Anda di halaman 1dari 23

SKIZOFRENIA

 Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan
penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah akibat yang
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
 Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran
dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted). Kesadaran
yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,
walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Pedoman Diagnostik
 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya 2 gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
(a). “Thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau
“Thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal); dan
“Thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
(b). “Delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
“Delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
“Delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya atau pasrah terhadap suatu
keadaan dari luar;
(tentang “dirinya” = secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/ anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
“Delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat
khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
(c). Halusinasi Auditorik
• Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau
• Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang
berbicara), atau
• Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
(d). Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
 Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
(e). Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulanbulan terus menerus;

(f). Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

(g). Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;

(h). Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
 Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri
(selfabsorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
DEPRESI

Suatu gangguan mental dengan suasana hati yang tertahan dan kehilangan minat dalam
melakukan aktivitas, sehingga terjadi penurunan kualitas hidup sehari-hari.

 Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, berat):


• Afek depresif
• Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas  Gejala lainnya:
a) Konsentrasi dan perhatian berkurang;
b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna;
d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
f) Tidur terganggu;
g) Nafsu makan berkurang.

Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurangkurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
BIPOLAR

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode) di mana afek
pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan
afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain
berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi)

Gejala:
Ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan
berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih
lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang lanjut
usia. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau
trauma mental lain (adanya stress tidak esensial untuk penegakkan diagnosis).
ANXIETAS

Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal yang
dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan
tenang (inability to relax).

Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala berikut ini:


 Ketegangan motorik: 1). Kedutan otot atau rasa gemetar
2). Otot tegang/ kaku/ pegal linu
3). Tidak bisa diam
4). Mudah menjadi lelah
 Hiperaktivitas otonomik: 5). Nafas pendek/ terasa berat
6). Jantung berdebar-debar
7). Telapak tangan basah dingin
8). Mulut kering
9). Kepala pusing, rasa melayang
10). Mual, mencret, perut tak enak
11). Muka panas/ badan menggigil
12). Buang air kecil lebih sering
13). Sukar menelan/ rasa tersumbat
 Kewaspadaan berlebihan: 14). Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
15). Mudah terkejut/ kaget
16). Sulit konsentrasi pikiran
17). Sukar tidur
18). Mudah tersinggung
1. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
a) Intoksikasi akut
• Tanpa komplikasi
• Dengan trauma/ cedera tubuh lainnya
• Dengan delirium
• Dengan distorsi persepsi
• Dengan koma
• Dengan intoksikasi patologis

b) Penggunaan yang merugikan


(berupa fisik: hepatitis karena penggunaan suntikan dan mental: episode gangguan
depresi sekunder)
c) Sindrom ketergantungan

d) Keadaan putus zat


• Tanpa komplikasi
• Dengan konvulsi

e) Keadaan putus zat dengan delirium


• Tanpa konvulsi
• Dengan konvulsi

f) Gangguan psikotik
• Lir-Skizofrenia
• Predominan waham
• Predominan halusinasi
• Predominan polimorfik
• Predominan gejala depresi
• Predominan gejala manik
• Campuran

g) Sindrom amnesik

h) Gangguan psikotik residual atau onset lambat


• Kilas balik (Flash Back)
• Gangguan kepribadian/ perilaku
• Gangguan afektif residual
• Demensia
• Hendaya kognitif menetap lainnya
• Gangguan psikotik onset lambat
MINGGU II

1. Psikotik adalah ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi, gangguan tes
realitas dengan menciptakan realitas baru.

2. Persepsi adalah proses memindahkan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis, proses
mental di mana stimulasi sensoris dibawa ke kesadaran.

a) Halusinasi: Persepsi sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal
yang nyata.
• Halusinasi hipnagogik
Persepsi sensoris yang palsu yang terjadi saat akan tertidur; biasanya dianggap
sebagai fenomena yang non patologis
• Halusinasi hipnopompik
Persepsi palsu yang terjadi saat terbangun dari tidur; biasanya dianggap tidak
patologis
• Halusinasi dengar (auditoris)
Persepsi bunyi yang palsu, biasanya suara tetepi bunyi-bunyi lain, seperti music;
merupakan halusinasi yang paling sering pada gangguan psikiatri
• Halusinasi visual
Persepsi palsu tentang penglehitan yang berupa citra yang berbentuk (sebagai
contoh, orang) dan citra yang tidak berbentuk (sebagai contoh, kilatan cahaya);
paling sering pada gangguan organik
• Halusinasi cium (olfaktoris)
Persepsi membau yang palsu; paling sering pada gangguan organik
• Halusinasi kecap (gustatoris)
Persepsi tentang rasa kecap yang palsu, seperti rasa kecap yang tidak
menyenangkan yang disebabakan oleh kejang; paling sering pada gangguan
organik
• Halusinasi raba (taktil, haptic)
Persepsi palsu tentang perabaan atau sensasi permukaan, seperti daari tungkai
yang teramputasi (phamtom limb). Sensasi adanya gerakan pada tau dibawah
kulit (kesemutan)
• Halusinasi somatic
Sensasi palsu tentang seseuatu hal yang terjadi didalam atau terhadap tubuh,
paling sering berasal dari visceral (juga dikenal sebagai halusinasi kenestetik)
• Halusinasi liliput
Persepsi yang palsu dimana benda-benda tampak lebih kecil ukurannya (juga
dikenal sebagui mikropsia)
• Halusinasi yang sejalan dengan mood (mood congruent hallucination)
Halusinasi dimana isi halusinasi adalah konsisten dengan mood yang tertekan
atau manik (sebagai contoh, pasien yang mengalami depresi mendengar suara
yang mengatkan bahwa pasien adalah ornag yang jahat; seorang pasien manik
mendengan suara yang mengatakan bahwa pasien memiliki harga diri, kekuatan,
dan pengetahuan yang tinggi)
• Halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (mood incongruent hallucination)
Halusinasi dimana isinya tidak konsisten dengan mood yang tertekan atau manik
(sebagai contoh, pad depresi, halusinasi tidak melibatkan tema-tema tersebut
seperti rasa bersalah, penghukuman yang layak diterima, atau ketidakmampuan;
pada mania halusinasi tidak mengandung tema-tema tersebut seperti harga diri
atau kekuasaan yang tinggi
• Halusinosis
Halusinasi, paling sering adalah halusinasi dengan yang berhubungan dengan
penyalahgunaan alcohol kronis dan terjadi dalam sensorium yang jernih,
berbedan dengan delirium tremens (DTs), yaitu halusinasi yang terjadi dalam
konteksi sensorium yang berkabut
• Sinestesia
Sensasi atau halusinasi yang disebabkan oleh sensasi lain (sebagai contoh, suatu
sensasi auditoris yang disertai atau dicetuskan oleh suatu sensasi visual; suatu
bunyi dialami sebagai dilihat, atau suatu penglihatan dialami sebagai didengan)
• Trailing Phenomenon

Kelainan persepsi yang berhubungan dengan obat-obat halusinogen dimana


benda yang bergerak sebagai sederetan citra yang terpisah dan tidak kontinu
b) Ilusi: Mispersepsi/ misinterpretasi terhadap stimulasi eksternal yang nyata.
c) Depersonalisasi: Suatu perasaan subjektif merasa tidak nyata, aneh atau tidak
mengenali diri sendiri.
d) Derealisasi: Suatu perasaan subjektif bahwa lingkungan adalah aneh/ tidak nyata/
suatu perasaan tentang perubahan realitas.

3. Waham adalah keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan
eksternal tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang kultural yang tidak
dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
a) Waham yang kacau
Keyakinan palsu yang aneh, mustahil, sama sekali tidak masuk akal (sebagai contoh,
orang dari angkasa luar telah menanamkan suatu elektroda pada otak pasien).
b) Waham yang tersistematisasi
Keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau peristiwa tinggal (
sebagai contoh, pasien dimata-matai oleh agen rahasia, mafia, atau bos)
c) Waham yang sejalan dengan mood
Waham dengan isi yang sesuai dengan mood (sebagai contoh, seorang pasien depresi
percaya bahwa ia bertanggung jawab untuk penghancuran dunia)
d) Waham yang tidak sejalan dengan mood
Waham dengan isi yang tidak mempunyai hubungan dengan mood atau merupakan
mood-netral (sebagai contoh, pasien depresi mempunyai waham control pikiran atau
siar pikiran)
e) Waham nihilistic
Perasaan palsu bahwa dirinya, orang lain, dan dunia adalah tidak ada atau berakhir.
f) Waham kemiskinan
Keyakinan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan terampas semua harta miliknya.
g) Waham somatic
Keyakinan yang palsu menyangkut fungsi tubung pasien (sebagi contoh, keyakinan
bahwa otak pasien adalah ber akar atau mencair)
h) Waham paranoid
Termasuk waham persekutorik dan waham referensi, control, dan kebesaran
(dibedakan dalam ide paranoid, dimana kecurigaan adalah lebih kecil dari bagian
waham)
i) Waham menyalahkan diri sendiri
Keyakinan yang palsu tentang penyesalan yang dalam dan bersalah
j) Waham pengendalian
Perasaan palsu bahwa kemauan, pikiran, atau perasaan pasien dikendalikan oleh
Tegana dari luar
k) Waham ketidaksetiaan (waham cemburu)
Keyakinan palsu yang didapatkan dari kecemburuan patologis bahwa kekasih pasien
adalah tidak jujur
l) Erotomania
Keyakinan waham, lebihi sering pada wanita dibandingkan laki-laki, bahwa
seseorang sangat mencintai dirinya (juga dikenal sebagai kompleks clerambault-
candinsky)
m) Pseodologia Phantastica

Suatu jenis kebohongan, dimana seseorang tampaknya percaya terhadap kenyataan


fantasinya dan bertindak atsa kenyataan; disertai dengan sindrom munchausen,
berpura-pura sakit yang berulang.

4. Waham paranoid adalah termasuk waham persekutorik dan waham referensi, kontrol dan
kebesaran (dibedakan dari ide paranoid, di mana kecurigaan adalah lebih kecil dari bagian
waham).
• Waham persekutorik adalah keyakinan palsu bahwa pasien sedang diganggu/ ditipu/
disiksa.
• Waham kebesaran adalah gambaran kepentingan, kekuatan/ identitas seseorang yang
berlebihan.
• Waham referensi adalah keyakinan palsu bahwa perilaku orang lain ditujukan pada
dirinya, umumnya dalam bentuk negatif.
• Waham kontrol adalah keyakinan palsu bahwa kemauan, pikiran, perasaan
dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu.
5. Mood adalah suatu emosi yang menetap dan dipertahankan yang dialami secara subjektif
dan dilaporkan oleh pasien dan terlihat oleh orang lain; contohnya adalah depresi, elasi,
kemarahan.
a) Mood disforik : mood yang tidak menyenangkan
b) Mood eutimik : mood yang dalam rentang normal, meyatakan tidak adanya mood
yang tertekan atau melambung
c) Mood yang meluap-luap (expansive mood) : ekspresi persaan seseorang tanpa
pembatasan, seringkali dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan atau
makna seseorang
d) Mood yang irritable (irritable mood) : dengan mudah diganggu atau dibuat marah
e) Pergeseran mood (mood yang labil) : osilasi antara ueforia dan depresi atau
kecemasan
f) Mood yang meninggi (elevated mood) : suasana keyakinan dan kesenangan ; suatu
mood yang lebih ceria dari biasanya
g) Euforia : elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
h) Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy) : perasaan kegaraihan yang kuat
i) Depresi : perasaan kesedihan yang psikopatologis
j) Anhedonia : hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan
menyenangkan, sering kali disertai dengan depresi
k) Dukacita atau berkabung : kesedihan yang sesuai dengan kehilanga yang nyata
l) Aleksitimia : ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari
emosi atau mood seseorang

6. Afek adalah ekspresi emosi yang terlihat: mungkin tidak konsisten dengan emosi yang
dikatakan pasien.
a) Afek yang sesuai (appropriate affect): Kondisi di mana irama emosional adalah
harmonis dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertai: digambarkan
lebih lanjut sebagai afek yang luas atau penuh, di mana rentang emosional yang
lengkap diekspresikan secara sesuai.
b) Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect): Ketidakharmonisan antara irama
perasaan emosional dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertainya.
c) Afek yang tumpul (blunted affect)
Gangguan pada afek yang dimanisfestasikan oleh penurunan berat pada intensitas
irama persaaan yang diungkapkan keluar.
d) Afek yang terbatas (restricted or constricted affect)
Penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah dari pada afek yang tumpul
tetapi jelas menurun.
e) Afek yang datar (flat affect)
Tidak adanya atau hamper tidak adanya tanda ekspresi afek; suara yang menonton,
wajah yang tidak bergerak
f) Afek yang labil (labile affect)
Perubahan irama persaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan
stimuli ekternal
MINGGU III

1. Obat-Obat Anti-Psikotik
I. Obat Anti-Psikotik Tipikal
a) Phenothiazine
• Rantai Aliphatic : Chlorpromazine 150 – 600 mg/ hari
Levomepromazine 25 – 50 mg/ hari
• Rantai Piperazine : Perphenazine 12 – 24 mg/ hari
Trifluoperazine 10 – 15 mg/ hari
Fluphenazine 10 – 15 mg/ hari
• Rantai Piperidine : Thioridazine 150 – 600 mg/ hari
b) Butyrophenone : Haloperidol 5 – 15 mg/ hari (oral),
50 mg/ 2-4 minggu (injeksi)
c) Diphenyl-Butyl-Piperidine : Pimozide 2 – 4 mg/ hari

II. Obat Anti-Psikotik Atipikal


a) Benzamide : Sulpiride 300 – 600 mg/ hari
b) Dibenzodiazepine : Clozapine 25 – 100 mg/ hari
Olanzapine 10 – 20 mg/ hari
Quetiapine 50 – 400 mg/ hari
c) Benzisoxazole : Risperidon 2 – 6 mg/ hari

Mekanisme Kerja:
− Mekanisme kerja obat anti-psikotik tipikal adalah memblokade dopamine pada
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbic dan sistem
ekstrapiramidal (Dopamine D2 Receptor Antagonists), sehingga efektif untuk gejala
Positif.
− Sedangkan obat anti-psikotik yang baru (atipikal) di samping berafinitas terhadap
“Dopamine D2 Receptors”, juga terhadap “Serotonin 5HT2 Receptors” (Serotonin-
Dopamine Antagonists), sehingga efektif juga untuk gejala Negatif.
PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)
Gejala Positif
7 item (skor minimum = 7, skor maximum = 49)
• Delusi (Waham)
• Disorganisasi konseptual
• Halusinasi
• Kegembiraan
• Kebesaran
• Mencurigakan/ penganiayaan
• Permusuhan

Gejala Negatif
7 item (skor minimum = 7, skor maximum = 49)
• Blunted mempengaruhi
• Penarikan emosional
• Hubungan yang buruk
• Penarikan sosial pasif/ apatis
• Kesulitan dalam berpikir abstrak
• Kurangnya spontanitas dan aliran percakapan
• Berpikir stereotip

Skala Psikopatologi Umum


16 item (skor minimum = 16, skor maximum = 112)
• Perhatian somatik
• Kegelisahan
• Perasaan bersalah
• Ketegangan
• Mannerisme dan sikap
• Depresi
• Retardasi motorik
• Tidak kooperatif
• Konten pikiran yang tidak biasa
• Disorientasi
• Perhatian yang buruk
• Kurangnya penilaian dan wawasan
• Gangguan kemauan
• Kontrol impuls yang buruk
• Keasyikan
• Penghindaran sosial aktif

PANSS Total skor minimum = 30, skor maximum = 210

2. Efek Samping Obat Anti-Psikotik Berupa:


• Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewasapadaan berkurang, kinerja
psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun).
• Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatolitik: mulut kering,
kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intraokuler
meninggi, gangguan irama jantung).
• Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akathisia, sindrom parkinson: tremor,
bradikinesia, rigiditas).
• Gangguan endokrin (amenorrhoe, gynaecomastia), metabolic (jaundice),
hematologik (agranulocytosis), biasanya untuk pemakaian jangka panjang.

Tanda-tanda distonia:
• Kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-tiba, biasanya mengenai otot leher, lidah,
muka dan punggung. Kadang dilaporkan sebagai rasa tebal di lidah atau kesulitan
menelan.

Anti Dotum Distonia:


• Trihexyphenidyl: 3-4 x 2 mg/ hari
• Sulfas Atropin : 0,50 – 0,75 mg (IM)
• Dipenhydramine: 10 – 50 mg/ml (IM atau IV)
3. Obat Anti-Depresi
 Trisiklik Compound
• Amitriptyline 75 – 150 mg/ hari
• Imipramine 75 – 150 mg/ hari
• Clomipramine 75 – 150 mg/ hari
• Tianeptine 25 – 50 mg/ hari
 Tetrasiklik Compound
• Maprotiline 75 – 150 mg/ hari
• Mianserin 30 – 60 mg/ hari
• Amoxapine 200 – 300 mg/ hari
 MAOI- Reversible : Reversible Inhibitor of Monoamine Oxydase-A (RIMA)
• Moclobemide 300 – 600 mg/ hari
 Atypical Antidepresan
• Trazodone 100 – 200 mg/ hari
• Mirtazapine 15 – 45 mg/ hari
 Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
• Sertraline 50 – 100 mg/ hari
• Paroxetine 20 – 40 mg/ hari
• Fluvoxamine 50 – 100 mg/ hari
• Fluoxetine 20 – 80 mg/ hari
• Citalopram 20 – 60 mg/ hari

4. Obat Anti-Anxietas
 Benzodiazepin
• Diazepam 10 – 30 mg/ hari
• Chlordiazepoxide 15 – 30 mg/ hari
• Bromazepam 3 x 1,5 mg/ hari
• Lorazepam 2-3 x 1 mg/ hari
• Clobazam 2-3 x 10 mg/ hari
• Alprazolam 3 x 0,25 – 0,50 mg/ hari
 Non-Benzodiazepin
• Sulpiride 100 – 200 mg/ hari
• Buspirone 15 – 30 mg/ hari
• Hydroxyzine 3 x 25 mg/ hari

5. Obat Bipolar (Mood Stabilizer)


− Obat Anti-Mania
 Mania Akut
• Haloperidol 4,5 – 15 mg/ hari
• Carbamazepine 400 – 600 mg/ hari
• Valproic acid 3 x 250 mg/ hari
• Divalproex Natrium 3 x 250 mg/ hari
 Profilaksis Mania
• Lithium Carbonate 250 – 500 mg/ hari

− Pada episode depresi diberikan obat anti-depresi


− Jika disertai gejala psikotik diberikan obat anti-psikotik

6. Fase Pengobatan pada Skizofrenia


Untuk pengobatan skizofrenia dengan anti-psikotik dibagi 3 fase, yaitu:
• Pengobatan Fase Akut
Tujuan pengobatan fase akut adalah untuk mengurangi atau meredakan simtom-
simtom akut, fase akut biasanya berlangsung 4-8 minggu, dosis efektif harian sebesar
4-6 mg sehari.

• Pengobatan Fase Stabilisasi


Tujuan pengobatan fase stabilisasi adalah untuk menghilangkan simtom yang telah
diperoleh dari pengobatan fase akut serta mencegah relaps. Pengobatan fase
stabilisasi harus dipertahankan selama minimal 6 bulan dengan jenis dan dosis yang
sama pada fase akut, setelah 6 bulan, dosis obat dapat diturunkan perlahan-lahan
sampai ditemukan dosis efektif terendah (dosis pemeliharaan).
• Pengobatan Fase Stabil/ Fase Pemeliharaan
Tujuan pengobatan fase stabil adalah untuk meminimalkan risiko dan konsekuensi
relaps serta mengoptimalkan peran fungsional dan kualitas hidup pasien. Dosis
pemeliharaan ini dipertahankan selama 1 tahun sampai seumur hidup, tergantung
pada episode skizofrenia pasien, umumnya dipertahankan selama 1-2 tahun untuk
episode pertama, 5 tahun untuk episode kedua dan seumur hidup untuk episode
ketiga.
MINGGU IV

1. Berpikir adalah aliran gagasan, symbol dan asosiasi yang diarahkann oleh tujuan dimulai
oleh suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi
kenyataan.

Gangguan Pikiran
A. Gangguan Umum dalam Bentuk atau Proses Berpikir
1. Gangguan mental : adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan
perilaku penderitanya
2. Psikosis : ketidakmampuan membedakan kenyataan dari fantasi,
gangguan dalam kemampuan menilai kenyataan
3. Tes realitas : test atau kemampuan untuk membedakan kenyataan dan
mimpi atau fantasi
4. Gangguan pikiran formal : merupakan gangguan dalam bentuk masalah isi pikiran
formal merupakan gangguan dalam bentuk masalah isi
pikiran, pikiran dan proses berpikir mengalami gangguan.
5. Berpikir tidak logis : Pemikiran yang tidak masuk akal tidak sesuai dengan
logika
6. Dereisme : Pikiran yang tidak sesuai dengan fakta realitas dan
pengalaman dan diikuti alasan tidak logis
7. Berpikir autistik : Preokupasi dengan pikiran sendiri, lamunan, khayalan,
logika pribadi
8. Berpikir magis : Pikiran yang ditandai dengan kepercayaan bahwa
memikirkan atau mengharapkan sesuatu dapat menyebabkan
sesuatu tersebut terjadi.
9. Proses berpikir primer : Istilah umum untuk cara berpikir deristik, tidak logis,
magis; normal terdapat dalam mimpi, terdapat secara
abnormal pada psikosis
B. Gangguan Spesifik pada Bentuk Pikiran
1. Neologisme : Kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan
menggabungkan suku kata dari kata-kata lain, untuk alasan psikologis yang
idiosinkratik
2. Word salad : Pencampuran kata atau frase yang inkoheren
3. Sirkumtansialitas : Gaya bicara tak langsung yang terlambat mencapai poin
tertentu namun akhirnya dapat berangkat dari poin asal ketujuan yang
dikehendaki; ditandai oleh detail dan kata-kata sisipan berlebihan
4. Tangensialitas : Ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang
mengarah ketujuan; pembicara tidak pernah beranjak dari poin awal ke tujuan
yang diinginkan
5. Inkoherensi : pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran
atau kata-kata yang keluar tanpa hubungan logis maupun tidak sesuai tata
bahasa, mengakibatkan disorganisasi
6. Perseverasi : Respons yang menetap terhadap stimulus sebelumnya
meski telah diberikan stimulus baru; sering disebabkan oleh gangguan kognitif
7. Verbigerasi : pengulangan kata-kata atau frasa-frasa spesifik yang tidak
mempunyai arti.
8. Ekolalia : reaksi mengulangi kata-kata atau ucapan orang lain secara
otomatis
9. Kondensasi : Penggabungan beberapa konsep menjadi satu
10. Tidak relevan : tidak mempunyai kaitan dan hubungan erat dengan poko
masalah
11. Pengenduran asosiasi : aliran pikiran di mana gagasan-gagasan bergeser dari
satu subjek kesubjek lain dalam cara yang sama sekali tidak berhubungan; jika
berat, bicara mungkin membingungkan (inkoheren)
12. Keluar dari jalur ( derailment) : penyimpangan yang mendadak dalarn urutan
pikiran tanpa penghambatan; seringkali digunakan secara sama dengan
pengenduran asosiasi.
13. Flight of ideas : verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus
menerus yang menghasilkan terus pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide
lain; ide-ide cenderung dihubungkan, dan dalam bentuk yang kurang parah
pendengar mungkin mampu untuk mengikutinya.
14. Asosiasi : Gangguan arus piker dengan ide-ide yang berpindah dari
satu subyek ke subyek lain yang tidak berhubungan sama sekali; dalam bentuk
yang lebih parah disebut inkoherensia
15. Penghambatan : Pemikiran yang terberhenti sejenak.
16. Glossolalia : Suatu pengucapan atau pengungkapan yang lancar (jarang
dalam bentuk tulisan) dari suku-suku kata dan kata-kata yang tidak dapat
dipahami secara langsung dalam Bahasa daerah pendengar di lingkungan
wilayah tersebut, yang biasanya merupakan suatu bagian dari kegiatan
agamawi.

C. Gangguan Spesifik pada Isi Pikiran


1. Kemiskinan isi pikiran : Pikiran yang hanya menghasilkan sedikit informasi
dikarenakan ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase yang tidak
dikenal.
2. Gagasan yang berlebihan : Suatu ide yang menetap dan seringkali tidak
rasional, yang biasanya, dibarengi suatu kompulsi untuk melakukan suatu
perbuatan, tidak dapat dihilangkan dengan usaha yang logis, berhubungan
dengan kecemasan.
3. Waham : Suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru,
berdasarkan simpulan yang keliru, tidak konsisten dengan intelegensia dan
latar belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau
dengan jalan penyajian fakta.
4. Kecenderungan atau preokupasi pikiran : Isi pikiran yang tertuju pada sebuah
ide dalam jangka waktu yang lama, biasanya berkaitan dengan emosi yang
sangat kuat.
5. Egomania : Preokupasi diri yang patologis
6. Monomania : preokupasi atau kecenderungan seseorang dengan suatu
objek tunggal.
7. Hipokondria : gangguan kecemasan di mana penderitanya percaya
bahwa dirinya memiliki penyakit serius atau mengancam nyawa. Padahal saat
diperiksa secara medis, gejalanya sangat ringan atau bahkan tidak ada.
8. Obsesi : yaitu ide yang terpaku dan patologis dari suatu fikiran
atau perasaan yang tidak dapat ditentang dan dihilangkan dari kesadaran oleh
logika serta disertai kecemasan.
9. Kompulsi : kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls
dimana bila ditahan akan timbul kecemasan; perilaku berulang sebagi respon
suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu tanpa akhir yang
sebenarnya dalam diri terjadi dimasa depan.
10. Koprolalia : Koprolalia adalah kondisi dimana pengidap akan
mengeluarkan kata-kata yang dianggap tabu atau kotor sebagai reaksi
latahnya.
11. Fobia : rasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang biasanya tidak
membahayakan. Ketakutan tersebut dapat timbul saat menghadapi situasi
tertentu, berada suatu tempat, atau saat melihat hewan dan benda tertentu.
12. Noesis : terjadi pencerahan yang besar sekali disertai dengan
perasaan bahwa pasien dipilih untuk memimpin dan memerintah
13. Unio Mystica : yaitu suatu perasaan yang meluap, pasien secara mistik
bersatu dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap suatu gangguan
isi pikiran jika sejalan dengan keyakinan pasien atau lingkungan kultural

2. Diagnosis Multiaksial, terdiri dari 5 aksis:


• Aksis I : Gangguan klinis psikiatri
• Aksis II : - Gangguan kepribadian
- Retardasi mental
• Aksis III : Kondisi medik umum
• Akis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
• Aksis V : Penilaian fungsi secara global

3. Tilikan (Insight): Derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa mereka sakit.
1) Penyangkalan penyakit sama sekali.
2) Agak menyadari bahwa mereka adalah sakit dan membutuhkan bantuan tetapi dalam
waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya.
3) Sadar bahwa mereka sakit tetapi melemparkan kesalahan pada orang lain, pada faktor
eksternal, atau pada faktor organik.
4) Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri
pasien.
5) Tilikan intelektual: Menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan
dalam penyesuaian sosial adalah disebabkan oleh perasaan irasional atau gangguan
tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk
pengalaman di masa depan.
6) Tilikan emosional sesungguhnya: Kesadaran emosional tentang motif dan perasaan
di dalam diri pasien dan orang yang penting dalam kehidupannya, yang dapat
menyebabkan perubahan dasar dalam perilaku.

4. Tingkat Daya Ingat (Memory)


1) Segera (immediate) : Reproduksi atau ingatan hal-hal yang dirasakan dalam
beberapa detik sampai menit.
2) Baru saja (recent) : Pengingatan peristiwa yang telah lewat beberapa hari.
3) Agak lama (recent past): Pengingatan peristiwa yang telah lewat beberapa bulan.
4) Jauh (remote) : Pengingatan peristiwa yang telah lama terjadi
5) Berpikir abstrak : Kemampuan untuk mengerti nuansa arti; berpikir
multidimensional dengan kemampuan menggunakan
kiasan dan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai