Anda di halaman 1dari 33

Laporan

Kasus:
Demensia
Vaskular
Disusun oleh: PUTRI NABILA (01073200097)
Pembimbing: dr. Engelberta Pardamean Sp.KJ
1
Ilustrasi
Ilustrasi
Kasus
Identitas Pasien
Nama Tn. T

Umur 69 tahun

Jenis Kelamin Laki - laki

Status Pernikahan Sudah Menikah

Pendidikan Terakhir SMA

Pekerjaan Pensiunan

Agama Kristen

Tanggal Masuk RS 27 Maret 2021  dilakukan Anamnesis


Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan Utama Suka menghamburkan makanannya
Sulit Tidur sejak ± 3 minggu SMRS. sendiri seperti anak kecil
Sering terbangun tengah malah Sering buang air besar dan buang air
Emosi sulit dikontrol  sering marah - kecil di sembarang tempat
marah tanpa alasan yang jelas.
Perubahan perilaku ini diakui
Lupa dengan anggota keluarganya keluarga terjadi secara
mendadak 3 minggu setelah
Kesulitan bicara dan sulit untuk pasien dirawat di RS karena
mengurus dirinya sendiri stroke.
Harus dimandikan setiap hari oleh Pasien pernah di rawat di RS
istrinya, karena bila pasien mandi karena stroke pada tahun 2010
sendiri, pasien hanya akan bermain membaik setelah 1 minggu
air perawatan
Riwayat Gangguan Sebelumnya

Tidak ada. tidak pernah mengalami


Psikiatri perubahan mood yang mencolok. Riwayat
gangguan bipolar atau skizofren disangkal.

Strok pada tahun 2010 dan berulang


Medis Kembali di tahun 2021, 3 minggu sebelum
berobat ke Sp.KJ

Penyalahgunaan Tidak pernah konsumsi ekstasi, sabu -


NAPZA sabu, ganja, alcohol maupun rokok
Riwayat Kehidupan Pribadi
Masa Kanak
Masa Kanak
Masa Masa Kanak Akhir
Pertengahan Masa
Prenatal dan Awal (0-3 (Pubertas dan
(3-11 tahun) Dewasa
Perinatal tahun) Remaja)

Anak ke-2 dari 4 Diasuh oleh Senang Melanjutkan Pernah


bersaudara kedua orang bermain pendidikan bekerja di
yang tua. Riwayat dengan teman hingga SMA. perusahaan.
direncanakan pemberian ASI seusianya. Tumbuh Beragama
dan diinginkan. dan tumbuh Tumbuh kembang Kristen taat.
Spontan, tidak kembang kembang sewajarnya. Kehidupan
ada komplikasi normal sewajarnya. rumah tangga
dan sehat dan keluarga
baik.
Riwayat Kehidupan Lainnya

Riwayat
Pelanggar Kehidupa Hidup Riwayat
Psikoseks
an Hukum n Sosial Sekarang Keluarga
ual
Tidak pernah Mudah Tinggal Sejak kecil Tidak ada
berurusan bergaul dan dengan istri, diasuh sebgai anggota
dengan bersosialisasi anak dan cucu. laki-laki. keluarga yang
apparat dengan teman, Hobi Menikah umur pernah
penegak rekan kerja berkebun. 30 th. Sudah menderita
hukum. dan tetangga. Anak dan cucu menikah gangguan jiwa
sering selama 39 th. maupun
menjenguk. Hubungan Alzheimer’s
dengan istri Disease.
harmonis.
2
Status
Mental dan
Pemeriksaan
Deskripsi Umum
Kesadaran
Penampilan Dalam kesadaran

Tampak seorang laki-laki


penuh Perilaku /
memakai kemeja kotak- Aktifitas Motorik
kotak berwarna biru muda
dan celana panjang warna Pasien merasa gelisah
putih. Penampakan rapi
dan terawat. Wajah sesuai
umur.
Pembicaraan Sikap terhadap
Tidak banyak bicara, Pemeriksa
kesulitan berbicara. Kurang kooperatif
Sensorium dan Kognisi
1. Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15
2. Taraf Pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan : Tidak dapat dinilai
3. Daya Konsentrasi : Tidak dapat dinilai
4. Orientasi Waktu/Tempat/Orang : Kurang baik, tidak dapat mengenali anggota keluarga,
tempat maupun waktu
5. Pikiran Abstrak : Tidak dapat dinilai
6. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Kurang baik, pasien kesulitan untuk mengurus dirinya
sendiri
7. Daya Ingat :
● Daya ingat jangka panjang : Kurang baik, pasien tampak kebingungan dan mengatakan lupa
● Daya ingat jangka pendek : Kurang baik, pasien tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi
kemarin atau beberapa hari lalu, ia tampak kebingungan.
● Daya ingat jangka sesaat : Tidak baik, pasien tidak dapat mengingat kegiatan yang dilakukan
tadi pagi
● Daya ingat jangka segera : Baik, pasien dapat mengulang 3 – 4 objek yang disebutkan
pemeriksa
Alam Perasaan (Emosi)
Mood: Afek:
Hipothym Normal
Normal dan
dan Serasi
Serasi

Gangguan Persepsi
X Halusinasi X Depersonalisasi

X Ilusi X Derealisasi
Proses Berfikir Daya Nilai
Arus Berfikir : Norma Sosial: Terganggu
● Produktifitas : Terbatas Uji Daya Nilai: Sulit Dinilai
● Kontinuitas : Asosiasi longgar, irrelevan
Penilaian Realistas: Tidak Terganggu
● Disabilitas berbahasa: Terganggu

Isi Pikiran : Gangguan isi pikir : Tidak ada preokupasi,


ide – ide mirip waham ataupun delusi

Tilikan Taraf dapat dipercaya


Tidak dapat dinilai Tidak dapat dapat dipercaya karena mengalami
gangguan memori
Pemeriksaan
Status
Status Internus:
Internus:
-- Kesadaran:
Kesadaran: Compos
Compos Mentis
Mentis Fisik
-- Tanda
Tanda –– tanda
tanda vital:
vital: Status Neurologis:
Tekanan
Tekanan Darah:
Darah: 120/80
120/80 mmHg
mmHg - Saraf kranials : Sulit dinilai
Nadi:
Nadi: 98x/
98x/ menit
menit - Tanda
Tanda rangsang
rangsang meningeal
meningeal :: Tidak
Tidak dilakukan
dilakukan
Suhu:
Suhu: 36,8
36,8 ooC - Refleks fisiologis : (+) normal
Pernafasan:
Pernafasan: 20 20 x/
x/ menit
menit - Refleks patologis : Tidak ada
-- Keadaan
Keadaan umum
umum (Kulit,
(Kulit, Kepala,
Kepala, Mata,
Mata, - Motorik : Melemah
THT-KL):
THT-KL): Normal
Normal - Sensorik : Melemah
- Fungsi luhur : Sulit dinilai
Thorax
Thorax (Paru
(Paru Jantung):
Jantung): Normal - Gangguan khusus : Tidak ada
Abdomen:
Abdomen: Normal
Normal - Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas
Ekstremitas:
Ekstremitas: Normal (+), tonus otot (N),tremor
(N),tremor (+),
(+), distonia
distonia (-),
(-),
Genitalia:
Genitalia: Tidak
Tidak diperiksan
diperiksan karena
karena disdiadokinesis (-).
tidak
tidak ada
ada indikasi
indikasi
- Laki-laki, 69 tahun memiliki keluhan sulit tidur
sejak ± 3 minggu SMRS, selalu terbangun
tengah malam ketika tidur.
- Emosi pasien sulit dikontrol, pasien sering
marah-marah tanpa alasan yang jelas.
- Mulai lupa dengan anggota keluarganya.
- Kesulitan bicara dan sulit untuk mengurus
dirinya sendiri.
- Suka menghamburkan makanannya sendiri
seperti anak kecil,
- Harus dimandikan setiap hari oleh istrinya,
karena bila pasien mandi sendiri, pasien hanya
akan bermain air.
- BAB dan BAK di sembarang tempat.
- Perubahan perilaku terjadi secara mendadak
3 minggu setelah kejadian stroke.
- Sebelumnya pasien pernah dirawat di RS
tahun 2010 karena stroke dan membaik
setelah 1 minggu perawatan.
- Tidak ditemukan gangguan selama masa
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V
Gejala klinik bermakna yang Ciri kepribadian tidak Riwayat stroke pada Stressor tidak jelas Berdasarkan Global
menimbulkan penderitaan khas tahun 2010 Assessment Functioning
(distress) pada dirinya, (GAF), maka taraf
keluarganya dan penyesuaian tertinggi
lingkungannya serta adanya pasien dalam 1 tahun
hendaya (disability) pada fungsi terakhir (HLPY) adalah
sosial, pekerjaan, dan pada skala 50-41
penggunaan waktu senggang, dengan gejala
sehingga dapat disimpulkan berat/serius dan
bahwa pasien menderita disabilitas atau difungsi
gangguan jiwa. berat yang
Riwayat penyakit stroke ini mempengaruhi
diduga menjadi pemicu okupasional dan
timbulnya gangguan pada fungsional sosial.
pasien, sehingga dapat
didiagnosa gangguan mental
organic yang mengarah pada
demensia vaskular (F01).
Daftar Masalah

Organobiologik Psikologik Sosiologik


Tidak ditemukan adanya Ditemukan adanya Ditemukan disabilitas
kelainan fisik yang disabilitas maka pasien dalam bidang sosial,
bermakna, tetapi karena memerlukan pekerjaan dan
terdapat psikofarmasi. penggunaan waktu
ketidakseimbangan senggang maka pasien
neurotransmitter maka membutuhkan
pasien memerlukan sosioterapi.
psikofarmakoterapi.
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja
Gangguan Mental Organik yang
mengarah pada Demensia
Vaskular (F01)
Diagnosis Banding
Demensia Penyakit
Alzheimer Disease (F00)

Delirium (F05)
3
Tinjauan
Pustaka dan
Analisa
Kasus
Gangguan mental organik: gangguan mental yang berkaitan
dengan penyakit / gangguan sistemik atau otak yang dapat
didiagnosis tersendiri, termasuk didalamnya adalah gangguan
mental simtomatik dimana pengaruh terhadap otak
merupakan akibat sekunder dari penyakit / gangguan sistemik
di luar otak.

Gambaran klinis:
- gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan daya
belajar)
- gangguan sensorium (gangguan kesadaran dan perhatian)
- gangguan manifestasi yang menonjol seperti adanya
gangguan persepsi seperti halusinasi, waham/delusi atau
gangguan suasana perasaan dan emosi seperti depresi,
gembira dan cemas
● Demensia vaskuler - suatu kelompok kondisi heterogen yang
meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan,
anoksik atau hipoksik otak dengan penurunan fungsi kognitif
mulai dari yang ringan sampai paling berat dan tidak harus
dengan gangguan memori yang menonjol.

● Demensia vaskular diakibatkan oleh adanya penyakit pembuluh


darah serebral. Adanya infark tunggal di lokasi tertentu, episode
hipotensi, leukoaraiosis, infark komplit, dan perdarahan juga
dapat menyebabkan timbulnya kelainan kognitif.

● Tingkat prevalensi demensia adalah 9 kali lebih tinggi pada


pasien yang telah mengalami stroke. 1 tahun setelah stroke,
25% pasien masuk dengan onset baru dari demensia. Lebih
sering dijumpai pada laki - laki.
PPDGJ – III, pedoman diagnostik demensia vaskular (F01) adalah sebagai berikut:
● Terdapatnya gambaran demensia. Pedoman diagnostik untuk demensia sendiri yaitu:
○ Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai
mengganggu kegiatan harian seseorang (personal activities of daily living) seperti
: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil.
○ Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness).
○ Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikitnya 6 bulan
● Disabilitas fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya
ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya
nilai (judgement) secara relatif tetap baik.
● Suatu onset yang mendadak atau deteriorisasi yang bertahap, disertai adanya gejala
neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis demensia vaskuler.
● Pada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-
Scan atau pemeriksaan neuropatologis.
DSM V, pedoman diagnostik dari Major or Mild Vascular Neurocognitive Disorder adalah sebagai berikut:
A. Kriteria terpenuhi untuk gangguan neurokognitif mayor atau minor.
B. Gambaran klinis konsisten dengan etiologi vaskular, dengan salah satu dari kejadian berikut:
○ Onset defisit kognitif secara temporer terkait dengan satu atau lebih kejadian serebrovaskular.
○ Bukti penurunan yang menonjol terdapat pada complex attention (termasuk kecepatan pemrosesan)
dan fungsi eksekutif-frontal.
C. Terdapat bukti adanya penyakit serebrovaskular dari riwayat, pemeriksaan fisik, dan / atau hasil dari
neuroimaging yang dianggap cukup untuk menjelaskan defisit neurokognitif.
D. Gejala-gejalanya tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh penyakit otak lain atau gangguan sistemik.

Kemungkinan adanya gangguan neurokognitif vaskular didiagnosis apabila terdapat salah satu dari kriteria
berikut;
1. Kriteria klinis didukung oleh bukti hasil dari neuroimaging dari cedera parenkim yang dikaitkan dengan
penyakit serebrovaskular.
2. Sindrom neurokognitif yang berhubungan dengan satu atau lebih kejadian serebrovaskular yang
terdokumentasi.
3. Terdapat bukti penyakit serebrovaskular baik secara kejadian klinis dan genetik (misalnya, arteriopati
dominan autosom serebral dengan infark subkortikal dan leukoensefalopati).
Kemungkinan gangguan neurokognitif vaskular didiagnosis jika kriteria klinis terpenuhi tetapi neuroimaging
tidak tersedia dan hubungan temporal sindrom neurokognitif dengan satu atau lebih kejadian serebrovaskular
tidak ditetapkan.
● Patologi dari penyakit vaskuler dan perubahan-perubahan
kognisi terjadi secara makroskopik dan mikroskopik. Beberapa
studi menunjukkan lokasi dari kecenderungan lesi patologis,
yaitu bilateral dan melibatkan pembuluh-pembuluh darah besar
(arteri serebri anterior dan arteri serebri posterior).

● Stress oksidatif dan inflamasi yang diinduksi dari faktor-faktor


tersebut bertanggung jawab terhadap kerusakan dari fungsi unit
neurovaskular.

● Yang menyebabkan hipoksia-iskemia, demyelinisasi axonal, dan


penurunan potensi perbaikan dari white matter dengan
perubahan oligodendrycte progenitor cell.

● Kerusakan dari white matter berkontribusi terhadap VCI (Vascular


Cognitive Impairment). Pada demensia vaskular, penyakit
vaskular menghasilkan efek fokal atau difus pada otak dan
menyebabkan penurunan kognitif
Pada kasus ini, pasien kemungkinan
mengalami demensia vascular
dikarenakan:

● Munculnya penurunan
kemampuan daya ingat dan daya
pikir (defisit kognitif multipleks)
yang mendadak hingga
mengganggu fungsi sosial atau
okupasional pasien seperti lupa
dengan anggota keluarga,
kesulitan bicara, dan sulit untuk
mengurus dirinya sendiri.
● Adanya riwayat penyakit stroke
sebelumnya dengan riwayat
rawat inap di rumah sakit 2 kali
DIAGNOSIS BANDING

X
Demensia Penyakit perjalanan onset penyakit yang mendadak
Alzheimer Disease (F00) disertai adanya gejala neurologis fokal
setelah adanya kejadian serebrovaskular
yang terdokumentasi yaitu serangan stroke
serta disangkalnya ada riwayat keluarga yang
berpenyakit Alzheimer.

tidak adanya gangguan perhatian (attention), gangguan


persepsi yang menonjol maupun adanya gangguan

X
kesadaran (arousal) pada pasien. Dari autoanamnesis dan
Delirium (F05) alloanamnesis juga disangkal adanya riwayat etiologi
penyakit lain seperti tumor otak, multiple sclerosis,
ensefalitis ataupun penyakit metabolik
TATA LAKSANA
Terapi
Langkah pertama dalam
menangani kasus demensia
adalah melakukan verifikasi
diagnosis. Diagnosis yang
akurat sangat penting
mengingat progresifitas
penyakit dapat dihambat
atau bahkan disembuhkan
jika terapi yang tepat dapat
diberikan.

Tindakan pengukuran
untuk pencegahan adalah
penting terutama pada
demensia vaskuler.
Farmakologi BPSD:
• Antipsikotik:
Risperidone 1 mg
2x/hari Per Oral

Terapi faktor risiko Fungsi Kognitif:


vaskuler: • Acetylcholinesterase
Inhibitors: Donepezil
• Antihipertensive: (Aricept) 10mg 1x/hari Per
Amlodipin 10 mg Oral
1x/hari Per Oral
• Angiotensin Reseptor
Blocker: Valsartan 80 Gangguan Kecemasan:
mg 1x/hari Per Oral • Antianxietas:
Lorazepam 1mg 1x/hari
Per Oral
Non-Farmakologi
Tujuan terapi nonfarmakologi atau intervensi psikososial adalah meningkatkan kualitas hidup
Orang dengan Demensia (ODD).

Pendekatan sebaiknya terfokus pada individu dan disesuaikan dengan kebutuhan, kepribadian, kekuatan
dan preferensi. Berdasarkan tujuan akhir yang akan dicapai. Intervensi dibagi menjadi 3 kelompok:
1. Mempertahankan fungsi:  
• Mengadopsi strategi untuk meningkatkan kemandirian seperti terapi komunikasi, pelatihan
keterampilan perencanaan kegiatan sehari – hari, latihan fisik, rehabilitasi berupa fisioterapi,
kegiatan rekresiasi
• Memelihara fungsi kognitif melalui stimulasi, pelatihan dan rehabilitasi kognitif, terapi orientasi
realitas, terapi reminiscence.
2. Manajemen perilaku sulit - agitasi, agresi, and psikosis melalui pendekatan manajemen perilaku,
terapi musik, terapi validasi, aktifitas fisik, stimulasi multisensorik, terapi pijat dan sentuhan, aromaterapi,
terapi cahaya.
3. Mengurangi gangguan emosional komorbid seperti kecemasan dan depresi melalui cognitive
behavioural therapy (CBT), konseling individu dan keluarga, intervensi pengasuh.
Prognosis

Quo Ad Vitam Quo Ad Fungsionam Quo Ad Sanationam


Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam Dubia Ad Bonam
4
KESIMPUL
KESIMPUL
AN
Kesimpulan
Demensia adalah suatu kelainan organik
yang dalam penegakkan diagnosisnya
membutuhkan ketelitian baik dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang dan harus diingat
penatalaksanaan pada pasien demensia
bukan hanya farmakologi tetapi bersifat
holistic yang juga mencakup psikososial
dan Behavioural And Psychological Symptoms
Of Dementia (BPSD)
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai