Anda di halaman 1dari 58

F2

Skizofrenia, Gangguan skizotipal,


Gangguan Waham, dan Psikofarmaka

Pembimbing : dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ

Aimee Josephine
Clarissa Moira
Elfira Wonda
Erick Evander
Evanee
Fadhila Rachma Khairana
F2 Skizofrenia

Sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Ditandai oleh
Kesadaran yang jernih (clear consciousness)
➢ Penyimpangan yang fundamental dan kemampuan intelektual biasanya tetap
& karakteristik dari pikiran & terpelihara, walau kemunduran kognitif dapat
persepsi berkembang kemudian
➢ Afek yang tidak wajar atau
tumpul
Pedoman Diagnostik (F2.Skizofrenia)
● Sedikitnya ada 1 gejala berikut yang sangat jelas, ( 2 gejala atau lebih bila gejala kurang
jelas)
B.
- Delusion of Control → Waham tentang dirinya
A. dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
atau
- Thought echo → isi pikiran dirinya sendiri
- Delusion of Influence → Waham tentang dirinya
yang berulang atau bergema dalam dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar;
kepalanya atau
- Thought Insertion / withdrawal → Isi - Delusion of Passivity → Waham tentang dirinya
pikiran yang asik dari luar masuk kedalam tidak berdaya dan pasrah thdp suatu kekuatan dari
pikirannya (insertion)/diambil keluar oleh luar;
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) (ttg dirinya = secara jelas merujuk ke pergerakan
- Thought Broadcasting → pikirannya tersiar tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan, atau
keluar hingga orang lain mengetahuinya penginderaan khusus)
- Delusional Perception → Pengalaman inderawi
yang tak wajar, bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasanya bersifat mistik/mukjizat
Pedoman Diagnostik (Skizofrenia)

C. Halusinasi Auditorik
D. Waham-waham menetap jenis lainnya yg
- Suara halusinasi yang berkomentar secara
menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
terus menerus terhadap perilaku pasien,
dan mustahil. Contoh:
atau
- Keyakinan agama / politik tertentu
- Mendiskusikan perihal pasien diantara
- Kekuatan dan kemampuan diatas manusia
mereka sendiri (diantara berbagai suara
biasa (mengendalikan cuaca dll)
yang berbicara) atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
salah satu bagian tubuh
Pedoman Diagnostik (Skizofrenia)
● Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas

E. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja.


F. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (Interpolation), → Inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan / neologisme
G. Perilaku Katatonik
H. Gejala2 “negatif” seperti
- Sikap sangat apatis
- Bicara yang jarang
- Respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, yang biasanya mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
Pedoman Diagnostik (Skizofrenia)

● Adanya gejala2 khas tersebut diatas telah berlangsung selama satu bulan/lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
● Harus ada suatu perubahan yang konsisten & bermakna dalam mutu keseluruhan
dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai;
➢ Hilangnya minat
➢ Hidup tak bertujuan
➢ Tidak berbuat sesuatu
➢ Sikap larut dalam diri sendiri (Self absorbed attitude)
➢ Penarikan diri secara sosial
Perjalanan gangguan skizofrenik diklasifikasikan
menggunakan kode 5 karakter

F20.x0 Berkelanjutan
F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
F20.x3 Episodik berulang
F20.x4 Remisi tak sempurna
F20.x5 Remisi sempurna
F20.x8 Lainnya
F20.x9 Periode pengamatan kurang dari satu tahun
F20 Skizofrenia

F20.0 Skizofrenia Paranoid


● Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
● Sebagai tambahan:

-Halusinasi dan/ atau waham harus menonjol;

A. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk
verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
B. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi
visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
C. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion
of influence), atau “passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah
yang paling khas;

-Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta katatonik secara relatif tidak nyata/
menonjol.
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


- Dapat ditegakkan pada usia remaja dan dewasa muda (15 - 25 tahun)
- Kepribadian premorbid khas : pemalu and menyendiri (solitary)
- Diperlukan pengamatan berlanjut selama 2-3 bulan untuk menentukan gejala yang khas
- perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan
- perilaku hampa tujuan dan perasaan
- afek dangkal dan tidak wajar disertai dengan cekikikan (giggling), senyum sendiri,
sikap yang angkuh, tertawa menyeringai
- Yang menonjol adalah gangguan afek, dorongan kehendak dan proses berpikir
F20.2 Skizofrenia Katatonik

- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


- Terdapat satu atau lebih dari gejala berikut yang mendominasi:
- stupor dan rigiditas
- gelisah
- berpose (mengambil dan mempertahankan sikap tubuh tertentu yang tidak wajar)
- negativisme (bergerak ke arah yang berlawan dari instruksi)
- command automatism (ketaatan secara otomatis terhadap perintah)
- Pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi dari gangguan katatonik, diagnosisnya
harus ditunda sampai menemukan bukti yang memadai
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)

- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia


- Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia paranoid, hebefrenik, katatonik, residual, atau
depresi pasca - skizofrenia
F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia

- Pasien telah menderita penyakit skizofrenia yang memenuhi kriteria umum skizofrenia
selama 12 bulan terakhir
- Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada
- Gejala depresif menonjol dan mengganggu, dan memenuhi sedikitnya kriteria untuk suatu
episode depresif (F32.-) dan telah ada dalam kurun waktu sedikitnya 2 minggu.
- Apabila pasien tidak menunjukan gejala skizofrenia maka diagnosisnya episode depresif
(F32.-)
- Bila gejala skizofrenia jelas dan menonjol maka diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe
skizofrenia yang sesuai (F20.0 , F20.1 , F20.2 , F20.3)
F20.5 Skizofrenia Residual

- Gejala negatif skizofrenia yang menonjol seperti aktivitas menurun, afek yang menumpul,
sikap pasif, ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan dan
komunikasi non verbal buruk)
- Riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria
diagnostik untuk skizofrenia
- Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang dan telah timbul
sindrom negatif skizofrenia
- Tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis atau
institusionalisasi yang dapat menjelaskan hendaya negatif
F20.6 Skizofrenia Simpleks

- Diagnosis sulit dibuat karena tergantung pada pemastian perkembangan yang berjalan
perlahan dan progresif dari gejala negatif yang khas dari skizofrenia residual (F20.5) tanpa
didahului riwayat halusinasi, waham atau manifestasi lain dari episode psikotik
- Perubahan perilaku perorangan yang bermakna seperti kehilangan minat yang mencolok
kemalasan, dan penarikan diri secara sosial
F20.8 Skizofrenia
F20.9 Skizofrenia YTT
lainnya
F21 Gangguan Skizotipal

Pendoman Diagnostik
- Rubrik diagnostic ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena tidak dibatasi secara tegas dengan
skizofrenia simpleks atau dengan gangguan kepribadian schizoid atau paranoid.
- Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas berikut ini harus sudah ada, secara terus
menerus atau episodic sedikitnya untuk 2 tahun lamanya :
○ afek yang tidak wajar atau yang menyempit / konstriktif (individu tampak dingin dan acuh tak acuh)
○ perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
○ hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri dari
pergaulan sosial
○ kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magic, yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi norma-
norma budaya setempat
○ kecurigaan atau ide-ide paranoid;
○ pikiran obsesif berulang-ulang yang tak terkendali, seiring dengan isi yang bersifat “dysmorphophobia”
(keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak normal / buruk dan tidak terlihat secara objektif oleh orang
lain), seksual dan agresif
F21 Gangguan Skizotipal

Pendoman Diagnostik

○ persepsi-persepsi panca indera yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh (somatosensorik)
atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi
○ pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar (circumstantial), penuh kiasan
(metaphorical), sangat terinci dan ruwet (over elaborate) atau stereotipik, yang bermanifestasi
dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas dan nyata
○ sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi,
halusinasi auditorik atau lainnya yang bertubi-tubi, dan gagasan yang mirip waham,
biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar

- Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium apapun
- Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota keluarga terdekat memberikan bobot
tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan suatu prasyarat
F22 Gangguan Waham Menetap

➢ Kelompok ini meliputi serangkaian


gangguan dengan waham-waham yang ➢ Pentingnya faktor genetik, ciri-ciri
berlangsung lama, sebagai satu-satunya kepribadian dan situasi kehidupan
gejala klinis yang khas atau yang paling dalam pembentukan gangguan
mencolok dan tidak dapat digolongkan kelompok ini pasti dan mungkin
sebagai gangguan mental organik, bervariasi.
skizofrenik, atau gangguan afektif.
F22.0 Gangguan Waham

Pedoman Diagnostik

●Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala


yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun
sebagai suatu sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan
lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya
setempat.
●Gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/”full-
blown” (F32.-) mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa
waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan
afektif itu
F22.0 Gangguan Waham

Pedoman Diagnostik

●Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak


●Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang
saja ada dan bersifat sementara
●Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar
pikiran, penumpulan afek, dsb)
F22.0 Gangguan Waham

Diagnosis banding :

● Gangguan kepribadian paranoid


● Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham
● Skizofrenia paranoid
F22.8 Gangguan Waham Menetap Lainnya

➢ Kategori sisa untuk gangguan-gangguan waham menetap yang tidak


memenuhi kriteria untuk gangguan waham (F22.0)
➢ Gangguan waham yang berlangsung kurang dari 3 bulan lamanya, tidak
memenuhi kriteria skizofrenia harus dimasukkan dalam kode F23.-
(gangguan psikotik akut dan sementara), walaupun untuk sementara.

F22.9 Gangguan Waham Menetap YTT


F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

Pendoman Diagnostik

Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan (b) adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik’=
urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama beraneka ragam dan berubah cepat, atau skizofrenia-
terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang like =gejala skizofrenik yang khas);
dipakai ialah :
(c) adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu
ada, sehingga dispesifikasi dengan karakter ke-5; .x0 =
(a) onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau tanpa penyerta stress akut; .x1= dengan penyerta
kurang = jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi stress akut). Kesulitan atau problem yang
nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk sumber stress dalam konteks ini;
periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas)
sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok; (d) tanpa diketahui berapa lama gangguan akan
berlangsung.
F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara

Pendoman Diagnostik

➢ Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria episode manik (F30.-) atau episode
depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala- gejala afektif individual dapat menonjol
dari waktu ke waktu.

➢ Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. Tidak merupakan
intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
F23.0 F23.1

Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan
Gejala Skizofrenia Gejala Skizofrenia

Pedoman Diagnostik Pedoman Diagnostik

Untuk diagnostik pasti harus memenuhi :


(a) onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik ➢ Memenuhi criteria (a),(b) dan (c) di atas yang khas
sampai keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 untuk gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0);
minggu atau kurang);
(b) harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang ➢ Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari diagnosis skizofrenia (F20.-) yang harus sudah ada
atau dalam hari yang sama ; untuk sebagian besar waktu sejak munculnya
gambaran klinis psikotik itu secara jelas;
(c) harus ada keadaan emosional yang sama
➢ Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk
beraneka ragamnya;
lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah
(d) walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak
menjadi skizofrenia (F20.-)
satupun dari gejala-gejala itu ada secara cukup konsisten
dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atau
episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-).
F23.2 F23.3

Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Gangguan Psikotik Akut lainnya dengan


(Skizofrenia-like) Akut Predominan Waham

Pedoman Diagnostik Pedoman Diagnostik

Untuk diagnosis pasti harus memenuhi : ➢ Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
a) onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau
(a) onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau
kurang dari keadaan non psikotik sampai jelas psikotik);
kurang, dari suatu keadaan non-psikotik menjadi
keadaan yang jelas psikotik); b) waham dan halusinasi harus sudah ada dalam
(b) gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya keadaan
skizofrenia (F20.-) harus sudah ada untuk sebagian psikotik yang jelas; dan
besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis c) baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk
yang jelas psikotik; gangguan psikotik polimorfik akut (F23.-) tidak
terpenuhi
(c) criteria untuk psikotik polimorfik akut tidak
terpenuhi. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap
➢ Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan
untuk kurun waktu lebih dari dari 1 bulan lamanya, lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi
maka diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia Gangguan Waham Menetap (F22.-). Apabila hanya
(F20.-) halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3 bulan
lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi Gangguan
➢ Psikotik Non Organik Lainnya (F28).
F23.8 F23.9

Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Gangguan Psikotik Akut YTT


Lainnya

Pendoman Diagnostik

Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat


diklasifikasi ke dalam kategori manapun dalam
F23.
F24 Gangguan Waham Induksi

Pendoman Diagnostik

➢ Diagnosis gangguan waham karena induksi harus dibuat hanya jika:


a. dua orang atau lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama, dan saling mendukung
dalam keyakinan waham itu;
b. mereka mempunyai hubungan dekat yang tak lazim dalam bentuk seperti diuraikan diatas;
c. ada bukti dalam kaitan waktu atau konteks lainnya bahwa waham tersebut diinduksi pada
anggota yang pasif dari suatu pasangan atau kelompok melalui kontak dengan anggota yang aktif
(hanya satu orang anggota aktif yang menderita gangguan psikotik yang sesungguhnya, waham
diinduksi pada anggota pasif, dan biasanya waham tersebut menghilang bila mereka dipisahkan)

➢ Jika ada alasan untuk percaya bahwa dua orang yang tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik
yang terpisah maka tidak satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini, walaupun
beberapa diantara waham-waham itu diyakini bersama.
F25 Gangguan Skizoafektif

Pendoman Diagnostik

➢ Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat


apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia
➢ Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan
dan gangguan afektif sama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau gejala depresif setelah mengalami suatu
dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4
dalam satu episode penyakit yang sama, dan (Depresi Pasca-skizofrenia). Beberapa pasien
bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode dapat mengalami episode skizoafektif berulang,
penyakit tidak memenuhi kriteria baik baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif
skizofrenia maupun episode manik atau (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2).
depresif. Pasien lain mengalami satu atau dua episode
➢ Tidak dapat digunakan untuk pasien yang skizoafektif terselip di antara episode manik atau
depresif (F30-F33).
menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan
afektif tetapi dalam episode penyakit yang
berbeda.
F25.0 F25.1

Gangguan Skizoafektif Tipe Manik Gangguan Skizoafektif Tipe Depresif

Pedoman Diagnostik Pedoman Diagnostik

➢ Kategori ini digunakan baik untuk episode ➢ Kategori ini harus dipakai baik untuk episode
skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk
untuk gangguan berulang dengan sebagian gangguan berulang dimana sebagian besar
besar episode skizoafektif tipe manik. episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
➢ Afek harus meningkat secara menonjol atau ➢ Afek Depresif harus menonjol, disertai oleh
ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol sedikitnya dua gejala khas, baik depresif
dikombinasi dengan iritabilitas atau maupun kelainan perilaku terkait seperti
kegelisahan yang memuncak. tercantum dalam uraian untuk episode depresif
➢ Dalam episode yang sama harus jelas ada (F32);
sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, ➢ Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas
gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ada satu, dan sebaiknya ada dua, gejala khas
ditetapkan untuk skizofrenia, F20.- pedoman skizofrenia (sebagaimana ditetapkan dalam
diagnostik (a) sampai dengan (d)). pedoman diagnostik skizofrenia, F20.-, (a)
sampai (d)).
F25.2 F25.8

Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran Gangguan Skizoafektif Tipe Lainnya

F25.9
Pendoman Diagnostik
Gangguan Skizoafektif Tipe YTT
Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20.-)
berada secara bersama-sama dengan gejala-gejala
afektif bipolar campuran (F31.6).
F28 F29

Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya Gangguan Psikotik Non-Organik YTT

Pendoman Diagnostik

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria untuk


skizofrenia (F20.-) atau untuk gangguan afektif yang
bertipe psikotik (F30-F39), dan gangguan-gangguan
psikotik yang tidak memenuhi kriteria gejala untuk
gangguan waham menetap (F22).
Psikofarmaka
Psikofarmaka

Study mengenai penggunaan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gangguan


jiwa yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat dan mempunyai efek utama
terhadap aktivitas mental dan perilaku.

Klasifikasi psikofarmaka

- Antipsychotic
- Anxiolytic/ Hypnotic Agents
- Antidepressant
- Mood stabilizer
- Psychostimulants
Antipsychotic
neuroleptic/ major tranquilizer

First Generation Second Generation


(typical antipsychotic) (atypical antipsychotic)

Dopamine receptor antagonist (DRA) Serotonin-dopamine antagonist


Antipsychotic
Indikasi Antipsikotik Kontraindikasi Antipsikotik

- Skizofrenia dan gangguan skizoafektif - Penggunaan obat antikolinergik


- Acute mania - Riwayat kejang
- Delusional Disorder - Riwayat alergi
- Major Depressive Disorder with psychotic feature - Hamil trimester pertama
- Tourette disorder - Ibu menyusui
- Borderline personality disorder - Riwayat tardive dyskinesia
- Substance-induced psychotic disorder - Penggunaan obat SSP (barbiturat, benzodiazepine,
- Demensia dan delirium opioid)
Anxiolytic,
Sedative &
Hypnotic Termasuk :

- Benzodiazepine
- Barbiturate
- Non-benzodiazepine

Mengurangi kegelisahan dan rasa


takut serta memberikan
ketenangan
Benzodiazepine

Meningkatkan efek inhibitory GABA sehingga channel klorida terbuka dan ion Cl bisa masuk yang
menyebabkan hiperpolarisasi/kurang depolarisasi -> efek sedasi (ansietas berkurang, rasa
mengantuk) dan anti-konvulsif
Benzodiazepine

Long acting: 1-3 days Intermediate- acting: 10-20 Short- acting: 3-8 hours
hours
o Clorazepate
o Oxazepam
o Alprazolam
o Chlordiazepoxide
o Triazolam
o Diazepam o Estazolam

o Flurazepam o Lorazepam

o Quazepam o Temazepam
Benzodiazepine

Antidote
Indikasi Efek Samping

- Terapi lini pertama untuk - Mengantuk - Flumazenil


alcohol withdrawal, - Sedasi
seizures, Status Epilepticus - Menurunkan kewaspadaan
- Terapi jangka pendek → - Kehilangan
ansietas dan insomnia
konsentrasi/koordinasi
- Menurunkan libido
Barbiturate

- Anxiolytic, sedative, hypnotic


- Meningkatkan kerja GABA
- CNS depressant
- Meningkatkan durasi pembukaan ion channel
- Biasa digunakan untuk general anesthesia, epilepsy, dan acute cluster
headache
Barbiturate

Contoh obat: Efek samping:


- anticonvulsant (phenobarbital) - rasa kantuk
- anestesi (thiopental) - Sedasi
- hipnotics (pentobarbital) - menurunkan kewaspadaan
- kehilangan koordinasi/konsentrasi
- menurunkan libido
Non-benzodiazepine

- Mengikat kepala unit alpha 1 receptor -> Meningkatkan kerja GABA


- Efek sedatif yang lebih dari obat benzodiazepine dan barbiturate
- Biasa digunakan untuk pengobatan insomnia
- Disebut “Z” drugs -> zolpidem, zopiclone, zaleplon

Efek Samping Kecanduan dan Withdrawal

- Daytime sleepiness - Bisa menyebabkan kecanduan bila


- rebound insomnia digunakan lebih dari 4 minggu
- sakit kepala
- Kebingungan - Gejala withdrawal = kecemasan, rebound
- gangguan tidur insomnia, sakit kepala, nyeri otot
- gangguan pengecap
- gangguan gastrointestinal
Antidepressant

Membantu mengurangi gejala depresi

Secara umum dibagi menjadi 5:

1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)


2. Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOIs)
3. Tricyclic/ Tetracyclic Antidepressants (TCAs)
4. Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)
5. Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitors (NDRIs)
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
● SSRI bekerja dengan memblok kanal transporter serotonin (SERT) sel
presinaptik → menumpuknya serotonin di celah sinaptik dan dapat dapat
meningkatkan stimulasi reseptor
SSRI

Contoh Obat: Efek samping:

● Sindrom Serotonin : Agitasi,


● Citalopram
kebingungan, tremor,
● Escitalopram takikardia
● Fluoxentine ● Diare atau konstipasi
● Paroxentine ● Mual, muntah
● Sertraline ● Pandangan menjadi kabur
● Insomnia
● Sakit kepala
● Disfungsi seksual
Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOIs)
Non-Selective Indikasi:
-Inhibits Monoamine Oxidase A ● Major Depressive Disorder
-Inhibits Monoamine Oxidase B ● Parkinson Disease

Efek: Meningkatnya serotonin, norepinephrine


dan dopamine Efek samping:
● Krisis hipertensi
Contoh: Isocarboxazid, Phenelzine, ● Sindrom serotonin
Tranylcypromine ● Black box warning (pemikiran
bunuh diri pada anak-anak, remaja
dan dewasa muda)
Selective
-Only inhibits Monoamine Oxidase B

Efek: Meningkatnya Dopamine


Digunakan untuk mengobati Parkinson Disease

Contoh: Selegiline, Rasagiline


Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitors (NDRIs)

● Block Norepinephrine and Dopamine reuptake


● Diberikan pada : MDD (Major Depressive Disorder) , SAD (Seasonal Affective Disorder), Smoking
cessation
● Efek obat → 2-4 minggu
● Contoh obat : Bupropion, Amineptine, Difemetorex, Diphenylprolinol, Methylphenidate
● Efek samping :
○ Insomnia
○ Anxietas
○ Agitasi
○ Sakit kepala
○ Tinnitus
○ Berkeringat
○ Abdominal pain
Tricyclic Compound (TCAs) & Tetracyclic Compound (TeCAs)

● Blok Norepinephrine dan Serotonin reuptake, tetapi lebih bekerja di muscarinic pada Alpha-1
adrenergic & histamine (H1 receptor)
● Contoh obat → Amitriptyline, doxepin, imipramine, trimipramine, nortriptyline, desipramine
● Efek samping :
○ Meningkatkan pikiran ingin bunuh diri (<25 tahun)
○ Menunjukkan episode manik pada pasien yang belum di diagnosis bipolar
○ Meningkatkan risiko kardiovaskular
○ Meningkatkan risiko kejang
○ Menyebabkan serangan glaukoma sudut tertutup
Serotonin & Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)

● Blok Serotonin & Norepinephrine reuptake


● Digunakan pada → MDD, Anxiety, Bipolar
● Efek obat; 1-2 minggu dan efek secara max. 6-8 minggu
● Contoh obat : Duloxetine, Desvenlafaxine, Milnacipran, Venlafaxine
● Efek samping;
○ Meningkatkan pikiran bunuh diri (<25 tahun)
○ Sindrom serotonin
○ Hiponatremia
○ Drowsiness
○ Kontrol gula darah yang buruk
Mood Stabilizer
Obat yang digunakan untuk mengurangi perubahan suasana hati
dan pada penderita gangguan bipolar

Klasifikasi:
1. Lithium Carbonate
2. Antiepileptics
3. Atypical antipsychotics
4. Benzodiazepines
Garam Lithium

● Cara kerja sendiri belum jelas, akan tetapi telah dihipotesiskan 3 cara kerja lithium
○ Inhibisi pengeluaran norepinephrine dan dopamin
○ Meningkatkan produksi dari serotonin
○ Merubah transport ion Na-K di neuron dan di set otot
● Indikasi utama pemakaian Lithium adalah untuk gangguan afektif bipolar khususnya episode manik.
● Nama dagang: Priadel, Theralith, dan Frimania
● Efek samping;
○ Neurologik:
■ Ringan, Non toxic: Disforia, tidak spontan, perlambatan waktu reaksi, kesulitan memori, tremor,
kadang kadang efek extrapyramidal
■ Toxic: Tremor kasar, disartria, ataxia, iritabilitas neuromuskular, kejang kejang, koma, kematian
■ Lain Lain: neuropati perifer, peningkatan tekanan intrakranial ringan, hipertensi.
○ Endokrin: Goiter, hipotiroid, exophthalmos, hipertiroid, hiperparatiroid, adenoma
○ Kardiovaskular: Benign T-wave change, Sinus node dysfunction
○ Renal: Concentrating defect, perubahan morfologi, poliuria, penurunan GFR, sindrom nefrotik, acidosis
renal tubular
○ dll.
Anticonvulsan

● 2 mekanisme kerja:
○ Menonaktifkan pembukaan kanal sodium
○ Mempengaruhi kanal natrium pada badan sel neuron
● Indikasi pemakaian antikonvulsan adalah untuk gangguan afektif bipolar
● Zat Aktif: Carbamazepine, Asam Valporat, Natrium Divalproate
● Efek samping;
○ Reaksi alergi sampai steven johnson syndrome
○ Peningkatan berat badan
○ Terkadang ditemukan trombositopenia yang tidak spesifik
Psychostimulant

- Meningkatkan fokus dan kewaspadaan dengan menstimulasi CNS dan


meningkatkan eksitasi di otak
- Meningkatkan dopamin
- Digunakan sebagai pengobatan Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Bisa menyebabkan kecanduan
Psychostimulant

- Kafein
- Nikotin
- Kokain
- Methylenedioxymethamphetamine (MDMA) dan derivatnya
- Amfetamin dan methamphetamine
- Khat
- Methylphenidate
Psychostimulant

Indikasi Efek samping

- ADHD ● Low dose → meningkatkan gairah,


- Narcolepsy perhatian/fokus, cognitive enhancement
● Moderate dose → mengarah ke
perasaan euphoria dan power, adiksi,
Kontraindikasi dan cognitive impairment
● Very high dose → psychosis &
- Glaucoma circulatory collapse
- Allergy
- Heart disease
- Psychosis
- Tourette’s syndrome
- Anxiety
- Substance abuse
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai