Congenital Talipes
Equinovarus
(CTEV)
Preceptor : dr. Eduard P.Simamora,Sp.B.,Sp.BA
Disusun oleh :
Yuliani
2015068
○ Zeugopod: radius/ulna dan tibia/fibula Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of
Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
○ Autopod: karpal, metakarpal, tarsal, Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination,
polarity and identity. J Anat 227:418–430.
metatarsal
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
● AER:
○ Bagian dari ektoderm yang mendasari tunas
ekstremitas
○ Menghasilkan FGF8 yang menginduksi
proliferasi sel ektodermal untuk
mempertahankan elongasi anggota badan.
● AER memberikan pengaruh pada jaringan di
sekitarnya agar tetap tidak berdiferensiasi:
○ Saat AER bermigrasi, banyak jaringan
proksimal berdiferensiasi menjadi tulang rawan
dan otot.
○ Ekstremitas terbentuk dari proksimal ke distal
dalam segmen stylopod, zeugopod, autopod
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier
Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan jaringan ikat dan tulang
Tulang
Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan jaringan ikat dan tulang
Tulang
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier
Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
A. Pergelangan kaki embrio hari ke 36.
Talus terjepit di antara tibia dan fibula.
Ujung distal tibia miring dan cekung.
B. Pergelangan kaki embrio pada hari ke
38. Tibia dan fibula distal masih
terpisah, dan talus terjepit di antara
keduanya. Malleoli fibula dan tibialis
berada pada tingkat yang sama. Talus
membentuk sudut 90 derajat.
C. Pergelangan kaki embrio pada hari ke Olivier G. Formation du Squelette des Membres. Paris: Vigot Frères; 1962.
42. Malleolus lateral lebih distal
daripada malleolus medial
Pembentukan talokalkaneal.
●(a)dorsal, (b) plantar pada embrio hari ke 38
●(c)dorsal (d) plantar pada embrio hari ke 42.
○ Talus dan kalkaneus tumpang tindih.
○ Sustentakulum tali dimulai.
○ Terdapat facet artikular di ujung distal
fibula.
○ Talus lebih sempit dan lebih panjang.
●(e) dorsal, (f) plantar pada fetus.
○ Sustentakulum tali berkembang dengan
baik.
1, kalkaneus; 2, talus; 3, faset artikular kalkanealis untuk fibula distal;
○ Permukaan artikular dorsal, lateral, dan 4, faset artikular lateral talus; 5, faset artikular troklearis superior talus;
6, sustentaculum tali
medial talus telah menyatu.
○ Sisi kalkaneus untuk fibula distal telah
menghilang
Olivier G. Formation du Squelette des Membres. Paris: Vigot Frères; 1962.
Perkembangan sistem otot
● Otot berasal dari miotom: sel ventrolateral yang berasal dari somit
yang terletak di kedua sisi neural tube yang bermigrasi untuk
membentuk otot. Saat miotom bermigrasi, mereka membentuk:
○ Epimere (epiaxial):
■ Kelompok otot yang sedang berkembang dari myotome
■ Masuk ke belakang → otot intrinsik punggung
○ Hipomer (hipoaksial):
■ Perjalanan ke batang tubuh → dinding dada anterior
→ dinding perut → ekstremitas
■ Memanjang secara ventrolateral
■ Membentuk dinding tubuh dan otot ekstremitas
■ Setelah bermigrasi ke tunas ekstremitas, akan terpisah
lagi:
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human.
● posterior (dorsal) → otot ekstensor 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier
● anterior (ventral) → otot fleksor Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human
Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and
identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan sistem otot ekstremitas atas
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016.
P. 366. Fig 16-3. Elsevier
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat
227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan sistem otot ekstremitas bawah
● Minggu 7 : Saat embrio berubah dari flat disk menjadi struktur 3 dimensi, ekstremitas berputar.
● Ekstremitas atas:
○ Minggu 4: Tunas ekstremitas muncul dari bidang koronal.
○ Minggu 6: Tunas ekstremitas bergerak menuju bidang sagital
○ Minggu 6–8: rotasi 90 derajat lateral:
■ Kompartemen fleksor bergeser ke anterior
■ Siku terletak di posterior
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier
Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
● Ekstremitas bagian bawah:
○ Minggu 4: Tunas ekstremitas muncul dari bidang koronal.
○ Minggu 6: Tunas ekstremitas bergerak menuju bidang sagital
○ Minggu 6–8: rotasi medial 90 derajat
■ Kompartemen fleksor terletak di posterior
■ Kompartemen ekstensor terletak di anterior
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier
Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.
Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
● Kedua kaki saling berhadapan dan terletak
pada bidang yang hampir sagital.
● Permukaan ekstensor menghadap ke
lateral.
● Permukaan fleksor menghadap ke medial.
● Jari-jari kaki digambarkan dengan baik dan
menyebar terpisah. Jempol kaki berada di Streeter GL. Developmental horizons in human embryos. Contrib Embryol. 1945, 1948, 1951; 21, 32, 34
batas tibialis.
● Kaki berada dalam posisi equinus relatif
terhadap kaki.
● Seluruh ekstremitas bawah berada dalam
posisi rotasi eksternal.
● Kaki saling menyentuh pada telapak atau
aspek medial dan berada dalam posisi
berdoa.
● Terjadi rotasi internal progresif→ kaki
kemudian di equinus, supinasi, dan rotasi
eksternal relatif
● Selanjutnya, kaki dorsofleksi dan pronasi,
mendekati posisi netral dewasa Streeter GL. Developmental horizons in human embryos. Contrib Embryol. 1945, 1948, 1951; 21, 32, 34
Anatomi
Pedis
● Pedis dibagi menjadi regio
talocruralis, metatarsus, dan digiti
● Terdapat lima digitus yang terdiri dari
hallux/digitus primus (digitus I) yang
posisinya di medial dan empat digitus
yang letaknya lebih Iateral, paling
lateral diakhiri oleh digitus minimus
(digitus V)
● Pedis memiliki permukaan superior
(regio dorsalis pedis/ dorsum pedis)
dan permukaan inferior (regio
plantaris pedis/ planta pedis)
Kelompok proximal
●terdiri dari dua tulang yang besar : talus dan calcaneus
Talus
●tulang yang paling superior pada pedis, disangga oleh
calcaneus
●ke arah atas talus bersendi dengan tibia dan fibula→sendi
talocruralis
●ke arah depan bersendi dengan tulang tarsale intermedius
(naviculare) pada sisi medial pedis.
●Permukaan medial bersendi dengan malleolus medialis tibia
●Permukaan lateral bersendi dengan malleolus lateralis fibula
Calcaneus
●merupakan tulang tarsi yang terbesar
●ke arah posterior membentuk kerangka tulang regio calcanea
●ke arah anterior menonjol ke depan → bersendi dengan
cuboideum
●Tendo achilles melekat pada bagian medius
Naviculare Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.
GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
●Berbentuk seperti perahu
Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.
GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
Kelompok distal
Cuboideum
●ke arah posterior bersendi dengan calcaneus,
●ke arah medial dengan cuneiforme laterale, dan
●ke arah anterior dengan basis metatarsales IV-V
Cuneiforme
●cuneiforme laterale, intermedium, dan mediale
●ke arah posterior bersendi dengan tulang naviculare
●ke arah anterior dengan basis metatarsales I-III
Congenital talipes equinovarus (CTEV) berasal dari bahasa latin yaitu talus
yang berarti pergelangan kaki (ankle), pes berarti kaki (foot), equinus berarti
fleksi plantaris (horse-like), dan varus berarti terbalik (inversi) dan adduksi.
CTEV merupakan deformitas yang menyebabkan pasien berjalan
menggunakan pergelangan kaki, saat ini disebut clubfoot atau kaki pengkor.
● Insiden CTEV di Amerika Serikat sebesar 1-2 kasus dalam 1.000 kelahiran hidup
● Berdasarkan jenis kelamin CTEV lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan
perempuan
● Perbandingan kasus laki laki dan perempuan adalah 2:1
● Keterlibatan bilateral didapatkan pada 30-50% kasus, kasus unilateral → kaki kanan
lebih sering terkena
● Terdapat keterlibatan genetik pada penderita CTEV
○ Jika salah satu orang tua memiliki CTEV maka risiko untuk memiliki keturunan
yang memiliki CTEV: 3-4%. Jika kedua orang tua, risiko meningkat sebesar
30%. Jika satu anak memiliki CTEV, maka risiko terjadinya CTEV pada
keturunan selanjutnya meningkat sampai 20x.
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KLASIFIKASI
Klasifikasi Pirani
Klasifikasi Dimeglio
Teori defek Adanya jaringan fibrosis pada otot, fascia, ligamen, dan tendon
neuromuskular sheath pada clubfoot yang mengakibatkan kelainan pada tulang
Teori primary germ Defek germ plasma di talus disertai dengan perubahan jaringan
plasma defect lunak sekitarnya
Teori Herediter
1. Test dorsofleksi
1. Scratch test
● Rontgen AP
○ Evaluasi sudut yang terbentuk antara
sumbu panjang talus dan kalkaneum
(sudut talocalcaneal), talus dan
metatarsal (sudut talometatarsal).
● Rontgen Lateral
○ sudut yang terbentuk antara talus dan
tibia, serta talus dan kalkaneum
a. Anteroposterior : Sudut talokalkaneal kaki
membantu untuk mengetahui luas kiri 5° dibandingkan dengan kaki kanan
equinus dan varus masing-masing. normal 44°
b. Lateral : sudut talocalcaneal kiri
plantarfleksi 10°
c. Lateral : dorsifleksi 15°
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Pada kaki normal, posisi apapun menghasilkan sudut 44 °
● Metode Ponseti memberikan koreksi clubfoot yang sangat baik tanpa risiko
dan komplikasi yang terkait dengan operasi kaki besar.
● Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diobati dengan
metode Ponseti menikmati kaki dan pergelangan kaki yang lebih fleksibel
daripada mereka yang dirawat dengan pembedahan.
Indikasi :
●Response: tidak didapatkan respon dari penanganan konservatif selama 6 bulan
●Rigid clubfoot: deformitas forefoot telah tertangani namun deformitas hindfoot masih
tidak tertangani setelah terapi konservatif
●Relapsed clubfoot: deformitas pernah dikoreksi secara inisial dan kambuh lagi baik
parsial maupun total
●Recurrent clubfoot: relaps akibat ketidakseimbangan otot yang tidak diperhatikan
sebelumnya
●Resistant clubfoot: resisten terhadap pengobatan
● Prosedur untuk soft tissue dianjurkan dilakukan untuk anak kurang dari 4 tahun
● Pada CTEV ringan tanpa deformitas yang parah pada calcaneus, dianjurkan untuk
dilakukan prosedur posteromedial release (PMR), oleh Turco.
● Pada CTEV berat dengan deformitas yang parah pada calcaneus, dapat dilakukan prosedur
one-stage modified Mc-Kay
● Prosedur untuk tulang ditambahkan setelah 4 tahun→ dwyer’s lateral closed wedge
osteotomy, evan’s and davis operation, triple arthrodesis
1. Di bagian belakang:
○ Z-plasty tendo-Achilles untuk
memanjangkannya
○ Kapsulotomi posterior
pergelangan kaki dan sendi
subtalar.
○ Pembebasan ligamen talofibular
posterior dan calcaneofibular
2. Di sisi medial:
○ Pemanjangan otot tibialis posterior, fleksor hallucis
longus, dan fleksor digitorum longus.
○ pembebasan ligamen talonavikularis, ligamen pegas
dan bagian superfisial ligamen deltoid.
○ pembebasan ligamen talokalkaneal interoseus,
kapsul sendi naviculocuneiform dan sendi
metatarsocuneiform pertama.
3. Di sisi plantar:
○ Fasia plantaris.
○ Pelepasan abductor hallucis dan fleksor digitorum
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
brevis Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Prosedur
Kejadian CTEV bilateral meningkatkan prognosis buruk dibandingkan hanya unilateral. Pasien pada
kategori Dimeglio yang berat berhubungan dengan kualitas kegagalan terapi; oleh karena itu
kebutuhan terapi yang sedini mungkin sangat diperlu- kan karena berhubungan dengan angka
keberhasilan yang tinggi.