R
Asuhan Keperawatan Jiwa RBD Pada Klien Tn. R
November 15, 2017
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAJAR :
Puji syukur kehadirat TYME yang telah meberikan rahmat, kesehatan, dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa RBD Pada Klien Tn. R” ini.
Semoga Askep ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca khususnya dibidang
keperawatan.
Saya menyadari bahwa asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan askep saya ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih, semoga askep ini dapat berguna bagi kita semua dalam
proses belajar mengajar.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan………………………………………………………………..................
2.1 Pengertian…………………………………………………………….................
2.5 Psikopatologi………………………………………………………...................
2.7 Penatalaksanaan……………………………………………………...................
2.8 Askep………………………………………………………………....................
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..................
3.2 Saran………………………………………………………………….................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka bunuh diri pada remaja meningkat mencapai angka yang mengkhawatirkan: bunuh diri saat
ini merupakan penyebab kematian yang kedua dikalangan remaja, banyak factor yang menyertai dan
banyaknya beban yang dihadapi menyebabkan timbulnya keinginan untuk bunuh diri dengan tujuan
melarikan diri dari segala beban yang dirasa berat.
Insiden bunuh diri lebih tinggi pada kelompok orang yang sangat kaya atau yang sangat miskin dari
pada kelas menengah. Semakin besar tingkat keputusasaan tentang masa depan, semakin besar
resiko bunuh diri. Individu yang masih sendiri memiliki resiko bunuh diri dua kali lebih besar
daripada mereka yang menikah. Wanita memiliki angka upaya bunuh diri yang lebih tinggi tetapi pria
lebih berhasil dalam melaksanakan tindakan bunuh diri karena mereka menggunakan metode-
metode yang lebih letal (mematikan). (Roy, 200) dalam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang ada sebagai berikut ;
1.3 Tujuan
Mampu menerapkanasuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan resiko bunuh diri.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh
diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi
(Keliat 1991 : 4).
Menurut Beck (1994) dalam Keliat (1991 hal 3) mengemukakan rentang harapan – putus harapan
merupakan rentang adaptif – maladaptif.
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w.
Stuart, 2007). Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, 2004.)
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri atau
melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri
sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada
kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah
kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen,
1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009.
Kesimpulan dari pengertian diatas bahwa bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang merusak diri
sendiri dengan mengemukakan rentang harapan-harapan putus asa, sehingga menimbukan tindakan
yang mengarah pada kematian.
2.2 Rentang Respon
Self enhancement Growth promoting Indirect self- Self injury. Suicide risk taking destruktive
behaviour . Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress
Perilaku bunuh diri berkembang dalam beberapa rentang diantaranya : Respon adaptif merupakan
respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku,
sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat. Respon
maladaptif antara lain :
b. Kehilangan, ragu-ragu :Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan
merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan pekerjaan dan
kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal dan kecewa, rendah diri yang semua
dapat berakhir dengan bunuh diri.
c. Depresi : Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai dengan kesedihan
dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi pada saat individu ke luar dari keadaan depresi berat.
d. Bunuh diri Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
e. mengkahiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
d. Impulsif.
g. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan).
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan mengasingkan diri).
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis dan
menyalahgunakan alcohol).
j. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
k. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan dalam karier).
n. Pekerjaan.
o. Konflik interpersonal.
q. Orientasi seksual.
r. Sumber-sumber personal.
s. Sumber-sumber social.
2.4 Psikopatologi
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap membunuh diri adalah
orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan, mempunyai rencana spesifik dan
mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh diri biasanya dibagi menjadi 4 kategori :
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai
dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa
bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negative
tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
Ancaman bunuh diri pada umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati,disertai
dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri.
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat mengarah pada
kematian jika tidak dicegah. Pada kondisi ini pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung
diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi. Percobaan
bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu masalah
yang menjatuhkan harga dirinya.
d. Bunuh Diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang
melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin pada mati jika tanda-
tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
ASKEP RESIKO BUNUH DIRI
I. Contoh Kasus
Tn. R berusia 36 tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta bernama PT. Aksara. Status menikah,
tapi belum memiliki anak. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masalah, akibatnya sebagian
besar para pekerjanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk salah satunya Tn. R.
Akibatnya kondisi keuangan Tn. R memburuk, sehingga membuat istrinya meminta cerai karena
Tn. R tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada istrinya. Dan Tn. R pun menjadi putus asa dan ingin
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
a. Pengkajian
Nama Lengkap : Tn. R
Usia : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi rumah pasien
Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja
Masalah Keperawatan:
5. Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun dan klien
tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N: 80x/mnt, TD 120/90
mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 55 Kg dan TB 165cm.
KEPERAWATAN
1. Keputusasaan Klien
2. Celaan terhadap diri mengatakan
1. 15/11/2017 Resiko Bunuh Diri
sendiri, perasaan gagal sudah mencoba
Pkl.10.00 dan tidak berguna belajar
WIB. 3. Alam perasaan depresi berkenalan
4. Agitasi dan gelisah namun masih
5. Insomnia yang enggan untuk
menetap dilakukan
6. Penurunan BB
7. Berbicara lamban,
keletihan, menarik diri O:
dari lingkungan sosial.
Klien aktif dan
8. Petunjuk psikiatrik
memperhatikan
a. Upaya bunuh diri
selama latihan
sebelumnya
berkenalan
b. Kelainan afektif
dengan perawat
c. Alkoholisme dan
penyalahgunaan obat
d. Kelaianan tindakan
Dalam resiko
dan depresi mental pada
bunuh diri :
remaja
e. Dimensia dini/ status
kekacauan mental pada
1. 1. Perilaku
lansia
bunuh diri
f. Riwayat psikososial
1. Baru berpisah, DS: menyatakan
bercerai/ kehilangan ingin bunuh
2. Hidup sendiri diri / ingin mati
3. Tidak bekerja, saja, tak ada
perbahan/ kehilangan gunanya hidup.
pekerjaan baru dialami DO: ada isyarat
bunuh diri, ada
4. Faktor-faktor ide bunuh diri,
kepribadian pernah
a. Implisit, agresif, rasa mencoba bunuh
bermusuhan diri.
b. Kegiatan kognitif dan . 2. Koping
negatif maladaptif
c. Keputusasaan
d. Harga diri rendah DS: menyatakan
e.Batasan/gangguan putus asa dan
kepribadian antisocia tak berdaya,
tidak bahagia,
tak ada
2. Tind. Keperawatan : harapan.
DO: nampak
sedih, mudah
a. Pada Pasien :
marah, gelisah,
1) Sp I Pasien tidak dapat
mengontrol
1. Membina hubungan impuls.
saling percaya dengan
klien
A:
2. Mengidentifikasi benda-
benda yang dapat Klien sudah tahu
membahayakan pasien cara berkenalan
dengan
3. Mengamankan benda-
menyebutkan
benda yang dapat
nama,asal,hobi
membahayakan pasien.
2) Sp II Pasien
4) Sp IV Pasien
SP 1 Keluaga
1. Mendiskusikan
massalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat
pasien
SP II Keluarga
mempraktekan cara
merawat pasien dengan
resiko bunuh diri
SP III Keluarga
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
Menurut WHO membagi bunuh diri menjadi 4 kategori sosial, yaitu : Bunuh diri egoistic, Bunuh diri
altruistic, Bunuh diri anomik , Bunuh diri fatalistic
Semoga Askep ini dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan asuhan keperawatan jiwa resiko bunuh
diri dan penulis berharap makalah ini mendapatkan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Askep ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan
Jiwa. Medan: USU Press.
Keliat, Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Ana. 1999. Gangguan Konsep Diri, Edisi I. Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).St.Louis Mosby
Year Book.( Fitria, Nita (2009)