Anda di halaman 1dari 63

F2 & PSIKOFARMAKA

Andy William (01073190002)


Gerry Alvianto (01073200094)
Harsya Parma Phastika (01073190007)
Johanes David Hendrijanto (01073200096)
Marshita Masui (01073190084)

Pembimbing: dr. Ashwin Kandouw,


SpKJ
F2. Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan
Waham

F20 F21 F22 F23


Gangguan Gangguan Gangguan
Skizofrenia Waham Psikotik Akut
Skizotipal dan Sementara
Menetap

F24 F25 F28 F29


Gangguan Psikotik Gangguan Psikotik
Gangguan Waham Gangguan Non-Organik YTT
Non-Organik Lainnya
Induksi Skizoafektif
F20 Skizofrenia
Definisi
● Skizofrenia adalah sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan
penyakit yang luas serta terdapat pengaruh dari genetik, fisik dan sosial
budaya.

● Skizofrenia umumnya ditandai oleh;


○ gejala positif; seperti halusinasi dan waham, pembicaraan dan perilaku
disorganisasi;
○ gejala negatif seperti hilangnya motivasi dan kemiskinan pembicaraan;
○ defisit kognitif, seperti masalah dalam perhatian, memori dan
pemecahan masalah; serta,
○ kesulitan psikososial seperti kurangnya hubungan sosial, tidak
bekerja, tingginya penyalahgunaan zat, peningkatan risiko tidak memiliki
tempat tinggal dan menegangnya hubungan dalam keluarga
Kriteria Diagnosis Umum Skizofrenia
*1. Harus ada setidaknya 1 dari gejala berikut yang amat jelas,
atau ≥ 2 bila gejala tidak jelas

1. Thought Echo, Thought Insertion or Withdrawal, Thought Broadcasting

2. Delusion of Control, Influence, Passivity, & Perception

3. Halusinasi Auditorik (suara berkomentar, diskusi, suara dari salah satu bagian tubuh)

4. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan

sesuatu yang mustahil


Kriteria Diagnosis Umum Skizofrenia

*2. Atau setidaknya 2 gejala berikut harus selalu ada secara jelas:

1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja dan auditorik di luar yang di atas
2. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme
3. Perilaku katatonik / gangguan psikomotor
○ Gaduh gelisah, Positioning, Waxy flexibility, Negativisme, Mutisme, Stupor
4. Gejala “negatif”
○ apatis, bicara yang jarang, respon emosi tumpul, menarik diri
Kriteria Diagnosis Umum Skizofrenia

*3. Gejala telah berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih


(Tidak berlaku untuk setiap fase non-psikotik prodromal)

Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam


mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi:
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu
(kemalasan), larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial

*1 OR *2 + *3 = Skizofrenia
Klasifikasi Perjalanan Gangguan Skizofrenik
(kode 5 karakter)

● F20.x0 Berkelanjutan
● F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
● F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
● F20.x3 Episodik berulang
● F20.x4 Remisi tak sempurna
● F20.x5 Remisi sempurna
● F20.x8 Lainnya
● F20.x9 Periode pengamatan kurang dari 1 tahun
F20.0 Skizofrenia Paranoid
● Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
● Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
○ Halusinasi auditorik:
■ Verbal: Mengancam atau memberi perintah
■ Non-verbal: Bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa
○ Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
atau lain-lain perasaan tubuh;
■ halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
○ Waham: Dapat berupa hampir setiap jenis, khususnya;
■ Waham dikendalikan (delusion of control)
■ Waham dipengaruhi (delusion of influence)
■ “passivity” (delusion of passivity), dan
■ keyakinan dikejar - kejar yang beraneka ragam

○ Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta


gejala katatonik, secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
● Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
● Diagnosis pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda
(15-25 tahun)
● Kepribadian premorbid khas! pemalu, soliter; tidak selalu ada
● Diagnosis: diperlukan pengamatan kontinu gejala berikut selama 2 atau 3
bulan:
○ Perilaku tidak bertanggung jawab dan tidak terprediksi, mannerisme, soliter,
hampa tujuan dan perasaan
○ Afek dangkal, tidak wajar, sering disertai cekikikan atau rasa puas diri,
senyum sendiri. Tinggi hati, tertawa, menyeringai, pranks, hipokondriak,
ungkapan kata diulang-ulang
○ Proses pikir disorganisasi, pembicaraan tak menentu dan inkoheren
F20.1 - Skizofrenia Hebefrenik

● Gangguan afek, dorongan kehendak,


dan gangguan proses pikir lebih
menonjol daripada halusi dan waham.
○ Dorongan kehendak dan
determinasi hilang.
→ penderita memperlihatkan
perlihatkan perilaku tanpa tujuan dan
tanpa maksud.
○ Adanya suatu preokupasi yang
dangkal dan bersifat dibuat-buat
(agama, filsafat, tema abstrak)
sehingga jalan pikiran pasien sulit
dipahami.
F20.2 - Skizofrenia Katatonik
● Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis ● Pasien tidak
skizofrenia komunikatif dengan
■ ≥ 1 dari perilaku berikut harus manifestasi perilaku
mendominasi gambaran klinis: dari gangguan
● Stupor atau mutisme katatonik?
● Gaduh-gelisah diagnosis skizofrenia
● Positioning mungkin harus ditunda.
● Negativisme
● Rigiditas
● Waxy flexibility ● Gejala katatonik bukan
● Gejala-gejala lain petunjuk diagnostik
○ Command automatism untuk skizofrenia.
○ Pengulangan kata-kata
serta kalimat
F20.3 - SKIZOFRENIA TAK TERINCI
(UNDIFFERENTIATED)

● Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia

● Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia


paranoid, hebefrenik, atau katatonik

● Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau


depresi pasca-skizofrenia
F20.4 - DEPRESI PASCA-SKIZOFRENIA
● Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:
○ Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi
kriteria umum skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;
○ Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi
tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan
○ Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu,
memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode
depresif (F32.-), dan telah ada dalam kurun waktu paling
sedikit 2 minggu

● Pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia?


○ diagnosis menjadi Episode Depresif (F32.-).
● Bila gejala skizofrenia masih jelas dan menonjol?
○ diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia
yang sesuai (F20.0-F20.3)
F20.5 - SKIZOFRENIA RESIDUAL

Semua persyaratan harus terpenuhi;

● Gejala “negatif” dari skizofrenia yang menonjol;


● Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di
masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia
● Setidaknya sudah melampaui kurun waktu satu tahun
dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti
waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan
telah timbul sindrom “negatif” dari skizofrenia
● Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak
organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang
dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut
F20.6 - SKIZOFRENIA SIMPLEKS
● Diagnosis sulit dibuat karena tergantung pada pemastian
perkembangan yang berlangsung perlahan dan progresif dari:
○ Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual (F20.5)
tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi
lain dari episode psikotik, dan
○ Perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna;
■ Kehilangan minat yang mencolok
■ Kemalasan (Tidak berbuat sesuatu)
■ Hilang tujuan hidup
■ Penarikan diri secara sosial.

● Gejala psikotik kurang jelas dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.


F20.8 - SKIZOFRENIA
LAINNYA
F20.9 - SKIZOFRENIA YTT
(Unspecified)
F21. Gangguan Skizotipal
F21 - Gangguan Skizotipal
● Tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum: tidak dibatasi secara tegas
dengan skizofrenia simpleks / gangguan kepribadian skizoid / paranoid.

● Kriteria diagnosis: 3 atau 4 gejala khas berikut harus sudah ada, secara terus
menerus atau secara episodik, sedikitnya untuk 2 tahun lamanya;
1) Afek yang tidak wajar atau yang menyempit / “constricted” (individu tampak
dingin dan acuh tak acuh)
2) Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
3) Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri dari
pergaulan sosial
4) Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik, yang mempengaruhi
perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma budaya setempat.
F21 - Gangguan Skizotipal

e.) Kecurigaan atau ide-ide paranoid


f.) Pikiran obsesif berulang-ulang yang tak terkendali, sering dengan isi yang bersifat
dysmorphophobic, seksual atau agresif .
g.) Persepsi-persepsi panca indera yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh
(somatosensory) atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi;
h.) Pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar (circumstantial), penuh
kiasan (metaphorical), sangat terinci dan ruwet (overelaborate), atau stereotipik yang
bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang
jelas dan nyata;
i.) Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara
dengan ilusi, halusinasi auditorik atau lainnya yang bertubi-tubi dan gagasan yang
mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar.
F21 - Gangguan Skizotipal

● Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia stadium manapun

● Suatu riwayat skizofrenia pada salah satu keluarga terdekat memberikan bobot
tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan suatu prasyarat.

Termasuk :
Skizofrenia Ambang (borderline)
Skizofrenia Laten
Skizofrenia Pseudoneurotik
Skizofrenia Pseudopsikopatik
Gangguan Kepribadian skizotipal
F22

Gangguan Waham Menetap


F22 - GANGGUAN WAHAM MENETAP
● Waham-waham yang berlangsung lama disertai serangkaian gejala
lainnya adalah satu-satunya gejala klinis yang khas dan tidak dapat
digolongkan sebagai gangguan mental organik, skizofrenik, atau
gangguan afektif.

● Faktor genetik, ciri-ciri kepribadian dan situasi kehidupan dalam


pembentukan gangguan kelompok ini tidak pasti dan mungkin
bervariasi.
F22.0 Gangguan Waham
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang
paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu
sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus
bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.
● Gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/”full-blown”
(F32.-) mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa waham
tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu
● Tidak boleh ada bukti tentang adanya penyakit otak
● Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada
dan bersifat sementara
● Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar
pikiran, penumpulan afek, dsb)
F22.0 Gangguan Waham
TERMASUK :
02 03
01 04
PSIKOSIS KEADAAN
PARANOIA PARAFRENIA
PARANOID PARANOID

Diagnosis banding :
● Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
● Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham (F23.3)
● Skizofrenia paranoid (F20.0)
F22.8 – GANGGUAN WAHAM F22.9 – GANGGUAN WAHAM
MENETAP LAINNYA MENETAP YTT
● Kategori sisa untuk gangguan-gangguan waham
menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk
Gangguan Waham (F22.0)

● Gangguan waham yang berlangsung kurang dari


3 bulan lamanya, tidak memenuhi kriteria
skizofrenia, harus dimasukkan dalam kode F23.-
(gangguan psikotik akut dan sementara),
walaupun untuk sementara
F23

Gangguan Psikotik Akut dan Sementara


F23 - GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN
SEMENTARA
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan
untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah :
A. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-
gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu setidaknya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang
gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok;

B. Adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik”=beraneka-ragam dan berubah


cepat, atau “schizophrenia-like” = gejala skizofrenik yang khas);
F23 - GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN
SEMENTARA
PEDOMAN DIAGNOSTIK
C. Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5; .x0=tanpa penyerta stres akut; .x1=dengan penyerta stres
akut). Kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebagai
sumber stres dalam konteks ini;

D. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;

● Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30.-)
atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.

● Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. Tidak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
F23.0 – GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK
AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Untuk diagnosis pasti harus memenuhi hal-hal berikut:
A. Onset akut (dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);
B. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah
dalam jenis dan intensitasnya.
C. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya;
D. Walaupun gejalanya beragam, tidak satupun dari gejala itu ada
secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20),
episode manik (F30.-), atau episode depresif (F32.-)
F23.1 – GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT
DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK

Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) diatas yang khas untuk gangguan
psikotik polimorfik akut

Disertai gejala - gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis


skizofrenia (F20.-) yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu
sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas;

Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka


diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-)
F23.2 – GANGGUAN PSIKOTIK Lir-SKIZOFRENIA
(Schizophrenia-like) AKUT
Untuk diagnosis pasti, harus memenuhi hal-hal berikut:
● Onset gejala psikotik harus akut ( < 2 minggu, dari suatu keadaan non-psikotik
menjadi yang jelas psikotik)
● Gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada sejak
berkembangnya gambaran klinis yang jelas psikotik .
● Kriteria untuk psikosis polimorfik tidak terpenuhi

Apabila gejala skizofrenia menetap > 1 bulan, maka diagnosis harus dirubah
menjadi skizofrenia (F20.-)

Diagnosis Banding :
➢ Gangguan waham organik (F06.2)
➢ Gangguan skizofrenia lainnya (F20.8)
F23.3 – GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN
PREDOMINAN WAHAM

Diagnosis pasti harus memenuhi hal-hal berikut:


● Onset gejala psikotik harus akut (< 2 minggu, dari keadaan nonpsikotik
menjadi jelas psikotik) Waham & halusinasi harus sudah ada sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas, dan
● Kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun gangguan psikotik polimorfik
akut (F23.-) tidak terpenuhi
● Jika waham-waham menetap > 3 bulan, diagnosis harus dirubah menjadi
gangguan waham menetap (F22.-)
● Jika hanya halusinasi yang menetap > 3 bulan, diagnosis harus dirubah
menjadi gangguan psikotik non-organik lainnya (F28)
F23.8 – GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN
SEMENTARA LAINNYA
Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasi ke dalam
kategori manapun dalam F23

F23.9 – GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA YTT


F24

Gangguan Waham Induksi


Pedoman Diagnostik

● Diagnosis harus dibuat hanya bila:


○ 2 orang / lebih mengalami waham atau sistem waham yang sama & saling mendukung
○ Mereka memiliki hubungan dekat yang tidak lazim
○ Ada bukti dalam kaitan waktu atau konteks lainnya → waham terinduksi pada anggota
yang pasif

● Jika ada alasan untuk percaya bahwa 2 orang yang tinggal bersama mempunyai gangguan
psikotik yang terpisah maka tidak satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode
diagnosis ini
F25

Gangguan Skizoafektif
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Diagnosis hanya dibuat jika gejala definitif adanya skizofrenia & gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari, dalam satu episode penyakit
yang sama
● Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia & gangguan afektif
tetapi dalam episode penyakit yang berbeda
● Gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik pada pasien skizofrenik → F20.4
(Depresi Pasca-skizofrenia)

Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang


- F25.0 = manik
- F25.I = depresif
- F25.2 = campuran dari keduanya
- Mengalami 1 atau 2 episode di antara episode manik/ depresif (F30-F33)
F25.0 - GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

- Episode skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun berulang, dengan sebagian
besar episode skizoafektif tipe manik
- Afek harus meningkat secara menonjol, atau ada peningkatan afek yang tak begitu
menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak
- Dalam episode yang sama harus jelas ada minimal 1 (sebaiknya 2) gejala skizofrenia
yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20 pedoman diagnostik)
F25.1 - GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF

- Digunakan untuk episode skizoafektif tipe depresif tunggal, dan untuk gangguan
berulang dimana didominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
- Afek depresif harus menonjol disertai oleh minimal 2 gejala khas, baik depresif
maupun kelainan perilaku terkait seperti episode depresif (F32).
- Dalam episode yang sama, minimal harus jelas ada 1 (sebaiknya 2) gejala khas
skizofrenia F20.
F25.2 - GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE CAMPURAN
Gangguan dengan gejala skizofrenia (F20) berada secara bersama-sama
dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6)

F25.8 - Gangguan Skizoafektif Lainnya

F25.9 - Gangguan Skizoafektif YTT


F28 - GANGGUAN PSIKOTIK NON-ORGANIK LAINNYA

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-), untuk gangguan
afektif yang bertipe psikotik (F30 - F39), & gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
gejala untuk gangguan waham menetap (F22)

F29 - GANGGUAN PSIKOTIK NON-ORGANIK YTT


PSIKOFARMAKA
FISIOLOGI NEURON
GOLONGAN
1. Anti depressant
2. Anxiolytics Hypnotics Sedatives
3. Anti psychotics
ANTI DEPRESSANT
→ Membantu mengurangi gejala depresi (seperti mood rendah, anxietas dkk)

→ Meningkatkan ketersediaan neurotransmitter seperti dopamine, serotonin dan/atau


norepeinerfin (NE) → presynaptic cleft

1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)


2. Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOIs)
3. Tricyclic/ Tetracyclic Antidepressants (TCAs)
4. Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitors (SNRIs)
5. Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitors (NDRIs)
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
SSRI → memblok kanal transporter serotonin reuptake transporter sel presinaptik

Efeknya adalah meningkatkan mood dan memiliki efek samping lebih ringan
→ Efek obat 2-12 minggu

Contoh Obat:
Fluoxetine, escitalopram, citalopram, paroxetine, sertraline

Efek samping:
● Pikiran ingin bunuh diri biasanya pada pasien usia < 25 tahun
● Sindrom Serotonin : Agitasi, kebingungan, tremor, takikardia
● Meningkatkan resiko perdarahan, Hiponatremia
● Pandangan menjadi kabur, dizziness, drowsiness, masalah pencernaan, nyeri kepala.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)

● MAO bekerja di mitokondria sel presinaptik dengan cara mendegradasi neurotransmitter

● MAO memiliki 2 kelas MAO A dan MAO B


● MAO A berhubungan dengan depresi, MAO-B dengan parkinson.

Blok monoamine oxidase enzymes → meningkatkan norepinephrine, serotonin (MAO A) & dopamine
(MAO B)

Contoh obat
● MAO-A Inhibitor: clorgyline, brofaromine, moclobemide
● MAO-B Inhibitor: selegiline

Efek samping:
● Insomnia, overweight, hipertensi, gangguan aktivitas seksual, sakit kepala, takikardia hingga mual.
Tricyclic / Tetracyclic Antidepressants (TCA)

● TCA bekerja dengan memblok Serotonin dan Norephinephrine Reuptake, serta bersifat antihistamin H-1 dan alpha
1 adrenergic

→ meningkatnya serotonin dan norepinefrin di celah sinaptik, tetapi dapat memiliki efek lain yang beragam karena efek
antihistamin dan antikolinergik

Contoh Obat:
● Amitriptyline, doxepin, imipramine, trimipramine, nortriptyline, desipramine

Efek Samping:
● Meningkatkan pikiran bunuh diri <25 tahun
● Sindrom serotonin → agitasi, kebingungan, berkeringat, tremor, takikardia
● Dapat menunjukan episode manik pada pasien yang belum didiagnosa Bipolar.
● Meningkatkan risiko kejang
● Meningkatkan risiko efek kardiovaskular
● Dapat menyebabkan serangan glaukoma sudut tertutup
TCA dan TeCA
Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI)
SNRI bekerja dengan memblok kanal transporter serotonin (SERT) dan kanal transporter Norepinefrin (NET) sel
presinaptik

Efeknya adalah menumpuknya serotonin dan norepinefrin di celah sinaptik

Contoh Obat:
● Venlafaxine, Duloxetine, Desvenlafaxine, Milnacipran

Efek samping:
● Meningkatkan pikiran bunuh diri <25 tahun
● Sindrom serotonin → agitasi, kebingungan, berkeringat, tremor, takikardia
● Dapat menunjukan episode manik pada pasien yang belum didiagnosa Bipolar.
● Hipotensi ortostatik (kecuali Venlafaxine → meningkatkan TD)
● Meningkatkan risiko pendarahan
● Hiponatremia
● Dapat mengganggu judgement/drowsiness
● Kontrol gula darah yang buruk
SNRI
Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitor (NDRI)

NDRI bekerja dengan memblok kanal transporter Norepinefrin (NET) dan kanal transporter dopamin (DAT) sel presinaptik

Efeknya adalah menumpuknya norepinefrin dan dopamin di celah sinaptik dan dapat meningkatkan stimulasi reseptor

Penggunaan untuk: MDD, SAD, smoking cessation

Contoh Obat:
● Bupropion

Efek Samping:
● Meningkatkan resiko kejang dalam dosis yang besar
● Insomnia, agitation, anxiety, headache, dizziness , tinnitus, sweating
Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitor (NDRI)
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
→ Obat yang digunakan untuk mengubah respon individu terhadap stimulus lingkungan

HYPNOTICS
ANXIOLYTICS SEDATIVES
Mengurangi kegelisahan, Menginduksi,
Mengurangi aktivitas
rasa takut, menyebabkan memperpanjang tidur,
otak yang menyebabkan
ketenangan dan dan mengurangi
relaksasi
keheningan terbangun saat tidur
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
BENZODIAZEPINES
● Reseptor GABA → Meningkatkan efek inhibisi GABA → Channel klorida terbuka → Ion Cl masuk
→ kurang depolarisasi/hiperpolarisasi (mengurangi ansietas, meningkatkan sedasi, meningkatkan rasa
kantuk, antoconvulsive)

● Indikasi:
→ Terapi lini pertama→ alcohol withdrawal, seizure, SE
→ Terapi jangka pendek → anxietas dan insomnia

● Contoh obat
→ Diazepam, lorazepam, oxazepam, nitrazepam, chlordiazepoxide, clorazepate

● Efek Samping
→ Rasa kantuk, sedasi, menurunkan kewaspadaan, kehilangan konsentrasi/koordinasi, menurunkan
libido

● Antidote → Flumazenil
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
BARBITURATES
● CNS depressant → menyebabkan sedasi ringan hingga kematian,mirip dengan
Benzodiazepines, meningkatkan kerja GABA

● Meningkatkan durasi dari pembukaan channel

● Digunakan pada general anestesia, epilepsi, acute cluster headache

● Contoh obat: anticonvulsant (phenobarbital), anestesi (thiopental), hipnotics


(pentobarbital)

● Efek samping: rasa kantuk, sedasi, menurunkan kewaspadaan, kehilangan


koordinasi/konsentrasi, menurunkan libido
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
NON BENZODIAZEPINES
- Menyebabkan efek sedatif yang lebih dibandingkan dengan obat anxiolytics
atau hipnotics
- Bekerja mirip dengan benzodiazepin, meningkatkan kerja GABA dengan
berikatan kepada subunit alpha-1 dari reseptor
- Dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan lebih dari (4 minggu),
tetapi immediate withdrawal --> kecemasan, rebound insomnia, sakit kepala,
nyeri otot

EFEK CONTOH
SAMPING OBAT
Daytime sleepiness, Zolpidem, Zopiclone,
rebound insomnia, sakit Eszopiclone (s-enantiomer
kepala, kebingungan,
of zopiclone), zaleplon
gangguan tidur,
gangguan pengecap,
gangguan gastrointestinal
ANTI PSYCHOTICS
Digunakan untuk mengobati gejala psikosis → delusi, ilusi, halusinasi, paranoid

Untuk pengobatan: schizophrenia, depresi parah, ansietas parah, menstabilkan episode manik pada bipolar dan Tourette’s
syndrome

Cara kerja utama : reseptor dopamin (mengurangi level dari dopamin berlebih, acethylcoline, noradrenaline dan serotonin)

Klasifikasi : Tipikal dan Atipikal


ANTI PSYCHOTICS TYPICAL
Generasi lama dari antipsikotik, lebih sering menyebabkan EPS (tremor, Parkinson’s like
syndrome, tardive dyskinesia)

Inhibisi reseptor postsynaptic dopamin-2, terutama pada limbic + ekstrapiramidal → efektif


untuk gejala positif

Contoh obat: haloperidol, loxapine, chlorpromazine, thiothixene, perphenazine

Kegunaan: psikosis berat, gangguan perilaku

Efek samping:
○ EPS (distonia, akatsia, tardive diskinesia, gejala menyerupai Parkinson, ataxia, gerakan
involunter, kekakuan, tremor)

○ Efek CNS (drowsiness, sedasi, hypnosis, confusion)

○ Neuroleptic Malignant Syndrome


ANTI PSYCHOTICS ATYPICAL
Generasi terbaru antipsikotik → lebih sedikit menyebabkan EPS

Dikenal sebagai generasi kedua antipsikotik

Cara kerja: menghambat reseptor dan neurotransmitter (dopamine, asetilkolin,


noradrenalin, serotonin)

Efektif untuk gejala positif dan negatif

Contoh obat:
● Aripiprazole, asenapine, clozapine, olanzapine, risperidone, ziprasidone

Efek samping:
→ Kenaikan Berat badan, gangguan metabolisme (peningkatan guka darah dan kolestrol
tinggi), sulit konsentrasi atau berbicara, perubahan Tekanan darah dan, konstipasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai