sederhana kompleks
4. ♂ 65 tahun datang ke UDG sadar (GCS 456), Tensi 200/120 mmHg. Tiba-tiba setelah bangun
tidur lemah ½ badan kanan, mendadak, tangan lebih berat daripada kaki, tidak bisa bicara tetapi
mengerti perintah. Wajah pasien merot ke kiri sejak 2 hari yang lau. Sakit kepala (-), muntah (-).
Lab : Leukositosis.
Sebutkan diagnosa klinis (min. 6), diagnosa topis, diagnosa etiologis, dan diagnosa sekunder!
Afasia yang terjadi adalah... letak lesi di lobus Jika dari hasil CT Scan didapatkan gambaran
seperti di
bawah, diagnosanya adalah...
Diagnosa Klinis.........1. Acute hemiparese dextra
2. Tangan lebih lemah daripada
kaki 3. Onset setelah bangun tidur
4.Afasia motoris
5.Parese N. VII
dekstra 6. Hipertensi
st II
7. Leukositosis
Diagnosa Topis : susp Korteks area / susp arteri cerebri media
sinistra Diagnosa Etiologis : susp CVA trombosis
Jenis afasia yang terjadi adalah afasia motoris, letak lesi di lobus inferior, temporal, posterior (pada
Wernicke’s area).
Diagnosa dari CT Scan kepala CVA hemorrhagic (CVA ICH)
Ingat teman2,, jika topis di korteks, maka ciri khas-nya adalah afasia
dan kelemahan tangan kaki berbeda. Jika topis di sub korteks, maka
ciri khas-nya adalah movement disorder dan kelemahan tangan kaki
sama. Pada pasien dengan afasia, umumnya terjadi gangguan
vaskuler di otak kiri (a. Cerebri media sinistra), kecuali pada pasien
yang kidal (sesuaikan
juga dengan klinisnya). DAN, jangan terpengaruh gambar CT Scan. If
klinisnya kita curiga trombosis, ya tulis susp trombosis aja.. Hasil CT
Scan kan memang untuk menyingkirkan ada/tidak perdarahan. Kalo
ada ya berarti hemorrhagic... Banyak yg terjebak pada soal ini HATI-
HATI!
5. ♀ 34 tahun dengan keluhan wajah merot ke kanan, dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Pasien tidak
bisa menutup mata kiri, tidak bisa mengangkat alis. Kejang (-), muntah (-), penurunan kesadaran
(-). Bagaimana kriteria diagnosa penyakit ini? Bagaimana terapinya?
Kriteria diagnosa Bell’s palsy :
- Parese N. VII LMN
- Lagophthalmus
- Bell’s sign (+)
- Hyperacusis (nama tesnya t6stetoscope loudness balance test)
- Hypogeusia / Ageusia
Terapi Bell’s palsy :
- Steroid Methylprednisolone (1 mg/kgBB/hari) selama 6 hari, tappering off s/d hari ke-10
- Methylcobalamine (preparat aktif B12, kofaktor remyelinisasi) 1000 – 1500 mg/hari
- Acyclovir 5x800 mg/hari selama 10 – 14 hari
- Fisioterapi (diathermi) setelah hari ke-4
- KIE untuk mata pakai kaca mata selalu (juga saat tidur), mata yang lagophthalmus ditutup
kasa
+ dikasih salep / artificial tears
6. ♀ 50 tahun, nyeri di pergelangan tangan kanannya. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan?
Praktekkan! Komplikasi apa yang terjadi? Tunjukkan!
a. Tinnel test pada terowongan karpal mengetuk saraf perifer. (+) if nyeri menjalar ke jari.
b. Phalen test volar flexi kedua tangan, tempelkan pada punggung tangan, kemudian tekan
kedua tangan yang sudah flexi. (+) if nyeri menjalar ke jari-jari.
c. O test membentuk huruf O dengan jari telunjuk dan ibu jari, kemudian kedua jari dikaitkan.
(+) if nyeri menjalar ke jari-jari.
d. Durham test menekan daerah carpal tunnel, (+) if nyeri radikuler.
e. Flick test mengibas-ibaskan tangan, (+) if nyeri berkurang.
f. Lhermitte test memegang kepala pasien di vertex, kemudian di tekan ke bawah. (+) if ada
nyeri radikuler sesuai dermatome-nya.
g. Valsava pasien diminta mengejan, kemudian menahan napas. (+) if ada nyeri radikuler
sesuai dermatome-nya.
h. Nafziger tekan vuena jugularis kanan-kiri pasien bersamaan selama beberapa menit. (+) if
ada nyeri radikuler sesuai dermatome-nya.
Komplikasi atrofi otot thenar ape hand
Teman-teman,,jangan lupa ya ngetoknya pake hammer reflex, bukan pake tangan.. trus kata dr.
Lusi, untuk tinnel test yang jadi patokan itu adalah garis tangan pada area pergelangan tangan
(yang garis melintang itu lo). Oia, nyerinya tu menjalar-nya ke jari lo, bukan ke lengan.. satu
lagi, lhermitte test, valsava, dan nafziger tu untuk menyingkirkan DD CRS..pada CTS murni,
tes2 tersebut hasilnya negatif...ok2?
7. Anda sedang bertugas di unit stroke. Suami pasien yang sedang panik minta penjelasan pada
anda karena istrinya baru mengalami koma setelah dirawat 2 hari dengan lemah separo tubuhnya
(kaki dan tangan) kanannya secara mendadak, disertai sakit kepala, muntah, punya riwayat
hipertensi. Berikanlah konseling pada pasien tersebut!
- Memperkenalkan diri
- Menerangkan pengertian stroke
- Menerangkan jenis stroke (perdarahan/penyumbatan)
- Menerangkan proses terjadinya stroke perdarahan intraserebral
- Menerangkan proses terjadinya koma (akibat perdarahan menekan pusat kesadaaran dan
pusat vital batang otak)
- Menerangkan kegawatan/prognose pasien
- Menerangkan rencana diagnosa dan rencana terapi
- Menjelaskan faktor risiko stroke
- Menerangkan pengobatan yang akan diberikan
- Kemungkinan pembedahan
“Perkenalkan Pak, saya dokter Rahmah yang merawat istri Bapak. Begini Pak, Istri Bapak ini
mengalami penyakit yang dinamakan stroke. Stroke itu adalah penyakit yang disebabkan karena
kerusakan pembuluh darah otak yang sifatnya mendadak, sehingga menyebabkan kelemahan,
kelumpuhan, pelo, atau kelainan lainnya yang menetap > 24 jam, bahkan mungkin bisa
menimbulkan kematian. Nah, stroke itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu stroke penyumbatan dan
stroke perdarahan. Dari gejalanya, kemungkinan besar istri Bapak mengalami stroke perdarahan.
Hal ini terjadi karena istri bapak mengalami hipertensi yang tidak terkontrol. Akibatnya pembuluh
darah di otak pecah sehingga terjadi perdarahan. Perdarahan yang terjadi ini menekan pusat
kesadaran dan pusat vital batang otak. Makanya istri bapak sekarang koma. Kalau dari medis,
biasanya stroke perdarahan memang angka kesembuhannya lebih rendah daripada yang
penyumbatan. Tapi Bapak tetap sabar dan berdoa ya Pak... Sebenarnya faktor risiko stroke karena
ibunya mungkin dulu suka makan asin, lemak, jarang olah raga, dll yang menyebabkan tekanan
darahnya tinggi. Nanti kami akan melakukan CT Scan untuk
melihat luasnya perdarahan, apakah bisa dikeluarkan melalui tindakan operasi atau perdarahannya
mungkin diserap kembali oleh tubuh. Untuk sementara, istri Bapak perlu rawat inap selama minimal
21 hari. Nantinya akan diberi obat-obatan untuk mengurangi perdarahan, menurunkan tensi, dan
lain- lain. Untuk kemungkinan pembedahan, kita tunggu hasil CT Scan dan konsul ke dokter bedah
saraf ya Pak...” (waaaaahhhh... berapa menit ya ini?)
8. ♂ 65 tahun, TB 160 cm, BB 90 kg, sejak 6 bulan ini mengeluh polyphagi, polydipsi, dan polyuri,
serta kesemutan dan kelemahan kedua kaki dan tangan yang memberat. Refleks patologis (-),
refleks fisiologis (↓).
Apa pemeriksaan laboratorium utama yang dapat menunjang diagnosa? Apa diagnosis etiologis
yang paling mungkin dan sering pada pasien ini? Apa ciri khas penyakit ini? Apa pemeriksaan
penunjuang yang diperlukan? Bagaimana terapinya?
Laboratorium :
- Lipid profile dan GD I/II utama
- DL, ur/cr, OT/PT, asam urat tambahan
Diagnosis etiologis : Polineuropathy
diabetikum
Ciri khas : Gloves and stocking phenomena
Pemeriksaan penunjang : EMG
Terapi : Carbamazepin tab 2x200mg dan neurodex 2x1 tab + terapi kausa (DM)
9. ♂ 50 tahun dirujuk oleh dokter umum karena mengalami tremor pada kedua tangannya saat
istirahat. Lakukan anamnesis untuk mendapatkan keterangan klinis yang relevan!
- Memberi salam, perkenalan
- Tanya identitas pasien (nama, umur, pekerjaan, alamat)
- Menanyakan keluhan utama pertanyaan terbuka gemetaran saat kapan (aktivitas/istirahat)?
- Menanyakan keluhan penyerta apakah pasien jarang berkedip? Volume suara kecil? Bicara
monoton? Badan kaku?
- Menanyakan apakah pasien sulit memulai suatu gerakan? Contohnya dari posisi duduk ke
posisi berdiri setelah itu gerakannya cepat. Ada/tidak kesulitan mengancingkan baju? Apakah
tulisan lebih kecil dari biasanya?
- Menanyakan apakah kalau berjalan lambat-lambat, langkah kecil-kecil, ayunan tangan kurang,
badan terasa kaku? Apakah mudah jatuh?
- Riwayat penyakit dahulu? Ada tidak riwayat trauma kepala? Riwayat infeksi?
- Riwayat keluarga?
- Riwayat terapi?
12. ♂ 24 tahun dengan penurunan kesadaran. Sejak 2 hari yang lalu kesadaran menurun secara
bertahap, sebelumnya sakit kepala dan demam sejak 4 minggu yang lalu. Pemeriksaan didapatkan
GCS 324, KK (+), pupil bulat anisokor Ø 5mm/3mm, reflek pupil -/+, parese n VII (D) UMN dan n XII
(D) UMN, lateralisasi (D). Riwayat penyakit sebelumnya HIV (+) 4 tahun yang lalu
Sebutkan diagnosis klinis, diagnosis topis, kemungkinan diagnosis etiologis, diagnosis banding,
dan rencana pemeriksaan penunjang radiologis yang sangat penting untuk penegak diagnosa!
Diagnosis Klinis : 1. Penurunan kesadaran akut
2. Subacute/chronic cephalgia
3. Chronic febrile
4. Kaku kuduk (+)
5. Pupil anisokor
6.Parese n VII (D) UMN
7.Parese n XII (D)
UMN 8. Lateralisasi
dekstra 9. Riwayat HIV
(+)
Diagnosa Topis : Meningen + Encephalon
Diagnosa Etiologis : Abses otak
Diagnosa Banding : meningoencephalitis, Toxoplasmosis
PDx : CT scan (kontras?) atau MRI
Teman-teman,,ingat yah.. Jika dicurigai ME disertai defisit neurologis fokal, maka
kemungkinannya ada vaskulitis (akibat produk inflamasi menyumbat pembuluh darah) ATAU
abses otak. Nah, pada pasien ini ada tanda-tanda herniasi (pupil anisokor) yang menunjukkan
adanya suatu proses desak ruang. So,, kemungkinannya yang paling mungkin adalah abses
otak.
13. Seorang ♂ 45 tahun, mengeluh nyeri wajah di sekitar pipi kanan, seperti disayat pisau, serangan
singkat berulang-ulang. Serangan terjadi saat mengunyah, bicara atau makan. Riwayat sakit gigi
(+), sudah dicabut. Pemeriksaan n VII normal.
Apa diagnosa kasus tersebut? Bagaimana pemeriksaan neurologis kekuatan otot mengunyah
sebelah kanan (normal/tidak)? Apakah pada pemeriksaan neurologis terdapat hemi hipestesi wajah
kanan? Apa terapi (obat pilihan utama) pasien tersebut? Apa obat pilihan kedua pasien tersebut?
Diagnosa : Trigeminal
Neuralgia Pemeriksaan otot mengunyah : Normal
Pemeriksaan neurologis : Normal (tidak didapatkan hemi hipestesi wajah
kanan) Terapi lini pertama : Carbamazepin 400-600mg/hari
Terapi pilihan kedua : Phenytoin 300-400mg/hari
14. Seorang ♂ usia 25 tahun mengeluh kedua kaki lemah sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya penderita
mengalami diare. Senior anda mendiagnosa sebagai GBS.
Tulislah dasar-dasar diagnosis GBS yang penting (7)! Sebutkan tanda gawat GBS yang penting (2)!
Sebutkan terapi etiologi!
Dasar diagnosis GBS : 1. Keluhan utama lemah 2 tungkai
2. Lemah subakut
3. Ascending
4. Kelumpuhan otot distal lebih menonjol
5. Kelumpuhan LMN
6. Disosiasi sito
albumin 7. Simetris
bilateral
Kegawatan GBS : - Sesak napas (RR >30x/menit)
- Otot-otot asesori pernafasan terlibat
Terapi etiologi : - Plasma paresis 200-250 cc/kgBB dalam 7-14 hari
- Imunoglobulin intravena (IVIG) 0,4gr/kgBB/hari selama 3 hari maintenance
15. Seorang ♀ 46 tahun dibawa ke UGD jam 20.00 WIB oleh suaminya karena pasientidak sadar, ngorok.
Hasil pemeriksaan GCS 111. Dokter menyimpulkan working diagnosisnya stroke ICH dengan ancaman
herniasi.
Pilihlah alat dan siapkan/sisihkan untuk pemeriksaan kecurigaan herniasi (lesi n III, V, IX-X)!
Lakukan pemeriksaan reflek cahaya, reflek kornea, dan reflek muntah pada pasien tersebut!
Sebutkan herniasi tingkat apa (mesencephalon, pons, atau medula oblongata)!
Alat yang dibutuhkan : - Senter
- Kapas
- Tongue spatel
- Lidi kapas
Reflek cahaya (N.III) melakukan penyinaran pada mata kanan (lihat respon pupil kanan dan kiri);
melakukan penyinaran pada mata kiri (lihat respon pulil kiri dan kanan);
menyebutkan hasil
Reflek kornea (N.V) melakukan penggoresan pada kornea kanan dan kiri; menyebutkan hasil
positif bila pasien berkedip
Reflek muntah (N.IX-X) membuka mulut, lidah ditekan dengan spatel, menyentuh faring kiri dan
kanan; lapo hasil
Tingkat herniasi :
Letak herniasi Nafas Pupil
Diencephalon Cheyne Stokes Miosis
Mesencephalon Central Neurologic Hyperventilation Anisokor
Pons Ataxic Pin Point
Medula Oblongata Apneustick Midriasis
Teman-teman,,saat periksa reflek cahaya, sinarnya datang dari samping ke tengah yah. Selalu
dimulai dari yang kanan biar gak kelupaan kalo kedua mata diperiksa. Periksa reflek kornea tuu
nggoresnya ke kornea ya (yang hitam), jangan di sclera.
16. ♂ umur 73 tahun, datang ke RS dengan keluhan sulit menggerakkan anggota tubuh kanan dan kiri,
sulit memulai berdiri dan berjalan tetapi tidak lumpuh, kalau berdiri cenderung akan terjatuh.
Tangan kiri terlihat gemetar (resting tremor) . Kesadaran normal, wajah tidak berekspresi (masking
face). Sebutkan diagnosis klinis (6), diagnosa topis, dan diagnosa etiologis! Tulis resep (2)?
Diagnosa Klinis : 1. Laki-laki usia 73 tahun
2. Sulit menggerakkan anggota tubuh kanan dan
kiri 3. Sulit memulai berdiri dan berjalan
4.Berdiri cenderung akan terjatuh ( postural instability)
5. Resting tremor tangan kiri
6. Masking face
Diagnosa Topis : Substantia Nigra
Diagnosa etiologis : Parkinson
disease
Medikamentosa : 1. Antikolinergik (Trihexyphenidyl (sediaan 2 mg) 1 mg pada hari pertama saat
makan 2mg/hari selama 3-5 hari 6mg/hari; Sulfas atropin)
2. Dopaminergik (Levodopa (nama dagang Levopar, isinya levodopa 100mg
dan benserazida HCl 25mg) dosis awal 2x ½ tab p.c. dinaikkan ½ tab/hari
selama 4-7 hari)
Jangan lupa ya kawan, kalo disuruh buat resep, yang lengkap coz dr. Rahayu kemarin bilang gitu,,
17. ♀ 25 tahun diantar ke UGD RSSA jam 18.00 WIB oleh temannya dalam keadaan sadar. Menurut
temannya, 5 jam SMRS penderita kejang seluruh tubuh, tidak sadar, keluar busa dari mulut. Kejang
3x. Lakukan heteroanamnesis!
- Memberi salam, silahkan duduk, perkenalan
- Tanya identitas pasien dan PASTIKAN hubungan yang dianamnesis dengan pasien
- Menanyakan keluhan utama
- Menanyakan bagaimana bentuk kejangnya
- Menanyakan apakah ada kehilangan kesadaran sebelum, selama, dan sesudah kejang
- Menanyakan apakah kejang berulang? Apakah bentuk kejang selalu sama? Apakah selalu kumat?
- Menanyakan riwayat penyakit dahulu untuk mencari etiologi kejang
o Ada tidak riwayat trauma kepala?
o Adakah sakit kepala kronis yang memberat?
o Adakah penyakit pernapasan atau pernah dirawat dengan penyakit pernapasan?
o Adakah penyakit kencing manis atau tanda-tandanya?
o Adakah gangguan ginjal atau tanda-tandanya?
o Apakah sebelumnya diare atau muntah?
o Adakah demam tinggi dengan/tanpa disertai kelumpuhan separuh badan?
o Apakah sering kejang dan minum obat anti kejang?
- Riwayat keluarga adakah yang punya penyakit kejang?
- Riwayat terapi?
- RESUME dan sampaikan tindakan yang akan dilakukan dokter selanjutnya
18. Seorang ♂ usia 20 tahun datang dengan keluhan utama kejang. Setelah dilakukan anamnesis dan
pemeriksaan disimpulkan diagnosisnya epilepsi general tonik klonik (grandmal).
Sebutkan langkah-langkah terapi pasien ini!
1. Terapi OAE dimulai bila diagnosis sudah ditegakkan, pasien dan keluarga telah diberi
penjalasan tentang tujuan penggunaan dan efek samping yang mungkin muncul.
2. Start low go slow Dimulai dengan monoterapi, dosis terendah, dinaikkan bertahap hingga dosis
efektif atau timbul efek samping
3. Bila dengan dosis maksimum OAE pertama bangkitan pertama tidak dapat mengontrol
bangkitan, maka ditambakan OAE ke dua
4. OAE ke tiga diberikan bila kedua OAE pertama tidak dapat mengatasi bangkitan.
5. Pasien dengan bangkitan tunggal bisa direkomendasikan untuk terapi bila:
a. Dijumpai fokus epilepsi yang jelas pada EEG
b. Pada CT scan atau MRI otak ditemukan lesi yang berkorelasi dengan bangkitan
c. Dijumpai kelainan yang mengarah ke adanya kerusakan otak pada pemeriksaan
neurologis
d. Terdapat riwayat epilepsi pada saudara kandung
e. Riwayat bangkitan simptomatik
f. Riwayat trauma kepala terutama yang disertai penurunan kesadaran, stroke, dan
infeksi SSP
g. Bangkitan pertama berupa status epileptikus
6. Efek samping OAE perlu diperhatikan, juga interaksi farmakokinetik antar OAE
19. ♂ usia 29 tahun kuli bangunan, setelah mengangkat beban berat mendadak nyeri di pinggang
menjalar ke tungkai kanan. Nyeri semakin hebat apabila penderita batuk atau bersin. Penderita
juga mengeluh kesemutan dan tebal pada tungkai bawah samping luar dan punggung kaki samping
luar.
Tes atau manuver apa yang dilakukan pada pasien ini (3)? Sebutkan diagnosa klinis, diagnosa topis,
dan diagnosa etiologis! Tulislah resepnya! Apakah indikasi pembedahan pada pasien ini?
Manuver : Lasseque, Bragard, Sicard + Patrick, Contra
Patrick Diagnosa Klinis : - Low back pain
- Nyeri radikuler
- Nyeri memberat saat batuk atau bersin
- Hipestesi pada tungkai bawah lateral dan dorsum pedis lateral
- Riwayat mengangkat beban
berat Diagnosa Topis : Radiks L5 – S1
Diagnosa Etiologis : susp. HNP L5 – S1
Indikasi pembedahan :
- Terapi konservatif gagal
- Ischiadia berat
- Gangguan miksi, defekasi, dan seksual
- Bukti klinis terganggunya radiks saraf
- Parese otot tungkai
- Mengganggu aktivitas
R/ Paracetamol 400 mg
Diazepam0,5 mg Amitriptilline 10 mg Caffein30 mg Mfla pulv da in caps
S 2 dd caps 1 R/ Neurodex tab
S 2 dd tab 1
No. XV
No. XV
Dr. Stiven
21. Seorang ♂ 53 tahun MRS di RSSA jam 11.30 dari poli saraf. Keluhan utama lemah kedua tungkai.
Kelemahan tungkai sejak satu bulan sebelum MRS dirasakan semakin melemah. Awalnya bagian
kiri, lalu 2 minggu kemudian tungkai kanan juga melemah. Dua minggu sebelum kelemahan tungkai
kirinya, kesemutan menjalar dari pinggang bawah sampai ujung kaki. Penderita mengeluh rasa
tebal mulai pusat sampai ujung-ujung kaki. BAK sulit sejak 5 hari yang lalu, BAB masih normal.
Sebutkan diagnosa klinis, diagnosa topis, dan diagnosa etiologis! Sebutkan usul pemeriksaan!
Sebutkan penatalaksanaan!
Diagnosa Klinis : - Paraparese D/S kronis progresif
- Kelemahan dimulai dari kiri lalu diikuti kanan
- Parastesi menjalar dari pinggang bawah sampai ujung kaki
- Hipestesi mulai pusat sampai ujung-ujung kaki
- Kesulitan BAK
Diagnosa Topis : Segmen Myelum setinggi T10
Diagnosa Etiologis : Space occupying process pada myelum setinggi
T10 Usul pemeriksaan : - Foto thoracolumbal AP/lateral/oblique
- MRI thoracolumbal dengan kontras
- CT Scan thoracolumbal dengan kontras
- Tes prespirasi
Penatalaksanaan : - Konservatif (Simptomatis dengan NSAID, Supportif dengan Bcomplex)
- Operatif ( tunggu hasil pemeriksaan dan konsul bedah saraf)
Kenapa ko thoracolumbal? Soalnya T10 lesi myelum letaknya di vertebrae thoracalis VIII... Kalo
mau thoracolumbosacral untuk foto si gpp..(mungkin)
22. ♂ 30 tahun datang dengan keluhan sakit kepala, muntah, panas tinggi dan nyeri pada otot sejak 2
hari sebelum MRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan panas 39˚C, KK(+), pemeriksaan neurologi
lain normal. Hasil lumbal pungsi abnormal (sel PMN 2000 cmm, glukosa 30 mg/dl, protein 120
mg/dl). Sebutkan analisa LCS sel, glukosa, dan protein normal! Sebutkan diagnosa etiologis pasien
tersebut! Sebutkan diagnosa bandingnya!
Analisa LCS normal : Sel 0-5 sel/mm3, glukosa 40-80 mg/dl, protein 15-45 mg/dl
Diagnosa Etiologis : Meningitis bakterial
Diagnosa Banding : Meningitis TB dd Meningitis Viral
23. Seorang ibu datang membawa anaknya yang berusia 3 tahun (♂) karena kejang. Dari hasil
anamnesa didapatkan bahwa kejang berlangsung selama 3 menit, jumlah 3x, pasien tidak sadar
selama kejang. Sesudah kejang pasien tertidur. Kejang pertama kali adalah 6 bulan yang lalu.
Tidak ada demam. Saat kejang seluruh badan pasien lurus kaku, disertai mata berkedip-kedip dan
mulut mengeluarkan busa bercampur darah. Hasil pemeriksaan kaku kuduk (-), Tax 36,7˚ C.
Apa diagnosa klinis, diagnosa topis, dan diagnosa etiologis pasien tersebut? Apa rencana diagnosa?
Apa terapi yang dapat diberikan?
Diagnosa Klinis : - Keluhan utama kejang
- Lama kejang 3 menit
- Selama dan setelah kejang pasien tidak sadar
- Tipe kejang tonik klonik
- Riwayat kejang pertama 6 bulan yang
lalu Diagnosa Topis : Korteks cerebri
Diagnosa Etiologis : Episodic general tonic clonic
Planning diagnosa : EEG
Terapi : Asam valproat / Phenytoin (dosis luminal untuk anak 3-5 mg/kg/BB/hari)
Kenapa ko tonic clonic? Seluruh badan kaku lurus tonik; mata berkedip-kedip klonik. Terapi
lini pertama untuk all tipe kejang adalah asam valproat, kecuali parsial adalah carbamazepin.
Tetapi ada yang mengatakan bahwa asam valproat sebaiknya dihindari pada anak-anak
dengan usia < 4 tahun, dikasih phenytoin saja.
24. Mahasiswa ♂ 22 tahun datang dengan keluhan kejang sebanyak 3 kali, seluruh badan, mata mendelik,
dan mulut berbusa. Selama kejang pasien tidak sadar. Sebelumnya pasien mengeluh sering sakit
kepala dan panas tinggi sejak 7 hari sebelum MRS. Terdapat ruam pada kulit pasien. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan panas 39˚C, KK(+), pemeriksaan neurologi lain normal. Hasil lumbal pungsi tertera
pada tabel di bawah.
Apa diagnosa etiologis yang mungkin? Apa organisme yang paling mungkin menyebabkan penyakit
ini? Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit ini (2)? Bagaimana terapi antibiotik
yang diberikan? Tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan agar teman pasien terhindar dari
penyakit ini (2)?
Hasil Lumbal Pungsi Nilai Normal
3
Sel PMN 50 sel/mm 0-5 sel/mm3
Glukosa 15 mg/dl 40-80 mg/dl
Protein 120 mg/dl 15-45 mg/dl
Diagnosa Etiologis : Meningoencephalitis
bakterial Penyebab: Neisseria meningitidis
Faktor risiko : - Riwayat bepergian ke luar negeri tanpa vaksinasi
- Riwayat sakit telinga
- Riwayat sakit saluran
pernapasan Terapi antibiotik : Inj. Ceftriaxone 2x2
gr iv Pencegahan : - Vaksinasi meningitis
- Terapi dan isolasi pasien
25. Seorang ♀ 23 tahun datang ke UGD karena mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya.
Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan ditabrak mobil dan jetuh terduduk. Sejak saat itu
pasien merasa kedua kakinya lemah. Gringgingan (+) dirasakan dari bawah pusar sampai ujung
kaki. Rasa tebal (+) dari pinggang sampai ujung kaki. Pasien sadar. BAB dan BAK normal.
Pemeriksaan fisik neurologis apakah yang akan dilakukan pada pasien (5)? Apa diagnosa etiologis
pasien? Apa rencana diagnosa yang akan dilakukan? Apa terapi yang dapat dilakukan?
Pemeriksaan neurologis : - GCS, FL, MS
- Pemeriksaan nervus cranialis
- Pemeriksaan motorik, sensorik, ANS
- Pemeriksaan refleks fisiologis, refleks patologis
- Pemeriksaan neurologis tambahan : Lhermitte, Bragard, Sicard, Patrick,
dan kontra patrick
Diagnosa Etiologis : Spinal cord Injury
Rencana Diagnosa : Foto thoracolumbosacral, CT Scan/MRI thoracolumbosacral, tes prespirasi
Rencana terapi : -konservatif (simptomatis, supportif)
-operasi if diagnosa tegak dan setelah konsul bedah saraf
-rehabilitasi medik?
26. Pasien ♀ 20 tahun datang dengan keluhan lemah pada kedua ekstremitas atas dan
bawah. Sebutkan 5 penyakit dengan refleks babinski (+) bilateral!
a. Parkinson
b. Myelitis
c. Multiple sclerosis
d. Meningoencephalitis
e. Trauma kepala
f. Abcess cerebri
g. CVA
Sebutkan 5 penyakit dengan tetraparese tipe LMN!
a. Poliomyelitis
b. Hypokalemia
c. HNP
d. Myastenia Gravis
e. Guillan Barre syndrome
f. Polineuropathy diabetikum (atau polineuropathy akibat penyebab lainnya)
g. Amyotrphic Latero Sclerosis
27. Seorang ♀ usia 35 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan pusing berputar. Pusing bertambah jika
pasien menoleh ke arah kanan. Senior Anda mendiagnosa pasien sebagai BPPV.
Apa saja yang ditemukan dari pemeriksaan (5)?
- Dari anamnesa : vertigo tipe perifer yang memberat pada perubahan posisi kepala
- Tes provokasi (+) atau pasien merasa gejala berkurang setelah dilakukan provokasi (dullpike
manuver, epley manuver)
- Tes cerebellum (-)
- Romberg test (+) tipe vestibular jatuh saat mata terbuka atau tertutup ke semua arah
- Nystagmus (+) tipe perifer
- Refleks fisiologis normal, refleks patologis (-)