MAKALAH
Disusun Oleh :
Esti (18.006)
Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah "perawat dan kesehatan dasar”.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan-kekurangan lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang bermaksud untuk memberikan kritik dan saran kepada penulis agar
penulis dapat memperbaiki kualitas makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran
yang tertuang dalam makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. perawatan pada neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah.............................3
B. kebutuhan kesehatan dasar pada neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah.....8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus, bayi dan balita.
Bayi yang lahir akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat
bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis. Sebelum diatur oleh
tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan plasenta yang kemudian masuk ke
periode transisi.
Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi
dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat
hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi coldstress yang selanjutnya dapat
menyebabkan hipoglikemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan
otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok, beberapa bagian tubuh
mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang. Contoh lain misalnya, kurang
baiknya pembersihan jalan napas waktu lahir dapat menyebabkan masuknya
cairan lambung ke dalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan pernapasan,
kekurangan zat asam, dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama dapat
menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan
tumbuh-kembang. Tak kurang penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang
dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu persalinan atau pada waktu
pemotongan tali pusat, melalui mata, melalui telinga pada waktu persalinan atau
pada waktu memandikan/membersihkan bayi dengan bahan, atau cairan atau alat
yang kurang bersih. (Prawirohardjo, Sarwono. 2014. hal : 132)
1
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagi berikut :
1. Bagaimana perawatan pada neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah
2. Apa saja kebutuhan kesehatan dasar pada neonatus,bayi,balita dan anak
prasekolah
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perawatan pada neonatus,bayi,balita dan anak prasekolah
2. Untuk mengetahui kebutuhan kesehatan dasar pada neonatus,bayi,balita dan
anak prasekolah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pencegahan Infeksi
a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril.
d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita
pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
a) Apakah bayi cukup bulan/tidak
b) Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
c) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
d) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi tidak bernapas
atau bernapas megap–megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
a) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendirikarena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
3
b) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, seperti: meja, tempat tidur, timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila
bayi diletakkan di atas benda–benda tersebut.
c) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin, co/ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan
udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
d) Radiasi
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau
kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan
dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
4
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah
kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1)
jam pertama kelahiran
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum
melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera
membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat
b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah kebelakang.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar.
e) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang
steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
f) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
g) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
5
h) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
5. Merawat Tali Pusat
a) Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
b) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
c) Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
d) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain
bersih dan kering.
e) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan
benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi
tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara
mantap klem tali pusat tertentu.
f) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung
tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian
tali pusat pada sisi yang berlawanan.
g) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin
0,5%
h) Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian
kepala bayi tertutup dengan baik. (Dep. Kes. RI, 2002)
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru
lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan
akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi
harus dicatat (Prawiroharjo, 2002). Bayi baru lahir tidak dapat mengatur
temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika
kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas
6
(hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam
keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak,
meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat
lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
7
1. Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak
denganbayi.
2. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
3. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan
benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
4. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan. 10
5. Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop
dan benda- benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi
dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah
digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)
B. Kebutuhan sehatan dasar
1. Mengenakan pakaian
a) Masa neonatus (0-28 hari)
Penggunaan pakaian BBL bertujuan untuk membuat BBL tetap
hangat.baju BBL seharusnya tidak membuat BBL berkeringat.kain yang
menyentuh leher sangat dibutuhkan agar tetap menjaga keseimbangan
tubuh BBL.selam musim panas BBL membutuhkan pakainan dan popok
b) Masa bayi (29 hari-1 tahun)
Bayi tidak menggunakan kain berlapis seperti bedong namun
menggunakan pakaian bayi yang tetap menjaga kehangan tubuh bayi.
c) Masa prasekolah (1-6tahun)
Pakaian dibutuhkan sesuai perkembangan usia mereka biasanya
menggunakan motif-motif yang sesuai dengan keinginan anak sendiri dan
nyaman untuk dipakai bermain.
8
2. Perumahan
a) Secara umum:neonatus,bayi dan prasekolah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selaama 1 atau 2 jam sehari (bila
udara baik).pada saat bayi dibawa keluar rumah,gunakan pakaian
secukupnya tidak perlu terlalu tebal atau tipis.bayi haru terbiasa dengan
sinar matahari.yang paling utama keadaan rumah bisa dijadikan sebagai
tempat bermain yang aman dan menyenagkan untuk anak.
3. Sanitasi
a) Masa neonatus :0-28 hari
Bayi masih memerlkan bantuan orang tua dalam mengontrol kebutuhan
sanitasinya seperti kebersihan air yang digunakan untuk memandikan
bayi,kebersihan udara yang segar dan sehat untuk asupan oksigen
maksimal.
b) Masa bayi : 29 bulan-1 tahun
Bayi masih membutuhkan bantuan orang tuan,namun pada usia hampir 1
tahun bayi dapat membedakn hal-hal yang buruk dari sanitasi i sekitanya
seperti pembedaan air yang bersih dengan kotor.
c) Masa prasekolah : 1 tahun-6 tahun
Anak sudah banyak mengerti keadaan yang baik bshkan anak sudah dapat
membedakan tempat pencemaran udara seperti asap rokok,sampah dll.
4. Lingkungan baik
Masa neonatus-masa prasekolah yaitu terhindar dari asap
rokok,debu,sampah dan iklim/cuaca,iklim tertentu dapat mempengaruhi
kesehatan anak misalnya musim penghujan
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Setiyani, A, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: Kemenkes RI
Https://Www.Academia.Edu/12240965/MAKALAH_KEBUTUHAN_FISIK_DAN_PSIKOSOSI
AL_PADA_BAYI_DAN_ANAK
Https://Www.Academia.Edu/38116126/MAKALAH_BAYI_BARU_LAHIR_NORMAL
11