PARKINSON
Oleh
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
20/100.000
dan
prevalensinya
100-160/100.000.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan
suatu penyakit neurodegeneratif/ sindrom karena gangguan pada ganglia basalis
akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke
globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).6
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif
sistem
ekstrapiramidal
Parkinsonism
yang
yang
secara
merupakan
patologis
ditandai
bagian
oleh
dari
adanya
(SNC)
yang
disertai
adanya
inklusi
sitoplasmik
2.3 Etiologi
Usia
Peran penuaan yang mungkin dalam patogenesis parkinson adalah
sering terjadi pada usia pertengahan-akhir dan prevalensi semakin
meningkat seiring bertambahnya usia. Namun, sampai sekarang masih
belum jelas peran yang tepat dari penuaan sehingga bermain
dipatogenesis.9
Faktor lingkungan
Tahun
1983
ditemukan
kalau
N-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-
terhadap parkinson.9
Genetik
Selama bertahun-tahun, faktor genetik dianggap tidak mungkin untuk
memainkan peran penting dalam patogenesis parkinson. Namun, dalam
penelitian baru-baru ini mutasi telah diidentifikasi spesifik penyebab
parkinson, sehingga memungkinkan untuk pertama kalinya untuk mulai
menjelajahi patogenesis pada tingkat molekuler.9
2.4 Klasifikasi
Parkinson dapat dibagi atas 3 bagian besar :4
1. Primer atau paralisis agitans
bagian ini berakibat perlambatan. NST merupakan rem sehingga kerusakan pada
bagian ini berakibat pergerakan yang berlebihan.11
Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika
otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-sel
saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan tersebut dan
melaporkan getaran internal yang tidak berhubungan dengan tremor yang bisa
dilihat.13
Rigiditas
Rigiditas ditandai dengan peningkatan tahanan, biasanya dinamakan dengan
penomena cog-wheel, sepanjang pergerakan pasif dari anggota gerak (flexy,
ekstensi,
ataupun
rotasi
dari
sendi).
Ini
biasanya
terjadi
pada
proksimal( seperti, leher, bahu, dan pinggul) dibagian distal terjadi (seperti di
pergelangan tangan dan pergelangan kaki). 2
Bradikinesia
Bradikinesia mengarah pada perlambatan dalam bergerak dan kebanyakan
merupakan gejala pada penyakit Parkinson, walaupun ini mungkin juga
terlihat pada gangguan lainnya, seperti depresi. Bradikinesia terjadi karena
adanya gangguan pada basal ganglia, dan ini kesulitan encompasses dengan
perencanaan, inisiatif, bergerak serta melakukan tugas yang simultan dan
berkelanjutan. Manifestasi awal yang sering adalah perlambatan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari dan perlambatan gerakan dalam bereaksi. Ini
juga termasuk kesulitan dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan
kontrol motorik ( seperti mengacing baju dan menggunakan peralatan).
Manifestasi lain dari bradikinesia adalah hilangnya pergerakan spontan dan
sikap tubuh, drooling karena gangguan menelan, disartria monotonic dan
hipoponik, hilangnya ekspresi wajah (hipomimia) dan menurunnya kedipan
mata, serta ayunan tangan berkurang apabila berjalan.2
Diduga bahwa bradikinesia adalah hasil dari kekacauan aktifitas korteks
motorik normal yang dimediasi dengan berkurangnya fungsi dopaminergic.
Penelitian Neuroimaging fungsinal juga menunjukkan kerusakan dalam
pemasukkan sistem kortikal dan subkortikal yang mengatur parameter
lutut
yang
flexi
dan
sering
berhubungan
dengan
kekakuan.
Disfungsi autonom
Dapat terjadi karena berkurangnya secara progresif sel-sel neuron di ganglia
simpatis. Ini mengakibatkan keringat berlebihan, air ludah berlebihan,
ganguan spingter terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik.10
Demensia
Penderita penyakit parkinson idiopati banyak menunjukkan perubahan status
mental selama perjalanan penyakitnya. Disfungsi visuospasial merupakan
defisit kognitif yang sering dilaporkan pada penyakit parkinson. Degenerasi
jalur dopaminergik, termasuk nigrostriatal, mesokortikal, dan mesolimbik
berpengaruh terhadap gangguan intelektual.10
2.7 Diagnosis
Diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan klinis dengan
ditemukannya gejala motorik utama antara lain tremor pada
waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks
postural. Kriteria diagnosis yang dipakai di Indonesia adalah
kriteria Hughes (1992) :14
Possible : didapatkan 1 dari gejala-gejala utama
Probable : didapatkan 2 dari gejala-gejala utama
Definite : didapatkan 3 dari gejala-gejala utama
menimbulkan
kecacatan,
biasanya
terdapat
stage),
walaupun dibantu.
2.8 Tata laksana
Medika mentosa
Strategi terapi parkinson bertujuan untuk mengembalikan kekurangan
inhibitor atau peningkatan pengiriman levodopa ke otak menggunakan dopadekarboksilase atau katekol-O-methyltransferase (COMT) inhibitor.15
a. Levodopa
Banyak dokter yang menunda pengobatan simptomatis dengan levodopa
sampai memang dibutuhkan. Bila gejala masih ringan, tidak menganggu
sebaiknya levodopa jangan dimulai. Hal ini mengingat bahwa efektifitas berkaitan
dengan lama waktu pemakaiannnya. Bila sudah beberapa bulan atau tahun sering
timbul komplikasi misalnya gejala 0n-off. Mendadak penderita beberapa saat
immobil, gerakan seolah membeku, jadi berhenti. Disamping itu, didapatkan juga
berbagai komplikasi lain apakah gejala sudah mengganggu kegiatan sehari-hari,
kehidupan dirumah, dikantor dan efek psikologis.10
Levodopa melintasi sawar darah otak dan memasuki SSP. Di sini ia
mengalami perubahan enzimatis menjadi dopamin. Dopamin mengambat aktivitas
neuron ganglia basal. Neuron ini juga dipengaruhi oleh aktivitas eksitasi dan
sistem kolinergik. Jadi berkurangnya inhibisi sistem dopaminergic pada
nigrostrtial dapat diatasi oleh meningkatnya jumlah dopamin dan keseimbangan
antara inhibisi dopaminergik dan eksitasi kolinergik dipulihkan. Efek samping :
nausea, muntah, distres abdominal, hipotensi postural, aritmia jantung, diskinesia,
abnormalitas laboratorium.10
Meskipun mekanisme yang tepat tidak diketahui, komplikasi motorik
terkait dengan levodopa, diduga terkait dengan waktu paruh yang relatif singkat
pada formulasi levodopa konvensional (-1.5 jam), yang menyebabkan fluktuasi
kadar levodopa plasma.11
adalah 5 - 35 menit, dengan durasi dari 45 - 100 menit setelah dosis tunggal 10 100 ug/kg.15
Kelemahan
apomorphine
adalah
kebutuhan
untuk
Terapi fisik
Sebagian besar penderita parkinson akan merasakan efek positif dari terapi
fisik. Terapi ini dapat dilakukan dirumah dengan diberikan petunjuk dan latihan
contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit parkinson
merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan
perkembangan atau perburukan penyakit. Misalnya perubahan pada rigiditas,
tremor dan hambatan lainnya.10
BAB III
PENDAHULUAN
1.
2.
3.