Anda di halaman 1dari 65

IDENTITAS DU/DI

Nama DU/DI : Klinik Wijaya Husada Singosari


Jenis Usaha / Bidang Pekerjaan : Perawat
Alamat :Jl.Panglima sudirman morotanjek,purwoasri.
Fax : (0341)457203
E-mail : klinikrawatinapwijayahusada@gmail.com
Nama Pembimbing DU/DI : pudi ariviyosie

Pembimbing DU/DI

( pudi ariviyosie )
IDENTITAS SISWA

Nama : Indah Mayasari


Tempat / Tanggal Lahir : Malang ,8 oktober 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah : A
Nis / Kelas :11074 /176.071 / KPR_2
Catatan Kesehatan :-
Nama Orang Tua :
Ayah : Jusianto
Ibu : Li’asih
Alamat Orang Tua : Jl.Arjuna 186 sumberputih wajak

Nomor Tlp. Orang Tua : 081249056210

Gondanglegi,25 mei 2021


Siswa

( indah mayasari )
MAJELIS DIKDASMEN WILAYAH MUHAMMADIYAH JAWA
TIMUR SMK MUHAMMADIYAH 7 GONDANGLEGI
STATUS : TERAKREDITASI “ A”
JL.KH. A. DAHLAN 20 GONDANGLEGI MALANG
TELP/FAX (0341) 879370 / 879751. e-mail:smkm7gdl@yaho

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA KLINIK WIJAYA HUSADA

Jl.Panglima sudirman,morotanjek,purwoasri,kec.singosari

Telah diperksa dan disetujui pada tanggal:

Pembimbing DU/DI PembimbingSekolah

Pudi ariviyosie achmad wildan yuliansya,kep.ners

Mengetahui,
Kepala SMK Muhammadiyah 7 Kepala progaKeahlian
Bidang Kesehatan

H. Pahri, S.Ag, MM ( Imam Ma’ruf S.Kep.)


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga Laporan Praktek Kerja Klinik ini dapat diselesaikan tepat
waktu.Semoga sholawat serta salam di limpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW,atas segenap keluarga, para sahabat dan mereka yang
setia kepadanya. Harapan penulis dengan diselesikannya laporan
ini,Semoga memberi manfaat baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui
lebih dalam mengenai dunia kerja dalam bidang kesehatan ataupun untuk
pembaca yang bisa menjadikan laporan ini sebagai referensi.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga laporan ini terselesaikan
2. Bapak H.Pahri,S.Ag.MM selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah 7
Gondanglegi
3. Bapak Imam Ma’ruf,S.Kep. selaku kepala program bidang kesehatan SMK
Muhammadiyah 7 Gondanglegi.
4. Bapak Achmad wildan yuliansyah,s.kep.ners selaku pembimbing yang penuh
dengan kesabarannya dan ketulusannya dalam memberi bimbingan dan
dorongan sehingga penyusunan laporan Praktek Klinik ini terselesikan.
5. Ibu Vidia desy puji lestari,S.kep,ners yang memberikan bimbingan pengarahan
dan motivasi sehingga penulisan laporan praktek kerja klinik ini segera
terselesikan.
6. Seluruh guru SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang telah membimbing
saya dengan segala kearifannya.
7. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan laporan akhir prakerin ini

Malang ,25 mei 2021


DAFTAR ISI

Identitas DU/DI..................................................................................................
Identitas
Siswa...................................................................................................
Lembar
Pengesahan..........................................................................................
Kata
pengantar..................................................................................................
Daftar
isi.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................
Tujuan Praktek Klinik..........................................................................
Manfaat Praktek Klinik........................................................................
Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Klinik............................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Asisten Keperawatan..........................................................
Tugas dan Peran Asistensi Keperawatan..............................................
Tugas dan Tanggung Jawab Asistensi Keperawatan............................
18 Kompetensi Asistensi Keperawatan................................................
Kode etik keperawatan.........................................................................
Proses pendokumentasian asistensi keperawatan.................................
Pelayanan KIE Keperawatan................................................................

BAB III TINJAUAN UMUM


3.1 Sejarah Rumah Sakit............................................................................
3.2 Visi dan Misi Rumah Sakit..................................................................
3.3 Struktur Organisasi Rumah Sakit.........................................................
3.4 Alur Pasien IGD...................................................................................
3.5 Alur Pasien Rawat Inap........................................................................
3.6 Proses Pelayanan Asistensi Keperawatan............................................

BAB IV KEGIATAN PRAKTEK KERJA KLINIK


4.1 Proses Tindakan Keperawatan.............................................................
4.2 Proses pendokumentasian asistensi keperawatan.................................
4.2 Pelayanan KIE Asistensi Keperawatan................................................

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................
5.2 Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
GAMBAR............................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan didunia usaha atau dunia industri yang relevan
dengan dengan kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya. Dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang bertujuan untuk
magang disuatu tempat kerja, baik dunia usaha maupun didunia industri setidaknya
sudah memiliki kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya atau sudah
mendapatkan bekal dari pembimbing disekolah untuk memiliki ilmu-ilmu dasar yang
akan diterapkan dalam dunia usaha atau dunia Industri. Alasan utama mengapa para
siswa-siswi harus memiliki bekal ilmu pengetahuan dasar sesuai bidangnya agar
dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri tidak mengalami kendala yang berarti
dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dasar yang kemungkinan besar dalam proses
praktek kerja industri mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak diajarkan di Lembaga
Kejuruan terkait.
1.2 Tujuan Praktek Klinik

a) Menyiapkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional


sesuai dengan tuntutan kualitas tenaga kerja Dunia Usaha dan Dunia
Industri.
b) Memperkokoh program Link And Match yang telah ditetapkan
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional yang
memadukan Program Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) dan Dunia
Usaha / Dunia Industri.
c) Mempersiapkan siswa untuk belajar secara mandiri , bekerjasama
dalam suatu tim dan mampu mengembangkan keahlian dan
keterampilannya sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.
d) Meningkatkan kualitas kepribadian siswa, sehingga mereka mampu
berinteraksi, berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab
serta disiplin yang tinggi.
e) Memberi kesempatan bagi siswa yang memiliki potensi untuk menjadi
tenaga kerja yang terampil, produktif dan beretos kerja tinggi di Dunia
Usaha / Dunia Industri.
f) Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di sekolah.
g) Membentuk pola pikir yang konstruktif pola pikir bagi siswa-siswi PRAKERIN.
h) Melatih siswa untuk berkomunikasi/ berinteraksi secara profesional didunia
kerja yang sebenarnya.
i) Membentuk Etos kerja yang baik bagi siswa-siswi PRAKERIN.
j) Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh
siswa-siswi PRAKERIN sesuai bidang masing-masing.
k) Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan di Implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
l) Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri maupun
dunia usaha.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Klinik


Bagi peserta (siswa), program keahlian mempunyai manfaat sebagai
berikut :
a) Mendapatkan pendidikan dan pelatihan pengalaman kerja yang
sesungguhnya.
b) Memiliki kemampuan, keahlian dan ketrampilan kerja yang
profesional sesuai dengan standar DU/DI.
c) Meningkatkan rasa percaya diri yang akan mendorong untuk
meningkatkan keahlian dan ketrampilannya.
d) Mendapatkan kesempatan untuk belajar/magang di DU/DI tanpa
dibebani biaya pendidikan dan pelatihan.

1.4 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Klinik


Pada prinsipnya penyelenggaraan Praktek Kerja Klinik dilaksanakan
di dua tempat, yaitu di sekolah dan di DU/DI. Komponen yang
menyangkut aspek normatif, adaptif dan dasar kejuruan diberikan di
sekolah , sedangkan aspek ketrampilan dasar kejuruan dan keahlian
profesi dapat diberikan atau disampaikan di sekolah , atau saat praktek
diklinik atau pada kedua tempat tersebut.
Pengaturan waktu Praktek Kerja Klinik diatur berdasarkan sesuai
kalender akademik yang terdapat disekolah dengan kesesuaian dan
kesepakatan dengan pihak DU/DI. Secara umum waktu pelaksanaan
pelatihan prakerin diatur sebagai
berikut:
1. Semua komponen normatif, adaptif dan dasar kejuruan diberikan di
sekolah sesuai dengan kalender akademik yang berlaku.
2. Komponen ketrampilan praktek dasar diberikan di sekolah atau DU/DI
pada tahun pertama dengan waktu pada semester satu dan semester
dua.
3. Praktek keahlian profesi (produktif) diberikan sepenuhnya di DU/DI
pada tahun kedua, semester ketiga untuk tahap I, semester keempat
untuk tahap II dengan lama waktu minimal 2 sampai 4 bulan, sesuai
dengan kesediaan atau kesepakatan dengan DU/DI.

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1 Pengertian Asistensi Keperawatan


Menurut UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 menyangkut
kesehatan, perawat merupakan mereka yang mempunyai kemampuan
dan kewenangan melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu
yang dimiliki dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan yang telah
ditempuh.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001
mengenai Registrasi dan Praktik Perawat, pada pasal 1 yang berbunyi
“Perawat ialah seorang yang sudah lulus pendidikan perawat baik di
dalam ataupun di uar negeri sesuai dengan keputusan perundang-
undanganyang berlaku”.
Seseorang bisa dikatakan sebagai perawat dan memiliki tanggung
jawab sebagai perawat manakala yang bersangkutan bisa
membuktikan bahwa beliau sudah menyelesaikan pendidikan perawat
baik di luar ataupun di dalam negeri yang umumnya dibuktikan
dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Dengan kata lain orang
dinamakan perawat bukan dari keahlian turun-temurun, melainkan
dengan melalui jenjang pendidikan perawat.
Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, kemampuan teknis, dan moral. Hal ini dapat
ditempuh dengan meningkatkan kualitas pada program pendidikan Ners.
Adapun Proses Keperawatan adalah suatu metode sistematis dan ilmiah
yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam
mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial,
dan spiritual yang optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosa
keperawatan, penentuan rencana keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan.
Dari pengertian perawat diatas dapat disimpulkan bahwa asisten
keperawatan merupakan asisten layanan kesehatan yang
berperan penting dalam perawatan orang sakit atas orang yang
tidak mampu merawat diri sendiri dibawah pengarahan dan
pengawasan oleh tenaga kesehatan yang berlisensi dan
profesional.
Asisten perawat adalah orang yang bertugas membantu pekerjaan
keperawatan orang yang sakit. Disebut asisten karena orang yang
bertugas utama merawat sudah ada. Asisten ini hanya membantu
tugas perawat pada saat tertentu saja. Misalnya ketika
mengangkat orang yang sakit didudukkan ke kursi roda atau
sebaliknya. Bisa saja memapah ke kamar mandi atau dan lain
sebagainya.

2.2 Tugas dan Fungsi Asistensi Keperawatan


2.2.1 Peran Asisten Keperawatan
a. Pelaksana pelayanan keperawatan
Membantu dalam informasi pengkajian pasien dan
perencanaan asuhan, mengevaluasi keadaan dan kebutuhan
klien. Asisten keperawatan membantu mengimplementasikan
asuhan keperawatan secara spesifik atas instruksi seorang Ners
(berlisensi).
b. Pengelola pelayanan kesehatan
Dimana asisten perawat secara fungsional mengelola
pelayanan keperawatan dirumah sakit atau puskesmas.
Berupa perlengkapan, peralatan dan lingkungan tempat
pelayanan kesehatan/keperawatan.

2.2.2 Fungsi dan Tugas Asisten Keperawatan


Asistensi keperawatan memiliki tugas diantaranya sebagai berikut :
A. Membantu pengkajian pasien dan perencanaan asuhan
1. Memeriksa dan mencatat tanda-tanda vital.
2. Mengukur tinggi badan dan berat badan.
3. Mengukur masukan dan keluaran.
4. Mengumpulkan specimen.
5. Tes urine dan feses.
6. Mengobservasirespons pasien terhadap asuhan yang
telah diberikan.
B. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan eliminasi, seperti:
1. Memeriksa tempat hidangan.
2. Memberikan makan pasien.
3. Menyediakan air minum dan makanan kecil.
4. Membantu eliminasi dengan menggunakan bedpans dan
urinal.
5. Mengosongkan kantong penampungan urine.
6. Membantu perawatan kolostomi.
C. Membantu masalah mobilitas
1. Mengatur dan merubah posisi
2. Melakukan latihan rentang gerak (range of motion)
3. Memindahkan ke kursi roda atau brankar
4. Membantu berjalan
D. Membantu masalah hygiene perorangan dan penampilan diri,
seperti:
1. Memandikan pasien
2. Memberikan perawatan kuku dan rambut
3. Membersihkan mulut
4. Memberikan perawatan gigi
5. Mencukur pasien pria
6. Membantu berpakaian
E. Kenyamanan dan mengurangi kecemasan, seperti:
1. Melindungi privasi pasien dan mempertahankan kerahasiaan
2. Menjaga bel panggil tetap dalam jangkauan pasien
3. Menjawab bel panggil dengan segera
4. Membantu pasien melakukan komunikasi
5. Menyiapkan kompres hangat dan dingin
6. Membantu meningkatkan keamanan pasien dan
kebersihan lingkungan
7. Menggunakan penghalang tempat tidur dan restrain dengan
benar
8. Mempertahankan kebersihan dan keterampilan ruangan
9. Membereskan tempat tidur
10. Membersihkan dan merawat peralatan
11. Memperhatikan tindakan pencegahan berkaitan dengan
oksigen
12. Berpartisipasi dalam latihan prosedur kebakaran dan
evakuasi pasien
F. Membantu dalam pengelolaan dan efisiensi ruangan, seperti:
1. Memindahkan pasien
2. Membawa spesimen ke ruang laboratorium
3. Membantu prosedur-prosedur khusus
4. Melaksanakan tugas kurir sesuai keperluan

2.2.3 Tugas Perawat


1. Care giver
Perawat harus :
a. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan
klien,
perawat harus memperhatikan klien berdasarkan
kebutuhan significant dari klien.
b. Perawat menggunakan Nursing Procecss untuk
mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mulai dari
masalah fisik (fisiologis) sampai masalah-masalah
psikologis.
c. Peran utamanya adalah memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi
mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai
yang kompleks.

2. Client Advocate
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari baerbagai pelayanan dan dalam memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya.
Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien. Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan
yang paling lama kontak dengan klien, oleh karena itu
perawat harus membela hak-hak klien.

3. Conselor
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
b. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “dasar”
dalam merencakan metoda untuk meningkatkan
kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada individu/keluarga
dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada ; masalah
keperawatan, mengubah perilakuhidup sehat (perubahan
pola interaksi)

4. Educator
a. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team
kesehatan lain, baik secara spontan (saat interaksi)
maupun formal (disiapkan).
b. Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi
pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yan
spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.

5. Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan,
merencanakan, mengorganisasi pelayanan dari semua
anggota team kesehatan. Karena klien menerima
pelayanan dari banyak tenaga profesional, misal;
pemenuhan nutrisi. Aspek yang harus diperhatikan adalah;
jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara
memberikan pelayanan, monitoring, motivasi, edukasi, dan
sebagainya.

6. Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team
kesehatan lain berupaya mengidentifikasi pelayanan
kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian
dukungan, paduan keahlian dan keterampilan dari
berbagai profesional pemberi pelayanan
kesehatan.

7. Consultant
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan
dengan kondisi spesifik klien.

8. Charge Agent
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan
klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.
Menurut Lokakarya Nasional tentang keperawatan, peran
perawat untuk di Indonesia disepakati sebagai berikut :
a. Pelaksana Keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan keperawatan dari yang sederhana sampai
yang kompleks kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Ini adalah peran utama dari perawat, dimana
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
profesional, menerapkan ilmu/teori, prinsip, konsep dan
menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah
kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan
harapan penerima jasa keperawatan.
b. Pengelola (Administrator)
Sebagai administrator bukan berarti perawat harus
berperan dalam kegiatan administratif secara umum.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam
sistem pelayanan kesehatan tetap bersatu dengan
profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap tenaga
kesehatan adalah anggota potensial
dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan,
melaksanakan, dan menilai tindakan yang diberikan,
mengingat perawat merupakan anggota profesional yang
paling lama bertemu dengan klien, maka perawat harus
merencanakan, melaksanakan, dan mengatur berbagai
alternatif trapi yang harus diterima oleh klien.
d. Pendidikan
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan
dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga
keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya. Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan
adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah
laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan
keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai
pendidik bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
e. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi
pembaharu (inovator) dalam ilmu keperawatan karena ia
memiliki kreatifitas, inisiatif, sepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat
diperoleh melalui penelitian. Penelitian pada hakekatnya
adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,
menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana
efektifitas tindakan yang telah diberikan.
Dengan hasil penelitian, perawat dapat menggerakkan
orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan
kebuthan, perkembangan, dan aspirasi individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu peawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan,
memanfaatkan media massa atau media informasi lain
berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka; mengembangkan ilmu
keperawatan dan meningkatkan praktek profesi
keperawatan.
Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya, fungsi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan adalah :
a. Mengumpulkan data.
b. Menganalisis dan menginterpretasi data.
c. Mengembangkan rencana tndakan keperawatan.
d. Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan
prinsip- prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka
memenuhi KDM.
e. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai
rencana keperawatan .
f. Menilai tingkat pencapaian tujuan.
g. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.
h. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
i. Mencatat data dalam proses keperawatan.
j. Menggunakan c4 atatan klien untuk memonitor kualitas
asuhan keperawatan.
k. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam
bidang keperawatan.
l. Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
m. Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan.
n. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan.
o. Membuat rencana penyuluhan kesehatan.
p. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
q. Mengevaluasi penyuluhan kesehatan .
r. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
s. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan tim
keperawatan
maupun tim kesehatan lain.

2.2.4 Fungsi Perawat


Ada 3 jenis fungsi perawat dalam melaksanakan perannya, yaitu :
1. Fungsi Independent
Dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri,
tidak tergantung pada orang lain. Perawat harus dapat
memberikan bentuan terhadap adanya penyimpangan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia ( bio-psiko-
sosial/kultural dan spiritual), mulai dari tingkat individu utuh,
mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai pada tingkat
masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia pada tingkat organ fungsional
sampai molekuler.
Kegiatan ini dilakukan dengan diprakarsai oleh perawat,
dan perawat bertanggung jawab serta bertanggung gugat
atas rencana dan keputusan tindakannya.
2. Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilaksanakan atas pesan atau intruksi dari orang
lain.
3. Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa “kerja tim”, sifatnya saling ketergantungan
baik dalam keperawatan maupun kesehatan.

2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Keperawatan


2.3.1 Tanggung Jawab Keperawatan
Salah satu ciri perawat profesional adalah melaksanakan
tanggung jawab dan tanggung gugat, sesuai dengan kode etik serta
berdasarkan standar praktek keperawatan yang telah disepakati.
Tanggung jawab itu
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Terhadap Klien
Upaya kesejahteraan umum, sebagai bagian tugas
kewajibannya bagi masyarakat.
2. Tanggung Jawab Terhadap Dirinya Sendiri
a. Melindungi dirinya dari kemungkinan penularan penyakit
b. Melindungi dirinya dari gangguan yang datang dari
lingkungan pekerjannya
c. Menghindari konflik dengan orang lain dalam melaksanakan
tugasnya melalui metoda pemecahan masalah
3. Tanggung Jawab Terhadap Profesi
a. Mengadakan kerjasama antara anggota tim kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan
c. Meningkatkan pengetahuan tentang ilmu keperawatan sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi
d. Melaksanakan kewajibannya secara tulus ikhlas sesuai
martabat da tradisi leluhur perawatan
e. Tidak akan mempratekkan pengetahuan dan keterampilan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma kemanusiaan
f. Matang dan mempertimbangkan kemampuan sejawat jika
menerima atau mengaihtugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan
g. Menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukkan
perilaku dan kepribadian yang tinggi
h. Membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengbdiannya
4. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan masyarakat
dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan
khususnya, serta upaya :
a. Perawat senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku serta
berperan aktif menyumbangkan pikiran kepada pemerintah
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan
khususnya perawatan
b. Memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
klien, individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
5. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Tanah Air
a. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan kepada klien
dengan penuh rasa tanggung jawab sesuai kebutuhannya
b. Melindungi klien terhadap hal-hal yang dapat
membahayakan dan merugikan dirinya dengan mengutamakan
keselamatan klien
c. Membantu klien untuk dapat menolong dirinya sendiri dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta memelihara
kesehatannya
d. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan tugas yang dipercayakan kepadanya

2.4 Kompetensi Asistensi Keperawatan


(Standar Kompetensi Keahlian Nasional Indonesia)

Kode Unit
No Judul Unit Kompetensi
Kompetensi
Melakukan komunikasi interpersonal
dalam melaksanakan tindakan
1 KES.VK01.001.0 keperawatan
1
Tujuan :
a. Realisasidiri, penerimaan diri
dan peningkatan
penghormatan diri.
b. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yan tidak superfisial
dan saling bergantung dengan
orang lain.
c. Peningkatan fungsi dan
kemampuan untuk memuaskan
terhadap kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realistis.
Menerapkan prinsip etika, etiket
dalam keperawatan
Tujuan :
a. Berlaku dalam pergaulan
2 KES.VK01.002.0 b. Bersifat relatif
1
c. Hanya memandang manusia dari
segi lahiriah saja
d. Etiket menyangkut cara suatu
perbuatan harus dilakukan oleh
manusia

Menerapkan prinsip infeksi


nosokomial Tujuan :
a. Menjelaskan proses transmisi kuman
b. Transmisi kuman dan cara
penularan mikroorganisme
3 KES.VK.01.003. c. Menjelaskan faktor
01
yang
memperngaruhi proses infeksi
d. Menjelaskan infeksi nosokomial
e. Menjelaskan pencegahan infeksi
f. Menjelaskan cuci tangan dengan
benar
g. Menggunakan alat pelindung
Melakukan personal hygiene pada
klien/pasien Tujuan :
a. Menjaga kebersihan tubuh

4 KES.VK02.001. b. Mencegah terjadinya infeksi


01 akibat kebersihan kuit
yang kurang
c. Memperlancar sistem peredaran
darah
d. Menambah kenyamanan
Melakukan perawatan perineum
(vulva hygiene)
Tujuan :
a. Menjaga kebersihan perineum
5 dan daerah sekitarnya
KES.VK02.002.
01 b. Mencegah dan meringankan infeksi
c. Memberikan rasa nyaman
d. Mengevaluasi pengeluaran
sekresi perineal
(lochea, vaginal discharge)

Menyiapkan tempat tiidur sebagai bagian


dari asuhan keperawatan
Tujuan :
6 KES.VK02.003. a. Mempersiapkan tempat tidur
01
pasien yang siap untuk dipakai
setiap ada pasien baru
b. Memberikan kenyamanan dan
keamanan pada pasien baru

Membersihkan alat-alat perawatan


7 KES.VK02.004.
01 Tujuan :
a. Menganalisis proses atau cara
membersihkan alat-alat keperawatan
b. Membersihkanalat-alat
keperawatan baik
stainless maupun catheter

Melakukan perawatan setelah


klien/pasien meninggal dunia
8 KES.VK02.005. Tujuan :
01
a. Penghormatan terhadap jenazah
b. Jenazah dalam keaadan bersih

Memasang buli-buli
panas Tujuan :
9 KES.VK02.006. a. Memperlancar sirkulasi darah
01
b. Mengurangi rasa nyeri atau sakit
c. Merangsang peristaltik

Memasang kirbat es
Tujuan :
a. Mencegah peradangan meluas

10 KES.VK02.007. b. Mengurangi kongesti


01
c. Mengurangi perdarahan setempat
d. Mengurangi rasa sakit
daerah setempat

Mengukur Tanda-Tanda
Vital Tujuan :
11 KES.VK02.008.
01 a. Mengetahui denyut nadi
(irama, frekuensi, dan
kekuatan)
b. Menilai kemampuan kardiovaskuler
c. Menilai kemampuan fungsi
pernafasan
d. Mengetahui nilai tekanan darah
e. Mengetahui suhu tubuh
Menolong klien/pasien buang air
kecil ditempat tidur
Tujuan :

12 KES.VK02.009. a. Menganalisis proses terbentuknya


01 urine
b. Memberi pertolongan pada pasien
yang ingin buang air kecil pada
pasien tanpa komplikasi

Menolong klien/pasien buang air besar


di tempat tidur
Tujuan :
a. Membantu pasien memenuhi
13 KES.VK02.010. kebutuhan eliminasi
01
b. Mengurangi pergerakan klien
c. Menjaga kebersihan pasien
d. Mengetahui kelainan feses atau
urine secara langsung

Memberi kompres
dingin Tujuan :
a. Mencegah peradangan meluas

14 KES.VK02.011. b. Mengurangi kongesti


01
c. Mengurangi perdarahan
d. Mengurangi rasa sakit
daerah setempat
Memberi kompres
hangat Tujuan :
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Menurunkan suhu tubuh
15 KES.VK02.012.0
1 c. Mengurangi rasa nyeri atau sakit
d. Memberikan rasa hangat, nyaman
dan tenang pada klien
e. Merangsang peristaltik khusus

Pengenalan alat-alat
kesehatan Tujuan :
a. Mengenal alat-alat kesehatan yang
digunakan dalam menunjukkan
16 KES.VK02.013.0 alat kesehatan
1
b. Menunjukkan alat kesehatan dan
kegunaannya
c. Membedakan jenis alat kesehatan
dan kegunaannya

Memindahkan klien/pasien dari tempat tidur


ke brankard dan sebaliknya
Tujuan :

17 KES.K02.014.0 a. Memindahkan pasien antar ruangan


1
b. Untuk tujuan tertentu ( misalnya
pemeriksaan diagnostik, pindah
ruangan, dan lain-lain)

Mobilisasi klien/pasien miring kiri, kanan


18 KES.VK02.015.0
1 dan berbaring
Tujuan :
a. Mempertahankan posisi tubuh
b. Mempertahankan integritas kulit
c. Mencegah deformitas pada
sistem muskuloskeletal
d. Meningkatkan kenyamanan
e. Meningkatkan ekspansi paru

2.5 Kode Etik Keperawatan


2.5.1 Pengertian Kode Etik
Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan
penentuan dalam mempertahankan dan meningkatkan standar
profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap
kepercayaan masyarakat telah diterima oleh profesi (Kelly, 1987).
Jika anggota profesi melakukan suatu pelanggaran terhadap
kode etik tersebut, maka pihak organisasi berhak memberikan
sanksi bahkan bisa mengeluarkan pihak tersebut dari oraganisasi
tersebut. Dalam keperawatan kode etik tersebut bertujuan sebagai
penghubung antara perawat dengan tenaga medis, klien, dan
tenaga kesehatan lainnya, sehingga tercipta kolaborasi yang
maksimal.

2.5.2 Latar Belakang Lahirnya Pelanggaran Kode Etik Keperawatan


Perawat profesional tentu saja memahami kode etik atau aturan
yang harus dilakukan, sehingga dalam melakukan suatu tindakan
keperawatan mampu berfikir kritis untuk memberikan pelayanan
asuhan keperawatan sesuai prosedur yang benar tanpa ada
kelalaian. Namun mengapa masih banyak sekali terjadi berbagai
bentuk kelalaian tanpa tanggung jawab dan
tanggung gugat? Hal ini dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan
perawat dala memahami kode etik itu sendiri. Sehingga tindakan
yang dilakukan ada kalanya akan berdampak pada keselamatan
pasien. Oleh sebab itu, banyak perawat di mata masyarakat
dianggap kurang berpotensi dalam melakukan asuhan
keperawatanyang akhirnya berdampak pada persepsi masyarakat
pada seluruh tenaga keperawatan. Oleh karena itu, sebagai calon
perawat maupun para perawat harus mampu memahami dengan
baik dan benar tentang kode etik dan salah satu kuncinya yaitu
banyak membaca dan memahami pentingnya keselamatan pasien
sehingga keinginan untuk mempelajari kode etik sebagai landasan
tindakan bisa lebih bermanfaat.

2.5.3 Kode Etik dalam Keperawatan


Dalam ilmu keperawatan terdapat suatu stnadar yang akan
menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan tindakan atau
praktik keperawatan profesional. Standar tersebut adalah kode etik
keperawatan. Dengan kode etik tersebut perawat dapat bertindak
sesuai hukum atau aspek legal perawat. Selain itu, kode etik juga
dapat membantu perawat ketika mengalami masalah yang tidak adil.
Karena kode etik adalah pernyataan standar profesional yang
digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi kerangka kerja
dalam membuat keputusan. Kode etik juga memberikan
pemahaman kepada perawat untuk melakukan tindakan sesuai
etika dan moral serta akan menghindarkan dari tindakan kelalaian
yang akan menyebabkan klien tidak nyaman atau bahkan
menyebabkan nyawa klien terancam. Kode etik keperawatan antara
lain :
a) Tanggung Jawab Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari
klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya
kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

b) Tanggung Jawab Perawat dan Praktik


1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus- menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayananan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang
menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang adequat dan mempertimbangkan kemampuan
serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang
lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
c) Tanggung Jawab Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggungjawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
d) Tanggung Jawab Perawat dan Teman sejawat
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan
sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya,
dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dan tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak
kompeten, tidak etis dan ilegal.
e) Tanggung Jawab Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk
membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

2.5.4 Fungsi dan Tujuan Kode Etik Perawat


Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai
landasan atau pedoman bagi status perawat profesional yaitu dengan
cara :
a. Menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat diharuskan
memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab
yang diberikan kepada masyarakat oleh perawat.
b. Menjadi pedoman bagi perawat dalam berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek
etikal.
c. Menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus
dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan klien/pasien sebagai
advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain
sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai
seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan
dari asuhan kesehatan.
d. Memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

Adapun tujuan kode etik adalah sebagai berikut :


a. Sebagai aturan dasar terhadap hubungan perawat dengan
perawat, pasien, dan anggota tenaga kesehatan lainnya.
b. Sebagai standar dasar untuk mengeluarkan perawat jika terdapat
perawat yang melakukan pelanggaran berkaitan dengan kode
etik dan untuk membantu perawat yang tertuduh suatu
permasalahan secara tidak adil.
c. Sebagai dasar pengembangan kurikulum pendidikan
keperawatan dan untuk mengorientasikan lulusan keperawatan
dalam memasuki jajaran praktik keperawatan profesional.
d. Membantu masyarakat dalam memahami perilaku keperawatan
profesional.
2.5.5 Standar Etik dan Legal dalam Keperawatan
Setiap saat bekerja dan berhubungan dengan klien , rekan kerja,
dan seluruh komunitas tentu saja perawat selaludihadapkan dengan
pengambilan keputusan dalam setiap tindakan yang dilakukan
dengan etika dan moral. Terdapat dua aturan yang harus ditaati
oleh perawat profesional dalam mengambil tindakan yaitu :
a. Standar etik
Panduan perilaku moral yaitu seseorang yang memberikan
layanan kesehatan harus bersedia secara sukarela dalam
mengikuti standar erik.
b. Hukum legal
Panduan berperilaku sesuai hukum yang sah. Jika aturan
tersebut tidak dipatuhi maka perawat wajib menerima tanggung
gugatnya.

2.5.6 Perilaku Etik dalam Tindakan Keperawatan Profesional


A. Perilaku Etik
Dua perilaku yang harus dimiliki oleh perawat profesional yaitu
:
a. Etik yang Berorientasi pada Kewajiban
Dalam hal ini, pedoman perawat adalah apa saja yang
harus wajib dilakukan dan kewajibannya dalam bertindak.
b. Etik yang Berorientasi pada Larangan
Pedoman yang digunakan adalah apa saja yang dilarang
yang tidak boleh dilakukan oleh perawat sesuai kewajiban dan
kebajikan.
B. Asas Etik dalam Keperawatan
Terdapat enam asas etik dalam keperawatan yaitu ;
a. Asas menghormati otonmy klien (autonomy)
Autonomy yaitu klien memiliki hak untuk memutuskan
sesuatu dalam pengambilan keputusan terhadap tindakan
terhadapnya. Seorang perawat tidak boleh memaksakan suatu
tindakan pengobatan terhadap klien.
b. Asas berbuat baik (beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau
kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
c. Asas tidak merugikan (non-maleficience)
Non-maleficience yaitu setiap tindakan harus berpedoman
pada prinsip-prinsip primum non nocere (yang paling utama
jangan merugikan). Resiko fisik, psikologis, dan sosial
hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.
d. Asas kejujuran (veracity)
Veracity yaitu dokter maupun perawat hendaknya
mengatakan sejujur-jujurnya tentang apa yang dialami klien
serta akibat yang akan dirasakan oleh klien. Informasi yang
diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan klien agar
klien mudah memahaminya.
e. Asas kerahasiaan (confidentiality)
Confidentiality yaitu perawat maupun doter harus mampu
menjaga privasi klien meskipun klien telah meninggal dunia.
f. Asas keadilan (justice)
Justice yaitu seorang perawat profesional maupun
dokter harus mampu berlaku adil terhadap klien meskipun dari
segi statu sosial, fisik, budaya, dan lain sebagainya

2.6 Proses pendokumentasian asistensi keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
yang dan keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial
maupun spiritual dapat ditentukan. Tahap ini mencakup tiga kegiatan
yaitu :
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan agar diperoleh data dan informasi
mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
spiritual serta faktor lingkungan mempengaruhinya. Data tersebut
harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain
a. Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya tekanan darah, nadi,
suhu, pernafasan, serta warna kulit pasien.
b. Data Subjektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain, misalnya
: kepala pusing, nyeri, mual, muntah dan lain sebagainya.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :
a. Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
b. Pola koping sebelumnya dan sekarang
c. Fungsi status sebelumnya dan sekarang
d. Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
e. Resiko untuk masalah potesial
f. Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien

B. Analisa Data
Analisa Data adalah kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu
pengetahuan.

C. Perumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
kesalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat
diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan)
tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan
prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting
dan segera
a. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi.
b. Segera mencakup waktu misalnya pada pasien tidak sadar
maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga
dapat ditentukan berdasarkan hierarki kabutuhan menurut Maslow,
yaitu : keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang
mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
merubah (Carpenito, 2000) Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Actual : menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang
ditemukan.
b. Resiko : menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi
jika tidak dilakukan intervensi.
c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga
atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrome : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

3. Rencana Keperawatan
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana
asuhan keperawatan yang dirumuskan dengan cepat memfasilitasi
kontinuitas asuhan keperawatan dari satu perawat ke perawat
lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan sauhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi
oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan
tertulis juga mencakup kebutuhan klien dalam jangka panjang.

4. Implementasi Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilakukan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi masalah
kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan sebagai berikut :
a) Tahap 1 : persiapan
a. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diidentifikasi pada tahap perencanaan.
b) Tahap 2 : intervensi
a. Focus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan
keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan
interdependen
c) Tahap 3 : dokumentasi
a. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian
dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien
dala kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Proses asuhan keperawatan,berdasarkan kriteria/rencana yang
telah disusun.
b. Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria keberhasilan
yang telah dirumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukkan perbaikan/
kemajuan sesuai dengan kriteri yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal,
sehingga perlu dicari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukkan
perubahan/ kemajuan sama sekali bahkantimbu maslah baru.
Dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses
keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada
pasien, seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar
dalam dokumentasi keperawatan.

2.7 Pelayananan KIE keperawatan


Peran perawat dalam tugas sehari-harinya, tidak hanya memberikan
asuhan keperawatan secara holistik kepada klien. Perawat profesional
dapat memiliki peran yang multi peran. Peran perawat diantaranya sebagai
pemberi asuhan keperawatan, pendidik (edukator), advokasi, dan masih
banyak lagi. Dalam hal pemberian edukasi tentang kesehatan tentunya,
seorang perawat dapat memberikan pendidikan atau edukasi kepada
kilen/pasien, individual ataupun kepada kelompok perorangan tertentu.

1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, keluarga, dan masyarakat dalam meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal
(Rochadi,2011). Pada dasarnya, pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengubah perilaku individu, keluarga dan masyarakat yang merupakan
cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup
sehat (Rochadi,2011).
Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku
individu dan masyarakat di bidang kesehatan, serta tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan dalam pelayanan
kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi,
adat istiadat, kepercayaan masyarakat, serta ketersediaan waktu dari
masyarakat (Potte&Perry, 2009). Pendidikan dalam pelayanan
kesehatan mengacu juga pada edukasi pada klien. Klien semakin
menyadari kesehatan dan ingin dilibatkan dalam pemeliharaan
kesehaan. Perawat atau tim kesehatan harus memberikan edukasi
kesehatan pada tempat yang nyaman dan dikenal oleh para klien
(Potter&Perry,2009). Sedangkan tempat penyelenggaraan
pendidikan kesehatan dapat dilakukan di institusi pelayanan antara
lain puskesmas, Rumah Sakit, Sekolah ataupun tempat pada
masyarakat berupa keluarga binaan (Rochadi, 2011).
Layanan kesehatan preventif dapat mengurangi biaya
kesehatan dan menurunkan beban bagi individu, keluarga, dan
masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip-prinsip hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari demi tercapai derajat kesehatan yang
opyimal. Perawat juga bertanggung jawab mengajarkan informasi
yang dibutuhkan klien dan keluarganya. Klien diberitahu bahwa mereka
berhak mendapatkan informasi tentang pelayanan yang akan
diterima, menerima informasi tentang pelayanan dalam bahasa yang
mereka inginkan, dan mengharapkan bahwa mereka akan didengar
dan diperlakukan dengan hormat (Potter&Perry, 2009).
Materi yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan kesehatan klien sendiri atau dari tingkat individu,
kelompok, ataupun masyarakat. Komunikasi yang efektif serta adanya
uman balik (feedback) antara pemberi informasi dengan penerima
informasi membuat mekanisme evaluasi keberhasilan rencana
pengajaran dan memberikan dorongan yang posistif. Komunikasi dua
arah membantu keberhasilan edukasi kesehatan kepada klien.
Tujuan dan manfaat akan tercapai apabila komunikasi yang baik
dan bagus antara pemberi edukasi dengan penerima edukasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa edukasi atau pendidikan
merupakan proses pemberian informasi yang bertujuan untuk
merubah perilaku individu, kelompok, atau masyarakat dalam
memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Perawat profesional ataupun tim
kesehatan lainnya harus bisa memberikan edukasi kesehatan
dimanapun dan dengan teknik komunikasi yang baik sehingga tujuan
edukasi itu sendiri tercapai dan terlaksana. Pada umumnya proses
pendidikan kesehatan lebih dikenal dengan sebutan KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi)

2. KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)


KIE dalam program kesehatan ditujukan untk meningkatkan
kepedulian dan mengubah sikap untuk menghasilkan suatu sebuah
perubahan perilaku yang spesifik. IEC berarti berbagi informasi dan ide
melalui cara-cara yang dapat diterima oleh komunitas, dan
menggunakan saluran, metode maupun pesan yang tepat. Hal ini
lebih luas dari pengembangan materi pendidikan kesehatan karena
meliputi proses komunikasi dan membangun jaringan komunikasi.
KIE harus melibatkan partisipasi aktif dari target audiens dan
menggunakan metode maupun teknik yang familiar bagi audiens. KIE
merupakan alat yang penting dalam promosi kesehatan untuk
menciptakan linkungan yang mendukung dan penguatan aksi-aksi
komunitas serta berperan penting dalam perubahan perilaku.
a. Komunikasi
Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbagi ide
dan pengetahuan. Hal ini berupa proses dua arah dimana
informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini
disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat
untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi yang baik
berarti bahwa para pihak terlibat secara aktif. Hal ini akan
menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau
memikirkan sesuatu,
dan hal ini kadang-kadang disebut pembelajaran partifipatif.
Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena
kita sering menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan
bagaimana kita berkomunikasi dengan yang lain dan apakah efektif
atau tidak. Komunikasi yang baik melibatkan pemahaman bagaimana
orang-orang berhubungan dengan yang lain, mendengarkan apa yang
dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut.
Efektifitas komunikasi tergantung kepada:
1. Sumbernya (sikap, pengetahuan, kemampuan berkomunikasi,
kesesuaian dengan system sosial dan budaya)
2. Pesannya ( jelas, sederhana, spesifik, factual, tepat, relevan,
sesuai konteks waktunya)
3. Saluran yang digunakan/alat (tepat, relevan, dapat diakses
dan terjangkau harganya)
4. Penerima (sikap, persepsi, kemampuan komunikasi,
pengetahuan, system sosial dan budaya)

b. Model-Model Komunikasi
Terdapat beberapa model komunikasi yang membantu menerangkan
proses komunikasi, dua diantarannya adalah:
a. Model SMCR: komunikasi terjadi jika ada pengirim (Sender),
pesan yang dikirimkan (Message), alat atau saluran pengirim
pesan (Channel), dan penerima pesan (Reciever). Penerima
pesan harus menginterpretasikan pesan secara benar untuk
memahaminya. Model ini mengeasumsikan bahwa tujuan
komunikasi adalah untuk mempengaruhi perubahan dalam hal
pengetahuan, sikap atau perilaku dari penerima pesan. Kelemahan
utama dari model ini adalah tidak nampaknya dialog diantara
pengirim dan penerima.
b. Model konvergen: tidak seperti model SMCR, model ini
menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan dialog dan
pertukaran informasi serta ide
untuk mencapai pemahaman bersama. Hal ini meliputi ide bahwa
individu adalah partisipan yang secara aktif membawa
pengalamannya ke dalam proses komunikasi, yang terjadi
secara terus menerus dan terdiri dari berbagai aktifitas seperti
mendengarkan, refleksi, mengekspresikan ide, perasaan dan
perilaku. Secara teoritis semakin banyak terjadi komunikasi maka
semakin bertambah wilayah pemahaman bersama. Dalam
model ini menggambarkan beberapa prinsip-prinsip komunikasi:
1) Orang memilih apa yang mereka lihat
2) Mereka menginterpretasikan secara selektif yang mereka lihat
3) Memilih mana yang perlu diingat dan mana yang dilupakan
4) Kata dan pengertian berada dalam konteks dan merupakan
bagian dari relasi
5) Komunikasi merupakan proses yang terjadi terus-menerus,
bukan produk.

c. Model-Model Komunikasi
Dua tipe utama komunikasi yaitu komunikasi interpersonal dan
komunikasi massa.
a. Komunikasi interpersonal, kadang-kadang disebut juga
komunikasi tatap muka, merupakan salah satu metode
komunikasi yang paling efektif. Komunikasi interpersonal dapat
dilakukan antara perseorangan maupun dengan seseorang
dengan kelompok kecil untuk bertukar informasi,
mengembangkan dialog dan membantu mereka membuat
keputusan sendiri.
b. Komunikasi massa, biasanya melibatkan audiens yang lebih
luas dan menggunakan media massa untuk menjangkau
jumlah massa yang banyak dalam satu kesempatan.
BAB III
TINJAUAN
UMUM

3.1 Sejarah Klinik Wijaya Husada

Klinik ini mulai dibangun pada tahun 2007 dengan proses


pembangunannya dilaksanakan setelah mendapatkan ijin mendirikan
banguan oleh pemerintah.klinik ini diresmikan lansung oleh owner direktur
utama pada tanggal 1 februari 2007,kilnik mendapatkan izin mendirikan
rumah sakit dari dinas kesehatn kabupaten malang.Lokasinya klinik berada
di jl. Panglima sudirman,kec,singosari tidak jauh dari rumah sakit prima
husada singosari malang.klinik wijaya husada memiliki bangunan utama
setinggi 2 lantai.Klinik wijaya husada memberikan pelayanan dengan baik
sehingga dapat membantu dan memuaskan setiap orang yang berobat
warga sekitar.

3.1 Visi dan Misi Klinik Wijaya Husada

Visi :

Menjadi tempat pelayanan kesehatan yang mengutamakan mutu dan

kualitas.

Misi :
Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,tepat,ramah dan
infermative kepada masyaraat dengan harga terjangkau.
3.2 Struktur Organisasi klinik wijaya husada

Alur Pasien IGD


Pasien

PENDAFTARAN

DOKTER

PEMERIKSAAN PENUNJANG
RAWAT JALAN OPNAM E RUJUK

3.5 Alur Pasien Rawat Inap


ALUR PASIEN RAWAT
INAP

Pasien

PENDAFTARAN

POLI IGD

RAWAT INAP
LABORATORIUM
APOTIK

ADMINISTRASI

ALUR PASIEN RAWAT JALAN

Pasien

PENDAFTARAN

POLI

PEMERIKSAAN OLEH DOKTER

LABORATORIUM
APOTIK
3.6 Pelayanan Keperawatan

Alur Pendaftaran Pasien

PASIEN DATANG SENDIRI ATAU RUJUKAN1 TEMPAT PENDAFTARAN 4

2b
2a

POLIKLINIK IGD

3b

3a

PULANG / RAWAT JALAN


RAWAT INAP
3.7 Fasilitas Pelayanan
 Layanan Rawat Inap

 Tata Tertib Pasien Rawat Inap

 Layanan Rawat Jalan

 Instalasi Gawat Darurat

 Instalasi Farmasi

 Instalasi Laboratorium

 Paket Medical Check-Up

 Pusat Vaksin

 Kemitraan

 Klinik dan Lab. Diagnostik

 Rumah Sakit

 Sekolah

 Perusahaan
 Asuransi Pemerintah & Swast

 Layanan Rawat Inap

 Tata Tertib Pasien Rawat Inap

3.7 Hak dan Kewajiban Pasien


a. Hak Pasien
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit
2. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
3. Memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi.
4. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
5. Meminta konsultasi kepada kepada dokter lain yang terdaftar di
rumah sakit tersebut terhadap penyakit yang dideritanya,
sepengetahuan dokter yang merawat.
6. Memperoleh “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data pribadi.
7. Pasien berhak mendapat informasi meliputi :
a) Penyakit yang diderita.
b) Tindakan medik apa yang hendak dilakukan.
c) Resiko dan komplikasi.
d) Alternatif terapi dan lainnya.
e) Prognosanya.
f) Perkiraan biaya pengobatan.
8. Berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya.
9. Berhak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual.
b. Kewajiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala
peraturan dan tata tertib rumah sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4. Pasien dan atau penanggung berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan dan jasa pelayanan rumah sakit/ dokter.
Pasien dan atau penanggunnya berkewajiban memenuhi hal-hal
yang telah disepakati.
BAB IV
KEGIATAN PRAKERIN

4.1 Proses Tindakan Keperawatan


Pada bulan januari 2021 semua siswa-siswi kelas XI mulai
melaksanakan praktek kerja klinik (PRAKERIN). Begitupula dengan jurusan
keperawatan.
Pelaksaan prakerin untuk program keperawatan dilaksanakan diklinik
selama 4 bulan, dengan kelompok prakerin yang telah ditentukan
sebelumnya.
Gelombang pertama dan kedua dilaksanakan diklinik wijaya husada
 Kami mendapatkan jadwal jaga dinas pagi,sore dan malam.tindakan asistensi
yang biasa saya lakukan antara lain:
a. Shift Pagi :
06.45 :
a) Seluruh karyawan dan siswa praktik hadir 15 menit sebelum
operan jaga
b) Operan jaga dinas
07.00:
a) Verbed
b) TTV
c) Mengantar pasien ke ruang UGD
b) Mengambil obat ke apotek.
c) Serta tindakan lain seperti menulis soap,mengganti cairan
infus pasien,menyiapkan air seka,memandikan
px,membenarkan infus pasien yang macet,verbad jika ada
pasien yang baru datang dari UGD atau
POLI.nebul,mengoplos obat obatan,p-care bpjs,membantu
perawat memasang infus jika ada px rawat inap / home
car,cek DL(darah lengkap),aff infus jika ada pasien yang
pulang,cek GDA,home care kerumah px ,membantu perawat
untuk rawat luka dan sebagainya.
10.00 -11.30 :
a) Mengobservasi Tanda-Tanda Vital dan keluhan yang
dirasakan pasien yang dilakukan setiap 1-2 jam sekali.
b) Menulis data hasil observasi ke dalam buku status pasien.
c) Memberi obat injeksi y a n g d i m a s u k k a n m e l a l u i
selang infus/cairan infus dan memberikan obat
oral serta tindakan yang lainnya.

14.00 : Jam dinas berakhir, seluruh karyawan serat siswa


praktik istirahat dan pulang.

b. Shift Sore
13.45 :
a) Seluruh karyawan dan siswa praktik hadir 15 menit sebelum
operan jaga
b) Operan jaga dinas
14.00 :
a) Mengoplos obat.
b) Menyiapkan obat ora
l
c) menyiapkan alat dan obat (injeksi &oral) untuk home care
d) Tindakan yang saya lakukan pada jam ini antara lain ;
menulis soap,mengganti cairan infus pasien,membenarkan
infus pasien yang macet,verbad jika ada pasien yang baru
datang dari UG,mengoplos obat,membagikan cairan infus
pasien,home care kerumah px,membantu perawat
memasang infus jika ada pasien yang datang dari UDG,aff
infus jika ada pasien yang pulang ,membantu menjahit
luka,memcuci alat dan menyeterilkan ,membantu perawat
memasang oksigen,membantu perawat memasang
EKG(rekam jantung),cek gcu,melipat kasa dengn
benar,merapid test anti body pasien,membantu pasien ganti
baju diatas verbad,dan sebagainya.
19.00 - 20.30:
a) Mengobservasi Tanda-Tanda Vital dan keluhan yang
dirasakan pasien yang dilakukan setiap 8 jam sekali.
b) Menulis data hasil observasi ke dalam buku status pasien.
c) Memberi obat injeksi melalui selang infus / cairan infus dan
memberikan obat oral serta tindakan yang lainnya.
21.00 : Jam dinas berakhir, seluruh karyawan serat siswa
praktik istirahat dan pulang.

c. Shift Malam
20.45 :
a) Seluruh karyawan dan siswa praktik hadir 15 menit sebelum
operan jaga
a) Operan jaga
dinas
b) Mengoplos obat.

c) Menyiapkan obat oral


d) Memasukkan obat injeksi kedalam selang infus
e) Menyiapkan alat dan obat untuk home care
f) Mengecek Cairan infus pasien, jika ada cairan infus
pasien yang tersisa sedikit maka cairan tersebut diganti.

g) Tindakan yang saya lakukan pada jam jam ini adalah mengganti
cairan infus pasien yang hamper habis,membenrkan infus
pasien yang macet,mengoplos obat injeksi,menginput
obat,menyetok obat diapotek,dan sebagainya.
06.00 - 07.00

a) Mengobservasi Tanda-Tanda Vital dan keluhan yang dirasakan


pasien
b) Menulis data hasil observasi ke dalam buku status pasien.
c) Nebul jika terdapat pasien yang mengalami masalah
pernafasan.
07.30 : Jam dinas berakhir, seluruh karyawan serta siswa
praktik istirahat dan pulang.

4.2 Proses Pendokumentasian Keperawatan


Pendokumentasian pertama yaitu pengkajian dasar dengan
menanyakan keluhan utama pasien .proses pendokumentasian pertama
saya mulai dari saat pengkajian ketika pertama kali klien masuk yang
mencakup identitas klien, keluhan pasien saat masuk klinik serta
keluhan saat pengkajian .untuk ini saya melakukan pengkajian pada Tn.
P dengan diagnosa medis STROKE yaitu dengan menanyakan identitas
pasien dengan bertanya dengan keluarga yang ada atau dengan pasien
tersebut .terus saya juga menanyakan kepada pasien tentang keluhan
saat masuk klinik dan yang di keluhkan saat saya melakukan pengkajian
pada saat itu.pada saat menanyakan tentang keluhan yang di dapati
pada saat itu adalah pasien mengeluh badan sebelah kiri tidak bisa
digerakkan,kejang lebih dari 30 menit, demam setiap minum selalu
tersedak. yang kedua saya membantu perawat untuk mengambil
diagnose keperawatan hambatan mobilitas fisik yang berhubungan
dengan cedera biologis yang dialami pasien .yang terus dilanjutkan
dengan intervensi yaitu obserservasi ttv .ketiga ajarkan teknik relaksasi
terus yang terakhir dengan tingkatkan istirahat .
terus pemeriksaan tanda tanda vital yang saat itu adalah tensi 174/85
mmhg,
nadi 112 permenit dan suhu mencapai 36,4 celcius .serta menanyakan
tentang pola nutrisi pola eliminasi pola istirahat tidur ,pola eliminasi, pola
kebersihan , dan pola spiritual
setelah itu saya planning untuk dapat menyimpulkan bahwa intervensi
yang saya lakukan sudah benar .selanjutya planning saya dengan
evaluasi guna mengetahui apa intervensi yang saya lakukan sudah
benar tidak perlu diubah.ada banyak kendala pada saat evaluasi karena
kurangnya pendekatan dengan pasien yang menjawab pertanyaan
sesuai dengan kenyataan

4.3 Pelayanan KIE Asistensi Keperawatan


Pelayanan KIE yang secara umum saya lakukan di KLINIK WH yaitu
pada saat sebelum melakukan tindakan kepada pasien atas perintah
perawat yang sudah berkompetensi. Tindakan secara umum yang saya
lakukan adalah tindakan yang
sudah saya pelajari sesuai materi yang telah diajarkan disekolah, adapun
tindakan baru lainnya yang belum saya dapatkan sebelumnya. Tindakan
yang saya lakukan sebelum melakukan tindakan adalah pertama saya
menemui klien dan keluarga kemudian memperkenalkan diri kepada pasien
dan kelurga, setelah itu saya menjelaskan tujuan prosedur yang akan
dilakukan dan meminta persetujuan. Saya memberikan KIE kepada pasien
guna untuk memberikan pengertian dan penjelasan terhadap klien dan
keluarga atas dilakukannya tindakan tersebut dan tujuan selanjutnya untuk
menanyakan persetujuan dan penolakan pasien dan Pada Klinik WH
terdapat seorang pasien yang bernama NY T umur 77 tahun di klinik
tersebut ia ditemani oleh anaknya yang, dimana Ny.swarti tersebut di
diagnosa menderita penyakit DM hiperlikemia .

Fase Orientasi

Perawat :Selamat Sore Bu, masih ingat dengan saya? Saya perawat
INDAH yang akan merwat ibu hari ini, dari jam 2 sore sampai
jam 9 malam nanti (sambil tersenyum dan berjabat tangan)
Pasien :Iya mbk, Mbk prawat yang kemarin k
Perawat : Iya Bu
Perawat : Bagaimana perasaan ibu pagi ini?
Pasien : Lebih enakan dari yang
kemarin. Perawat : Apa semalam tidurnya
pulas?
Pasien : Iya mbk
Perawat : Tadi ibu sudah minum obat?
Pasien : Sudah mbk
Fase kerja

Perwat : Apakah perut ibu masih sakit?


Pasien : Iya mbk tapi sudah mendingan
Perawat : sekarang saya cek dulu bu ya tensi dan suhunya, (sambil tersenyum)
Pasien : Iya mbak
Perawat : ya bu ini hasilnya udah normal suhu tubuh ibu ya?
Pasien : Iya mbk.

Fase Terminasi

Perawat : Apa yang ibu keluhkan saat ini?


Pasien : Tidak ada mbk, saya rasa sudah cukup baik sekarang
Perawat : Baik ibu, bagaimana perasaan ibu setelah saya melakukan tindakan
tersebut?
Pasien : Agak lebih baik mbk
(Pasien menunjukan perasaan lebih nyaman dan lebih rileks)
Perawat : Oh iya bu, ibu saya sarankan ibu banyak banyak beristirahat .

Pasien : Iya mbk


Perawat :Karena saya rasa ibu sudah lebih baik saya sudahi dulu, nanti
saya akan mengecek kembali keadaan ibu pada jam 13.00
sore disini, untuk mengobservasi kembali apakah sudah ada
perkembangan lebih membaik.
Perawat :Terima kasih atas kerjasamanya ibu, saya perawat Indah ingin
pamit kembali keruang perawat, jika ibu memerlukan sesuatu,
ibu bisa memanggil atau menyuruh salah satu keluarga ibu
untuk memanggil saya di ruang perawat dan bisa menekan
tombol disamping ibu.
Pasien :Iya mbk
Perawat :Semoga cepat sembuh, permisi.
Assalamualaikum Pasen : iya mbak,waalaikumsalam
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktek kerja klinik merupakan kegiatan yang harus diikuti setiap
siswa SMK yang dipersiapkan menjadi tenaga kerja yang siap untuk
mengisi lapangan kerja tingkat menengah sesuai dengan bidang
keahlian yang ditekuninya.
Dari hasil praktek kerja klinik,di KLINIK WIJAYA HUSADA saya
sebagai penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa praktek
kerja klinik ini memberikan gambaran nyata bagi siswa-siswi untuk
menambah ilmu yang didapat dari dunia pendidikan untuk diterapkan
dalam DU/DI. Praktek kerja klinik merupakan agenda rutin SMK
Muhammadiyah 7 Gondanglegi jurusan keperawatan sebagai salah
satu syarat mengikuti ujian kompetensi.
5.2 Saran
Adapun yang penulis sarankan adalah:
a. Saran untuk DU/DI
Kegiatan pratek kerja klinik, di klinik wijaya husada sudah sangat
baik dan saya sangat terarah telah lebih diberi kesempatan belajar
begitu besar. Alangkah baiknya jika hal seperti ini tetap
dipertahankan untuk kegiatan pratek kerja klinik selanjutnya.
b. Saran untuk sekolah
Alangkah baiknya bila pelaksanaan praktek kerja klinik dapat
dilakukan dengan persiapan yang lebih matang dengan
bimbingan yang lebih lama. Dan juga alangkah lebih baikya jika
pelaksanaan praktik kerja klinik dilaksanakan lebih lama agar
saya sebagai peserta praktik kerja klinik dapat memahami dan
mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.
c. Saran untuk peserta didik
Sebaiknya, kita sebagai peserta didik, lebih dapat melaksanakan
praktek kerja klinik dengan baik dan menggali ilmu sebanyak –
banyaknya pada saat ditempat praktik kerja klinik , lebih aktif dan
jangan malu untuk bertanya dan lebih cekatan dalam
melaksanakan tugas.

d. Saran untuk penelitian lebih lanjut


Semoga dengan dibukukan laporan ini dapat menjadi referensi untuk
penelitian lebih lanjut , tentang proses keperawatan , proses
dokumentasi keperawatan dan proses KIE (Komunikasi Informasi
Edukasi) kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hegner,Barbara.2003.Asistensi keperawatan suatu pendekatan proses


keperawatan http://radencoddooth.blogspot.com/2011/05/kode-etik-
keperawatan.html http://ayuteddyasnanda.blogspot.co.id/2013/01/materi-
komunikasi-terapeutik_27.html
https://khanzima.wordpress.com/2011/03/10/komunikasi-informasi-dan-edukasi
kie/
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/download/6724/624
4
Di akses tanggal 10 mei 2019

Anda mungkin juga menyukai