Kasus:
Demensia
Vaskular
Disusun oleh: PUTRI NABILA (01073200097)
Pembimbing: dr. Engelberta Pardamean Sp.KJ
1
Ilustrasi
Ilustrasi
Kasus
Identitas Pasien
Nama Tn. T
Umur 69 tahun
Pekerjaan Pensiunan
Agama Kristen
Riwayat
Pelanggar Kehidupa Hidup Riwayat
Psikoseks
an Hukum n Sosial Sekarang Keluarga
ual
Tidak pernah Mudah Tinggal Sejak kecil Tidak ada
berurusan bergaul dan dengan istri, diasuh sebgai anggota
dengan bersosialisasi anak dan cucu. laki-laki. keluarga yang
apparat dengan teman, Hobi Menikah umur pernah
penegak rekan kerja berkebun. 30 th. Sudah menderita
hukum. dan tetangga. Anak dan cucu menikah gangguan jiwa
sering selama 39 th. maupun
menjenguk. Hubungan Alzheimer’s
dengan istri Disease.
harmonis.
2
Status
Mental dan
Pemeriksaan
Deskripsi Umum
Kesadaran
Penampilan Dalam kesadaran
Gangguan Persepsi
X Halusinasi X Depersonalisasi
X Ilusi X Derealisasi
Proses Berfikir Daya Nilai
Arus Berfikir : Norma Sosial: Terganggu
● Produktifitas : Terbatas Uji Daya Nilai: Sulit Dinilai
● Kontinuitas : Asosiasi longgar, irrelevan
Penilaian Realistas: Tidak Terganggu
● Disabilitas berbahasa: Terganggu
Delirium (F05)
3
Tinjauan
Pustaka dan
Analisa
Kasus
Gangguan mental organik: gangguan mental yang berkaitan
dengan penyakit / gangguan sistemik atau otak yang dapat
didiagnosis tersendiri, termasuk didalamnya adalah gangguan
mental simtomatik dimana pengaruh terhadap otak
merupakan akibat sekunder dari penyakit / gangguan sistemik
di luar otak.
Gambaran klinis:
- gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan daya
belajar)
- gangguan sensorium (gangguan kesadaran dan perhatian)
- gangguan manifestasi yang menonjol seperti adanya
gangguan persepsi seperti halusinasi, waham/delusi atau
gangguan suasana perasaan dan emosi seperti depresi,
gembira dan cemas
● Demensia vaskuler - suatu kelompok kondisi heterogen yang
meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan,
anoksik atau hipoksik otak dengan penurunan fungsi kognitif
mulai dari yang ringan sampai paling berat dan tidak harus
dengan gangguan memori yang menonjol.
Kemungkinan adanya gangguan neurokognitif vaskular didiagnosis apabila terdapat salah satu dari kriteria
berikut;
1. Kriteria klinis didukung oleh bukti hasil dari neuroimaging dari cedera parenkim yang dikaitkan dengan
penyakit serebrovaskular.
2. Sindrom neurokognitif yang berhubungan dengan satu atau lebih kejadian serebrovaskular yang
terdokumentasi.
3. Terdapat bukti penyakit serebrovaskular baik secara kejadian klinis dan genetik (misalnya, arteriopati
dominan autosom serebral dengan infark subkortikal dan leukoensefalopati).
Kemungkinan gangguan neurokognitif vaskular didiagnosis jika kriteria klinis terpenuhi tetapi neuroimaging
tidak tersedia dan hubungan temporal sindrom neurokognitif dengan satu atau lebih kejadian serebrovaskular
tidak ditetapkan.
● Patologi dari penyakit vaskuler dan perubahan-perubahan
kognisi terjadi secara makroskopik dan mikroskopik. Beberapa
studi menunjukkan lokasi dari kecenderungan lesi patologis,
yaitu bilateral dan melibatkan pembuluh-pembuluh darah besar
(arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior).
● Munculnya penurunan
kemampuan daya ingat dan daya
pikir (defisit kognitif multipleks)
yang mendadak hingga
mengganggu fungsi sosial atau
okupasional pasien seperti lupa
dengan anggota keluarga,
kesulitan bicara, dan sulit untuk
mengurus dirinya sendiri.
● Adanya riwayat penyakit stroke
sebelumnya dengan riwayat
rawat inap di rumah sakit 2 kali
DIAGNOSIS BANDING
X
Demensia Penyakit perjalanan onset penyakit yang mendadak
Alzheimer Disease (F00) disertai adanya gejala neurologis fokal
setelah adanya kejadian serebrovaskular
yang terdokumentasi yaitu serangan stroke
serta disangkalnya ada riwayat keluarga yang
berpenyakit Alzheimer.
X
kesadaran (arousal) pada pasien. Dari autoanamnesis dan
Delirium (F05) alloanamnesis juga disangkal adanya riwayat etiologi
penyakit lain seperti tumor otak, multiple sclerosis,
ensefalitis ataupun penyakit metabolik
TATA LAKSANA
Terapi
Langkah pertama dalam
menangani kasus demensia
adalah melakukan verifikasi
diagnosis. Diagnosis yang
akurat sangat penting
mengingat progresifitas
penyakit dapat dihambat
atau bahkan disembuhkan
jika terapi yang tepat dapat
diberikan.
Tindakan pengukuran
untuk pencegahan adalah
penting terutama pada
demensia vaskuler.
Farmakologi BPSD:
• Antipsikotik:
Risperidone 1 mg
2x/hari Per Oral
Pendekatan sebaiknya terfokus pada individu dan disesuaikan dengan kebutuhan, kepribadian, kekuatan
dan preferensi. Berdasarkan tujuan akhir yang akan dicapai. Intervensi dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Mempertahankan fungsi:
• Mengadopsi strategi untuk meningkatkan kemandirian seperti terapi komunikasi, pelatihan
keterampilan perencanaan kegiatan sehari – hari, latihan fisik, rehabilitasi berupa fisioterapi,
kegiatan rekresiasi
• Memelihara fungsi kognitif melalui stimulasi, pelatihan dan rehabilitasi kognitif, terapi orientasi
realitas, terapi reminiscence.
2. Manajemen perilaku sulit - agitasi, agresi, and psikosis melalui pendekatan manajemen perilaku,
terapi musik, terapi validasi, aktifitas fisik, stimulasi multisensorik, terapi pijat dan sentuhan, aromaterapi,
terapi cahaya.
3. Mengurangi gangguan emosional komorbid seperti kecemasan dan depresi melalui cognitive
behavioural therapy (CBT), konseling individu dan keluarga, intervensi pengasuh.
Prognosis