Anda di halaman 1dari 66

Clinical Science Study

Congenital Talipes
Equinovarus
(CTEV)
Preceptor : dr. Eduard P.Simamora,Sp.B.,Sp.BA

Disusun oleh :
Yuliani
2015068

Bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Immanuel


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung
Embriologi
Ekstremitas
● Pembentukan ekstremitas terjadi pada hari ke - 24
dan hari ke-26
● Tunas ekstremitas:
○ Lokasi: aspek ventrolateral tubuh
○ Berasal dari plat lateral mesoderm
diinisiasikan oleh fibroblast growth factor-10
(FGF10)
○ Tertutup oleh ektoderm
○ Memiliki inti mesenkim yang lebih padat
○ Di ujung: Apical ectodermal ridge (AER)
○ Posisi:
■ Tunas ekstremitas atas: berkembang
berlawanan dengan segmen kaudal
servikal
■ Tunas ekstremitas bawah: berlawanan
dengan segmen lumbar dan sakral
Perkembangan jaringan ikat dan tulang
Tulang

● Perkembangan ditetapkan oleh interaksi antara


ektoderm dan mesenkim
● Ektoderm akan berproliferasi di apeks
ekstremitas→ membentuk AER → menginduksi
mesenkim berdekatan untuk tetap tidak
berdiferensiasi
● Ektoderm memempengaruhi mesenkim untuk
berdiferensiasi menjadi kartilago, otot dan
membentuk 3 komponen proksimodistal :
○ Stylopod: humerus dan femur Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The
developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

○ Zeugopod: radius/ulna dan tibia/fibula Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of
Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

○ Autopod: karpal, metakarpal, tarsal, Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination,
polarity and identity. J Anat 227:418–430.

metatarsal
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
● AER:
○ Bagian dari ektoderm yang mendasari tunas
ekstremitas
○ Menghasilkan FGF8 yang menginduksi
proliferasi sel ektodermal untuk
mempertahankan elongasi anggota badan.
● AER memberikan pengaruh pada jaringan di
sekitarnya agar tetap tidak berdiferensiasi:
○ Saat AER bermigrasi, banyak jaringan
proksimal berdiferensiasi menjadi tulang rawan
dan otot.
○ Ekstremitas terbentuk dari proksimal ke distal
dalam segmen stylopod, zeugopod, autopod
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan jaringan ikat dan tulang
Tulang

● Apex tunas ekstremitas mendatar, menjadi lempeng


tangan dan kaki
● Tangan dan kaki terbentuk melalui apoptosis yang
diinduksi oleh AER → memisahkan tangan dan kaki
menjadi 5 bagian
○ Awalnya muncul seperti dayung yang
menyatu (paddle like)
○ Digital rays: muncul sebagai jaringan
berselaput di antara jari-jari mulai
mengalami apoptosis
○ Hari 52–56: Jari tangan dan kaki muncul.
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan jaringan ikat dan tulang
Tulang

● Mesenkim berdiferensiasi menjadi kondrosit, kondrosit membentuk kartilago hyalin


● Ketika kondrogenesis berhenti, pembentukan sendi dimulai

Mesenkim terkondensasi berdiferensiasi menjadi jaringan fibrosa yang padat


(membentuk kartilago artikular, membran sinovial, meniscus dan ligamen)

Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
A. Pergelangan kaki embrio hari ke 36.
Talus terjepit di antara tibia dan fibula.
Ujung distal tibia miring dan cekung.
B. Pergelangan kaki embrio pada hari ke
38. Tibia dan fibula distal masih
terpisah, dan talus terjepit di antara
keduanya. Malleoli fibula dan tibialis
berada pada tingkat yang sama. Talus
membentuk sudut 90 derajat.
C. Pergelangan kaki embrio pada hari ke Olivier G. Formation du Squelette des Membres. Paris: Vigot Frères; 1962.
42. Malleolus lateral lebih distal
daripada malleolus medial
Pembentukan talokalkaneal.
●(a)dorsal, (b) plantar pada embrio hari ke 38
●(c)dorsal (d) plantar pada embrio hari ke 42.
○ Talus dan kalkaneus tumpang tindih.
○ Sustentakulum tali dimulai.
○ Terdapat facet artikular di ujung distal
fibula.
○ Talus lebih sempit dan lebih panjang.
●(e) dorsal, (f) plantar pada fetus.
○ Sustentakulum tali berkembang dengan
baik.
1, kalkaneus; 2, talus; 3, faset artikular kalkanealis untuk fibula distal;
○ Permukaan artikular dorsal, lateral, dan 4, faset artikular lateral talus; 5, faset artikular troklearis superior talus;
6, sustentaculum tali
medial talus telah menyatu.
○ Sisi kalkaneus untuk fibula distal telah
menghilang
Olivier G. Formation du Squelette des Membres. Paris: Vigot Frères; 1962.
Perkembangan sistem otot
● Otot berasal dari miotom: sel ventrolateral yang berasal dari somit
yang terletak di kedua sisi neural tube yang bermigrasi untuk
membentuk otot. Saat miotom bermigrasi, mereka membentuk:
○ Epimere (epiaxial):
■ Kelompok otot yang sedang berkembang dari myotome
■ Masuk ke belakang → otot intrinsik punggung
○ Hipomer (hipoaksial):
■ Perjalanan ke batang tubuh → dinding dada anterior
→ dinding perut → ekstremitas
■ Memanjang secara ventrolateral
■ Membentuk dinding tubuh dan otot ekstremitas
■ Setelah bermigrasi ke tunas ekstremitas, akan terpisah
lagi:
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human.
● posterior (dorsal) → otot ekstensor 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

● anterior (ventral) → otot fleksor Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human
Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and
identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan sistem otot ekstremitas atas

● Somit yang sesuai dengan C4-C8, T1-T2


menimbulkan aspek posterior dan anterior dari
otot-otot ekstremitas atas. Otot fleksor muncul
dari aspek anterior somit ini, sedangkan
ekstensor muncul dari aspek dorsal.

Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016.
P. 366. Fig 16-3. Elsevier

Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology.


Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat
227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Perkembangan sistem otot ekstremitas bawah

● Somit yang sesuai dengan L1-L5, S1-S2


menimbulkan aspek posterior dan anterior dari
otot-otot ekstremitas bawah. Otot ekstensor
dan abduktor muncul dari aspek posterior
somit ini, sedangkan fleksor dan adduktor
muncul dari aspek anterior.
● Pada ekstremitas atas, garis aksial ventral
memanjang di sepanjang permukaan anterior
lengan atas dan lengan bawah.
● Pada ekstremitas bawah, garis aksial ventral
memanjang sepanjang sisi medial paha dan Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016.
P. 366. Fig 16-3. Elsevier
lutut dan menuruni aspek posteromedial kaki Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology.
Churchill Livingstone/Elsevier.
hingga tumit. Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat
227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
Rotation of the limbs

● Minggu 7 : Saat embrio berubah dari flat disk menjadi struktur 3 dimensi, ekstremitas berputar.
● Ekstremitas atas:
○ Minggu 4: Tunas ekstremitas muncul dari bidang koronal.
○ Minggu 6: Tunas ekstremitas bergerak menuju bidang sagital
○ Minggu 6–8: rotasi 90 derajat lateral:
■ Kompartemen fleksor bergeser ke anterior
■ Siku terletak di posterior
Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
● Ekstremitas bagian bawah:
○ Minggu 4: Tunas ekstremitas muncul dari bidang koronal.
○ Minggu 6: Tunas ekstremitas bergerak menuju bidang sagital
○ Minggu 6–8: rotasi medial 90 derajat
■ Kompartemen fleksor terletak di posterior
■ Kompartemen ekstensor terletak di anterior

Keith L. Moore & T.V.N. Presaud & Mark G. Torchia. The developing Human. 10th Edition. 2016. P. 366. Fig 16-3. Elsevier

Schoenwolf, G. C., Larsen, W. J. (2009). Limbs. Chapter 20 of Larsen’s Human Embryology. Churchill Livingstone/Elsevier.

Tickle, C. (2015). How the embryo makes a limb: determination, polarity and identity. J Anat 227:418–430. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26249743/
● Kedua kaki saling berhadapan dan terletak
pada bidang yang hampir sagital.
● Permukaan ekstensor menghadap ke
lateral.
● Permukaan fleksor menghadap ke medial.
● Jari-jari kaki digambarkan dengan baik dan
menyebar terpisah. Jempol kaki berada di Streeter GL. Developmental horizons in human embryos. Contrib Embryol. 1945, 1948, 1951; 21, 32, 34

batas tibialis.
● Kaki berada dalam posisi equinus relatif
terhadap kaki.
● Seluruh ekstremitas bawah berada dalam
posisi rotasi eksternal.
● Kaki saling menyentuh pada telapak atau
aspek medial dan berada dalam posisi
berdoa.
● Terjadi rotasi internal progresif→ kaki
kemudian di equinus, supinasi, dan rotasi
eksternal relatif
● Selanjutnya, kaki dorsofleksi dan pronasi,
mendekati posisi netral dewasa Streeter GL. Developmental horizons in human embryos. Contrib Embryol. 1945, 1948, 1951; 21, 32, 34
Anatomi
Pedis
● Pedis dibagi menjadi regio
talocruralis, metatarsus, dan digiti
● Terdapat lima digitus yang terdiri dari
hallux/digitus primus (digitus I) yang
posisinya di medial dan empat digitus
yang letaknya lebih Iateral, paling
lateral diakhiri oleh digitus minimus
(digitus V)
● Pedis memiliki permukaan superior
(regio dorsalis pedis/ dorsum pedis)
dan permukaan inferior (regio
plantaris pedis/ planta pedis)

Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.


GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
Tulang tarsal

Kelompok proximal
●terdiri dari dua tulang yang besar : talus dan calcaneus

Talus
●tulang yang paling superior pada pedis, disangga oleh
calcaneus
●ke arah atas talus bersendi dengan tibia dan fibula→sendi
talocruralis
●ke arah depan bersendi dengan tulang tarsale intermedius
(naviculare) pada sisi medial pedis.
●Permukaan medial bersendi dengan malleolus medialis tibia
●Permukaan lateral bersendi dengan malleolus lateralis fibula
Calcaneus
●merupakan tulang tarsi yang terbesar
●ke arah posterior membentuk kerangka tulang regio calcanea
●ke arah anterior menonjol ke depan → bersendi dengan
cuboideum
●Tendo achilles melekat pada bagian medius
Naviculare Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.
GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
●Berbentuk seperti perahu
Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.
GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
Kelompok distal
Cuboideum
●ke arah posterior bersendi dengan calcaneus,
●ke arah medial dengan cuneiforme laterale, dan
●ke arah anterior dengan basis metatarsales IV-V

Cuneiforme
●cuneiforme laterale, intermedium, dan mediale
●ke arah posterior bersendi dengan tulang naviculare
●ke arah anterior dengan basis metatarsales I-III

Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.


GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
Metatarsal

● Metatarsale I berkaitan dengan hallux : paling pendek


dan paling tebal.
● Metatarsale II paling panjang.
● Bagian :
○ caput metatarsale pada ujung distal
○ corpus metatarsale
○ basis metatarsalis di bagian proximal.

Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.


GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
Phalanx/digitorum

● Setiap digitus pedis memiliki tiga


buah phalanges (phalanx proximalis,
media, dan distalis), kecuali hallux
yang hanya memiliki dua (proksimal
dan distal).
● Setiap phalanx terdiri dari basis,
corpus, dan caput phalangis

Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.


GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
Ligamentum mediale dibagi menjadi empat bagian
berdasarkan titik perlekatan di inferiornya :

●pars tibionavicularis: Bagian yang melekat ke


arah depan pada tuberositas ossis navicularis
●Pars tibiocalcaneus: terletak lebih ke tengah,
melekat pada sustentaculum tali tulang calcaneus
●Pars tibiotalaris posterior: melekat pada sisi
medial dan tuberculum mediale talus.
●pars tibiotalaris anterior: terletak di sebelah
dalam dari pars tibionavicularis dan pars
tibiocalcaneus ligamentum mediale dan melekat
pada permukaan medial talus.

Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.


GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
● Ligamentum laterale regio talocruralis :
○ ligamentum talofibulare anterius
○ Iigamentum talofibulare posterius
○ ligamentum calcaneofibulare
● Ligamentum calcaneofibulare terlekat ke arah atas
pada fossa malleoli lateralis berjalan ke arah
posteroinferior untuk melekat di bawah pada tuberculum
di permukaan lateral calcaneus.
● Ligamentum talofibulare posterius dari fossa malleoli
lateralis pada sisi medial malleolus lateralis menuju
processus posterior tali.
● Ligamentum talofibulare anterius melekat pada tepi
anterior malleolus lateralis menuju daerah yang
berdampingan pada talus.

Drake, R. L., Vogl, A. W. & Mitchell, A. W. M., 2014.


GRAY Dasar-Dasar Anatomi. 1st ed. Singapore: Elsevier.
CTEV
DEFINISI

Congenital talipes equinovarus (CTEV) berasal dari bahasa latin yaitu talus
yang berarti pergelangan kaki (ankle), pes berarti kaki (foot), equinus berarti
fleksi plantaris (horse-like), dan varus berarti terbalik (inversi) dan adduksi.
CTEV merupakan deformitas yang menyebabkan pasien berjalan
menggunakan pergelangan kaki, saat ini disebut clubfoot atau kaki pengkor.

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
EPIDEMIOLOGI

● Insiden CTEV di Amerika Serikat sebesar 1-2 kasus dalam 1.000 kelahiran hidup
● Berdasarkan jenis kelamin CTEV lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan
perempuan
● Perbandingan kasus laki laki dan perempuan adalah 2:1
● Keterlibatan bilateral didapatkan pada 30-50% kasus, kasus unilateral → kaki kanan
lebih sering terkena
● Terdapat keterlibatan genetik pada penderita CTEV
○ Jika salah satu orang tua memiliki CTEV maka risiko untuk memiliki keturunan
yang memiliki CTEV: 3-4%. Jika kedua orang tua, risiko meningkat sebesar
30%. Jika satu anak memiliki CTEV, maka risiko terjadinya CTEV pada
keturunan selanjutnya meningkat sampai 20x.
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KLASIFIKASI
Klasifikasi Pirani

● Keparahan lipatan medial


○ 0.5 = 1 atau 2 lipatan dalam,
○ 1 = lipatan dalam sampai
mengubah kontur kaki nya
● Kelengkungan garis lateral kaki
○ 0.5 = lengkungan distal,
○ 1 = lengkungan di sendi
calcaneocuboid
● Palpasi bagian lateral caput talus (posisi
kaki depan abduksi penuh)
○ 0.5= naviculare penurunan
sebagian, lateral kaput talus teraba
sedikit, naviculare tidak menurun,
lateral caput talar mudah teraba 0 = tidak ada kelainan ; 0,5 = kelainan sedang ; 1 = kelainan berat.
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KLASIFIKASI
Klasifikasi Pirani

● Keparahan lipatan posterior


○ 0.5 = 1 atau 2 lipatan,
○ 1 = lipatan dalam sampai mengubah
kontur kaki
● Kekosongan tumit
○ 0.5 tuberositas calcaneus susah untuk di
palpasi
○ 1 = tuberositas calcanei tidak dapat di
palpasi
● Kekakuan equina
○ 0.5 pergelangan kaki dorsofleksi tidak
maksimal 0 = tidak ada kelainan ; 0,5 = kelainan sedang ; 1 = kelainan berat.
○ 1 = tidak dapat dorsofleksi
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KLASIFIKASI
Klasifikasi Pirani

● Interval navicular mallelor medial


○ 0.5 = penurunan interval,
○ 1 = interval tdk teraba
● Interval Fibula Achilles (fleksi panggul, ekstensi lutut, kaki dan pergelangan koreksi
maksimal)
○ 0.5 = penurunan interval
○ 1 = interval tidak dapat dipalpasi
● Kekakuan adduktus
○ 0.5 = kaki depan dapat dikoreksi
○ 1 = kaki depan tidak dapat di koreksi
● Kontraktur fleksor yang panjang
○ 0.5 = sendi MTP tidak dpaat dorsofleksi maksimal
○ 1 = MTP tidak dapat dorsofleksi

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KLASIFIKASI

Klasifikasi Dimeglio

● Pada bidang sagital: deviasi Equinus


● Di bidang frontal: deviasi Varus
● Bidang horizontal: De-rotasi
● Adduksi kaki depan relatif terhadap kaki
belakang

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
ETIOPATOGENESIS
Posisi equinovarus terjadi akibat adanya kompresi dari luar uterus.
Teori faktor terdapat teori yang mengatakan bahwa keadaan berkurangnya cairan
mekanik in utero amnion akan mencegah pergerakan janin dan rentan terhadap
kompresi dari luar

Teori defek Adanya jaringan fibrosis pada otot, fascia, ligamen, dan tendon
neuromuskular sheath pada clubfoot yang mengakibatkan kelainan pada tulang

Teori primary germ Defek germ plasma di talus disertai dengan perubahan jaringan
plasma defect lunak sekitarnya

Intrauterina: adanya gangguan perkembangan pada usia awal


Teori Fetal
embrio
development
Lingkungan: agen teratogenik (rubella), asap rokok mengakibatkan
terjadinya temporary growth arrest pada janin
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
ETIOPATOGENESIS

Teori Herediter

Pada janin, perkembangan kaki terbagi menjadi dua fase:


●fase fibula → 5-7 minggu kehamilan
●fase tibia → 8-9 minggu kehamilan
Clubfoot terjadi jika ada gangguan perkembangan saat kedua fase
tersebut sedang berlangsung

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Pemeriksaan Fisik

1. Test dorsofleksi

Pada bayi baru lahir dapat dilakukan


dorsofleksi kaki hingga permukaan
dorsal bertemu dengan permukaan
anterior tibia. Pada CTEV, tidak
memungkinkan untuk dilakukan dan
dapat digunakan untuk tes skrining.

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Pemeriksaan Fisik

1. Plumb line test

Tes ini membantu mendeteksi torsio


tibia. Anak disuruh duduk di atas meja
dengan kedua tungkai bawah
menggantung dari lantai
● Akan tampak rotasi medial tibia
● Pada CTEV, ia memotong ruang
intermetatarsal keempat atau kelima

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Pemeriksaan Fisik

1. Scratch test

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi ketidakseimbangan otot pada anak


yang belum dapat diberikan instruksi
Medial scratch test : pada anak normal, ketika telapak medial digores, kaki
akan eversi
● Lateral scratch test : ketika telapak lateral digores, kaki akan inversi

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Rontgen AP
○ Evaluasi sudut yang terbentuk antara
sumbu panjang talus dan kalkaneum
(sudut talocalcaneal), talus dan
metatarsal (sudut talometatarsal).
● Rontgen Lateral
○ sudut yang terbentuk antara talus dan
tibia, serta talus dan kalkaneum
a. Anteroposterior : Sudut talokalkaneal kaki
membantu untuk mengetahui luas kiri 5° dibandingkan dengan kaki kanan
equinus dan varus masing-masing. normal 44°
b. Lateral : sudut talocalcaneal kiri
plantarfleksi 10°
c. Lateral : dorsifleksi 15°
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Pada kaki normal, posisi apapun menghasilkan sudut 44 °

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Konservatif

● Ini merupakan pemilihan terapi untuk bayi usia


< 6 bulan.
● 6 minggu pertama kehidupan :
○ manipulasi serial mingguan pada
deformitas dan pemasangan cast di atas
kaki
○ Manipulasi dilakukan oleh ibu biasanya
tidak cukup.
○ Tingkat keberhasilan serial manipulasi dan
pemasangan cast berkisar antara 15-80%.
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, J
Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Metode Ponseti

● Sangat efektif untuk mengobati clubfoot


dengan tingkat kekambuhan yang sangat
sedikit.
● Tingkat keberhasilan yang sangat tinggi untuk
mengoreksi clubfoot menggunakan metode
Ponseti untuk koreksi gips non-bedah
clubfoot.
● Dapat digunakan pada anak yang lebih dari
usia 2 tahun dan juga setelah teknik
nonoperatif sebelumnya gagal
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
● Idealnya dimulai sesegera mungkin setelah lahir.
● Gips diganti setiap 1 atau 2 minggu, dan bayi baru lahir
harus mengharapkan deformitas dikoreksi dalam waktu
sekitar lima sampai enam minggu.
● Sebelum pemasangan gips terakhir, biasanya dilakukan
tenotomi, pemanjangan tendon Achilles menggunakan
pembedahan non-invasif.
● Sayatannya sangat kecil sehingga tidak perlu dijahit.
● Gips terakhir dipakai selama tiga minggu.

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Dennis browne splint

Anak kemudian memakai orthosis kaki


korektif waktu penuh selama tiga bulan,
diikuti dengan pemakaian malam dan tidur
siang hingga empat tahun untuk mencegah
deformitas berulang.

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Manfaat metode
ponseti

● Metode Ponseti memberikan koreksi clubfoot yang sangat baik tanpa risiko
dan komplikasi yang terkait dengan operasi kaki besar.
● Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diobati dengan
metode Ponseti menikmati kaki dan pergelangan kaki yang lebih fleksibel
daripada mereka yang dirawat dengan pembedahan.

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Terapi pembedahan

Indikasi :
●Response: tidak didapatkan respon dari penanganan konservatif selama 6 bulan
●Rigid clubfoot: deformitas forefoot telah tertangani namun deformitas hindfoot masih
tidak tertangani setelah terapi konservatif
●Relapsed clubfoot: deformitas pernah dikoreksi secara inisial dan kambuh lagi baik
parsial maupun total
●Recurrent clubfoot: relaps akibat ketidakseimbangan otot yang tidak diperhatikan
sebelumnya
●Resistant clubfoot: resisten terhadap pengobatan

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Metode pembedahan

● Prosedur untuk soft tissue dianjurkan dilakukan untuk anak kurang dari 4 tahun
● Pada CTEV ringan tanpa deformitas yang parah pada calcaneus, dianjurkan untuk
dilakukan prosedur posteromedial release (PMR), oleh Turco.
● Pada CTEV berat dengan deformitas yang parah pada calcaneus, dapat dilakukan prosedur
one-stage modified Mc-Kay
● Prosedur untuk tulang ditambahkan setelah 4 tahun→ dwyer’s lateral closed wedge
osteotomy, evan’s and davis operation, triple arthrodesis

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Prosedur Turco

1. Di bagian belakang:
○ Z-plasty tendo-Achilles untuk
memanjangkannya
○ Kapsulotomi posterior
pergelangan kaki dan sendi
subtalar.
○ Pembebasan ligamen talofibular
posterior dan calcaneofibular

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Prosedur Turco

2. Di sisi medial:
○ Pemanjangan otot tibialis posterior, fleksor hallucis
longus, dan fleksor digitorum longus.
○ pembebasan ligamen talonavikularis, ligamen pegas
dan bagian superfisial ligamen deltoid.
○ pembebasan ligamen talokalkaneal interoseus,
kapsul sendi naviculocuneiform dan sendi
metatarsocuneiform pertama.
3. Di sisi plantar:
○ Fasia plantaris.
○ Pelepasan abductor hallucis dan fleksor digitorum
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
brevis Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Prosedur

Untuk deformitas berat dengan rotasi internal


kalkaneum yang berat—prosedur Mc-Kay modifikasi
satu tahap untuk pembebasan posteromedial dan
posterolateral lebih dipilih.
Prosedur tulang: Ini ditambahkan ke prosedur jaringan
lunak setelah usia 4 tahun. Dwyer’s lateral closed
wedge osteotomy membantu mengoreksi deformitas
varus; Operasi Evan dan Davis juga membantu
mengoreksi varus pada anak yang sedikit lebih tua.
Triple arthrodesis direkomendasikan setelah maturitas
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
tulang. Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Prosedur

Pada Anak yang Lebih Besar dan Remaja:


Triple arthrodesis: Diindikasikan untuk anak-anak lebih dari 10 tahun, secara fungsional dan kosmetik,
unggul. Dwyer’s lateral closed wedge osteotomy melalui sendi subtalar dan midtarsal dilakukan untuk
menyatukan ketiga sendi kaki yaitu—sendi subtalar, talonavicular dan calcaneocuboid
Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.
Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PENATALAKSANAAN
Perawatan dengan
fiksasi eksternal

● Konsep terbaru dalam pengelolaan CTEV dan


dicadangkan untuk kasus-kasus sulit.
● Ada dua jenis bingkai fixator eksternal
○ Ilizarov
○ Joshi’s external stabilization system
(JESS).
● Tingkat relaps atau rekurensi relatif lebih
sedikit

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KOMPLIKASI
Non operatif :

●Flat top talus


○ diduga terjadi secara iatrogenik, namun
durasi dari manipulasi dan pemasangan
casting lebih dari 3 bulan dapat juga
menyebabkan kelainan ini.
○ Flat top talus dapat disalah diagnosis
karena posisi x-ray lateral pasien CTEV
sering memperlihatkan talus pada posisi
proyeksi oblik, sehingga menunjukkan
gambaran flat talar dome

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KOMPLIKASI
Non operatif :
●Rocker bottom
○ Prinsip penyebab rocker bottom ialah
percobaan koreksi equinus pada
hindfoot sebelum forefoot, sehingga
varus hindfoot terbuka (koreksi varus).
○ operasi posteriror release dibutuhkan
dengan segera
●Dorsal bunion
○ ditandai oleh adanya peninggian pada
metatarsal I dan muskulus fleksor
halusis brevis yang berkontraksi pada
tampakan pemeriksaan fisik

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
KOMPLIKASI
Non operatif :
●Distal tibiofibular bowing
○ Penyebab terjadinya bowing disebabkan akibat dorsifleksi paksa dengan tekanan berlebihan.
○ Beberapa fraktur yang dapat terjadi ialah:
■ Kompresi metafiseal disebabkan oleh kompresi anterior pada metafisis tibia dan fibula
bagian distal ditambah dengan dorsifleksi paksa pada kaki;
■ Fraktur torus pada metafisis distal tibia, yang terjadi di antara lempeng epifiseal dengan
penyebab diduga akibat dorsofleksi paksa
■ Faktur fibula distal, yang disebabkan karena adanya eversi paksa atau dorsifleksi paksa.
■ Luka akibat tekanan kadang-kadang muncul akibat tekanan yang diberikan pada bagian
superfisial

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
PROGNOSIS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi derajat rigiditas deformitas atau nilai Dimeglio
16-20, dapat menyebabkan peningkatan risiko rekurensi setelah proses terapi koreksi pertama,
namun dengan terapi ulang menggunakan metode Ponseti pasien masih dapat berespon terhadap
terapi.

Kejadian CTEV bilateral meningkatkan prognosis buruk dibandingkan hanya unilateral. Pasien pada
kategori Dimeglio yang berat berhubungan dengan kualitas kegagalan terapi; oleh karena itu
kebutuhan terapi yang sedini mungkin sangat diperlu- kan karena berhubungan dengan angka
keberhasilan yang tinggi.

Ebnezar J. John R. Textbook of orthopedics. 5th ed. 2017. Elsevier.


Laloan R. Lengkong AC. Congenital Talipes Equinovarus. e-CliniC, Volume 8,
Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 211-221
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai