Anda di halaman 1dari 45

SKIZOFRENIA

Oleh : Nanda Sari Nuralita


Departemen Psikiatri
FK UMSU
 Defenisi Skizofrenia
Tujuan  Jenis-jenis pembagian skizofrenia
Pembelajan  Penatalaksanaan skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental yang
terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini
menyebabkan penderitanya mengalami
halusinasi, delusi atau waham, kekacauan
SKIZOFRENI berpikir, dan perubahan perilaku.

A Gejala tersebut merupakan gejala dari psikosis,


yaitu kondisi di mana penderitanya kesulitan
membedakan kenyataan dengan pikirannya
sendiri.
 Gangguan berpikir ditandai dengan
kekacauan pada realitas berpikir, biasanya
dijumpai:
Gangguan bentuk pikiran umum (halusinasi,
ilusi, waham)
Gangguan bentuk pikiran khusus
(neologisme, sirkumtansial,dll)
Thought insetion, thoutgt withdrwal, dll
 Gangguan perilaku: dijumpai perilaku
katatonik seperti katapleksi, dll


 Penyebab skizofrenia belum diketahui secara
pasti. Skizofrenia kemungkinan merupakan
suatu kelompok gangguan dengan penyebab
yang berbeda.
 Salah satunya adalah model stres – diatesis
yang merupakan integrasi dari faktor – faktor
biologis, psikososial, dan lingkungan.
 Walau bagaimanapun, hipotesis
neurotransmiter dopamin telah mempunyai
peranan penting sebagai penyebab
munculnya gejala – gejala skizofrenia.
 A. Model Diatesis – Stres
 Menurut model diatesis – stres yang
mengintegrasikan faktor biologis,
psikososial, dan lingkungan, seseorang
mungkin memeliki suatu kerentanan spesifik
(diatesis), yang mana ketika dicetuskan oleh
suatu keadaan yang menekan, akan
menimbulkan perkembangan gejala – gejala

ETIOLOGI skizofrenia. Komponen lingkumgan dapat


berupa biologis atau psikologis. Dasar
biologis dari suatu diatesis dapat terbentuk
oleh pengaruh epigenetik, seperti
penyalahgunaan zat, stres psikologis , dan
trauma.
 Hipotesis dopamin.
Gejala-gejala skizofrenia dapat terjadi akibat
peningkatan aktifitas dopamin limbik (simptom
B. Faktor positif) dan penurunan aktifitas dopamin frontal
Biologik. (simptom negatif).

 Hipotesis Norepinefrin
Meningkatnya level norepinefrin pada penderita
skizofrenik menunjukkan meningkatnya sensitisasi
pada antaran impuls sensorik.
 Hipotesis Gamma aninobutyric acid
(GABA)
Menurunnya aktifitas GABA akibat
diturunkannya aktifitas dopamin.

 Hipotesis Serotonin.
Metabolisme serotonin menjadi abnormal
pada penderita skizofrenik kronis, dengan
adanya hiperserotoninemia dan
hiposerotoninemia.
 Hipotesis Glutamat
 Penurunan fungsi reseptor glutamat tipe N-
methyl-D-aspartate (NMDA) menyebabkan
timbulnya simptom-simptom positif dan
negatif, didasarkan atas penelitian efek
psikotogenik dari antagonis NMDA yakni
fensiklidin dan ketamin (ketalar).
 C. Teori Neurodevelopmental.
 Dibuktikan dengan adanya migrasi neuronal
(DISC-1) yang abnormal pada trimester
kedua pada masa perkembangan janin. Hal
ini mungkin mengarah ke simptom-simptom
skizofrenia
D. Gen yang 1. Disbindin (distroregin binding protein 1)
bereperan 2. BDNF (brain derive neurotropik factor)
terhadap 3. NRG 1 (Neureugulin 1)
skizofrenia 4. DISC-1 (distructive in schizophrenia 1)
Jalur dopamin
yang berhubungan
dengan skizofrenia
 Jalur dopamin nigrostriatal, yang
berproyeksi dari substansia nigra menuju
basal ganglia atau striatum, merupakan
bagian dari ekstrapiramidal sistem saraf dan
berfungsi sebagai kontrol motorik dan
pergerakan .
 Jalur dopamin mesolimbik, berproyeksi
dari midbrain ventral tegmental area menuju
nucleus accumbens, bagian dari sistem limbik
otak yang mempengaruhi prilaku seperti
sensasi kesenangan, euphoria yang kuat dari
penyalahgunaan obat, delusi dan halusinasi
dari psikosis.
 Jalur yang dihubungkan pada dopamin
mesolimbik yaitu jalur dopamin
mesokortikal. Dimana ia berperan dalam
gejala kognitif (dorsolateral prefrontal cortex)
dan mempengaruhi gejala (ventromedial
prefontal cortex) dari skizofrenia
 Jalur dopamin yang ke empat adalah jalur
yang sangat menarik, jalur dopamin
tuberoinfundibular, jalur tersebut
berproyeksi dari hipotalamus menuju kelenjar
hipofisis anterior dan mengontrol sekresi dari
prolaktin.
 Meskipun belum dikenal secara formal
sebagai bagian dari kriteria diagnostik
skizofrenia, beberapa penelitian membuat sub
kategori dari gejala penyakit ini kedalam 5
GEJALA bagian yaitu:
KLINIS gejala positif, gejala negatif, gejala kognitif,
gejala agresif dan gejala depresi/cemas.
 Gejala positif
Waham, halusinasi, distorsi atau berlebihnya
Gejala bahasa dan pembicaraan, ucapan dan perilaku
yang tidak beraturan, perilaku katatonik dan
Skizofrenia agitasi.
 Gejala negatif
Afek tumpul, penarikan emosi, rapor yang buruk,
sifat pasif, menarik diri dari kehidupan sosial,
ganguan berfikir abstrak, menurunnya sikap
spontan, fikiran yang stereotipi, alogia, avolisi,
anhedonia, gangguan pemusatan perhatian.

 Gejala kognitif
Gangguan kefasihan berbicara, masalah
pembelajaran yang berlanjut (serial learning) dan
gangguan fungsi eksekutif (dalam
mempertahankan perhatian, konsentrasi, prioritas
dan pengelolaan perilaku dasar dan sosial)
 Gejala agresif dan bermusuhan.
Terang-terangan menunjukkan sikap bermusuhan,
seperti mengejek atau melukai secara fisik atau
verbal. Termasuk juga perilaku melukai diri sendiri,
seperti membunuh atau membakar atau dengan
benda tajam lainnya. Sikap impulsif seperti sexual
acting out.

 Gejala depresi/cemas
Mood depresi, mood cemas, perasaan bersalah,
ketegangan, iritabilitas dan kecemasan.
DIAGNOSIS

 Dua (atau lebih) berikut, masing-masing


Kriteria diagnosis ditemukan oleh bagian waktu yang bermakna
untuk skizofrenia selama periode satu bulan :

berdasarkan DSM-IV- Waham


TR adalah sebagai Halusinasi
berikut: Bicara terdisorganisasi (misalnya sering
menyimpang atau inkoheren)
Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang
jelas
Gejala negatif : yaitu pendataran afek, alogia,
atau tidak ada kemauan (avolition)
Disfungsi sosial atau pekerjaan
Gangguan Skizofrenia Berdasarkan DSM 5
 Sedikitnya satu gejala yang jelas (biasanya
dua atau lebih bila gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas) :
PEDOMAN
DIAGNOSTIK
a) -”thought echo” = isi pikiran dirinya
sendiri yang berulang dalam kepalanya
-”thought insertion or withdrawal” = isi
Berdasarkan PPDGJ III
pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi
pikiranya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal)
-”thought broadcasting” = isi pikiranya
tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya
b)-”delusion of control” = waham
tentang dirinya dikendalikan oleh
sesuatu kekuatan tertentu dari luar
-”delusion of influence” = waham
tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar
-”delusion of passivity” = waham
tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari
luar
(tentang “dirinya” = secara jelas
merujuk kepergerakan
tubuh/anggota gerak atau kepikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus)
-”delusional perception” = pengalaman
indrawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasanya bersifat mistik atau
mukjizat
c) Halusinasi auditorik:
 Suara halusinasi yang berkomentar terus
menerus terhadap perilaku pasien
 Mendiskusikan perhal pasien
 Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
salah satu bagian tubuh
d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang
menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil
 Halusinasi menetap dari panca
indera apa saja
 Arus pikiran yang terputus
(break), sisipan (interpolution),
sehingga timbul inkoherensi
Atau paling sedikit atau neologisme
dua gejala dibawah  Perilaku katatonik, keadaan
ini yang harus selalu gaduh gelisah (excitement),
ada, secara jelas: sikap tubuh tertentu (posturing
fleksibilitas serea),
negativisme, mutisme, dan
stupor
 Gejala negatif : apatis, jarang
bicara, respon emosi tumpul,
penarikan diri dari sosial
 gejala khas tersebut telah berlangsung
selama satu bulan atau lebih

 harus ada perubahan bermakna yang


bermanifestasi:
Cont... - hilang minat
- hidup tak bertujuan
- sikap larut dalam diri sendiri
- penarikan diri secara sosial
 Skizofrenia Paranoid
 Skizofrenia Katatonik
Klasifikasi  Skizofrenia Herbefrenik
Skizofrenia :  Skizofrenia Residual
 Depresi Pasca Skizofrenia
 Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia
Skizofrenia  Dijumpai suara-suara halusinasi yang
Paranoid (DSM mengancam pasien, memberi perintah, dll

IV)  Dijumpai waham paranoid atau waham


kontrol
 Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia
 Sebagai Tambahan :
 Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
 Suara2 halusinasi yang mengancam pasien
Skizofrenia atau memberi perintah,....
 Halusinasi pembauan atau pengecapan
Paranoid rasa,...
(PPDGJ III)  Waham dapat berupa hampir setiap jenis,...
 Ganguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata atau tidak menonjol
 Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia

Skizofrenia  Dijumpai gejala tambahan seperti : mutisme,

Katatonik gaduh gelisah, menampilkan posisi tubuh


tertentu, atau perilaku katatonik lainnya
(rigiditas, waxy flexibility, negativisme)
 Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia
 Biasanya dijumpai pada usia 15-25 tahun
Skizofrenia  Dijumpai prilaku yang tidak bertanggung
Herbefrenik jawab atau kekanak-kanakan
 Proses pikir sering mengalami disorganisasi
dan pembicaraan tak menentu
Kepribadian premorbid (pemalu
dan senang menyendiri)
Dilakukan pengamatan selama 2
atau3 bulan untuk memastikan
gambaran khas yaitu
tidak bertanggung jawab,afek
dangkal,sering cekikikan atau
merasa puas diri, tertawa
menyeringai,mengibuli secara
bersenda gurau,inkoheren
Ganguan afektif dan dorongan
kehendak, serta gangguan proses
pikir umumnya menonjol
 Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia di masa lampau tetapi gejala
tersebut sudah mulai menurun disaat ini
Skizofrenia  Dijumpai gejala negatif yang menonjol
Residual  Sudah melampaui kurun waktu 1 tahun
 Pasien telah mengalami gangguan skizofrenia
sedikitnya dalam masa 12 bulan.
Depresi Pasca  Gejala-gejala depresif sangat menonjol dan
Skizofrenia menggangu, dan memenuhi kriteria episode
depresif paling sedikit 2 minggu
PENATALAKS  Hospitalisasi
 Farmakoterapi
ANAAN
 Obat – obat yang digunakan sebagai anti
psikotik dapat mengurangi gejala psikotik
dan mengurangi angka kejadian relaps.
 Hampir 70% pasien yang diterapi dengan
beberapa antipsikotik mencapai remisi.
Berbagai macam obat yang dipakai untuk
mengobati skizofrenia tapi keseluruhannya
bekerja sebagai antagonist post – sinaps
Farmakoterapi dopamin reseptor di otak.
 Antipsikotik dapat dibagi dalam dua
kelompok , yaitu : antipsikotik konvensional,
sering disebut juga sebagai antipsikotik
generasi pertama atau dopamin reseptor
antagonis. Dan antipsikotik baru disebut
antipsikotik generasi ke dua atau Serotonin
Dopamine Antagonists (SDAs)
 Antipsikotik dapat dibagi dalam dua
kelompok , yaitu : antipsikotik konvesional,
sering disebut juga sebagai antipsikotik
generasi pertama atau dopamin reseptor
antagonis , efektif pada simtom positif,
contohnya : haloperidol dan clorpromazin.
 Dan antipsikotik baru disebut antipsikotik
generasi ke dua atau Serotonin Dopamine
Antagonists (SDAs), efektif pada simtom
positif dan negatif, contohnya : risperidon,
quetiapin, clozapin, dan aripripazol.
 Prognosis Baik
Prognosis  Prognosis Buruk
 Onset lambat
 Faktor pencetus yang jelas
 Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang baik
 Gejala gangguan mood (terutama gangguan
Prognosis Baik depresif)
 Menikah
 Riwayat keluarga gangguan mood
 Sistem pendukung yang baik
 Gejala positif
 Onset muda
 Tidak ada faktor pencetus
 Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang buruk
 Perilaku menarik diri, autistik
 Tidak menikah, bercerai atau janda / duda
Prognosis  Riwayat keluarga skizofrenia
Buruk  Sistem pendukung yang buruk
 Gejala negatif
 Tanda dan gejala neurologist
 Banyak relaps
 Terapi dibagi atas 3 fase :
 1. Fase akut : 4-8 minggu
 2. Fase stabilisasi : paling sedikit 6
bulan
 3. Fase stabil
 serangan I : 6 bulan-2
tahun
 serangan II : 2 tahun-5
tahun
 serangan III : seumur
hidup
 Haloperidol : 1,5 mg 3x1  EPS 
Triheksipenidil (THP)
Dosis AWAl  Risperidon : 2mg 2x1/2  Sindroma
Metabolik
 Sadock BJ, Sadock VA, editors. (2009).
Kaplan & Sadock comprehensive textbook of
psychiatry. 9thed,vol I. Philadelphia:
Lippincot Williams & Wilkins.
 Departemen kesehatan Republik Indonesia..
Daftar Rujukan (2014). Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Ganguan Jiwa di Indonesia III
(PPDGJ III). Jakarta.
 Buku Ajar Psikiatri..(2010). Jakarta : Badan
Penerbit FK UI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai