Anda di halaman 1dari 5

Senin, 20 September 2010

"Askep Skizofrenia"

A.   Konsep Dasar Skizofrenia


1.      Pengertian
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum
diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial
budaya (Rusdi Maslim, 1997; 46).

2.      Penyebab
a.    Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %,  bagi
saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita
Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 1998;
215 ).

b.    Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu pubertas,
waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat
dibuktikan.

c.    Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung
extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada
penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

d.    Susunan saraf pusat


Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon atau kortek
otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan
postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.

e.    Teori Adolf Meyer :


Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat
ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer
mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi
yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama
kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f.     Teori Sigmund Freud


Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik
ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg
berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk
pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

g.    Eugen Bleuler


Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang
terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan
perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer
(gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala
sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).

h.    Teori lain


Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-macaam sebab
antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah
seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui.

i.      Ringkasan
Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa
faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan
manifest atau faktor pencetus (presipitating factors) seperti penyakit badaniah atau stress
psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap
suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).

3.      Pembagian Skizofrenia


Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama antara lain :
a.    Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi dan
kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi
jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-lahan.

b.    Skizofrenia Hebefrenia


Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau
antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor
seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan
halusinaasi banyak sekali.

c.    Skizofrenia Katatonia


Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh
stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.

d.    Skizofrenia Paranoid


Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan
halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir,
gangguan afek emosi dan kemauan.

e.    Episode Skizofrenia akut


Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia
luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang
khusus baginya.

f.     Skizofrenia Residual


Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-
gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan Skizofrenia.

g.    Skizofrenia Skizo Afektif


Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal
depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi
sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi.

Konsep Dasar Skizofrenia Hebefrenik


Batasan : Salah satu tipe skizofrenia yang mempunyai ciri ;
Inkoherensi yang jelas dan bentuk pikiran yang kacau (disorganized).
Tidak terdapat wamam yang sistemik
Efek yang datar dan tak serasi / ketolol – tololan.

Gejala Klinik
Gambaran utama skizofrenia tipe hebefrenik berupa :
-       Inkoherensi yang jelas
-       Afek datar tak serasi atau ketolol – tololan.
-       Sering disertai tertawa kecil (gigling) atau senyum tak wajar.
-       Waham / halusinasi yang terpecah – pecah isi temanya tidak terorganisasi sebagai suatu
kesadaran, tidak ada waham sistemik yang jelas gambaran penyerta yang sering di jumpai.
-       Menyertai pelangaran (mennerism) berkelakar.
-       Kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrem dari hubungan sosial.
-       Berbagai perilaku tanpa tujuan.

Gambaran klinik ini di mulai dalam usia muda (15-25 th) berlangsung pelan – pelan
menahan tanpa remisi yang berarti peterroasi kepribadian dan sosial terjadi paling hebat di
banding tipe yang lain.
Konsep Dasar Halusinasi
Pengertian
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal
pikiran dan rangsang eksternal (dunia luar) klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata, misalnya : klien menyatakan
mendengar suara. Padahal tidak ada orang yang bicara.

Proses terjadinya halusinasi


Fase pertama
            Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak
dan tidak dapat di selesaikan, klien mulai melamun dan memikirkan hal – hal yang
menyenangkan cara ini hanya menolong sementara.

Fase kedua
            Kecemasan meningkatkan, menurun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai
dirasakan ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu ia tetap dapat
mengontrol.

Fase ketiga.
            Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengotrol klien,
Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

Fase keempat
            Halusinasi berubah menjadi mengancam memerintah dan memarahi klien, klien
menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak berdaya, hilang dan tidak dapat
berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan

Tanda – tanda halusinasi


Menurut diri, tersenyum sendiri duduk terpaku, bicara sendiri memandang satu arah,
menyerang tiba – tiba, arah gelisah.

Jenis halusinasi
a.    Halusinasi dengar
Dengar suatu membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam tetapi tidak ada
sumbernya disekitarnya.

b.    Halusinasi terlihat


Melihat pemandangan, orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada tetapi klien yakin ada.

c.     Halusinasi penciuman


Menyatakan mencium bau bunga kemenyan yang tidak dirasa orang lain dan ada sumber.

d.     Halusinasi kecap


Merasa mengecap sesuatu rasa di mulut tetapi tidak ada.

e.     Halusinasi raba


Merasa ada binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada.
Pengkajian
Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari proses keperawatan tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.
Data yang dikupulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengakajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan
koping yang dimiliki klien (stuart dan Sunden, 1998). Cara pengkajian lain berfokus pada 5
(lima) dimensi : fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Isi pengkajian meliputi :
1.    Identitas klien
2.    Keluhan utama/alasan masuk
3.    Faktor predisposisi
4.    Dimensi fisik / biologis
5.    Dimensi psikososial
6.    Status mental
7.    Kebutuhan persiapan pulang
8.    Mekanisme koping
9.    Masalah psikososial dan lingkungan
10.  Aspek medik
Data yang didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung di sebut data
obyektif, sedangkan data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga melalui
wawancara perawatan disebut data subyektif.
Dari data yang dikumpulkan, perawatan langsung merumuskan masalah keperawatan pada
setiap kelompok data yang terkumpul. Umumnya sejumlah masalah klien saling
berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Fasio, 1983 dan INJF,
1996). Agar penentuan pohon masalah dapat di pahami dengan jelas, penting untuk
diperhatikan yang terdapat pada pohon masalah : Penyebab (kausa), masalah utama (core
problem) dan effect (akibat). Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa
masalah yang dimiliki oleh klien. Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan
masuk atau keluhan utama. Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang
menyebabkan masalah utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang
merupakan efek / akibat dari masalah utama. Pohon masalah ini diharapkan dapat
memudahkan perawat dalam menyusun diagnosa keperawatan

Anda mungkin juga menyukai