Anda di halaman 1dari 9

MINI LECTURE

GANGGUAN PSIKOTIK

Disusun oleh:
Steven Edward Jayalaksana 2115028
Aina Meidita Pohan 2115088
Anggie Seliyana Rakasiwi 2115071
Feren Nathania Sendjaja 2115054
Josie Tirana Magdalena 2115056
Michelle Cannissa Hendrawan 2115010
Patricia Larasati 2115086
Yohan Novanda Toya 2115012
Yuliani 2015068

Pembimbing:
dr. Irna Permanasari Gani, Sp.KJ

BAGIAN ILMU PSIKIATRI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2023
Gangguan Psikotik

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh.
Gangguan psikotik adalah semua kondisi yg menunjukkan adanya hendaya berat dalam
kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku individu dlm suatu saat maupun perilaku
individu dalam perjalanannya mengalami hendaya berat kemampuan daya nilai realitas (perlu
dipertimbangkan faktor budaya).
Bukti langsung hendaya daya nilai realitas terganggu misal adanya ;
● waham, halusinasi tanpa tilikan akan sifat patologinya;
● adanya perilaku yg demikian kacau ( grossly disorganized ) misalnya bicara yg
inkoheren, perilaku agitasi tanpa tujuan, disorientasi pd delirium dst;
● adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari pergaulan sosial dan
tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-hari.
Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan menyeluruh
dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicara inkohern yang jelas, atau
perilaku yang tidak teratur atau mengacau, biasanya tanpa ada kewaspadaan pasien terhadap
inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya.
Pedoman diagnostik gangguan psikotik intoksikasi zat

● Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat psikoaktif
(biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan manifestasi dari keadaan putus zat
dengan delirium (lihat F1x.4) atau suatu onset lambat (dengan onset lebih dari 2 minggu
setelah penggunaan zat) dimasukkan dalam F1x.75.
● Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil dengan pola gejala
yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat yang digunakan dan
kepribadian pengguna zat.
● Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin, gangguan psikotik yang
diinduksi oleh obat umumnya berhubungan erat dengan tingginya dosis dan / atau
penggunaan zat yang berkepanjangan.
● Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan berdasarkan distorsi persepsi atau
pengalaman halusinasi, bila zat yang digunakan ialah halusinogen primer (misalnya
Lisergide (LSD)), meskalin, kanabis dosis tinggi). Perlu dipertimbangkan kemungkinan
diagnosis intoksikasi akut (F1x.0).

Diagnosis Banding

Gangguan mental lain yang dicetuskan dan diberatkan oleh penggunaan zat psikoaktif,
misalnya skizofrenia (F20.-), gangguan afektif (F30-F39), gangguan kepribadian paranoid
(F60.0,F60.1).
Diagnosis suatu keadaan psikotik dapat ditentukan lebih lanjut dengan kode lima karakter
berikut:
● F1x.50 Lir Skizofrenia (Skizofrenik-like)
● F1x.51 Predominan waham
● F1x.52 Predominan halusinasi (termasuk halusinasi alcohol)
● F1x.53 Predominan polimorfik
● F1x.54 Predominan gejala depresi
● F1x.55 Predominan gejala manik
● F1x.56 Campuran

Skizofrenia

Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas, serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetic, fisik dan sosial budaya.

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted).
Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. 1

Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ III 4

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya 2 gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :

● Gangguan isi pikiran

● Gangguan bentuk pikiran

● Waham

● Halusinasi

Atau paling sedikit 2 gejala dibawah ini yang secara jelas :

● Halusinasi yang menetap

● Arus pikiran yang terputus

● Perilaku katatonik

● Dan gejala negatif

Gejala di atas harus berlangsung minimal 1 bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap
fase nonpsikotik prodromal).

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku peribadi, bermanifestasi sebagai : hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara sosial.

Beberapa tipe skizofrenia :

● Tipe Paranoid (F20.0)


● Tipe heberifenik (F20.1)
● Tipe Katatoniik (F20.2)
● Tipe tak terinci (F20.3)
● Tipe depresi pasca skizofrenia (F20.4)
● Tipe Residual (F20.5)
● Tipe Simpleks (F20.6)
● Skizofrenia lainnya (F20.8)
● Skizofrenia YTT (F20.9)

Perjalanan gangguan skizofrenik

● F20. X0 berkelanjutan
● F20. X1 episodik dengan kemunduran progresif
● F20. X2 episodik dengan kemunduran stabil
● F20. X3 episodik berulang
● F20. X4 remisi tak sempurna
● F20. X5 remisi sempurna
● F20. X8 lainnya
● F20. X9 periode pengamatan kurang dari 1 tahun

Gangguan Psikotik Akut dan sementara ditandai oleh :

● Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang timbulnya gejala psikotik yang
mengganggu pekerjaan sehari-hari, sebagai ciri khas yang menentukan seluruh
kelompok

○ adanya sindrom yang khas

○ adanya stress akut yang berkaitan

○ tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung

● Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik atau
episode depresif.

● Tidak ada penyebab organi atau intoksikasi akibat penyalahgunaan zat

Gangguan psikotik polimorfik


Tanpa Gejala Skizofrenia

● Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik yang jelas
dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang)

● Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah dalam jenis dan
intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama

● Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya

● Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala-gejala itu ada
secara cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atau episode manik
(F30.-) atau episode depresif (F32.-). 4

Dengan Gejala Skizofrenia

● Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia (F20.-) yang
harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis psikotik
itu secara jelas

● Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus
diubah menjadi skizofrenia (F20.-) 4

Gangguan Psikotik Lir- Skizofrenia

● Untuk diagnosis pasti harus memenuhi :

○ Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari suatu keadaan non
psikotik menjadi keadaan yang jelas psikotik)

○ Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia (F20.-) harus sudah ada
untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya gambaran klinis yang jelas
psikotik

○ Kriteria untuk psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi. Apabila gejala-gejala


skizofrenia menetap untuk kurun waktu lebih dari dari 1 bulan lamanya, maka
diagnosis harus dirubah menjadi skizofrenia (F20.-)

Gangguan psikotik lainnya dengan predominan waham

● Untuk Diagnosis Pasti harus memenuhi :

○ Onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari keadaan non
psikotik sampai jelas psikotik)

○ Wahan dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas; dan

○ Baik kriteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik


polimorfik akut (F23.-) tidak terpenuh

● Kalau waham-waham menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus
diubah menjadi Gangguan Waham Menetap (F22.-). Apabila hanya halusinasi yang
menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya, maka diagnosis harus diubah menjadi
Gangguan Psikotik Non Organik Lainnya (F28).4

Skizoafektif

● Diagnosis hanya dibuat apabila gejala definitif berupa skizofrenia dan gangguan afektif
sama-sama menonjol pada saat bersamaan atau simultaneously atau dalam beberapa hari
yang satu sesudah yang lain, dalam 1 episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai
konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun
episode manik atau depresif

● Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan
afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda

● Bila seseorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami gejala
episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi pasca skizofrenia). beberapa
pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25.0)
maupun depresif (F25.1) atau campuran (F25.2). pasien lain mengalami 1-2 episode
skizoafektif terselip di antara episode manik atau depresif (F30-33).5,6

Penatalaksanaan

Obat-obatan: Obat-obatan utama yang digunakan untuk mencoba mengobati gangguan


psikotik disebut antipsikotik. Obat-obatan termasuk yang berikut:

● Antipsikotik konvensional, juga disebut neuroleptik, telah digunakan untuk mengobati


gangguan mental sejak pertengahan 1950-an. Obat-obatan ini bekerja dengan memblokir
reseptor dopamin di otak. Dopamin adalah neurotransmitter yang diyakini terlibat dalam
perkembangan delusi. Antipsikotik konvensional termasuk klorpromazin (Thorazine®),
fluphenazine (Prolixin®), haloperidol (Haldol®), thiothixene (Navane®), trifluoperazine
(Stelazine®), perphenazine (Trilafon®) dan thioridazine (Mellaril®).
● Obat yang lebih baru – yang disebut obat antipsikotik atipikal – tampaknya lebih efektif
dalam mengobati gejala gangguan delusi. Obat ini bekerja dengan memblokir reseptor
dopamin dan serotonin di otak. Serotonin adalah neurotransmitter lain yang diyakini
terlibat dalam gangguan delusi. Obat-obatan ini termasuk risperidone (Risperdal®),
clozapine (Clozaril®), quetiapine (Seroquel®), ziprasidone (Geodon®) dan olanzapine
(Zyprexa®).
● Obat lain yang mungkin digunakan untuk mengobati gangguan psikotik termasuk obat
penenang dan antidepresan. Obat penenang dapat digunakan jika orang tersebut
memiliki tingkat kecemasan yang sangat tinggi dan/atau masalah tidur. Antidepresan
dapat digunakan untuk mengobati depresi, yang sering terjadi pada orang dengan
gangguan delusi.
● Pada skizoafektif : gejala skizofrenia dan afektif timbul bersamaan maka perlu
penatalaksanaan mood stabilizer + antipsikotik.2

Mood stabilizer :

1. lithium : window period sempit, maka berbahaya bagi pasien.


2. divalproat sodium : menjadi pilihan

Anda mungkin juga menyukai