3. Halusinasi Auditorik (suara berkomentar, diskusi, suara dari salah satu bagian tubuh)
4. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan
*2. Atau setidaknya 2 gejala berikut harus selalu ada secara jelas:
1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja dan auditorik di luar yang di atas
2. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan, yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan atau neologisme
3. Perilaku katatonik / gangguan psikomotor
○ Gaduh gelisah, Positioning, Waxy flexibility, Negativisme, Mutisme, Stupor
4. Gejala “negatif”
○ apatis, bicara yang jarang, respon emosi tumpul, menarik diri
Kriteria Diagnosis Umum Skizofrenia
*1 OR *2 + *3 = Skizofrenia
Klasifikasi Perjalanan Gangguan Skizofrenik
(kode 5 karakter)
● F20.x0 Berkelanjutan
● F20.x1 Episodik dengan kemunduran progresif
● F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
● F20.x3 Episodik berulang
● F20.x4 Remisi tak sempurna
● F20.x5 Remisi sempurna
● F20.x8 Lainnya
● F20.x9 Periode pengamatan kurang dari 1 tahun
F20.0 Skizofrenia Paranoid
● Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
● Halusinasi dan/atau waham harus menonjol :
○ Halusinasi auditorik:
■ Verbal: Mengancam atau memberi perintah
■ Non-verbal: Bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa
○ Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
atau lain-lain perasaan tubuh;
■ halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
○ Waham: Dapat berupa hampir setiap jenis, khususnya;
■ Waham dikendalikan (delusion of control)
■ Waham dipengaruhi (delusion of influence)
■ “passivity” (delusion of passivity), dan
■ keyakinan dikejar - kejar yang beraneka ragam
● Kriteria diagnosis: 3 atau 4 gejala khas berikut harus sudah ada, secara terus
menerus atau secara episodik, sedikitnya untuk 2 tahun lamanya;
1) Afek yang tidak wajar atau yang menyempit / “constricted” (individu tampak
dingin dan acuh tak acuh)
2) Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
3) Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri dari
pergaulan sosial
4) Kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik, yang mempengaruhi
perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma budaya setempat.
F21 - Gangguan Skizotipal
● Suatu riwayat skizofrenia pada salah satu keluarga terdekat memberikan bobot
tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan suatu prasyarat.
Termasuk :
Skizofrenia Ambang (borderline)
Skizofrenia Laten
Skizofrenia Pseudoneurotik
Skizofrenia Pseudopsikopatik
Gangguan Kepribadian skizotipal
F22
Diagnosis banding :
● Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
● Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham (F23.3)
● Skizofrenia paranoid (F20.0)
F22.8 – GANGGUAN WAHAM F22.9 – GANGGUAN WAHAM
MENETAP LAINNYA MENETAP YTT
● Kategori sisa untuk gangguan-gangguan waham
menetap yang tidak memenuhi kriteria untuk
Gangguan Waham (F22.0)
● Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30.-)
atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif
individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
● Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. Tidak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
F23.0 – GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK
AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Untuk diagnosis pasti harus memenuhi hal-hal berikut:
A. Onset akut (dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);
B. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah
dalam jenis dan intensitasnya.
C. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya;
D. Walaupun gejalanya beragam, tidak satupun dari gejala itu ada
secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20),
episode manik (F30.-), atau episode depresif (F32.-)
F23.1 – GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK AKUT
DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) diatas yang khas untuk gangguan
psikotik polimorfik akut
Apabila gejala skizofrenia menetap > 1 bulan, maka diagnosis harus dirubah
menjadi skizofrenia (F20.-)
Diagnosis Banding :
➢ Gangguan waham organik (F06.2)
➢ Gangguan skizofrenia lainnya (F20.8)
F23.3 – GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA DENGAN
PREDOMINAN WAHAM
● Jika ada alasan untuk percaya bahwa 2 orang yang tinggal bersama mempunyai gangguan
psikotik yang terpisah maka tidak satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode
diagnosis ini
F25
Gangguan Skizoafektif
PEDOMAN DIAGNOSTIK
● Diagnosis hanya dibuat jika gejala definitif adanya skizofrenia & gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari, dalam satu episode penyakit
yang sama
● Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia & gangguan afektif
tetapi dalam episode penyakit yang berbeda
● Gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik pada pasien skizofrenik → F20.4
(Depresi Pasca-skizofrenia)
- Episode skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun berulang, dengan sebagian
besar episode skizoafektif tipe manik
- Afek harus meningkat secara menonjol, atau ada peningkatan afek yang tak begitu
menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak
- Dalam episode yang sama harus jelas ada minimal 1 (sebaiknya 2) gejala skizofrenia
yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20 pedoman diagnostik)
F25.1 - GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF
- Digunakan untuk episode skizoafektif tipe depresif tunggal, dan untuk gangguan
berulang dimana didominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
- Afek depresif harus menonjol disertai oleh minimal 2 gejala khas, baik depresif
maupun kelainan perilaku terkait seperti episode depresif (F32).
- Dalam episode yang sama, minimal harus jelas ada 1 (sebaiknya 2) gejala khas
skizofrenia F20.
F25.2 - GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE CAMPURAN
Gangguan dengan gejala skizofrenia (F20) berada secara bersama-sama
dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6)
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-), untuk gangguan
afektif yang bertipe psikotik (F30 - F39), & gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
gejala untuk gangguan waham menetap (F22)
Efeknya adalah meningkatkan mood dan memiliki efek samping lebih ringan
→ Efek obat 2-12 minggu
Contoh Obat:
Fluoxetine, escitalopram, citalopram, paroxetine, sertraline
Efek samping:
● Pikiran ingin bunuh diri biasanya pada pasien usia < 25 tahun
● Sindrom Serotonin : Agitasi, kebingungan, tremor, takikardia
● Meningkatkan resiko perdarahan, Hiponatremia
● Pandangan menjadi kabur, dizziness, drowsiness, masalah pencernaan, nyeri kepala.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)
Blok monoamine oxidase enzymes → meningkatkan norepinephrine, serotonin (MAO A) & dopamine
(MAO B)
Contoh obat
● MAO-A Inhibitor: clorgyline, brofaromine, moclobemide
● MAO-B Inhibitor: selegiline
Efek samping:
● Insomnia, overweight, hipertensi, gangguan aktivitas seksual, sakit kepala, takikardia hingga mual.
Tricyclic / Tetracyclic Antidepressants (TCA)
● TCA bekerja dengan memblok Serotonin dan Norephinephrine Reuptake, serta bersifat antihistamin H-1 dan alpha
1 adrenergic
→ meningkatnya serotonin dan norepinefrin di celah sinaptik, tetapi dapat memiliki efek lain yang beragam karena efek
antihistamin dan antikolinergik
Contoh Obat:
● Amitriptyline, doxepin, imipramine, trimipramine, nortriptyline, desipramine
Efek Samping:
● Meningkatkan pikiran bunuh diri <25 tahun
● Sindrom serotonin → agitasi, kebingungan, berkeringat, tremor, takikardia
● Dapat menunjukan episode manik pada pasien yang belum didiagnosa Bipolar.
● Meningkatkan risiko kejang
● Meningkatkan risiko efek kardiovaskular
● Dapat menyebabkan serangan glaukoma sudut tertutup
TCA dan TeCA
Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI)
SNRI bekerja dengan memblok kanal transporter serotonin (SERT) dan kanal transporter Norepinefrin (NET) sel
presinaptik
Contoh Obat:
● Venlafaxine, Duloxetine, Desvenlafaxine, Milnacipran
Efek samping:
● Meningkatkan pikiran bunuh diri <25 tahun
● Sindrom serotonin → agitasi, kebingungan, berkeringat, tremor, takikardia
● Dapat menunjukan episode manik pada pasien yang belum didiagnosa Bipolar.
● Hipotensi ortostatik (kecuali Venlafaxine → meningkatkan TD)
● Meningkatkan risiko pendarahan
● Hiponatremia
● Dapat mengganggu judgement/drowsiness
● Kontrol gula darah yang buruk
SNRI
Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitor (NDRI)
NDRI bekerja dengan memblok kanal transporter Norepinefrin (NET) dan kanal transporter dopamin (DAT) sel presinaptik
Efeknya adalah menumpuknya norepinefrin dan dopamin di celah sinaptik dan dapat meningkatkan stimulasi reseptor
Contoh Obat:
● Bupropion
Efek Samping:
● Meningkatkan resiko kejang dalam dosis yang besar
● Insomnia, agitation, anxiety, headache, dizziness , tinnitus, sweating
Norepinephrine and Dopamine Reuptake Inhibitor (NDRI)
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
→ Obat yang digunakan untuk mengubah respon individu terhadap stimulus lingkungan
HYPNOTICS
ANXIOLYTICS SEDATIVES
Mengurangi kegelisahan, Menginduksi,
Mengurangi aktivitas
rasa takut, menyebabkan memperpanjang tidur,
otak yang menyebabkan
ketenangan dan dan mengurangi
relaksasi
keheningan terbangun saat tidur
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
BENZODIAZEPINES
● Reseptor GABA → Meningkatkan efek inhibisi GABA → Channel klorida terbuka → Ion Cl masuk
→ kurang depolarisasi/hiperpolarisasi (mengurangi ansietas, meningkatkan sedasi, meningkatkan rasa
kantuk, antoconvulsive)
● Indikasi:
→ Terapi lini pertama→ alcohol withdrawal, seizure, SE
→ Terapi jangka pendek → anxietas dan insomnia
● Contoh obat
→ Diazepam, lorazepam, oxazepam, nitrazepam, chlordiazepoxide, clorazepate
● Efek Samping
→ Rasa kantuk, sedasi, menurunkan kewaspadaan, kehilangan konsentrasi/koordinasi, menurunkan
libido
● Antidote → Flumazenil
ANXIOLYTICS + SEDATIVES + HYPNOTICS
BARBITURATES
● CNS depressant → menyebabkan sedasi ringan hingga kematian,mirip dengan
Benzodiazepines, meningkatkan kerja GABA
EFEK CONTOH
SAMPING OBAT
Daytime sleepiness, Zolpidem, Zopiclone,
rebound insomnia, sakit Eszopiclone (s-enantiomer
kepala, kebingungan,
of zopiclone), zaleplon
gangguan tidur,
gangguan pengecap,
gangguan gastrointestinal
ANTI PSYCHOTICS
Digunakan untuk mengobati gejala psikosis → delusi, ilusi, halusinasi, paranoid
Untuk pengobatan: schizophrenia, depresi parah, ansietas parah, menstabilkan episode manik pada bipolar dan Tourette’s
syndrome
Cara kerja utama : reseptor dopamin (mengurangi level dari dopamin berlebih, acethylcoline, noradrenaline dan serotonin)
Efek samping:
○ EPS (distonia, akatsia, tardive diskinesia, gejala menyerupai Parkinson, ataxia, gerakan
involunter, kekakuan, tremor)
Contoh obat:
● Aripiprazole, asenapine, clozapine, olanzapine, risperidone, ziprasidone
Efek samping:
→ Kenaikan Berat badan, gangguan metabolisme (peningkatan guka darah dan kolestrol
tinggi), sulit konsentrasi atau berbicara, perubahan Tekanan darah dan, konstipasi
TERIMA KASIH