Penyebab skizofrenia belum diketahui secara
pasti. Skizofrenia kemungkinan merupakan
suatu kelompok gangguan dengan penyebab
yang berbeda.
Salah satunya adalah model stres – diatesis
yang merupakan integrasi dari faktor – faktor
biologis, psikososial, dan lingkungan.
Walau bagaimanapun, hipotesis
neurotransmiter dopamin telah mempunyai
peranan penting sebagai penyebab
munculnya gejala – gejala skizofrenia.
A. Model Diatesis – Stres
Menurut model diatesis – stres yang
mengintegrasikan faktor biologis,
psikososial, dan lingkungan, seseorang
mungkin memeliki suatu kerentanan spesifik
(diatesis), yang mana ketika dicetuskan oleh
suatu keadaan yang menekan, akan
menimbulkan perkembangan gejala – gejala
Hipotesis Norepinefrin
Meningkatnya level norepinefrin pada penderita
skizofrenik menunjukkan meningkatnya sensitisasi
pada antaran impuls sensorik.
Hipotesis Gamma aninobutyric acid
(GABA)
Menurunnya aktifitas GABA akibat
diturunkannya aktifitas dopamin.
Hipotesis Serotonin.
Metabolisme serotonin menjadi abnormal
pada penderita skizofrenik kronis, dengan
adanya hiperserotoninemia dan
hiposerotoninemia.
Hipotesis Glutamat
Penurunan fungsi reseptor glutamat tipe N-
methyl-D-aspartate (NMDA) menyebabkan
timbulnya simptom-simptom positif dan
negatif, didasarkan atas penelitian efek
psikotogenik dari antagonis NMDA yakni
fensiklidin dan ketamin (ketalar).
C. Teori Neurodevelopmental.
Dibuktikan dengan adanya migrasi neuronal
(DISC-1) yang abnormal pada trimester
kedua pada masa perkembangan janin. Hal
ini mungkin mengarah ke simptom-simptom
skizofrenia
D. Gen yang 1. Disbindin (distroregin binding protein 1)
bereperan 2. BDNF (brain derive neurotropik factor)
terhadap 3. NRG 1 (Neureugulin 1)
skizofrenia 4. DISC-1 (distructive in schizophrenia 1)
Jalur dopamin
yang berhubungan
dengan skizofrenia
Jalur dopamin nigrostriatal, yang
berproyeksi dari substansia nigra menuju
basal ganglia atau striatum, merupakan
bagian dari ekstrapiramidal sistem saraf dan
berfungsi sebagai kontrol motorik dan
pergerakan .
Jalur dopamin mesolimbik, berproyeksi
dari midbrain ventral tegmental area menuju
nucleus accumbens, bagian dari sistem limbik
otak yang mempengaruhi prilaku seperti
sensasi kesenangan, euphoria yang kuat dari
penyalahgunaan obat, delusi dan halusinasi
dari psikosis.
Jalur yang dihubungkan pada dopamin
mesolimbik yaitu jalur dopamin
mesokortikal. Dimana ia berperan dalam
gejala kognitif (dorsolateral prefrontal cortex)
dan mempengaruhi gejala (ventromedial
prefontal cortex) dari skizofrenia
Jalur dopamin yang ke empat adalah jalur
yang sangat menarik, jalur dopamin
tuberoinfundibular, jalur tersebut
berproyeksi dari hipotalamus menuju kelenjar
hipofisis anterior dan mengontrol sekresi dari
prolaktin.
Meskipun belum dikenal secara formal
sebagai bagian dari kriteria diagnostik
skizofrenia, beberapa penelitian membuat sub
kategori dari gejala penyakit ini kedalam 5
GEJALA bagian yaitu:
KLINIS gejala positif, gejala negatif, gejala kognitif,
gejala agresif dan gejala depresi/cemas.
Gejala positif
Waham, halusinasi, distorsi atau berlebihnya
Gejala bahasa dan pembicaraan, ucapan dan perilaku
yang tidak beraturan, perilaku katatonik dan
Skizofrenia agitasi.
Gejala negatif
Afek tumpul, penarikan emosi, rapor yang buruk,
sifat pasif, menarik diri dari kehidupan sosial,
ganguan berfikir abstrak, menurunnya sikap
spontan, fikiran yang stereotipi, alogia, avolisi,
anhedonia, gangguan pemusatan perhatian.
Gejala kognitif
Gangguan kefasihan berbicara, masalah
pembelajaran yang berlanjut (serial learning) dan
gangguan fungsi eksekutif (dalam
mempertahankan perhatian, konsentrasi, prioritas
dan pengelolaan perilaku dasar dan sosial)
Gejala agresif dan bermusuhan.
Terang-terangan menunjukkan sikap bermusuhan,
seperti mengejek atau melukai secara fisik atau
verbal. Termasuk juga perilaku melukai diri sendiri,
seperti membunuh atau membakar atau dengan
benda tajam lainnya. Sikap impulsif seperti sexual
acting out.
Gejala depresi/cemas
Mood depresi, mood cemas, perasaan bersalah,
ketegangan, iritabilitas dan kecemasan.
DIAGNOSIS