Pembimbing DU/DI
( pudi ariviyosie )
IDENTITAS SISWA
( indah mayasari )
MAJELIS DIKDASMEN WILAYAH MUHAMMADIYAH JAWA
TIMUR SMK MUHAMMADIYAH 7 GONDANGLEGI
STATUS : TERAKREDITASI “ A”
JL.KH. A. DAHLAN 20 GONDANGLEGI MALANG
TELP/FAX (0341) 879370 / 879751. e-mail:smkm7gdl@yaho
LEMBAR PENGESAHAN
Jl.Panglima sudirman,morotanjek,purwoasri,kec.singosari
Mengetahui,
Kepala SMK Muhammadiyah 7 Kepala progaKeahlian
Bidang Kesehatan
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga Laporan Praktek Kerja Klinik ini dapat diselesaikan tepat
waktu.Semoga sholawat serta salam di limpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW,atas segenap keluarga, para sahabat dan mereka yang
setia kepadanya. Harapan penulis dengan diselesikannya laporan
ini,Semoga memberi manfaat baik untuk diri sendiri agar dapat mengetahui
lebih dalam mengenai dunia kerja dalam bidang kesehatan ataupun untuk
pembaca yang bisa menjadikan laporan ini sebagai referensi.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga laporan ini terselesaikan
2. Bapak H.Pahri,S.Ag.MM selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah 7
Gondanglegi
3. Bapak Imam Ma’ruf,S.Kep. selaku kepala program bidang kesehatan SMK
Muhammadiyah 7 Gondanglegi.
4. Bapak Achmad wildan yuliansyah,s.kep.ners selaku pembimbing yang penuh
dengan kesabarannya dan ketulusannya dalam memberi bimbingan dan
dorongan sehingga penyusunan laporan Praktek Klinik ini terselesikan.
5. Ibu Vidia desy puji lestari,S.kep,ners yang memberikan bimbingan pengarahan
dan motivasi sehingga penulisan laporan praktek kerja klinik ini segera
terselesikan.
6. Seluruh guru SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi yang telah membimbing
saya dengan segala kearifannya.
7. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan laporan akhir prakerin ini
Identitas DU/DI..................................................................................................
Identitas
Siswa...................................................................................................
Lembar
Pengesahan..........................................................................................
Kata
pengantar..................................................................................................
Daftar
isi.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.....................................................................................
Tujuan Praktek Klinik..........................................................................
Manfaat Praktek Klinik........................................................................
Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Klinik............................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................................
5.2 Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
GAMBAR............................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2. Client Advocate
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
informasi dari baerbagai pelayanan dan dalam memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya.
Selain itu perawat harus mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien. Hal ini harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak
petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan
yang paling lama kontak dengan klien, oleh karena itu
perawat harus membela hak-hak klien.
3. Conselor
a. Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
b. Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “dasar”
dalam merencakan metoda untuk meningkatkan
kemampuan adaptasinya.
c. Konseling diberikan kepada individu/keluarga
dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman yang lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada ; masalah
keperawatan, mengubah perilakuhidup sehat (perubahan
pola interaksi)
4. Educator
a. Peran ini dapat dilakukan kepada klien, keluarga, team
kesehatan lain, baik secara spontan (saat interaksi)
maupun formal (disiapkan).
b. Tugas perawat adalah membantu klien mempertinggi
pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yan
spesifik.
c. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam NCP.
5. Coordinator
Peran perawat adalah mengarahkan,
merencanakan, mengorganisasi pelayanan dari semua
anggota team kesehatan. Karena klien menerima
pelayanan dari banyak tenaga profesional, misal;
pemenuhan nutrisi. Aspek yang harus diperhatikan adalah;
jenisnya, jumlah, komposisi, persiapan, pengelolaan, cara
memberikan pelayanan, monitoring, motivasi, edukasi, dan
sebagainya.
6. Collaborator
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team
kesehatan lain berupaya mengidentifikasi pelayanan
kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian
dukungan, paduan keahlian dan keterampilan dari
berbagai profesional pemberi pelayanan
kesehatan.
7. Consultant
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat
dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan
dengan kondisi spesifik klien.
8. Charge Agent
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan
klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.
Menurut Lokakarya Nasional tentang keperawatan, peran
perawat untuk di Indonesia disepakati sebagai berikut :
a. Pelaksana Keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan keperawatan dari yang sederhana sampai
yang kompleks kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat. Ini adalah peran utama dari perawat, dimana
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
profesional, menerapkan ilmu/teori, prinsip, konsep dan
menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah
kriteria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan
harapan penerima jasa keperawatan.
b. Pengelola (Administrator)
Sebagai administrator bukan berarti perawat harus
berperan dalam kegiatan administratif secara umum.
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam
sistem pelayanan kesehatan tetap bersatu dengan
profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap tenaga
kesehatan adalah anggota potensial
dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan,
melaksanakan, dan menilai tindakan yang diberikan,
mengingat perawat merupakan anggota profesional yang
paling lama bertemu dengan klien, maka perawat harus
merencanakan, melaksanakan, dan mengatur berbagai
alternatif trapi yang harus diterima oleh klien.
d. Pendidikan
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan
dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga
keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya. Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan
adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah
laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan
keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai
pendidik bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
e. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi
pembaharu (inovator) dalam ilmu keperawatan karena ia
memiliki kreatifitas, inisiatif, sepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat
diperoleh melalui penelitian. Penelitian pada hakekatnya
adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,
menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana
efektifitas tindakan yang telah diberikan.
Dengan hasil penelitian, perawat dapat menggerakkan
orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan
kebuthan, perkembangan, dan aspirasi individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu peawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan,
memanfaatkan media massa atau media informasi lain
berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka; mengembangkan ilmu
keperawatan dan meningkatkan praktek profesi
keperawatan.
Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya, fungsi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan adalah :
a. Mengumpulkan data.
b. Menganalisis dan menginterpretasi data.
c. Mengembangkan rencana tndakan keperawatan.
d. Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan
prinsip- prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka
memenuhi KDM.
e. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai
rencana keperawatan .
f. Menilai tingkat pencapaian tujuan.
g. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.
h. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
i. Mencatat data dalam proses keperawatan.
j. Menggunakan c4 atatan klien untuk memonitor kualitas
asuhan keperawatan.
k. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam
bidang keperawatan.
l. Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
m. Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan.
n. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan.
o. Membuat rencana penyuluhan kesehatan.
p. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
q. Mengevaluasi penyuluhan kesehatan .
r. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
s. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan tim
keperawatan
maupun tim kesehatan lain.
Kode Unit
No Judul Unit Kompetensi
Kompetensi
Melakukan komunikasi interpersonal
dalam melaksanakan tindakan
1 KES.VK01.001.0 keperawatan
1
Tujuan :
a. Realisasidiri, penerimaan diri
dan peningkatan
penghormatan diri.
b. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yan tidak superfisial
dan saling bergantung dengan
orang lain.
c. Peningkatan fungsi dan
kemampuan untuk memuaskan
terhadap kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realistis.
Menerapkan prinsip etika, etiket
dalam keperawatan
Tujuan :
a. Berlaku dalam pergaulan
2 KES.VK01.002.0 b. Bersifat relatif
1
c. Hanya memandang manusia dari
segi lahiriah saja
d. Etiket menyangkut cara suatu
perbuatan harus dilakukan oleh
manusia
Memasang buli-buli
panas Tujuan :
9 KES.VK02.006. a. Memperlancar sirkulasi darah
01
b. Mengurangi rasa nyeri atau sakit
c. Merangsang peristaltik
Memasang kirbat es
Tujuan :
a. Mencegah peradangan meluas
Mengukur Tanda-Tanda
Vital Tujuan :
11 KES.VK02.008.
01 a. Mengetahui denyut nadi
(irama, frekuensi, dan
kekuatan)
b. Menilai kemampuan kardiovaskuler
c. Menilai kemampuan fungsi
pernafasan
d. Mengetahui nilai tekanan darah
e. Mengetahui suhu tubuh
Menolong klien/pasien buang air
kecil ditempat tidur
Tujuan :
Memberi kompres
dingin Tujuan :
a. Mencegah peradangan meluas
Pengenalan alat-alat
kesehatan Tujuan :
a. Mengenal alat-alat kesehatan yang
digunakan dalam menunjukkan
16 KES.VK02.013.0 alat kesehatan
1
b. Menunjukkan alat kesehatan dan
kegunaannya
c. Membedakan jenis alat kesehatan
dan kegunaannya
B. Analisa Data
Analisa Data adalah kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu
pengetahuan.
C. Perumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
kesalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat
diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan)
tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan
prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting
dan segera
a. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi.
b. Segera mencakup waktu misalnya pada pasien tidak sadar
maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga
dapat ditentukan berdasarkan hierarki kabutuhan menurut Maslow,
yaitu : keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang
mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
merubah (Carpenito, 2000) Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Actual : menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang
ditemukan.
b. Resiko : menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi
jika tidak dilakukan intervensi.
c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
d. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga
atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrome : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
3. Rencana Keperawatan
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana
asuhan keperawatan yang dirumuskan dengan cepat memfasilitasi
kontinuitas asuhan keperawatan dari satu perawat ke perawat
lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan sauhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi
oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan
tertulis juga mencakup kebutuhan klien dalam jangka panjang.
4. Implementasi Keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilakukan untuk memodifikasi faktor-faktor yang memperngaruhi masalah
kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan sebagai berikut :
a) Tahap 1 : persiapan
a. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diidentifikasi pada tahap perencanaan.
b) Tahap 2 : intervensi
a. Focus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan
keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan
interdependen
c) Tahap 3 : dokumentasi
a. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian
dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien
dala kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Proses asuhan keperawatan,berdasarkan kriteria/rencana yang
telah disusun.
b. Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria keberhasilan
yang telah dirumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukkan perbaikan/
kemajuan sesuai dengan kriteri yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal,
sehingga perlu dicari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukkan
perubahan/ kemajuan sama sekali bahkantimbu maslah baru.
Dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses
keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada
pasien, seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar
dalam dokumentasi keperawatan.
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk
membantu individu, keluarga, dan masyarakat dalam meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal
(Rochadi,2011). Pada dasarnya, pendidikan kesehatan bertujuan untuk
mengubah perilaku individu, keluarga dan masyarakat yang merupakan
cara berfikir, bersikap, dan berbuat dengan tujuan membantu
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup
sehat (Rochadi,2011).
Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku
individu dan masyarakat di bidang kesehatan, serta tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan dalam pelayanan
kesehatan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi,
adat istiadat, kepercayaan masyarakat, serta ketersediaan waktu dari
masyarakat (Potte&Perry, 2009). Pendidikan dalam pelayanan
kesehatan mengacu juga pada edukasi pada klien. Klien semakin
menyadari kesehatan dan ingin dilibatkan dalam pemeliharaan
kesehaan. Perawat atau tim kesehatan harus memberikan edukasi
kesehatan pada tempat yang nyaman dan dikenal oleh para klien
(Potter&Perry,2009). Sedangkan tempat penyelenggaraan
pendidikan kesehatan dapat dilakukan di institusi pelayanan antara
lain puskesmas, Rumah Sakit, Sekolah ataupun tempat pada
masyarakat berupa keluarga binaan (Rochadi, 2011).
Layanan kesehatan preventif dapat mengurangi biaya
kesehatan dan menurunkan beban bagi individu, keluarga, dan
masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip-prinsip hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari demi tercapai derajat kesehatan yang
opyimal. Perawat juga bertanggung jawab mengajarkan informasi
yang dibutuhkan klien dan keluarganya. Klien diberitahu bahwa mereka
berhak mendapatkan informasi tentang pelayanan yang akan
diterima, menerima informasi tentang pelayanan dalam bahasa yang
mereka inginkan, dan mengharapkan bahwa mereka akan didengar
dan diperlakukan dengan hormat (Potter&Perry, 2009).
Materi yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan
tingkat kebutuhan kesehatan klien sendiri atau dari tingkat individu,
kelompok, ataupun masyarakat. Komunikasi yang efektif serta adanya
uman balik (feedback) antara pemberi informasi dengan penerima
informasi membuat mekanisme evaluasi keberhasilan rencana
pengajaran dan memberikan dorongan yang posistif. Komunikasi dua
arah membantu keberhasilan edukasi kesehatan kepada klien.
Tujuan dan manfaat akan tercapai apabila komunikasi yang baik
dan bagus antara pemberi edukasi dengan penerima edukasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa edukasi atau pendidikan
merupakan proses pemberian informasi yang bertujuan untuk
merubah perilaku individu, kelompok, atau masyarakat dalam
memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Perawat profesional ataupun tim
kesehatan lainnya harus bisa memberikan edukasi kesehatan
dimanapun dan dengan teknik komunikasi yang baik sehingga tujuan
edukasi itu sendiri tercapai dan terlaksana. Pada umumnya proses
pendidikan kesehatan lebih dikenal dengan sebutan KIE (Komunikasi
Informasi dan Edukasi)
b. Model-Model Komunikasi
Terdapat beberapa model komunikasi yang membantu menerangkan
proses komunikasi, dua diantarannya adalah:
a. Model SMCR: komunikasi terjadi jika ada pengirim (Sender),
pesan yang dikirimkan (Message), alat atau saluran pengirim
pesan (Channel), dan penerima pesan (Reciever). Penerima
pesan harus menginterpretasikan pesan secara benar untuk
memahaminya. Model ini mengeasumsikan bahwa tujuan
komunikasi adalah untuk mempengaruhi perubahan dalam hal
pengetahuan, sikap atau perilaku dari penerima pesan. Kelemahan
utama dari model ini adalah tidak nampaknya dialog diantara
pengirim dan penerima.
b. Model konvergen: tidak seperti model SMCR, model ini
menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan dialog dan
pertukaran informasi serta ide
untuk mencapai pemahaman bersama. Hal ini meliputi ide bahwa
individu adalah partisipan yang secara aktif membawa
pengalamannya ke dalam proses komunikasi, yang terjadi
secara terus menerus dan terdiri dari berbagai aktifitas seperti
mendengarkan, refleksi, mengekspresikan ide, perasaan dan
perilaku. Secara teoritis semakin banyak terjadi komunikasi maka
semakin bertambah wilayah pemahaman bersama. Dalam
model ini menggambarkan beberapa prinsip-prinsip komunikasi:
1) Orang memilih apa yang mereka lihat
2) Mereka menginterpretasikan secara selektif yang mereka lihat
3) Memilih mana yang perlu diingat dan mana yang dilupakan
4) Kata dan pengertian berada dalam konteks dan merupakan
bagian dari relasi
5) Komunikasi merupakan proses yang terjadi terus-menerus,
bukan produk.
c. Model-Model Komunikasi
Dua tipe utama komunikasi yaitu komunikasi interpersonal dan
komunikasi massa.
a. Komunikasi interpersonal, kadang-kadang disebut juga
komunikasi tatap muka, merupakan salah satu metode
komunikasi yang paling efektif. Komunikasi interpersonal dapat
dilakukan antara perseorangan maupun dengan seseorang
dengan kelompok kecil untuk bertukar informasi,
mengembangkan dialog dan membantu mereka membuat
keputusan sendiri.
b. Komunikasi massa, biasanya melibatkan audiens yang lebih
luas dan menggunakan media massa untuk menjangkau
jumlah massa yang banyak dalam satu kesempatan.
BAB III
TINJAUAN
UMUM
Visi :
kualitas.
Misi :
Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,tepat,ramah dan
infermative kepada masyaraat dengan harga terjangkau.
3.2 Struktur Organisasi klinik wijaya husada
PENDAFTARAN
DOKTER
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RAWAT JALAN OPNAM E RUJUK
Pasien
PENDAFTARAN
POLI IGD
RAWAT INAP
LABORATORIUM
APOTIK
ADMINISTRASI
Pasien
PENDAFTARAN
POLI
LABORATORIUM
APOTIK
3.6 Pelayanan Keperawatan
2b
2a
POLIKLINIK IGD
3b
3a
Instalasi Farmasi
Instalasi Laboratorium
Pusat Vaksin
Kemitraan
Rumah Sakit
Sekolah
Perusahaan
Asuransi Pemerintah & Swast
b. Shift Sore
13.45 :
a) Seluruh karyawan dan siswa praktik hadir 15 menit sebelum
operan jaga
b) Operan jaga dinas
14.00 :
a) Mengoplos obat.
b) Menyiapkan obat ora
l
c) menyiapkan alat dan obat (injeksi &oral) untuk home care
d) Tindakan yang saya lakukan pada jam ini antara lain ;
menulis soap,mengganti cairan infus pasien,membenarkan
infus pasien yang macet,verbad jika ada pasien yang baru
datang dari UG,mengoplos obat,membagikan cairan infus
pasien,home care kerumah px,membantu perawat
memasang infus jika ada pasien yang datang dari UDG,aff
infus jika ada pasien yang pulang ,membantu menjahit
luka,memcuci alat dan menyeterilkan ,membantu perawat
memasang oksigen,membantu perawat memasang
EKG(rekam jantung),cek gcu,melipat kasa dengn
benar,merapid test anti body pasien,membantu pasien ganti
baju diatas verbad,dan sebagainya.
19.00 - 20.30:
a) Mengobservasi Tanda-Tanda Vital dan keluhan yang
dirasakan pasien yang dilakukan setiap 8 jam sekali.
b) Menulis data hasil observasi ke dalam buku status pasien.
c) Memberi obat injeksi melalui selang infus / cairan infus dan
memberikan obat oral serta tindakan yang lainnya.
21.00 : Jam dinas berakhir, seluruh karyawan serat siswa
praktik istirahat dan pulang.
c. Shift Malam
20.45 :
a) Seluruh karyawan dan siswa praktik hadir 15 menit sebelum
operan jaga
a) Operan jaga
dinas
b) Mengoplos obat.
g) Tindakan yang saya lakukan pada jam jam ini adalah mengganti
cairan infus pasien yang hamper habis,membenrkan infus
pasien yang macet,mengoplos obat injeksi,menginput
obat,menyetok obat diapotek,dan sebagainya.
06.00 - 07.00
Fase Orientasi
Perawat :Selamat Sore Bu, masih ingat dengan saya? Saya perawat
INDAH yang akan merwat ibu hari ini, dari jam 2 sore sampai
jam 9 malam nanti (sambil tersenyum dan berjabat tangan)
Pasien :Iya mbk, Mbk prawat yang kemarin k
Perawat : Iya Bu
Perawat : Bagaimana perasaan ibu pagi ini?
Pasien : Lebih enakan dari yang
kemarin. Perawat : Apa semalam tidurnya
pulas?
Pasien : Iya mbk
Perawat : Tadi ibu sudah minum obat?
Pasien : Sudah mbk
Fase kerja
Fase Terminasi
5.1 Kesimpulan
Praktek kerja klinik merupakan kegiatan yang harus diikuti setiap
siswa SMK yang dipersiapkan menjadi tenaga kerja yang siap untuk
mengisi lapangan kerja tingkat menengah sesuai dengan bidang
keahlian yang ditekuninya.
Dari hasil praktek kerja klinik,di KLINIK WIJAYA HUSADA saya
sebagai penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa praktek
kerja klinik ini memberikan gambaran nyata bagi siswa-siswi untuk
menambah ilmu yang didapat dari dunia pendidikan untuk diterapkan
dalam DU/DI. Praktek kerja klinik merupakan agenda rutin SMK
Muhammadiyah 7 Gondanglegi jurusan keperawatan sebagai salah
satu syarat mengikuti ujian kompetensi.
5.2 Saran
Adapun yang penulis sarankan adalah:
a. Saran untuk DU/DI
Kegiatan pratek kerja klinik, di klinik wijaya husada sudah sangat
baik dan saya sangat terarah telah lebih diberi kesempatan belajar
begitu besar. Alangkah baiknya jika hal seperti ini tetap
dipertahankan untuk kegiatan pratek kerja klinik selanjutnya.
b. Saran untuk sekolah
Alangkah baiknya bila pelaksanaan praktek kerja klinik dapat
dilakukan dengan persiapan yang lebih matang dengan
bimbingan yang lebih lama. Dan juga alangkah lebih baikya jika
pelaksanaan praktik kerja klinik dilaksanakan lebih lama agar
saya sebagai peserta praktik kerja klinik dapat memahami dan
mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.
c. Saran untuk peserta didik
Sebaiknya, kita sebagai peserta didik, lebih dapat melaksanakan
praktek kerja klinik dengan baik dan menggali ilmu sebanyak –
banyaknya pada saat ditempat praktik kerja klinik , lebih aktif dan
jangan malu untuk bertanya dan lebih cekatan dalam
melaksanakan tugas.