjaman online ilegal • Pada tahap pengumpulan dana, berupa: sponsor pribadi (terrorist
(peer to peer lending tidak berizin) financier/fundraiser), penyimpangan pengumpulan donasi melalui ormas, dan
usah bisnis yang sah;
PELAKU
• Pada tahap pemindahan dana berupa: melalui penyedia jasa keuangan,
pembawaan uang tunai lintas batas, dan menggunakan metode pembayaran baru;
ORANG PERORANGAN BADAN HUKUM
• Pada tahap penggunaan dana, berupa: pembelian senjata dan bahan peledak,
Pengusaha, Pegawai Yayasan, pelatihan pembuatan senjata dan bahan peledak, pelatihan penggunaan senjata
Swasta, dan Trader Perkumpulan
dan bahan peledak, dan biaya perjalanan dari dan ke lokasi aksi terorisme.
Perkumpulan
• DKI Jakarta : 7554
• Jawa Timur : 62430
• Jawa Barat : 23373
• Jawa Tengah : 72796
PERBANDINGAN PENGATURAN BENEFICIAL OWNERSHIP PADA
KEMENKUMHAM DAN OJK
1. Subjek Penerapan BO : Korporasi berupa Perseroan, Yayasan, 1. Subjek Penerapan BO Calon Nasabah, Nasabah, Walk in
Perkumpulan, Koperasi, Persekutuan Komanditer, Firma; Customer;
2. Diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi 2. Diatur dalam Peraturan OJK Tentang Penerapan Program Anti
Manusia tentang Tata Cara Pelaksanaan Penerapan Prinsip Pencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Di
Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi dan tentang Tata Sektor Jasa Keuangan;
Cara Pengawasan Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat 3. Penyampaian Informasi BO dilakukan oleh Penyedia Jasa
Korporasi; Keuangan;
3. Data BO dapat digunakan oleh beberapa Instansi berwenang 4. PJK wajib melakukan identifikasi dan verifikasi identitas
tekait; Pemilik Manfaat (Beneficial Owner), berdasarkan informasi
4. Penyampaian Informasi BO dilakukan oleh Notaris; atau data relevan yang diperoleh dari sumber yang dapat
5. Waktu penyampaian BO bisa dilakukan pada saat pendirian, dipercaya.
pendaftaran dan/atau pengesahan korporasi, pada saat
sedang menjalankan usaha atau kegiatan, atau pada saat
penyampaian pengkinian informasi pemilik manfaat dari
korporasi.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 15 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21
Tahun 2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penerapan Tahun 2019 tentang Tata Cara Pengawasan Prinsip Mengenali
Prinsip Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi Pemilik Manfaat Korporasi
Orang perseorangan yang dapat menunjuk atau
memberhentikan Direksi, Dewan Komisaris, Pengurus,
Pembina, atau Pengawas pada Korporasi, memiliki
kemampuan untuk mengendalikan Korporasi, berhak atas
dan/atau menerima manfaat dari Korporasi baik langsung
maupun tidak langsung, merupakan pemilik sebenarnya
dari dana atau saham Korporasi dan/atau memenuhi
kriteria sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
ini.
Menurut FATF (2014), BO merujuk pada orang perseorangan (natural persons) yang secara ultimate
memiliki atau mengendalikan (ultimate owns or controls) pelanggan (customer) dan/atau orang
perseorangan yang transaksinya dilakukan atas namanya. Hal ini juga termasuk orang perseorangan yang
melaksanakan kendali efektif secara keseluruhan (ultimate effective control) terhadap korporasi atau
perikatan hukum lainnya (arrangement). Dalam definisi ini, “ultimate owns or controls” dan “ultimate
effective control” mengacu pada situasi dimana kepemilikan/kontrol dilakukan melalui suatu rantai
kepemilikan atau dengan cara mengendalikan pihak lain (kontrol secara tidak langsung).
KORPORASI
Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum
PERSEKUTUAN PERSEKUTUAN
KOPERASI
KOMANDITER FIRMA
KRITERIA PEMILIK
MANFAAT
PERSEKUTUAN
PERSEROAN YAYASAN PERKUMPULAN KOPERASI FIRMA
KOMANDITER
Memiliki saham Memiliki kekayaan Memiliki sumber Menerima sisa hasil Memiliki modal dan/atau Memiliki modal yang
lebih dari 25% sesuai awal lebih dari 25% pendanaan lebih dari usaha lebih dari 25% dari nilai barang yang disetorkan lebih dari 25%
AD sesuai AD 25% sesuai AD total laba koperasi dalam disetorkan lebih dari 25% sesuai perikatan
satu tahun sesuai perikatan pendirian persekutuan
pendirian persekutuan firma
komanditer
Memiliki hak suara Memiliki kewenangan Menerima hasil kegiatan Memiliki kewenangan Menerima keuntungan Menerima keuntungan
lebih dari 25% sesuai untuk mengangkat usaha lebih dari 25% dari langung ataupun tidak lebih dari 25% dari total lebih dari 25% dari total
AD atau memberhentikan total laba perkumpulan langsung untuk laba keuntungan dalam laba keuntungan dalam
pengurus dan dalam satu tahun 13 menunjuk atau satu tahun satu tahun
pengawas yayasan memberhentikan
pengurus dan pengawas
koperasi
Menerima laba lebih Memiliki kewenangan Menerima laba lebih dari Memiliki kewenangan Memiliki kewenangan Memiliki kewenangan
dari 25% dari total untuk mengendalikan 25% dari total laba untuk mempengaruhi untuk mempengaruhi untuk mempengaruhi
laba Perseroan yayasan tanpa Perseroan dalam satu atau mengendalikan atau mengendalikan atau mengendalikan
dalam satu tahun otorisasi pihak tahun koperasi tanpa otorisasi persekutuan komanditer persekutuan firma tanpa
manapun pihak manapun tanpa otorisasi pihak otorisasi pihak manapun
manapun
KRITERIA PEMILIK
MANFAAT
PERSEKUTUAN
PERSEROAN YAYASAN PERKUMPULAN KOPERASI FIRMA
KOMANDITER
Memiliki kewenangan Menerima manfaat Memiliki kewenangan Menerima manfaat Menerima manfaat dari Menerima manfaat dari
untuk mengangkat, dari yayasan untuk mengangkat atau dari koperasi persekutuan komanditer persekutuan firma
menggantikan, atau memberhentikan
memberhentikan anggota pengurus dan pengawas
direksi dan anggota dewan perkumpulan
komisaris
Memiliki kewenangan Merupakan pemilik Memiliki kewenangan Merupakan pemilik Merupakan pemilik Merupakan pemilik
untuk mengendalikan sebenarnya dari dana untuk mempengaruhi sebenarnya dari dana sebenarnya dari dana atas sebenarnya dari dana atas
perseroan tanpa otorisasi atas atau mengendalikan atas modal dan/atau nilai modal pada persekutuan
14
pihak manapun kekayaan lain atau perkumpoulan tanpa kekayaan lain atau barang pada persekutuan firma
penyertaan pada otorisasi pihak manapun penyertaan pada komanditer
yayasan koperasi
PENDIRI ATAU
PENGURUS KORPORASI
NOTARIS
Penyampaian informasi pemilik manfaat dari korporasi pada saat permohonan pendirian,
pendaftaran dan/atau pengesahan korporasi.
Penyampaian informasi pemilik manfaat dari korporasi pada saat korporasi menjalankan
usaha atau kegiatannya.
SUDAH MENETAPKAN
Berdasarkan Pasal 5
Permenkumham 15/2019 Wajib menetapkan dan
menyampaikan Informasi Pemilik
Manfaat dari Korporasi paling lambat
7 (tujuh) hari kerja setelah Korporasi
mendapat Izin Usaha atau Tanda
Terdaftar dari Instansi/Lembaga
Berwenang
Penyampaian Informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi
Saat Korporasi Menjalankan Usaha Atau Kegiatannya
(Pasal 6 Permenkumham 15/2019)
Penambahan informasi
Pemilik Manfaat dari
PERUBAHAN Korporasi
Penyampaian perubahan informasi Pemilik
Manfaat dari Korporasi dilakukan paling
lama 3 (tiga) hari kerja sejak terjadinya
perubahan informasi Pemilik Manfaat dari
Korporasi
(Berdasarkan Pasal 9 Permenkumham Pencabutan informasi Pemilik
15/2019) Manfaat
▪ Notaris
▪ Pendiri atau Pengurus PENGKINIAN
▪ Pihak lain yang diberi kuasa Penyampaian pengkinian informasi Pemilik Manfaat dari
Korporasi dilakukan 1 (satu) tahun sejak penyampaian
oleh pendiri korporasi informasi Pemilik Manfaat dari Korporasi atau
penyampaian pengkinian informasi Pemilik Manfaat dari
Korporasi yang terakhir.
(Berdasarkan Pasal 10 Permenkumham 15/2019)
Contoh: