Anda di halaman 1dari 16

STASE PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

LAPORAN PENDAHULUAN CHEPALGIA PADA Ny. E


DI IGD PUSKESMAS GAMPING I

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Primary Healthcare (PHC)

Disusun Oleh :
Fiani Tantri Sahema
193203109

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIV


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2020

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN CHEPALGIA PADA Ny. E
DI IGD PUSKESMAS GAMPING I

Disetujui Pada :
Hari/Tanggal :
Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(.............................................................) (........................................................)

Mahasiswa

(Fiani Tantri Sahema)


A. Pengertian
Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di belakang
mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian belakang. Chepalgia atau sakit
kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada
kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit
organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migrain),
tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Weiner
& Levitt, 2005).
B. Klasifikasi
1. Jenis Chepalgia Primer yaitu :
- Migrain
- Sakit kepala tegang
- Sakit kepala cluster
2. Jenis Chepalgia Sekunder yaitu :
- Berbagai sakit kepala yang dikaitkan dengan lesi struktural.
- Sakit kepala dikaitkan dengan trauma kepala.
- Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (misalnya adalah
perdarahan subarakhnoid).
- Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler
(misalnya adalah tumor otak).
- Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia atau putus obat.
- Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.
- Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik
(hipoglikemia).
- Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan
kepala, leher atau struktur sekitar kepala ( misalnya adalah glaukoma
akut).
- Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial) (Soemarmo,
2009)
C. Etiologi
Menurut Papdi (2012) Sakit kepala sering berkembang dari sejumlah faktor
resiko yang umum yaitu:
1. Penggunaan obat yang berlebihan
Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan otak dalam
keadaan tereksasi, yang dapat memicu sakit kepala. Penggunaan obat yang
berlebihan dapat menyebabkan rebound sakit kepala (tambah parah setiap
diobati).
2. Stress
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala, termasuk
sakit kepala kronis. Stress menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami
penegangan sehingga menyebabkan sakit kepala.
3. Masalah tidur
Kesulitan tidur merupakan faktor resiko umum untuk sakit kepala.
Karena hanya sewaktu tidur kerja seluruh tubuh termasuk otak dapat
beristirahat pula.
4. Kegiatan berlebihan
Kegiatan atau pekerjaan yang berlebihan dapat memicu datangnya
sakit kepala, termasuk hubungan seks. Kegiatan yang berlebihan dapat
membuat pembuluh darah di kepala dan leher mengalami pembengkakan.
5. Kafein
Sementara kafein telah ditujukan untuk meningkatkan efektifitas
ketika ditambahkan kebeberapa obat sakit kepala. Sama seperti obat sakit
kepala berlebihan dapat memperburuk gejala sakit kepala, kafein yang
berlebihan juga dapat menciptakan efek rebound (tambah parah setiap kali
diobati).
6. Rokok
Rokok merupakan faktor resiko pemicu sakit kepala. Kandungan
nikotin dalam rokok dapat membuat pembuluh darah menyempit.
7. Alkohol
Alkohol menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Sama seperti
rokok, alkohol juga merupakan faktor resiko umum penyebab sakit kepala.
8. Penyakit atau infeksi
Misalnya seperti meningitis (infeksi selaput otak), saraf terjepit di
leher atau bahkan tumor.

D. Patofisiologi
Menurut Sidharta (2008), sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan
terhadap bagian-bagian di wilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri.
Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot oksipital,
temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium.
Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intracranial
yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang
mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak.
Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri. Peransangan terhadap
bagian-bagian itu dapat berupa :
1. Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis
2. Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau
setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.
3. Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial,
penyumbatan jalan lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri
atau tekanan intrakranial yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali.
4. Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi
umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan
metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian
obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insufisiensi
serebrovasculer akut).
5. Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan
clusterheadache) dan radang (arteritis temporalis)
6. Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala,
seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis.
Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus
(sinusitis),baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III
yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis.
E. Tanda dan Gejala
1. Nyeri kepala unilateral atau bilateral.
2. Nyeri terasa dibagian dalam mata atau pada sudut mata bagian dalam, lebih
sering didaerah fronto temporal .
3. Nyeri dapat menjalar di oksiput dan leher bagian atas atau bahkan leher
bagian bawah.
4. Ada sebagian kasus dimulai dengan nyeri yang terasa tumpul mulai di leher
bagian atas menjalar ke depan.Kadang pada seluruh kepala dan menjalar ke
bawah sampai muka.
5. Nyeri tumpul dapat menjadi berdenyut-denyut yang semakin bertambah
sesuai dengan pulsasi dan selanjutnya konstan.
6. Penderita pucat, wajah lebih gelap dan bengkak di bawah mata.
7. Muka merah dan bengkak pada daerah yang sakit.
8. Kaki atau tangan berkeringat dan dingin.
9. Biasanya oliguria sebelum serangan dan poliuria setelah serangan.
10. Gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah, dan lain-lain.
11. Kadang-kadang terdapat kelainan neurologik yang menyertai, timbul
kemudian atau mendahului serangan.
F. Penatalaksanaan
1. Migren
a. Terapi Profilaksis
1) Menghindari pemicu
2) Menggunakan obat profilaksis secara teratur
Profilaksis: bukan analgesik, memperbaiki pengaturan proses fisiologis
yang mengontrol aliran darah dan aktivitas system syaraf
b. Terapi abortif menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau
vasokonstriktor. Obat-obat untuk terapi abortif
1) Analgesik ringan : aspirin (drug of choice)
2) NSAIDS : Menghambat sintesis prostaglandin, agragasi platelet,
dan pelepasan 5-HT. Naproksen terbukti lebih baik dari
ergotamine. Pilihan lain : ibuprofen, ketorolak
3) Golongan triptan
 Agonis reseptor 5-HT1D menyebabkan vasokonstriksi
Menghambat pelepasan takikinin, memblok inflamasi
neurogenik Efikasinya setara dengan dihidroergotamin,
tetapi onsetnya lebih cepat
 Sumatriptan oral lebih efektif dibandingkan ergotamin per
oral
 Ergotamin : Memblokade inflamasi neurogenik dengan
menstimulasi reseptor 5-HT1 presinapti.  Pemberian IV dpt
dilakukan untuk serangan yang berat
 Metoklopramid : Digunakan untuk mencegah mual muntah.
Diberikan 15-30 min sebelum terapi antimigrain, dapat
diulang setelah 4-6 jam
 Kortikosteroid : Dapat mengurangi inflamasi. Analgesik
opiate. Contoh : butorphanol
c. Obat untuk terapi profilaksis
1) Beta bloker. Merupakan drug of choice untuk prevensi migraine.
Contoh: atenolol, metoprolol, propanolol, nadolol. Antidepresan
trisiklik  Pilihan: amitriptilin, bisa juga: imipramin, doksepin,
nortriptilin Punya efek antikolinergik, tidak boleh digunakan
untuk pasien glaukoma atau hiperplasia prostat
2) Metisergid. Merupakan senyawa ergot semisintetik, antagonis 5-
HT2.  Asam/Na Valproat dapat menurunkan keparahan, frekuensi
dan durasi pada 80% penderita migraine.
3) NSAID. Aspirin dan naproksen terbukti cukup efektif. Tidak
disarankan penggunaan jangka panjang karena dapat
menyebabkan gangguan GI
4) Verapamil. Merupakan terapi lini kedua atau ketiga
5) Topiramat. Sudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian
migrain
2. Sakit kepala tegang otot
a. Terapi Non-farmakologi
1) Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya
20 sampai 30 menit.
2) Perubahan posisi tidur.
3) Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang
lain.
4) Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah
5) Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan
komputer, atau saat menonton televisi
6) Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising
7) Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari
b. Terapi farmakologi
Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai
tingkat nyeri Contoh : Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen,
ibuprofen atau naproxen sodium. Produk kombinasi dengan kafein
dapat meningkatkan efek analgesic. Untuk sakit kepala kronis, perlu
assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya karena
anxietas atau depresi. Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti
amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik
secara kronis memicu rebound headache
3. Cluster headache
a. Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah
serangan (profilaksis)
b. Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor
cerebral
c. Obat-obat terapi abortif:
 Oksigen
 Ergotamin. Dosis sama dengan dosis untuk migrain
 Sumatriptan. Obat-obat untuk terapi profilaksis :
Verapamil, Litium,  Ergotamin, Metisergid,
Kortikosteroid, Topiramat
G. Pemeriksaan Penunjang
Rontgen kepala : mendeteksi fraktur dan penyimpangan struktur.
1. Rontgen sinus : Mengkonfirmasi diagnosa sinusitis dan mengidentifikasi
masalah-masalah struktur, malformasi rahang.
2. Pemeriksaan visual : Ketajaman, lapang pandang, refraksi, membantu
dalam menentukan diagnosa banding.
3. CT scan Otak : Mendeteksi masa intracranial, perpindahan ventrikuler
atau hemoragi Intracranial.
4. Sinus : Mendeteksi adanya infeksi pada daerah sfenoldal dan etmoidal
5. MRI : Mendeteksi lesi/abnormalitas jaringan, memberikan informasi
tentang biokimia, fisiologis dan struktur anatomi.
6. Ekoensefalografi : Mencatat perpindahan struktur otak akibat trauma,
CSV atau space occupaying lesion.
7. Elektroensefalografi : Mencatat aktivitas otak selama berbagai aktivitas
saat episode sakit kepala.
8. Angeografi serebral : Mengidentifikasi lesivaskuler.
9. HSD : Leukositosis menunjukkan infeksi, anemia dapat menstimulasi
migren.
10. Laju sedimentasi : Mungkin normal, menetapkan ateritis temporal,
meningkat pada inflamasi.
11. Elektrolit : Tidak seimbang, hiperkalsemia dapat menstimulasi migren.
12. Pungsi lumbal : Untuk mengevaluasi/mencatat peningkatan tekanan CSS,
adanya sel-sel abnormal dan infeksi.
H. PATHWAYS

 Obat obatan,
 Stess
 Insomnia
 Obesitas,
 Caffeine,
 Penyakit infeksi

CHEPALGIA

Peningkatan TIK Perubahan status


kesehatan

Pelepasan meditor kimia kurang informasi


(Bradikinin ,histamine, prostaglandin)
Mekanisme koping tdk
efektif
Menyentuh ujung saraf afferent

Proses tranduksi salah interprestasi


prognosis
& kondisi
Transmisi

Nyeri Cemas

Merangsang RAS

Klien sering terjaga

Aktifitas tidur terganggu

Gangguan pola tidur


Atropi pembulu darah

Suplai O2 berkurang

G3 perfusi jaringan
sistemik
I. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Keluhan utama ( sakit kepala hebat )
c. Riwayat penyakit dahulu ( Hipertensi ringan )
d. Riwaya keluarga ( anggot keluarga ada yang mengidap penyakit hipertensi )
e. Riwayat sosial ( klien dapat berinteraksi dgn baik kepada orang lain )
Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang
penyebab dan sifat dari sakit kepala.
Data Subyektif
a. Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya.
b. Sadar tentang adanya faktor pencetus, seperti stress.
c. Langkah – langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan.
d. Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri,
lama dan interval diantara sakit kepala.
e. Awal serangan sakit kepala.
f. Ada gejala prodomal atau tidak
g. Ada gejala yang menyertai.
h. Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila
migren).
i. Situasi yang membuat sakit kepala lebih parah.
j. Ada alergi atau tidak.
Data Obyektif
a. Perilaku : gejala yang memperlihatkan stress, kecemasan atau nyeri.
b. Perubahan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari.
c. Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian fisik sistem saraf
cranial.
d. Suhu badan
e. Drainase dari sinus.
Dalam pengkajian sakit kepala, beberapa butir penting perlu
dipertimbangkan. Diantaranya adalah :
a. Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit
kepala migrain atau gangguan organik.
b. Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab
psikologis atau terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
c. Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi kesisi yang lain.
d. Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya
timbil pada waktu bangun tidur atau sakit kepala tersebut
membengunkan pasien dari tidur.
e. Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi
lebih buruk.
f. Banyak sakit kepala yang berhubungan dengan kondisi stress.
g. Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada,
sering terjadi pada sakit kepala yang psikogenis.
h. Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan sifatnya
bertambah terus.
i. Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa
didahului makan makanan yang mengandung monosodium glutamat,
sodim nitrat, tyramine demikian juga alkohol.
j. Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam
limngkungan kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi
penyebab sakit kepala.
k. Obat kontrasepsi oral dapat memperberat migrain.
l. Tiap yang ditemukan sekunder dari sakit kepala perlu dikaji.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri akut b.d agen cidera neurologis

b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan


memasukkan / mencerna dan mengabsorbsi makanan

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

d. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang


mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasan kognitif.
RENCANA TINDAKAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Nyeri akut NOC : Kontrol nyeri NIC : Manajemen nyeri
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor vital sign
agen cidera fisik keperawatan selama 3 x 24 2. Lakukan observasi
jam nyeri pasien berkurang terhadap nyeri meliputi
dengan indikator : skala, karakteristik, durasi,
- Klien intensitas serta faktor
menyatakan nyeri pencetus nyeri.
berkurang/ hilang dengan 3. Observasi respon non
skala 0 verbal klien
4. Berikan lingkungan
- Mengguna
yang nyaman
kan teknik non
farmakologi

- Mengguna
kan skala nyeri untuk
mengidentifikasi tingkat
nyeri
2. Resiko Setelah dilakukan tindakan Nutrition management
ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 jam 1. Kaji adanya alergi pada
nutrisi kurang dari diharapkan pasien dapat makanan pada pasien
kebutuhan tubuh meningkatkan status 2. Beri tambahan pemsukan zat
berhubungan dengan nutrisinya dengan kriteria hidrat arang,protein dan
ketidakmampuan hasil : vitamin c.
memasukkan / 3. Pastikan pemasukan
mencerna dan Nutrition status makanan berserat tinggi
mengabsorbsi 1. Intake nutrisi baik dngan untuk mencegah konstipasi.
makanan proporsi yang seimbang 4. Beri makanan yang berwarna
2. Tingkat energi pasien cerah,bersih dan lembut.
meningkat 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Nafsu makan bertambah . untuk menentukan jumlah
4. Intake makanan dan kalori dan nutrisi yang
cairan bertambah. dibutuhkan klien.
5. Tidak terjadi penurunan
berat badan.
3. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Sleep enchanment(1850)
Pola tidur b/d Nyeri keperawatan selam …x24 1. Monitor / laporkan pola tdur
jam, diharapkan pasien dapat pasien dan jumlah waktu
meningkatkan kualitas tidur tidur.
dengan criteria hasil : 2. Berikan kenyamanan seperti
Tidur (0004) pijatan, pergantian posisi dan
1. Pasien tidur 7-8 jam
sehari
2. Pasien dapat tidur dengan
nyenyak(tidak terbangun
saat tidur)
3. Pasien merasa lebih segar
4. Pasien tidur teratur
5. Pasien bangun tidur pada
waktunya
6. Tanda-tanda vital dalam
rentang normal

4. Kurang Setelah dilakukan tindakan Anxiety reduction (5820)


pengetahuan b/d keperawatan selama …x 24 1. Gunakan ketenangan untuk
keterbatasan paparan jam diharapkan pola koping mendekati pasien
informasi pasien efektif dengan kreteria 2. Lengkapi informasi
hasil: denganharapan –harapan
Coping (1302) yang realistis sesuai yang
1. Sensasi verbal pasien dilakukan pasien
menampakkan nyeri 3. Bantu pasien
berkurang mengantisipasi perubahan
2. Pasien mampu mencari yang terjadi
informasi sehubungan 4. Bantu pasien untuk
dengan penyakit dan menentukan bagaimana
pengobatan menyelesaikan masalah
3. Pasien mampu merubah 5. Instruksikan pasien untuk
gaya hidupnya sesuai penggunaan teknik
kebutuhannya saat ini. relaksasi.
4. Pasien mampu 6. Bantu pasien
beradaptasi dengan mengidentifikasi situasi
perubahan yang menimbulkan
perkembangannya kecemasan.
5. Pasien mampu 7. Ciptakan sebuah
menggunakan dukungan atmosphere yang
sosial yang ersedia memfasilitasi kepercayaan
6. Pasien melaporkan 8. Temani pasien untuk
berkurangnya tanda fisik meningkatkan keamanan
stress dan mengurangi ketakutan.
7. Pasien melaporkan
berkurangnya pikiran
negative
8. Pasien melaporkan
peningkatan
kenyamanan psikologis
DAFTAR PUSTAKA

Cynthia. M.T, Sheila. S.R. 2011. Diagnosis keperawatan dengan rencana asuhan. EGC:
Jakarta.
Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. EGC: Jakarta.Papdi, Eimed.
2012. Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in internal medicine).Interna
Publishing: Jakarta.
Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes Mourologi. Erlangga: Jakarta.
Markam, soemarmo. 2009. Penuntun Neurlogi. Binarupa Aksara.Jakarta.
Priguna Sidharta. 2008. Neurogi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat : Jakarta.
Weiner. H.L, Levitt. L.P. 2005. NEUROLOGI. Edisi 5. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai