KEGAWATDARURATAN
PSIKIATRI
Pembimbing: dr. Andriza, Sp.KJ
PENDAHULUAN
Pembunuhan
(Homicide)
Intoksikasi
napza
Ruang Kegawatdaruratan Psikiatrik
20% percobaan
bunuh diri
10% melakukan
kekerasan 40% memerlukan
perawatan RS Diagnosis tersering
gg. mood,
skizofrenia,
ketergantungan
alkohol
Dokter umum merupakan
ujung tombak pelayanan
kegawatdaruratan medik
khususnya psikiatri
Psikosis karena gg
Gg psikotik akut
mental organik Skizofrenia
& sementara
(delirium)
Altruistic Fatalistic
suicide suicide
Faktor sosiologis
Bunuh diri pada pasien psikiatri
95% dari semua pasien yang melakukan bunuh diri atau berusaha
bunuh diri memiliki gangguan mental yang terdiagnosis.
Ketergantungan
Depresi Skizofrenia
alkohol
Ketergantungan Gangguan
zat lain kepribadian
Tanda dan gejala
• Upaya atau khayalan bunuh diri sebelumnya
• Kecemasan, depresi, kelelahan
• Tersedianya alat-alat untuk bunuh diri
• Kepedualian efek bunuh diri dari anggota keluarga
• Gagasan bunuh diri yang diungkapkan
• Membuat surat wasiat, ditandatangani setelah depresi teragitasi
• Krisis hidup, seperti duka cita atau akan mengalami pembedahan
• Riwayat bunuh diri dalam keluarga
• Pesimisme atau keputusan pervasif
Tatalaksana
Non farmakologi Farmakologi
• Cognitive behavior therapy • Transquilizer ringan, terutama
bila tidurnya terganggu
• Obat pilihan: gol
benzodiazepine, misalnya
lorazepam 3x1 mg per hari
selama 2 minggu
3. Homicide
Psikosis
Non psikosis
Evaluasi dan Manajemen
Tentukan tingkat bahaya dan emergensi
Hindari wawancara sendirian atau di ruang tertutup
Perhatikan tanda-tanda perilaku kekerasan (ancaman
verbal, mengepalkan tinju, agitasi psikomotor, dll)
Buat rencana manajemen pasien
Ancaman serius rawat inap
Beri catatan “awas homicide” di status pasien
Psikofarmaka menidurkan, mengubah proses pikir negatif
4. Kegawatdaruratan psikiatrik terkait
penyalahgunaan zat