Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tias Nuri Febriyan

NIM : 201840035

Kelas : Reguler 4a Keperawatan

Mata kuliah : Agama Dalam Kesehatan

SOAL

1. Dalam mengamati fenomena alam dan proses penciptaannya, Al-Qur’an sangat menganjurkan
umat Islam untuk selalu intidzar. Jelaskan proses penciptaan alam semesta dan penciptaan
manusia menurut pandangan saintis dan pandangan Al-Qur’an!
2. Mengapa manusia disebut sebagai makhluk Allah SWT yang paling sempurna? Jelaskan juga
perbedaan pendapat para ulama tentang masalah “penciptaan manusia pertama/ Adam”!
3. Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam. Al-Qur’an telah terbukti sebagai mukjizat nabi
Muhammad SAW yang terbesar. Kebenaran dan keotentikannya telah bukti.

a. Jelaskan bukti kebenaran dan keotentikan Al-Qur’an yang saudara ketahui dan jelaskan juga
ciri atau kriteria Al-Qur’an !
b. Jelaskan fungsi dan kedudukan sunnah terhadap Al-Qur’an dan berikan contohnya masing-
masing!
4. Kerangka dasar ajaran Islam terdiri dari Akidah, Syari’ah, dan Akhlak. Apa yang anda ketahui
tentang ketiga hal tersebut? Dan bagaimana hubungan ketiganya?
5. Jelaskan perbedaan antara “Islam” dan “agama Islam”!
6. a. Apa pengertian agama? Ada berapa macam jenis agama yang saudara ketahui?
Jelaskan!
b. Apakah orang yang menganut kepercayaan baik aliran kepercayaan tertentu
(Kejawen), animisme, dinamisme, dan sejenisnya dapat dikatakan beragama?
Jelaskan pendapat saudara!
7. Apa yang dimkasud dengan mistisisme dalam Islam? Apa tujuannya dan bagaimana latar belakang
kemunculannya? Perlukan tasawuf dalam kehidupan manusia?Jelaskan!
8. Bagaimana konsep Ketuhanan dan Kemahaesaan Allah dalam ajaran Agama Islam ? Jelaskan
beserta dalilnya!
9. Bagaimana bentuk keimanan kita terhadap makhluk gaib? Sebutkan dan jelaskan makhluk gaib
yang wajib diimani!
10. Seorang muslim harus beriman kepada qada dan qodar. Apa yang dimaksud dengan qada dan
qadar? Bagaimana cara beriman kepada qada dan qadar? Jelaskan!
Jawaban

1. Sains menjelaskan fenomena alam dan logika sebab akibat melalui berbagai proses pengamatan,
observasi, penelitian, uji coba dan sebagainya dan itu bersifat rasional, impiris, deduktif dalam
ilmu sains dan sekarang ada pengetahuan ilmiah yang bertahun-tahun di Al-qur’an sudah ada
karena Al-qur’an sifatnya deduktif oleh karena itu ilmu sains ini memperkuat Al-qur’an. Seperti
pada Ilmu Astronomi yaitu Penciptaan Jagat Raya, sejak berabad lalu, dari masa kemasa manusia
selalu mempertanyakan proses penciptaan alam semesta berawal dari pertanyaan sederhana itu
kemudian tercipta teori tentang penciptaan alam semesta diantaranya yang paling dikenal adalah
teori ledakan besar atau Bigbang teori, hal tersebut tentu dari keberadaan akal manusia maka
dalam islam terdapat konsep bahwa akallah yang menjadi pembeda makhluk lainnya.

Maka keberadaan akal adalah kunci untuk memahami penciptaan alam semesta bagi kehidupan
manusia sendiri serta jalan untuk mengenal Allah sebagai penciptanya maka kemudian lahirlah
sains, meski begitu sains hanyalah metodologi yang disusun berdasarkan aktifitas akal manusia
dalam upaya memahami, memprediksi dan menjelaskan fenomena alam semesta ini.

Jadi sains bukanlah kebenaran mutlak, sains akan terus berubah, berkembang dari masa kemasa
seiring pencapaian akal manusia dalam ilmu pengetahuan dan disinilah peran Al-Quran wahyu dari
Allah, didalamnya sangat banyak petunjuk dan informasi yang hakikatnya mengandung ilmu
pengetahuan dan fenomena.

Penerapan sains dalam dunia modern telah menghasilkan banyak teknologi yang membuat
kehidupan manusia lebih baik, lebih nyaman dan aman. Oleh karena itu, sains merupakan sebuah
karunia dari Allah SWT dan Al-Quran lah yang memperkuat ilmu sains.

Diantaranya ayat yang berhubungan dengan keterkaitan Al-Quran dengan pentingnya sains adalah
firman Allah  QS: Ali Imran/3: 190-191 yang berbunyi "Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka".

2. Manusia disebut makhluk paling sempurna karena manusia diberikan akal untuk berfikir yang
baik, kelebihan dan kekurangan masing-masing, hawa nafsu yang dapat dikendalikan, keinginan
untuk menentukan jalan hidupnya, dan kesadaran untuk berfikir dulu sebelum melakukan sesuatu.

3. a. Bukti kebenaran Al-qur’an

4. Aqidah adalah kumpulan kepercayaan yang menjadi keyakinan kuat seseorang dihatinya dan
beranggapan dengan keyakinan itu ia beragama dan menyembah Allah swt.
Syariah adalah jalan hidup muslim yang memuat ketetapan-ketetapan Allah dan Rasul-Nya baik
berupa larangan maupun perintah didalam aspek kehidupan manusia.
Akhlak adalah sifat atau perangai seseorang yang telah melekat dan tercermin dari perilakunya.
Hubungan antara ketiganya adalah:
- Bagi agama islam, aqidah adalah sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar
keyakinan yang menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama islam, syariah sebagai
sistem nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama islam dan akhlak sebagai
sistematika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama islam.
- Aqidah, syariah, dan akhlak bagaikan suatu pohon, di mana aqidah merupakan akar, syariah
merupakan batang, dan akhlak adalah dedaunan. Syariah dan akhlak akan tumbang tanpa
adanya aqidah yang mengakarinya. Aqidah mendasari syariah, dan syariah tanpa akhlak akan
menjadi kezaliman.

5. Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
sebagai rasul utusan Allah dan Allah menjadikan islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin
(rahmat bagi seluruh alam).
Agama adalah peraturan, pedoman, ajaran, atau sistem yang mengatur tentang keyakinan,
keimanan, atau kepercayaan.

6. a. Agama adalah peraturan, pedoman, ajaran, atau sistem yang mengatur tentang keyakinan,
keimanan, atau kepercayaan. Ada 6 agama yaitu Islam, kristen, katolik, hindu, buddha,
konghucu.

7. Mistisme dalam islam disebut tasawuf dan oleh kaum orientalis barat disebut sufisme.
Mistisme atau tasawuf mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari
dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat tuhan.
Latar belakang kemunculan
Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan Nabi SAW. Hal ini dapat
dilihat dalam perilaku, ibadah dan pribadi Nabi Muhammad SAW. Nabi banyak
berkhalwat dengan berdzikir bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Pengasingan diri Nabi ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalwat.
Selain itu para sufi juga mengadopsi kehidupan para sahabat yang berkaitan dengan
keteduhan iman, ketaqwaan, kezuhudan dan budi pekerti luhur.
Selanjutnya pada periode tabi’in (sekitar abad ke I dan II H) kondisi sosial-politik
mulai banyak berubah. Bahkan pada masa kekuasaan Bani Umayyah kehidupan politik
berubah total. Dengan sistem pemerintahan monarki, para khalifah bebas melakukan
kezaliman. Akibatnya muncullah suatu kelompok yang menyebut diri mereka dengan
Tawwabun. Mereka dipimpin oleh Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi yang memiliki tujuan
untuk membersihkan diri dan mengisi kehidupan sepenuhnya dengan ibadah.
Perubahan kondisi sosial juga mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuhan
kehidupan beragama masyarakat Islam. Kesederhanaan hidup pada masa Rasulullah dan
sahabat mulai tergantikan dengan kehidupan mewah ketika Bani Umayyah memegang
kekuasaan. Maka Abu Dzar al-Ghiffari lahir sebagai penyeru kaum muslim yang saleh
untuk hidup zuhud, sederhana, saleh,dan tidak terbuai hawa nafsu.
Dari perubahan-perubahan kondisi sosial tersebut sebagian masyarakat mulai melihat
kembali pada kesederhanaan kehidupan Nabi SAW para sahabatnya. Mereka mulai
merenggangkan diri dari kehidupan mewah. Sejak saat itu kehidupan zuhud menyebar
luas dikalangan masyarakat. Para pelaku zuhud itu disebut zahid (jamak : zuhhad) atau
karena ketekunan mereka beribadah, maka disebut abid (jamak : abidin atau ubbad) atau
nasik (jamak : nussak).
Menurut al-Dzahabi, istilah sufi pertama kali dikenalkan oleh Abu Hasyim al-Sufi
pada abad ke-2 Hijriyah. Pendapat lain menyebutkan bahwa tasawuf baru muncul di
dunia Islam pada awal abad ke-3 hijriyah yang dipelopori oleh al-Kurkhi. Pada abad ke-4
H  tasawuf semakin berkembang dan meluas ke seluruh penjuru dunia disertai dengan
sistem ajaran yang semakin baik. Disamping terjadi perkembangan pada abad ke-4 dan
ke-5 hijriyah ini terjadi konflik pemikiran antara kaum sufi dan para fuqaha’. Konflik ini
terus berlanjut pada abad berikutnya yang ditandai dengan masuknya corak falsafi ke
dalam tradisi keilmuan tasawuf. Realitas ini kemudian menimbulkan pembedaan dua
corak dalam dunia tasawuf, yaitu antara tasawuf ‘amali (praktis) dan tasawuf nazari
(teoritis).

8.
9. Beriman kepada yang gaib merupakan salah satu bentuk rukun iman. Dalam rukun iman terdapat
perintah bagi umat muslim mengimani Allah dan juga malaikat.
Dalam Quran Surat (QS) Al-Baqarah ayat 3, Allah menegaskan beriman kepada yang gaib
adalah salah satu ciri orang yang bertaqwa:
" (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka." [QS. Al-Baqarah ayat 3]
Isi kandungan dari ayat diatas menerangkan bahwa manusia terbagi atas dua golongan. Pertama
adalah mereka yang hanya mempercayai hal nyata namun tidak mempercayai atau tidak
mengakui adanya sesuatu dibalik kenyataan itu.
Orang-orang yang seperti itu, biasanya tidak mempercayai adanya Tuhan, malaikat, kiamat,
akhirat, dan lain-lain.
Sedangkan golongan kedua adalah orang yang mempercayai adanya hal yang nyata dan gaib.
Surat Al-Baqarah ayat 3 dimulai dengan kalimat: “ Mereka yang beriman kepada yang gaib”,
kata “ yang gaib” dapat diartikan dengan yang tidak dapat disaksikan oleh panca indera, tidak
tampak oleh mata, tidak dapat didengar oleh telinga, namun keberadaannya dapat dirasakan.
Beriman kepada yang gaib, yang pertama adalah iman kepada Allah SWT, Dzat yang
menciptakan seluruh alam yang tidak dapat disaksikan oleh mata telanjang, akan tetapi dapat
dirasakan sifat dan wujud-Nya.
Makhluk gaib yang wajib diimani:

a. Percaya kepada adanya malaikat-malaikat.


b. Percaya kepada adanya syaitan.
c. Percaya kepada adanya jin.
d. Percaya kepada adanya qada dan qadar.
e. Percaya kepada adanya kematian.
f. Percaya kepada adanya hari kiamat.
g. Percaya kepada adanya adzab dan nikmat kubur.
h. Percaya kepada adanya hari kebangkitan.
i. Percaya kepada adanya surga.
j. Percaya kepada adanya neraka.
10. Qada adalah keputusan atau ketetapan terhadap suatu ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Allah swt bagi makhluk-Nya.
Qadar adalah segala ketentuan Allah swt yang telah berlaku terhadap semua makhluk-
Nya.
Cara beriman kepada qada dan qadar: selalu menyadari dan menerima kenyataan,
senantiasa bersikap sabar, senantiasa menerapkan sikap tawakal, rajin dalam berusaha dan
tidak mudah menyerah.

Anda mungkin juga menyukai