Anda di halaman 1dari 13

SKIZOFRENIA (F.

20)
Untuk mendiagnosis kasus ini kita harus merujuk pada gangguan skizofrenia, adapun
kriteria diagnostiknya:
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a) Thought
 Thought echo : isi pikiran dirinyasendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama, namun kualitasnya berbeda
atau
 Thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(withdrawal) atau
 Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya.
b) Delusion
 Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar; atau
 Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar; atau
 Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan tertentu dari luar;
(tentang “dirinya“ : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota gerak atau
ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);
 Delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna, sangat
khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) Halusinasi auditorik:
 Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien atau
 Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
berbicara) atau
 jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
d) Waham-waham menetap jenis lainnya
waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over loaded ideas) yang menetap, atau yang
apabila terjadi setiap hari selama berminggu – minggu atau berbulan – bulan terus
menerus;
b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme;
c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;
d) Gejala-gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional
yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
SKIZOFRENIA PARANOID (F.20.0)

- Memenuhi kriteria umum untuk diagnostik skizofrenia


- Sebagai tambahan:
o Halusinasi dan/atau waham harus menonjol
 Suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,
mendengung, bunyi tawa
 Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol
 Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, atau passivity dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka
ragam adalah yang paling khas
o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relative tidak nyata / tidak menonjol.
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F.20.1)
- Memenuhi kriteria umum untuk diagnostic skizofrenia
- Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau
dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25)
- Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri
(solitary) namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
- Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan
kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas
berikut ini memang benar bertahan :
 Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan serta mannerism;
ada kecendurungan untuk selalu menyendiri (solitary) dan perlikau menunjukkan
hampa tujuan dan hampa perasaan;
 Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh
cekikan (ginggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-
absorbed smilling), atau oleh sikap, tinggi hati (loft manner), tertawa menyeringai
(grimaces), mannerism, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokondriakal, dan ungkapan kata yangf diulang-ulang (reiterated phrases);
 Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling)
serta inkoheren.
- Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting
and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang
bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless), dan tanpa maksud
(empty of puspose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat
terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang
memahami jalan pikiran pasien.
SKIZOFRENIA KATATONIK (F.20.2)

 Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.


 Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya:
(a) Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan
dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara);
(b) Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal);
(c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan
mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);
(d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua
perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakan kea rah yang
berlawanan);
(e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan dirinya);
(f) Fleksibilitas cerea / “wavy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan
tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan
(g) Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara
otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-
kalimat.
 Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan
katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti
yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.
Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk
diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit
otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi
pada gangguan afektif.
SKIZOFRENIA TAK TERINCI / UNDIFFERENTIATED (F.20.3)
 Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
 Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau
katatonik;
 Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca-
skizofrenia.

DEPRESI PASCA-SKIZOFRENIA (F.20.4)


 Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:
(a) Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum
skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
(b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya); dan
(c) Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi paling sedikit
kriteria untuk episode depresif (F32) dan telah ada dalam kurun waktu
paling sedikit 2 minggu.
 Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi
Episode depresif (F32). Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol,
diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai (F20.0 –
F20.3).
SKIZOFRENIA RESIDUAL (F.20.5)
 Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi
semua:
(a) Gejala “negatif” dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan
psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan
ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan,
komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak
mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial
yang buruk;
(b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau
yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia;
(c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat
berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom “negatif” dari skizofrenia;
(d) Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi
kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif
tersebut.

SKIZOFRENIA SIMPLEKS (F.20.6)


 Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena
tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan
progresif dari:
a) Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat
halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan
b) Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.
 Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub tipe skizofrenia
lainnya.
SKIZOFRENIA LAINNYA (F.20.8)

SKIZOFRENIA YTT (F.20.9)


Skizofrenia YTT adalah jenis skizofrenia yang memenuhi kriteria umum skizofrenia
tapi tidak sesuai jika dimasukkan kedalam subtype skizofrenia jenis apapun.

Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan PPDGJ-III


 Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif
adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari
yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan
bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria
baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif.
 Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan
gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda.
 Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami
suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia).
Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis
manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2).
Pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau depresif (F30-F33)

Gangguan skizoafektif tipe manik:


 Kategori ini digunakan baik untuk episode asizoafektif tipe manik yang tunggal
maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besra episode skizoafektif tipe
manik
 Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang begitu
menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelilsahan yang memuncak.
 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua
gejala skizfrenia yang khas (sebagaimana ditetapkam untuk skizofrenia, F.20.-
pedoman diagnostik (a) sampai (b))
GANGGUAN SKIZOTIPIKAL (F.21)

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK (F.25.0)


 Kategori ini digunakan baik untuk episode skziafektif tipe manic yang tunggal
maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe
manik
 Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu
menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau kegelisahan yang memuncak
 Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua,
gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-
pedoman diagnostic (a) sampai dengan (d).
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR SKIZOFRENIA
A. Gejala karakteristik: Dua (atau lebih) poin berikut, masing-masing terjadi dalam porsi
waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang bila telah berhasil diobati):
(1) Waham
(2) Halusinasi
(3) Bicara kacau (cth: Sering melantur atau inkoherensi)
(4) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
(5) Gejala negatif, contoh: afektif mendatar, alogia, atau kehilangan minat.
Catatan: hanya dibutuhkan satu gejala kriteria A bila wahamnya bizar atau halusinasinya
terdiri atas suara yang terus-menerus memberi komentar terhadap perilaku atau pikiran
pasien, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakap.
B. Disfungsi sosial/okupasional: selama suatu porsi waktu yang signifikan sejak awitan
gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di bawah tingkatan yang telah
dicapai sebelum awitan (atau apabila awitan terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja,
kegagalan mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau okupasional yang
diharapkan).
C. Durasi: tanda kontinu gangguan berlangsung selama 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus
mencakup setidaknya 1 bulan gejala (atau kurang bila telah berhasil diobati) yang
memenuhi kriteria A dan dapat mencakup periode gejala prodromal atau residual. Selama
periode gejala prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai
gejala negatif saja atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam kriteria A yang muncul
dalam bentuk yang lebih lemah (cth: keyakinan aneh, pengalaman perseptual yang tidak
lazim).
D. Eksklusi gangguan mood dan skizoafektif: gangguan skizoafektif dan gangguan mood
dengan ciri psikotik telah disingkirkan baik karena (1) tidak ada episode depresif, manik,
atau campuran mayor yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif; maupun (2) jika
episode mood terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relatif singkat dibanding
durasi periode aktif dan residual.
E. Eksklusi kondisi medis umum/zat: gangguan tersebut tidak disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat (cth: obat yang disalahgunakan, obat medis) atau kondisi medis
umum.
F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif: jika terdapat riwayat gangguan
akuistik atau gangguan perkembangan pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia
hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang prominen juga terdapat selama setidaknya
satu bulan (atau kurang bila telah berhasil diobati).

Klasifikasi perjalanan penyakit longitudinal (dapat diterapkan hanya setelah sekurangnya


1 tahun berlaku sejak awitan awal gejala fase aktif):
 Episodik dengan gejala residual antarepisode (episode didefinisikan sebagai
kemunculan kembali gejala psikotik prominen); juga rinci apakah: dengan gejala
negatif prominen.
 Episodeik tanpa gejala residual antarepisode:
o Berkelanjutan (gejala psikotik prominen terdapat selama seluruh periode
pengamatan); juga rinci apakah: dengan gejala negatif prominen.
o Episode tunggal remisi parsial; juga rinci apakah: dengan gejala negatif
prominen.
o Episode tunggal remisi sempurna
o Pola lain atau yang tidak terdefinisikan.
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR SUBTIPE SKIZOFRENIA

Tipe Paranoid
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut:
A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering.
B. Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau katatonik, atau
afek datar atau tidak sesuai.

Tipe Hebefrenik (Disorganized)


Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut:
A. Semua hal di bawah ini prominen:
(1) Bicara kacau
(2) Perilaku kacau
(3) Afek datar atau tidak sesuai
B. Tidak memenuhi kriteria tipe katatonik.

Tipe Katatonik
Tipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut:
(1) Imobilitas motorik sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi (termasuk fleksibilitas serea)
atau stupor.
(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yaitu yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak
terpengaruh stimulus eksternal).
(3) Negativisme ekstrim (resistensi yang tampaknya tak bermotif terhadap semua instruksi atau
dipertahankannya suatu postur rigid dari usaha menggerakkan) atau mutisme.
(4) Keanehan gerakan volunteer sebagaimana diperlihatkan oleh pembentukkan postur (secara
volunteer menempatkan diri dalam postur yang tidak sesuai atau bizar), gerakan sterotipi,
manerisme prominen, atau menyeringai secara prominen.
(5) Ekolalia atau ekopraksia.

Tipe Tak Terdiferensiasi


Tipe skizofrenia yang gejalanya memenuhi kriteria A, namun tidak memenuhi kriteria tipe
paranoid, hebefrenik, atau katatonik.
Tipe Residual
Tipe skizofrenia yang memenuhi kriteria berikut:
A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku sangat kacau atau
katatonik.
B. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan, sebagaimana diindikasikan oleh adanya gejala
negatif atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada kriteria A untuk skizofrenia, yang
tampak dalam bentuk yang lebih lema (cth: keyakinan aneh, pengalaman perseptual tak
lazim).

Anda mungkin juga menyukai