Anda di halaman 1dari 77

Dr.

Darmadji, Spkj
5 maret 2007

STATUS PENDERITA IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


V. RIWAYAT SOCIAL
• PX MENIKAH :
I. IDENTITAS :
• JUMLAH ANAK…..ORG
1. NAMA • NAMA, UMUR,
2. JENIS KELAMIN MENIKAH/SEKOLAH KELAS,
RUMAH PEKERJAAN
3. TEMPAT / TGL LAHIR
• PX BELUM MENIKAH  R.KELUARGA
4. ALAMAT
• ANAK
5. STATUS KE….DARI….BERSAUDARA
6. AGAMA • R.PENDIDIKAN
7. SUKU BANGSA • R.PEKERJAAN
• PERGUNAAN WAKTU LUANG
8. PENDIDIKAN
• HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
9. PEKERJAAN
• TINDAKAN ASOSIAL YG PERNAH DI
10. MRS TGL.. LAKUKAN
11. TGL PEMERIKSAAN VI. FAKTOR PREMORBID
II. KELUHAN UTAMA • a/ kepribadian sebelum sakit, yg dpt
berupa :
III. ANAMNESA
1. Sikloid :
1. AUTOANAMNESA • Aktif
2. HETEROANAMNESA : • Lekas bereaksi dgn emosi yg keras
• GX UTAMA terhadap rangsangan dari luar
• Emosi yg tdk stabil
• GX PENYERTA
• GX LAIN-LAIN
2. Skizoid 5. Narsistik
• Emosi dingin tdk ada kehangatan • Bangga berlebihan terhadap dirinya
• Tdk punya hubungan dekat sendiri
• Bicara, perilaku, pikiran eksentrik • Preokupasi dgn fantasi terhadap
• Acuh terhadap puian/kritik kesuksesan, kekuasaan, kecantikan
3. Skizotipal • Eksibisionism (sll bth pujian)
• Dipengaruhi magic • Respon terhadap kritik dingin atau
marah
• Pembicaran ganjil
• Gg hubungan interpersonal :
• Isolasi, tdk punya kawan akrab
• Menuntut hak istimewa
• Sgt sensitif tdhp kritik
• Mengambil keuntungan u/
• Kecemasan sosial dirinya sendiri
• Ide paranoid yang magical • Rasa simpati kurang, kurang
4. Paranoid mengerti
• Pria > wanita 6. Bordeline
• Mekanisme pembelaan egonya dgn • Pada adolecent dgn gg identitas
penyusunan rx (rx function) • Impulsive dgn akibat merugikan diri
• Curiga pervasif tanpa alasan sendiri
• Waspada belebihan, cemburu sekali, • Gg identitas, tdk ada karier, norma,
mencari kesalahan, picik self image, loyalti
• Membuktikan prasangka • Alam afek tdk menetu, afek normal
• Hipersenstif, mudah tersinggung,  cemas  depresi dlm wkt singkat
siap membalas, tegang • Tak tahan sendiri
• Tdk ada afeksi, penampilan dingin, • Emptiness/bosan kronis
bangga bahwa ia obyektif • Mencederai diri (suicide & fighting u/
• Tdk mempunyai rasa humor dan mencederai diri)
kelembutan
7. Histerik 9. Anti sosial
• Wanita > pria • Remaja < 18 th
• Tipe A : • Membolos, berkelahi, berbohong
• Perilaku dramatic dan reactive dgn : • Merusak, melawan aturan dgn sengaja
• Dramatisasi diri pada masa dewasa :
• Dramatisasi expresi emosi • Sering ganti pekerjaan / menganggur
• Berusaha menarik perhatian • No responsibility as parents (cerai)
• Bereaksi berlebihan terhadap • Tdk ikut norma sosial
kejadian kecil • Iritabel, agresif, impulsif
• Ledakanmarah dan ngambek • Egois dan tdk peduli
irrasional 10. Menghindar
• Tipe B : • Hipersensitif thdp penolakan,kritik
• Gg hubungan interpersonal • Tdk mau berhubungan dgn org lain, kec
• Nampaknya hangat, jk didekati beku dijamin tdk dicela
• Egosentrik • Keinginan u/ mendapat kasih dan
• Menuntut, angkuh, dependent, penerimaan
mencari dukungan • Minder
• Bersikap manipulatif, mengancam • Menarik diri dari hubungan sosial
suicide, suka adu domba 11. Pasif agresif
8. Kompulsif ; • Resistensi terhadap tuntutan u/ adequate
• Keterbatasan dalam kelembutan dan performance dl pekerjaan dan sosial
kehangatan • Suka menghamabat, molor
• Serius, formal, kikir, tata krama berlebihan • Stubborn, sengaja tdk efisien, sering lupa
• Perfeksionis (preokupasi hal remeh, aturan, sehingga menghambat promosi
urutan) 12. Dependent (astenik /pasif)
• Memaksa org lain melaksanakan • Scr pasif membiarkan org lain mengambil
pekerjaaan sesuai standar dirinya alih, tdk mampu berfx sendiri
• Pengabdian pd pekerjaan berlebihan • Menomor duakan kepentingan sendiri
(workaholik) terhadap org yg menjd gantungan asal
• Sulit memutuskan krn kuatir salah terhindar dari kemandirian
• Kurang percaya kemapuan sendiri
13. Explosif/ agresif intermitten VIII. STATUS PSIKIATRI
• Hilangnya kendali impuls agresi shg 1. Kesan umum
brutal/kerugian materi 2. Kontak
• Kekerasan lebih besar dibanding • +/-
stressor • Verbal / non verbal
• Sesudah episode ini ia reda dan sgt • Relevan / irrelevan
menyesal
• Lancar / ≠ lancar
VII. PEMERIKSAAN FISIK
3. Kesadaran :
I. STATUS INTERNE
kemampuan individu mengadakan
1. Keadaan umum hubungan/ relasi (mll panca indera )
2. TD…..,Nadi….., suhu….., RR….. & pembatasan / limitasi (mll
3. Kepala / leher perhatian) thdp lingkungan dan diri
4. Thorax : sendiri shg terjd orientasi (w/t/o) &
• Cor pengertian yg baik serta pemakaian
informasi y msk scr efektif (mll
• Pulmonalis ingatan & pertimbangan)
5. Abdomen : 1. me↓ : keadaan gn kemampuan
• Hepar / lien persepsi, perhatian, pemikiran yg
• Bising usus berkurang scr keseluruhan
6. UG (kuantitatif) dgn amnesia
7. Ekstremitas sesudahnya
II. STATUS NEUROLOGI – Apatis
1. GCS……, meningeal sign : ada / ≠ – Somnolen
2. Nervus cranialis – Sopor
3. Motorik, sensibilitas – Subcoma
4. Rfx fisiologis – Coma
5. Rfx patologis 2. me↑ :kesadaran dgn respon yg
meningkat thdp rangsangan
3. Tidur : kesadaran me↓ scr reversible 6. Kesadaran berubah : kemampuan mengadakan
– Gg tidur berupa : relasi dan limitasi terhdp lingkungan dan dirinya
1. Insomnia : sukar tdr sendiri sudah tergg pd taraf tdk sesuai dgn
kenyataan (scr kualitatif)
2. Somnambulisme : berjalan wkt tdr
• Ingatan berdasarkan 3 proses :
3. Nightmare : mimpi buruk
• Registrasi
4. Narkolepsi : serangan tdr
bersamaan dgn cataplexi, • Retensi
kelumpuhan tdr atau halusinasi • Recall
hipnagogik • Amnesia : ketdk mampuan mengingat
4. Hipnosa : kesadaran yg sengaja diubah kembali pengalaman, mungkin bersifat
5. Dissosiasi (kesadran berkabut) : kejadian sebagian atau total
memisahkan dirinya scr psikologi dari • Amnesia retrograd : lupa terhadap
kesadaran, kemudian terjadi amnesia, dpt pengalaman sebelum gg terjd
berupa: • Amnesia anterograd : lupa terhdp
1. Trans : keadaan pe↓ kesadaran tanpa pengalaman setelah gg terjd
rx yg jelas terhadap lingkungannya • Paramnesia : ingatan keliru krn distors
(ditimbulkan o/ upacara kepercayaan, recall, mis:
meditasi) 1. Déjà vu : spt sudah pernah melihat
2. Fugue : suatu periode pe↓ kesadaran sesuatu ttp sebenarnya belum pernah
dgn pelarian scr fisik dari suatu 2. Jamais vu : spr belum pernah melihat
keadaan yg menimbulkan banyak sesuatu ttp sebenarnya sudah pernah
stres, ttp dgn mempertahankan 3. Fausse reconnaissance : pengenalan
kebiasaan & ketrampilan kembali yg keliru merasa pasti bahwa
3. Senjakala histerik pengenalannya itu benar ttp
4. Serangan histerik sesungguhnya tdk benar sama sekali
4. Konfabulasi : scr tdk sadar mengisi
lubanglubang dl ingatannya dgn
cerita yg tdk sesuai dgn kenyataan ttp
px percaya akan kebenarannya
• Hiperamnesia : retensi dan recall yg
berlebihan
• Orientasi : kemampuan seseorang u/ 2. Kecemasan (anxiety)
mengenal lingkungan serta hub dg waktu & Beda kecemasan dgn ketakutan :
ruang terhadap dirinya sendiri & hub dirinya – Kecemasan : tdk jelas apa
dg org lain
4. Afek / emosi (A/E) : penyebab
1. Afek : nada perasaan menyenangkan atau cemasnya
tdk ( mis: kebanggan, kekecewaan, kasih – Ketakutan / fear : jelas/ tahu
sayang) yg menyertai suatu pikiran & takut
biasanya berlgs lama serta kurang disertai terhadap apa
o/komponen fisiologik Komponen psikologinya : khawatir,
2. Emosi : manifestasi afek keluar dan disertai gugup,tegang, cemas, rasa tdk
o/ banyak komponen fisiologik, lagi pula aman, takut, lekas terkejut
biasanya berlgs relatif tdk lama (mis : Komponen somatiknya : palpitasi,
ketakutakan,kecemasan, depresi & keringat dingin pd telapak
kegembiraan) tangan, TD ↑, respon kult thdp
– Gg A/E : aliran listrik galvanik ber(-),
1. Depresi : dengan komponen psikologi peristaltik ber(+), lekositosis
& komponen somatikKomponen Macam kecemasan :
psikologi : 1. Kecemasan mengambang (free
– Mis : ras, sedih, rasa tdk floating anxiety): kecemasan yg
berguna, gagal, kehilangan, tdk menyerap dan tdk ada hubnya
ada harapan, pts asa, dgn suatu pemikiran
penyessalan yg patologis 2. Agitasi : kecemasan yg disertai
Komponen somatik: kegelisahan motorik yg hebat
– Mis : anorexia, konstipasi, kulit 3. Panik : serangan kecemasan yg
lembab (rasa dingin), TD & hebat dgn kegelisahan,
nadi ↓ kebingugan & hiperaktivitas yg
Jika gg tdr + anorexia berkurangnya tdk terorganisasi
semangat kerja / bergaul & nafsu 3. Eforia : rasa riang, gembira, senang
sex timbul bersamaan  depresi yang berlebihan ttp tdk sesuai dgn
Jenis depresi : keadaannya  jk lebih keras lagi
disebut elasi  keras sekali : exaltasi
1. Penarikan diri 4. Anhedonia : ketidak mampuan
2. Dengan kegelisahan atau merasakan kesenganagn tdk timbul
agitasi perasaan senang dgn aktivitas yg
biasanya menyenangkan baginya
5. Kesepian : merasa dirinya 10. Ambivalensi : emosi & afek yg
ditinggalkan berlawanan timbul bersama-sama
6. Kedangkalan : kemiskinan A/E scr thdp seorg suatu obyek atau suatu
umum dpt digambarkan sbg datar / hal
dingin 11. Apati : berkurangnya A/E terhadap
Mis : tdk / sedikit merasakan sesuatu atau terhadap semua hal dgn
kelihatan gembira atau sedih disertai rasa terpencil dan tdk perduli
dlm keadaan / mengenai Istilah apati dipakai jg u/menunjukan
sesuatu hal yg benar-benar tingkat menurunnya kesadaran
menggembirakan atau 12. Amarah, kemurkaan atau
menyedihkan permusuhan : sering dlm sikap
7. Afek dan emosi yg tdk wajar : tdk agresi, jika ditunjukan kpd
patut atu tdk wajar dlm situasi ttt pemecahan masalah dan dipakai sbg
Misal: terkikih saat wawancara  pembelaan terhadap suatu serangan
ekstrim : inadequat : A/E yang nyata, maka agresi itu bersifat
bertentangan dgn keadaan konstruktif. Agresi akan menjadi
atau isi pikiran & dgn isi bicara patologik jk tdk realistik
8. Afek & emosi yg labil : berubah-rubah menghancurkan dirinya sendiri, tdk
scr cepat tanpa pengawasan yg baik ditujukan kpd pemecahan masalah
Misal : tiba-tiba marah atau dan jk mrpkan hasil konflik emosional
menangis yg belum dpt diselesaikan.
9. Variasi afek & emosi sepanjang hari
(variasi diurnal) : perubahan A/E
mulai sejak pagi sd mlm hari
Misal : psikosa manik-depresif,
maka jenis depresinya lbh
keras pd pagi hari & mjd lebih
ringan pd sore hari
5. Proses berpikir 2. Otistik : hidup dalam alam pikirannya
• meliputi proses : sendiri
• Pertimbangan (judgment) 3. Non realistik : tidak berdasarkan
• Pemahaman (comprehension) kenyataan
• Ingatan • Gangguan arus pikiran : tentang cara dan
• Penalaran (reasoning) lajunya proses asosiasi dalam pemikiran
• Proses berpikir normal mengandung arus yang timbul dalam berbagai jenis :
idea, simbol dan assosiasi yang terarah 1. Perseverasi : berulang-ulang
kepada tujuan dan berorientasi pada menceritakan suatu idea, pikiran
kenyataan secara berlebihan.
• 3 aspek proses berpikir : Misal : seorang penderita
• Bentuk pikiran (B) mengatakan : “ Nanti besok
saya pulang, ya saya sudah
• Arus berpikir (A) kangen rumah besok saya
• Isi pikiran (I) sudah berada di rumah, sudah
• Gangguan bentuk pikiran : semua makan enak dirumah sendiri,
penyimpangan dan pemikiran rasional, ya pak dokter, satu hari lagi
logik dan terarah kpd tujuan saya nanti sudah bisa tidur di
1. Dereisme (pikiran dereistik) : tdk rumah, besok ayah akan
adanya sangkut paut yang terjadi datang mengambil saya
antara proses mental individu dan pulang….”
pengalamannya yg sedang berjalan 2. Asosiasi longgar : mengatakan hal-
proses mentalnya tdk sesuai dgn atau hal yang tidak ada hubungannya satu
tdk mengikuti kenyataan logika atau sama lain (setelah mengucapkan
pengalaman beberapa kata logis dpt dimengerti,
Ex : Kepala kantor tdk sampai 1 kalimat sudah berpindah
Pengatakanpegawai negeri dan kekata-kata yang lain yang tidak ada
warganegara yang baik harus hubungannya, umpamanya “ saya
kebal korupsi, biarpun gajinya mau makan semua orang dapat
tdk cukup, biarpun keluarganya berjalan”
menderita, jk tdk tahan,
silahkan keluar
3. Pikiran melayang (flight of ideas) : 8. Benturan (blocking) : jalan pikiran tiba-tiba
perubahan yang mendadak lagi cepat berhenti atau berhenti ditengah sebuah
dalam pembicaraan shg suatu idea yang kalimat dan penderita tidak dapat
belum selesai diceriterakan sudah disusul menerangkan mengapa ia berhenti
oleh idea yang lain 9. Kecepatan bicara : u/ mengutarakan pikiran
Misal : seorang penderita bercerita : “ mungkin lambat sekali atau sangat cepat
waktu saya akandatang ke RS kakak 10. Irrelevansi : isi pikiran atau ucapan yang
saya baru mendapat SIM, lalu untung tidak ada hubunganya dengan pertanyaan
saya pakai kemeja biru hingga pak atau dengan hal yang sedang dibicarakan
dokter menanyakan jk sudah makan” 11. Pikiran berputar-putar (circumstantiality) :
4. Inkoheren : mengucapkan kata-kata yang menuju scr tdk langsung kpd idea pokok
tdk logis dan tidak ada hubungannya satu dengan menambahkan banyak hal yang
sama lain, begitu pula kalimat yang satu remeh-remeh menjemukan dan tidak
dengan yang lain (asosiasi longgar yang relevan
extrim) 12. Main-main dgn kata-kata
Misal : “ saya minta dijanji, tidur, lahir 13. Afasi
dengan pakaian lengkap u/ anak saya
satu atau lebih menurut pengadilan
Allah dengan suami jodohnya yang  Gangguan isi pikiran :
menyinggung segala percobaan…” 1. Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
5. Neologisme : membentuk kata-kata baru 2. Fantasi : isi pikiran ttg suatu keadaan atau
yang tidak dipahami o/ umum kejadian yang diharapkan atau diinginkan
Misal : “saya radiltu, semua partimun” ttp dikenal sbg tidak nyata
6. Asosiasi bunyi (clang association) : “ 3. Fobi : rasa takut yang irrasional thdp suatu
mengucapkan perkataan yang mempunyai benda atau keadaan yang tdk dpt
persamaan bunyi dihilangkan (ditekan) o/ penderita biarpun
Misal: “ saya mau makan di tarakan, diketahui bahwa hal itu irrasional adanya.
seakan-akan berantakan “ Fobi dapat menimbulkan kompulsi
7. Logorea : banyak bicara, kata-kata  20 macam fobi :
dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol 1. Agorafobi : terhdp ruangan yg luas
2. Ailurofobi : terhdp kucing
3. Akrofobi : terhdp tmpt tinggi
4. Algofobia : terhdp perasaan nyeri
5. Astrafobi : terhdp badai,guntur, kilat
1. Bakteriofobia : terhadap kuman 8. Pikiran hubungan (ideas of reference)
2. Eritrofobia : terhdp mukanya akan : pembicaraan orang lain, benda-
menjadi merah benda atau sesuatu kejadian
3. Hematofobia : terhdp darah dihubungkan dgn dirinya
4. Kankerofobia : terhdp peny.kanker 9. Rasa terasing (alienasi) : perasaan
bahwa dirinya sudah mejadi lain,
5. Kalustrofobia : terhdp ruangan berbeda, asing
tertutup
10. Pikiran isolasi sosial : rasa terisolasi,
6. Misofobia : terhdp kotoran dan kuman tersekat, terkunci, terpencil dan
7. Monofobia : terhdp keadaan sendirian masyarakat, rasa ditolak, tdk disukai
8. Niktofobia : terhdp keadaan gelap o/ org lain, rasa tdk enak jk
9. Okholofobia : terhdp keadaan ramai berkumpul dgn org lain, lbh suka
dgn banyak orang menyendiri
10. Panfobi : terhdp segala sesuatu 11. Waham : keyakinan ttg suatu isi
11. Patofobi : terhdp penyakit pikiran yg tdk sesuai dgn
kenyataannya atau tdk cocok dgn
12. Pirofobi : terhdp api intelegensi dan latar belakang
13. Sifilofobi : terhdp penyakit sifilis kebudayaannya biarpun dibuktkan
14. Xonofobi : terhdp org asing kemustahilan hal itu. Jenis waham :
15. Zoofobi : terhdp binatang • Waham kejaran : yakin bahwa
4. Obsesi : isi pikiran yang kukuh (persisten) ada org atau komplotan yg
timbul, biarpun tidak dikehendakinya dan sedang mengggnya atau
diketahuinya bahwa hal itu tdk wajar atau bahwa ia sdg ditipu dimata-
tdk mungkin, obsesi ini dpt akibatkan matai atau kejelekannya sdg
kompulsi dibicarakan org byk
5. Preokupasi : pikiran terpaku hanya pd • Waham somatik/hipokhondrik :
sebuah idea saja keyakinan ttg (sbg) tbhnya tdk
6. Pikiran yang tdk memadai (inadekuat) : mungkin benar, umpamanya
pikiran yang eksentrik, tdk cocok dgn bahwa ada ular naga didlm
banyak hal, terutama dalam pergaulan dan perutnya.
pekerjaan seseorang
7. Pikiran bunuh diri
6. Persepsi : daya mengenai barang, kualitas atau
• Waham kebesaran : yakni bahwa ia hubungan serta perbedaan antara hal ini mll
mempunyai kekuatan, pendidikan, proses mengamati, mengetahui dan mengartikan
kepandaian atau kekayaan yg luar setelah pancainderanya mendapat rangsang. Jd
persepsi dpt tergg o/
biasa umpamanya dialah presiden • Gg otak ( krn kerusakan otak, keracunan
amerika, seluruh pabrik di sby a/ obat, halusinogik)
miliknya • Gg jiwa ( emosi tt dpt mengakibatkan ilusi,
psikosa dpt menimbulkan halusinasi)
• Waham keagamaan: waham dgn tema
• Pengaruh lingkungan sosiobudaya
keagamaan (mempengaruhi persepsi krn penilaian yg
• Waham dosa : keyakinan bahwa ia berbeda dgn org dari lingkungan
sosiobudaya yg berbeda pula)
telah berbuat dosa atau kesalahan yg 1. Halusinasi : penyerapan tanpa adanya
besar, yg tdk dpt diampuni atau bahwa rsgan apapun pd pancaindera seorg px, yg
ia bertgg jwb atas suatu kejadian yg tdk terjd dlm keadaan sadar/bangun, dasarnya
baik, misal: kecelakaan keluarga, mungkin organik, fungsional, psikotik
ataupun histerik
karena pikirannya yg tdk baik • Macam halusinasi :
• Waham pengaruh : yakin bahwa 1. H. penglihatan (visual optik)
pikirannya, emosi atau perbuatannya 2. H. pendengaran
diawasi atau dipengaruhi o/ org lain (auditif,akustik)
3. H. penciuman (olfaktorik)
atau kekuasaan yg aneh
4. H. pengecapan (gustatorik)
• Waham nihilistik : yakin bahwa dunia ini 5. H. peraba (taktil)
sudah hancur atau bahwa ia sendiri 6. H. kinestik : merasa badannya
da/atau org lain sudah mati bergerak dalam sebuah
ruangan atau anggota
• Tingkah laku yg dipengaruhi o/waham : badannya bergerak ( misal
krn waham, maka ia berbuat atau anggota badan bayangan atau
bertingkah laku demikian “phantomlimb”)
7. H. viseral : perasaan tt timbul didlm tbhnya 4. Derealisasi : perasaan aneh ttg
8. H. hipnagogik : terdpt adakalanya pd seorg lingkungannya dan tidak menurut
yg normal, tepat sblm tertidur persepsi kenyataan, misal: segala sesuatu
sensorik bekerja salah dialaminya spt dalam impiannya. Ini
9. H. hipnopompik : spt pd no.8 ttp terjadi dibedakan dari “ kesadaran yang berubah“
tepat sblm terbgn sama sekali dari tdrnya. 5. Gangguan somatosensorik pd rx konversi :
Disamping itu ada pula pengalaman sering scr simbolik menggambarkan suatu
halusinatorik dlm impian yg normal konflik emosional, dibedakan dari gg
10. H. histerik : timbul pd nerosa histerik krn psikologik (bag yg terkena disarafi
konflik emosional o/susunan saraf vegetatif), dari penipuan
Cat : halusinasi ini dpt timbul pd skizofrenia dan atau simulasi (dilakukan scr sadar) dan dari
pd psikosa fungsional lain, soo, epilepsi gg nerologik (tanda-tanda sesuai dgn
(sbg aura), nerosa histerik, intoksikasi anatomi susunan saraf). Jika sudah pasti
atropin atau kecubung, zat halusinogenik bahwa rx itu mrpkan rx konversi, baru
dan pada deprivasi sensorik dicatat dan dicantumkan jenis rx itu,
2. Ilusi : interpretasi atau penilaian yg slah ttg misalnya :
pencerapan yg sungguh terjd krn rsgan pd 1. Anesthesia : kehilangan indera
pancaindera ex: bunyi angin didengarnya spt peraba pada kulit penderita, ttp tdk
dipanggil namanya, bayangan daun dilihatnya
spt seorg penjahat. sesuai dgn antomi saraf
3. Depersonalisasi : perasaan aneh tg dirinya atau 2. Paresthesia : indera peraba yg
perasaan bahwa pribadinya sudah tidak ada berubah, umpamanya merasa spt
seperti biasa lagi, tidak menurut kenyataan, ex: ditusuk-tusuk jarum, spt ada semut
rasanya seperti diluar badannya (ex: berjalan, merasa panas atau tebal pd
pengalaman diluar tubuh atau out the body kulitnya
experience (OBE) )atau sesuatu bagian 3. Gg penglihatan atau pendengaran
tubuhnya sudah bukan kepunyaannya lagi. Ini 4. Perasaan nyeri
dibedakan dari waham hipokondrik dan dari
disorientasi terhdp dirinya sendiri. Sering 5. Makropsia : bendabenda kelihatan
ditemukan pada Sindroma lobus parietalis lebih besar dari yang sebenarnya,
kadang-kadang begitu besar, shg
lebih mnegrikan, terdapat pada
nerosa histerik
6. Mikropsia : benda-benda kelihatan 4. Jantung dan pembuluh darah :
lebih kecil dari yang seungguhnya, palpitasi, hipertensi, “ vascular
headache”
dpat berganti-ganti dengan 5. Alat pencernaan : lambung perih,
makropsia pada histeria ( dpt timbul nausea dan muntah,
pada delirium tremens) metaorrismus, konstipasi, diare
6. Gg psikologik : gx atau gg pd bag. Tbh 6. Alat kemih dan kelamin : sering
yg disarafi o/ susunan saraf vegetatif kencing, enuresis, ejakulasi
prekoks, disparenia, dismenorea,
dan yang disebabkan o/ gg emosi. frigiditas dan impotensi
Perubahan fisiologik ini biasanya 7. Pancaindera : mata berkunang
menyertai keadaan emosi tt pd dan tinitus
umumnya reversibel dan biasanya tidak 7. Agnosia : ketidak mampuan u/
mengakibatkan kerusakan jaringan yg mengenal dan mengartikan pencerapan
permanent. Gg spt ini mungkin terjd pd : sbg akibat kerusakan otak.
7. Intelegensi : kemampuan u/ menyelesaikan
1. Kulit : dermatitis, urtikaria, pruritus & masalah yang baru mll pemikiran dan
hiperhidrosis pertimbangan. Berbagai hal dpt mengurangi
2. Otot & tulang : otot tegang sampai atau menghambat kemampuan ini misal :
kerusakan otak (prenatal, perinatal ataupun
kaku “ tension headache “,” low back postnatal berupa keturunan, keracunan,
pain” rudapaksa, keradangan, neoplasma, gg
3. Alat pernafasan : sindroma pembuluh darah) karena psikosa (fungsional
ataupun SOO) mungkin juga bahwa
hiperventilasi (bernapas berlebihan kemampuan ini tdk dpt dimanifestasikan
shg dpt menimbulkan rasa pusing, karena berbagai faktor sosiobudaya (sebab
kepala enteng, paresthesia pd tgn kekurangan rangsangan atau kebiasaan
dan sekitar mulut, merasa berat memberi makanan yang rendah kadar
didada, napas rasanya pendek/ proteinnya kpd anak balita)
kurang panjan, tenggorokan kering, Retardasi mental : t.u kekurangan intelegensi
shg
perut gembung, tetani) dan asthma daya guna sosial dan dlm pekerjaan
bronchiale seseorang
mjd tergg. Demensia : t.u kemunduran
intelegensi krn suatu kerusakan otak yg
tdk dpt diperbagai
8. Kemauan 2. Peningkatan : aktivitas dan rx umum
3 aspek kemauan : meningkat
- Pekerjaan : misal sudah 2 mgg tdk ke ktr a) Hiperkinesia, hiperaktivitas :
tanpa alasan atau krn jin tdk menjemput pergerakan atau aktivitas yang
didepan rumah berlebihan
- Sosial : misal : dulu aktif dikarang taruna b) Gaduh gelisah, katatonik : aktivitas
sekarang tdk pernah ikut
motorik yg kelihatannya tdk bertujuan
- Perawatan diri : bisa dilihat dari makan, yg berkali-kali dan seakan-akan tdk
mandi, sholat/beribadah
dipengaruhi o/ rangsangan dari luar
9. Psikomotor : gerakan badan yang dipengaruhi o/
keadaan jiwa, jd mrpkan efek bersama yg 3. Tik (tic) : gerakan involunter, sekejap serta
mengenai badan dan jiwa. Juga dinamakan berkali-kali mengenai sekelompok otot atau
konasi (conation), perilaku motorik atau aspek bagian badan yg relatif kecil
motorik drpd perilaku. Gerakan rfx spt rfx lutut 4. Bersikap aneh : dgn sengaja mengambil
dan rfx pupil tdk termsk dalam pembahasan ini sikap atau posisi badan yang tdk wajar
gg psikomotor dpt berupa : aneh atau bizar
1. kelambatan : scr umum gerakan dan rx
menjadi lambat 5. Grimas : mimik aneh dan berulang-ulang
a) Hipokinesia, hipoaktivitas : gerakan 6. Stereotipi : gerakan salah satu anggota
atau aktivitas berkurang badan yg berkali-kali dan tdk bertujuan
b) (sub) stupor katatonik : rx terhdp 7. Pelagakan (mannerism) : pergerakan atau
lingkungan sgt berkurang gerakan lagak yg stereotipe dan teatral (spt sedang
dan aktivitas menjd sgt lambat shg bermain sandiwara)
kelihatannya px spt tdk 8. Ekhopraxia : lgs meniru pergerakan org lain
memperhatikan lingkungannya
pd saat dilihatnya
c) Katalepsi : mempertahankan scr kaku
posisi badan tt juga bila hendak 9. Ekholalia : lgs mengulangi atau meniru apa
diubah oleh orang lain yg dikatakan org lain
d) Flexibilitas serea ; mempertahankan 10. Otomtisma perintah (command
posisi badan yang dibuat padanya o/ automatism) : menuruti sebuah perintah scr
org lain otomatis tanpa memikir dahulu
11. Otomatisma : berbuat sesuatu scr otomatis
sbg pernyataan (ekspresi) simbolik aktivitas
tdk sadar
12. Negativisme : menentang nasehat atau 18. Kompulsi : suatu dorongan yg mendadak
permintaan org lain atau melakukan yang berkali-kali biarpun tdk disukai, agar
berlawanan dgn hal itu berbuat sesuatu yg bertentangan dgn
13. Kataplexia : tonus otot menghilang dgn keinginannya sehari-hari atau dgn
mendadak dan sejenak juga timbul kebiasaan serta norma-norma. Kompulsi itu
kelemahan umum dgn atau tanpa mungkin terjd krn fobi (mis: bakteriofobi
penurunan kesadaran yg dpt disebabkan o/ mengakibatkan kompulsi cuci tgn) atau krn
berbagai keadaan emosi obsesi (obsesi brgnya hilang dpt
14. Gg somatomotorik pd rx konversi : sering mengakibatkan buka-buka lemari u/ melihat
menggambarkan scr simbolik suatu konflik brgnya msh ada ). Diantara bermcm-mcm
emosional dan dpt berupa : kompulsi terdpt :
a) Kelumpuhan – Dipsomania : dorongan agar minum
air
b) Pergerakan yang abnormal, mis :
tremor, tik (tic), kejang-kejang atau – Egomania : preokupasi dgn diri
ataxia sendiri
c) Astasia-abasia : tdk dpt duduk, berdiri – Erotomania : preokupasi dgn hal-hal
dan berjalan sexual
15. Verbigerasi : berkali-kali mengucapkan – Kleptomania : dorongan agar mencari
sebuah kata yg sama, mis : “ saya mau kekuasaan
makan, makan, makan dan seterusnya….” – Monomania : preokupasi dgn sebuah
atau “ kemarin, kemarin, kemarin dan subyek
seterusnya….saya datang” – Nimfomania : dorongan bersenggama
16. Berjalan : tidak tegap, kaku (rigid) atau pd kaum wanita
lambat – Satriasis : dorongan bersenggama pd
17. Gg motorik ( yang sebenarnya bukan kaum pria
mrpkan gg psikomotor ) yg mungkin sekali – Trikhotilomania : dorongan mencabut-
disebabkan o/ pemakaian obat ( mis : cabut rambutnya
tremor, hipokinesia, diskesia, akatisia krn – Ritualistik : dorongan bertingkah laku
neroleptika), gg ortopedik /gg nerologik upacara
19. Gagap : bericara dgn terhenti-henti krn XI. TERAPI :
spasme otot u/ bicara, mulai dari a) SOMATOTERAPI :
berbicara sgt ragu-ragu sampai dgn • Farmakoterapi
berbicara eksplosif
• ECT
20. Seorang px mania dpt berbicara,
berjalan, menyanyi atau melakukan apa b) PSIKOTERAPI : cara pengobatan
saja tanpa mengenal lelah masalah emosional dengan tujuan
menghilangkan hambatan dan
21. Pd depresi dgn agitasi maka px mungkin mengoreksi serta mengembangkan
tdk pts-ptsnya menangis, mondar-mandir kepribadian yang positif
atau meremas-remas tgnnya.
 Psikoterapi suportif :
22. Pd gaduh geliah katatonik, px mungkin
sgt gelisah, berbicara banyak lagi keras  Kegunaan :
tak berhenti-henti - Menguatkan daya
IX. RESUME tahan mental
X. DIAGNOSA : - Meningkatkan fx
penyesuaian diri
Axis I : sindrom klinik  kondisi yg tdk tercantum
sbg gg. Jiwa ttp mrpkan pusat perhatian - Mengembangkan
atau kode tambahan (Kode V, ICD-9) mekanisme baru u/
kontrol diri
Axis II : gg kepribadian  gg perkembangan
spesifik  Terdiri dari :
Axis III : gg dan kondisi fisik termsk klasifikasi a) Bimbingan dan
penyebab luar dan keracunan (kode E penyuluhan
ICD-9) b) Tx kerja
Axis IV : taraf besarnya Stressor Psikososial c) Tx kelompok
Axis V : taraf tertinggi fx penyesuaian dlm 1 th d) Tx perilaku
terakhir ( GAF SCALE : GLOBAL e) Narkoterapi/hipnotx
ASSESSMENT OF FUNCTIONING f) Sugesti
SCALE)
g) Reassurance
(penjamin kembali)
h) Bujukan (persuasi)
i) Ventilasi/psikokatarsis
 Psikoterapi wawasan/genetic dinamic : XII. PROGNOSA
1. Reedukatif : u/ menyesuaikan diri  DUBIA AD BONAM : BAIK
kembali memodifikasikan tujuan  DUBIA AD MALAM : BURUK
dan membangkitkan serta
mempergunakan kreatif yg ada
 Terdiri dari :
1. Tx hubungan antar
manusia
2. Tx sikap
3. Tx wawancara
4. Tx case work
5. Tx kelompok
6. Tx somatik
7. Reconditioning
8. Konseling terapeutik
9. Analisa dan sintesa yg
distributif
2. Rekonstruktif : u/ mendapatkan
perubahan yg luas drpd
pertumbuhan kepribadian dgn
pengemabangan potensi
penyesuain diri yg baru
 Terdiri dari :
1. Psikoanalisa Freud
2. Psikoanalisa Neo
Freudian
3. Psikotx yg berorientasi
kpd psikoanalisa
 Manipulasi lingkungan
Dr. I.G.N Trully
6 maret 2007

KEGAWAT-DARURATAN PSIKIATRI Evaluasi :


• Tujuan utama : menilai kondisi px dlm krisis scr
Gawat darurat psikiatri a/(dpt hanya salah satu dari ke3) cepat dan tepat  dx masuk belum tentu = dx
keluar
• gg pikiran
• perasaan atau
Yang harus dilakukan :
• perilaku (mis: gaduh gelisah
• Triase (tindakan: penilaian luka yg harus ditangani
Yang memerlukan intervensi terapeutik segera, jika tidak
dulu + terangkan pd keluarga)
segera ditangai akan sebabkan bahaya pd px atau
• Buat Dx awal
sekitarnya (keluarga & lingkungannya)
• Identifikasi faktor-faktor presipitasi (pencetus)
• Identifikasi kebutuhan segera px ( Px dtg dgn
Pemeriksaan psikiatrik : dehidrasi segera infus!!)
• Harus cepat • Memulai tx atau merujuk px  ≠ bisa segera rujuk
• Harus ringkas
• Harus tepat (15-30 mnt) Standar pemeriksaan :
• Riwayat perjalanan penyakit
Yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kegawat- – Sosial (pekerjaan)
daruratan psikiatri a/
– Obat yg terakhir diminum
• Keamanan (fisik/psikik: Px & petugas)
– Sekarang (berulang/baru)
• Anak-anak & remaja terpisah (
– Sebelumnya
• Pembagian kerja jelas
• Pmrx status mental/psikiatri
• Jumlah, petugas mencukupi
• Pmrx fisik dan pmrx penunjang
• Psikofarmako lengkap
• No violence (tdk dgn kekerasan)
• Semua tindakan didiskusikan dgn keluarga dan px
PENTING : TANDA VITAL : u/ dx organik fungsional
• TD, Nadi, RR, t
• Yang harus diperhatikan dalam evaluasi :
– Keamanan px (psikik/fisik) jg mengamankan
petugas
– Organik, fungsional atau kombinasi  gaduh
gelisah, logorea, aslong, febris  organik
impulsivity
– Psikotik
– Suicidal (bunuh diri)/ hemicidal (bunuh orang)
Fear
– Kemampuan merawat diri sendiri Positive
Agitation
symptom
• Pengikatan : (ketakutan)

– Tujuan :
• Px dpt mengendalikan diri sendiri
• Mengurangi/menghilangkan Psychiatric
penderitaannya emergency
• Agar evaluasi dpt berlanjut s/d dptan intoxication
suicidality
kesimpulan
– Dilakukan jika :
• Gelisah
• Ancaman tindak kekerasan
• Sgt disorganized (kacau, gaduh gelisah, Extrapyramidal Cognitive
syndrome impakment
mania)
• Sudah dilakukan intervensi verbal
namun tak berhasil
Kedaruratan psikiatri a.l : • Manifestasi dari :
1. Keadaan gaduh gelisah 1. Delirium  typoid abdominal kronis,
2. Percobaan bunuh diri malaria
3. Sindroma lepas obat 2. Dementia idem
4. Penelantaran diri 3. Skizofrenia ( katatonik, paranoid,
hebefrenik)
GADUH GELISAH 4. Gg psikotik akut
• Bukan Dx (ttp sindroma) 5. Gg afektif episod manik
• Aktivitas motorik ↑ 6. Amok
• Datang dgn dipaksa, diikat, diantar keluarga yg 7. Neurosa cemas
panik 8. Serangan panik
• Gx : 9. Kebingungan pasca konvulsi
– Hiperaktivitas motorik 10. Rx dissosiasi
– Logorea (bicara>>>) 11. Tempertantum
– Stereotipi ( gerakan anggota badan yg
berubah berulang2 tanpa tujuan)
– Manerisme
– Grimas ( wajah aneh berkali-kali)
– Gg proses berpikir (pasti!!)
– Non realistik (pasti!!)
– Waham  psikotik
– Halusinasi  psikotik
– Ilusi  organik
– Gg kesadaran ( pasti!!)  berubah, me↓,
berkabut
• Penanganan PERCOBAAN BUNUH DIRI
Seseorang gaduh gelisah • Definisi : segala perbuatan yg dpt mengakhiri
hudpnya sendiri dlm wkt singkat
Hadapi dengan tenang • Manifestasi dari :
– Gg afektif episod depresi
Menenangkan dgn kata-kata – Skizofrenia paranoid
– Gg paranoid
– Psikotik akut
Amankan
– Dementia
– Gg dismitik
Menentramkan keluarga – Gg dissosiatif
– Gg kepribadian
Memeriksa keadaan fisik – Gg penyesuaian
• Pencegahan : tergantung psikodinamika
Kelainan interna/neurologi • Gx :
– Keinginan berulang u/ mati
– Depresi
(+) (-) – Penelantaran diri
– Waham
– Halusinasi
Tx kel. Interna/neuro Tx kel. Psikiatri
• Bahaya :
- Etiologi - neuroleptik – Pernah mencoba bunuh diri
- Simptomatik - psikoterapi – Penyakit menahun
– Ketergantungan obat/zat
– Hipokondriasis (pikiran terpaku pd kesehatan
fisik, mentalnya
– Keterbatasan sosialisasi
– Catatan bunuh diri
• Penanganan : • Penanganan :
– Mengamankan penderita – Atasi kelainan fisik
– Atasi dehidrasi
– Jauhkan zat/alat – Cold turkey (ayam kalkun  biarkan dia)
– [\perawatan fisik/cedera fisik – Substitusi ( mis : methadone  pethidine)
– Perawatan mental/jiwa – Suportif
– Gali penyebab – Taperring off
– Observasi dari luar kamar – Methadone
– u/ gx ringan dpt sembuh 2 mgg

SINDROMA LEPAS OBAT PENELANTARAN DIRI :


• DEFINISI : pemakaian opiat selama 1-2 mgg jk • Tidak mengganggu lingkungan  tdk diperhatikan
dihentikan mendadak akan timbul gx lepas obat (tdk makan, tdk minum) dehidrasi
• Gx : • Manifestasi dari :
– Skizofrenia (katatonik-supor-sub stupor-
– Kecemasan hebefrenik, simplek)
– Lakrmasi – Anorexia nervosa
– Rhinore – Depresi berat
– Menguap • Gx :
– Mutisme (tdk bicara,diam)
– Keringat banyak
– Mimik (-)
– Goose flash ( wajah merah spt angsa) – Katalepsi (mempertahankan posisi tbh dlm
– Diare posisi tt)
– Dilatasi pupilakikardi – Fleksibilitas serea ( posisi yg dipertahankan
dpt dibentuk o/ prg lain)
– Kenaikan tensi – Negativisme ( melakukan tindakan yg tdk
– Hiperpireksia sesuai perintah)
– Insomnia – Grimas ( wajah berubah berulang kali dgn
mimik yg aneh)
– Gaduh gelisah – Menolak makanan/minuman
– Irritable
– Nyeri otot
– Nyeri sendi
– Mual muntah
– dehidrasi
• Penanganan :
– Atasi dehidrasi
– Intake hrs diperhatikan (sonde)
– Neuroleptik (injeksi jk perlu)
– Psikotx
– ECT
– Cat :
• Biasanya Px stupor tdk mau makan /
sulit makan dgn ECT 1x biasanya
sudah mau buka mulut
• Pada Px katatonik paling baik ECT 2x
Dr. Melanie Handoyo
7 maret 2007

E.C.T • u/ menjawab hal tsb bahwa px yg diECT bukan


disiksa  maka dipakai cara yg lebih manusiawi
( ELECTROKONVULSAN TERAPI) dgn ECT Non-kejang ( dgnpremedikasi anestesi)

Pendahuluan :
Sejarah :
Th 1930 ECT mulai dipublikasikan selama 30 th, ECT
Penangan dgn Tx kejang pd gg psikotik merupakan
menjadi primadona u/ pendidikanpsikotik kemudian
sejarah yg pjg, dokter jaman dahulu spt hipokrates dan
tx ini dikombinasikan dgn CPZ
Auicenna memakai semacam camper u/ mengobati
Setelah adanya bermacam-macam obat psikotropika,
bermacam-macam kelainan syaraf. Petunjuk paling awal
mulailah kedudukan ECT tergeser walaupun begitu pd
u/ Tx dengan menggunakan listrik, dilakukan o/
kasus ttt ( Skizofrenia Katatonik, depresi berat yg
Scribonus Lannus, dipakai listrik dari semacam belut u/
cenderung bunuh diri) ECT masih merupakan cara tx
mengobati Kaisar R.Claudius yg mrpkan menggunakan
pilihan, krn lebih cepat mengobati ggan tersebut
cara lbh nyata dgn menggunakan “Pentylons Tetrazole”
daripada hanya memakai psikotropika dan anti-depresan
u/ menimbulkan kejang.
Kombinasi ECT & psikotropika dpt mengurangi wkt
Px psikotik menghilang jk px menjd kejang
perawatan di RS & jumlah obat yg dipakai
Pd th 1937 : peneliti dari italia menggunakan arus listrik
Disamping kebaikan  ada px yg tdk mempan dgn u/ menimbulkan kejang
psikotropika, tekanan terjd perubahan afek + tingkah laku Th 1981 u/ pertama kali scr resmi ECT dipublikasikan
(t.u yg kronis) digunakan pdd px Skizofrenia dgn tehnik Bitemporl
Timbul 2 klpk yg pro + kontra terhadap perawatan ECT & memakai arus bolak-balik. Petama kali diberi
• Kelompok kontra : ECT  Tx tdk manusiawi, nama “ Electro Shock Terapi”. Pemberian nama ini
The Barbarian Tx --. Krn px dibuat kejang selah tdk tepat krn disini lain dgn pengertian shock
disiksa anafilaktik, akhirnya American journal of Psychiatri
menyebutnya “ Electro Convulsive Terapi”
Istilah lain yg dipakai : Indikasi ECT :
• T.E.K : Terapi Elektro Konvulsi 1. Dpresi berat
• Cerebral Elektro Shock 2. Mania
• Terapi kejang listrik 3. Skizofrenia / stupor katatonik/ gaduh gelisah
• Convulsive therapi 4. Depresi dgn gg fisik : ginjal. HIV, Hepar
• Dgn premedikasi & anestesi  Modified ECT 5. Psikotik/ skizofrenia yg resisten tx psikotropika
(ECT monitoring)
Mekanisme kerja :
Kontra indikasi ECT : 1. Meningkatkan sirkulasi darah ke otak
• Absolut : 2. Memperbaiki EEG dgn MRI  frequensi
1. TIK (Tekanan Intra Kranial ) ↑, mis : tumor meningkatkan amplitudo
otak, meningitis 3. Meningkatkan nafsu makan 7 menimbulkan
2. Kelainan kardiovaskuler mis: IMA, ephoria
decompensatio Cordis, Angina pectoris, 4. Meningkatkan Nor-ephineprin & menurukna
hipertensi (140/90), aneurysma, trombosis frequensi jantung
koroner baru/lama, px dgn pacemaker 5. Meningkatkan cortisol
3. Penyakit sal.pernafasan  TB paru dgn 6. Meningkatkan pelepasan aminbiogenik dari
kaverne terbuka neuron pro-synaptik spt Nor-adrenalin, serotonin,
4. Penyakit tulang & sendi  Spondilitis TBC dopamin
5. Epilepsi / hipoxia

• Relatif :
1. Wanita hamil
– Trimester I : abortus
– Trimester III : partus prematur
2. Orang lanjut usia ( > 65 th)
3. Hipertensi
4. Hernia
Persiapan ECT : C. Alat + tempat :
A. Tenaga : 1) Sediakan 2 ruangan
• Seorg Psikiater/ dr. umum yg terlatih 1) Ruang ECT
• Bbrp org perawat & perawat kesehatan yg 2) Ruang rekonvalensensi (RR) ruang
terlatih pulih sadar
B. Pasien : 2) Pesawat ECT
1) inform consent ( dpt ECT sebabkan apneu) 3) Alkohol, cairan NaCl ( membersihkan
 wajib dilakukan sbg penentu harus ada daerah temporal), elektro jelly
TTD keluarga 4) Stetoskope, tensimeter
2) Pmrx TD, Nadi, t, RR, paru, cor, thorax, 5) Tab O2 dgn selang / masker
darah, urine (rutin) 6) Kain u/ mengganjal gigi  agar lidah tdk
3) Vesika urinaria & rctum hrs dikosongkan ( tergigit
inkontinensia urine & anus 7) Infus set
4) Puasa 6-8 jam 8) Status px
5) Gigi palsu + barang lain hrs dilepas
6) Pakaian dilonggarkan Fase ECT
7) Obat-obatan distop 3 hari sebelum ECT 1. Fase cepat / alten
dilaksanakan
2. Fase tonik
• Hipnotik sedative
3. Fase klonik
• Anti konvulsan
4. Fase diam /apneu
• Lithium
5. Fase automatisasi
• Theophilin
6. Fase post-konvulsi
• Reserpin
7. Fase confuse
8) Jika perlu pmrx funduscopi (neurologi) u/
pmrx papil odema  TIK ↑, EKG, thorax
foto, foto tulang
Persiapan obat ECT dgn premedikasi  tdk timbulkan Tehnik pelaksanaan ECT :
kejang • ECT konvensional :
1. u/ persiapan premedikasi : Sulfas Atropin 1. Pesawat ECT dinyalakan
2. u/ anastesi : 2. Px dibaringkan terlentang lurus tanpa
• Na-penthonal bantal
• Dormicum 3. Pelipis dibersihkan dgn alkohol  olesi dgn
• Dipervan air garam/ elektro jelly
3. u/ relaxan : Succinyl Choline 4. Diantara gigi rahang atas – bawah diganjal
dgn kain yg dilipat  suruh menggigit
4. Tab O2 + slang
5. Dagu px ditahan  hiperekstensi
5. Aquadest, NaCl 0,9%, dextras, Infus SGT
6. Lengan + tungkai ditahan ringan
6. Perangsang pernafasan : dopamine, ephedrine
7. Elektroda ditempelkan dikedua pelipis
7. u/ alergi, shock : adrenalin, dexamethassone,
anti-histamin 8. Px ditenangkan  pejamlan mata  tarik
nafas dalam  123  go! ( jk px tdk mau
bernafas lgs diECT)
Persiapan alat : 9. Tombol elektro ditekan  kejang tonik
1. Pesawat ECT monitor + elektro kepala + dada klonik
2. Alat hisap lendir 10. Selama kejang dagu ditahan, lengan,
3. Ambu bag ( alat u/ pernafasan), goedel, spatel tungkai ( sendi ) jgn dilawan gerakannya
lidah ikuti gerakannya
4. Spuit, wing needle 11. Setelah kejang  px tdk sadar + apnue 
5. Defibrilator u/ cardiac arrest nafas dalam spontan  pindah keruang
6. Laryngoscope, endotracheal tube rekonvalensensi  biarkan tidur  tetap
dijaga spy tdk jatuh
7. Spuite 3 cc, 5 cc
12. Nafas spontan (-)  dada ditekan bbrp kali
agar keluar nafas spontan
13. Selama px masih bingung  tetap diawasi
• ECT dgn premedikasi : Komplikasi ECT :
1. Premedikasi dgn sulfas Atropin 0,25-0,5 1. Gg daya ingat  ante/retro grade amnesia
mg (0,01 mg/kgBB) i.m 30-60 mnt sebelum 2. Aritmia, bradikardi, hipotensi
ECT  u/ mengurangi sekresi / mencegah 3. Dislokasi mandibulla  ECT distop!!
bradikardi
4. Fraktur tulang  pd sterno 3,5,6 plg sering
2. Elektroda ditempelkan dipelipis  ECT
5. Lidah tergigit
Elektroda ditempelkan dikepala  EEG
6. Perdarahan gusi + gigi goyang ECT distop krn
Elektroda ditempelkan didada  EKG sebabkan gigi tmbh goyang
3. Anastesi umum dgn Na-Penthonal i.v 3-4
mg/kgBB scr lambat, dpt pula Na-Dprivan
i.v 1-2 mg/kgBB px tidur  Succ.Choline Kesimpulan :
0,5-1 mg/kgBB i.v  apnoe + relaks otot  • Walaupun kedudukan ECT tergeser o/
fasikularisasi otot dr atas – bwh psikotropika ttp ECT tdk bisa dihilangkan sama
apnoe  pernafasan buatan dgn ambu bag sekali, ECT masih di[perlukan dlm Tx Psikotik y.i
: depresi berat, skizofrenia/ stupor katatonik/
bak dgn O2 / tdk setelah relaks max  gaduh gelisah
mulut dipasang spatel lidah agar lidah tdk • Dgn adanya ECT non-kejang tdk sesederhana
tergigit saat kejang sesaat  aliran listrik ECT konvensional, ECT non-kejang
kgs dinyalakan krn khasiat succ. Choline membutuhkan satu tim kerja yg khusus,
berlgs amat singkat / bisa tonik melibatkan psikiater, neurologi, cardilogi,
4. Nafas buatan jika perlu, px sadar ± 15-30 anethesiologi
mnt
Frekuensi ECT :
1. ECT Blok : tiap hari selama 3 hari berturut-turut
 selanjutnya boleh stop / lanjut seri
2. ECT Seri : 2x/mgg s/d 12x  dpt di(+) di(-)
sesuai perbaikan gx penyakit  atas permintaan
dokter ruangan
Dr. Grace
8 maret 2007

PSIKOSA Klasifikasi PPDGJ III :


( Gg PSIKOTIK) I. Psikosa Organik :
1. Gg. Mental organik ( F00 – F09 )
Pengertian : 2. Gg. Mental dan perilaku akibat zat-
• Semua kondisi yg menunjukan adanya hendaya psikotik ( F10-F19)
berat dalam kemapuan daya nilai realitas atau
suatu gg jiwa dgn kehilangan rasa kenyataan II. psikosa fungsional :
(sense of reality)
1. Skizofrenia, gg. Skizotipal dan waham
• Secara praktis diketahui dgn adanya : (F20-F29)
– Gg pd afek dan emosi 2. Gg. Suasana perasaan (F30-F39)
– Proses berpikir
– Kemauan
– Psikomotor
– Gg kesadaran
– Gg persepsi
• Px tdk memahami penyakitnya bahkan tdk merasa
sakit  insight (-)
• Bukti lgs adanya gg psikotik a/ terdapatnya waham
atau halusinasi tanpa tilikan (insight)
• Angka prevalensi ± 1% jumlah penduduk
PERBANDINGAN PENGGOLONGAN DIAGNOSIS P.ORGANIK P.FUNGSIONAL/
/EKSOGEN ENDOGEN
PPDGJ-I PPDGJ-II PPDGJ-III
ETIOLOGI •ORGANIK (+)  TIDAK JELAS
290-294 290-294 F00-F09 JELAS EX :
PSIKOSA Gg MENTAL Gg MENTAL •LANGSUNG  SKIZOFRENIA,
ORGANIK ORGANIK ORGANIK OTAK Gg AFEKTIF, Gg
(PSIKOTIK- (TERMSK Gg EX : DEMENTIA, PARANOID
NON MENTAL EPILEPSI,
PSIKOTIK) SIMPTOMATIK) TRAUMA
F10-F19 CAPITIS,DEF.VIT
Gg MENTAL DAN •TDK LGS 
PERILAKU AKIBAT TYP.ABDOMEN,
ZAT PSIKOAKTIF MALARIA,
DEHIDRASI

KESADARAN MENURUN / BERUBAH


BERKABUT

295-299 295-299 F20-F29 MEMORY AMNESIA (+) AMNESIA (-)


PSIKOSA Gg PSIKOTIK SKIZOFRENIA,Gg
FUNGSIONAL LAINNYA SKIZOTIPAL,Gg ORIENTASI DISORIENTASI BAIK
WAHAM W/T/O (-)
F30-F39 HALUSINASI VISUAL/OPTIK AUDITORIK
Gg SUASANA
PERASAAN FLUKTUASI (+) (-)
(MOOD/AFEKTIF)
THERAPI ATASI KELAINAN ATASI
ORGANIK  MRS KELAINAN
PSIKOSA 
TDK SELALU
MRS
SINDROMA KLINIK Gg JIWA :
GG SKIZOTIPAL :
1. Hendaya fx kehidupan sehar-hari
• eksentrik “ mirip “ skizofrenia
2. Manifestasi :
• Afek tdk wajar
• Penurunan kemampuan bekerja
• Perilaku aneh,hubungan sosial (-), pikiran-pikiran
• Hubungan sosial & merawat diri magis, ide-ide paranoid
Berat Ringan GG WAHAM MENETAP :
• Waham ( kejaran, hipokondria, cemburu dll),
sistematis ( waham sekunder)
PSIKOSA NON PSIKOSA • Fx kepribadian baik
- SYNDR. DEPRESI • Halusinasi +/-
- SYNDR. CEMAS • Usia pertengahan
- SYNDR. MANIA • Terapi : somatoterapi  trifluoperazine
- SYNDR. INSOMNIA
Gg. PSIKOTIK AKUT : GG WAHAM TERINDUKSI :
- ONSET : AKUT (48 JAM-2 MGG) • 2 orang hubungan emosional erat terisolir (bahasa,
- Tanpa gx awal  psikotik budaya, geografi )
- ex : tiba-tiba ngamuk, tiba-tiba pecahan • Satu sakit, satunya dependent
kaca • Jk dipisah yg terinduksi sembuh
- Prognosa > baik
- Syndroma yg khas : gx polimorfik (aneka-ragam)
berubah cepat, waham, halusinasi
- A/E (+), kontak (+), kesadaran (+)
- Disebabkan : stress akut, problem
berkepanjangan atau tanpa sebab yg jelas
- Sembuh sempurna atau berkelanjutan 
skizofrenia
- Terapi : holistik ( menyeluruh )
DD SKIZOFRENIA GG AFEKTIF

GANGGUAN PROSES BERPIKIR AFEK/EMOSI

KEPRIBADIAN SKIZOID CYCLOID

PROSES BERPIKIR ASSOSIASI LONGGAR FLIGHT OF IDEAS


INKOHERENSI

STRUKTUR KEPRIBADIAN DISHARMONI HARMONISASI


•AFEK EMOSI DANGKAL •AFEK EMOSI ↑
•PROSES BERPIKIR ↑ •PROSES BERPIKIR ↑
•KEMAUAN ↓ •KEMAUAN ↑
•PSIKOMOTOR ↑ •PSIKOMOTOR ↑
SOSIAL EKONOMI RENDAH TINGGI

KESEMBUHAN FULL SEMBUH 100 %


RECOVERY/SOCIAL/DETEREORIS
ASI (± 30 % )
GG SUASANA PERASAAN (MOOD/AFEKTIF) Minum alkohol berlebihan
- Episode manik Min 2 mgg ( +halusnasi / waham )
- Gg afektif bipolar Terapi gg afektif : holistik
- Gg depresif Somatoterapi : lithium carbonat, carbamazepin, anti
- Gg depresif berulang depresan (SSRI)

MANIA (dgn gx psikotik)


- Elasi (suasana perasaan yg meningkat )
- Aktivitas >>>  bahaya dehidrasi !!!
- Bicara cepat dan banyak (logorea)
- Kebutuhan tidur <, makan ↓
- Harga diri me↑ (melambung)
- Pengendalian diri (-)
- Sulit memusatkan perhatian
- Waham/halusinasi (+)

EPISODE DEPRESIF
- Ringan
- Sedang
- Berat (+ psikotik)
Mood depresif
Minat (-), rasa bersalah >>
Pesimis, gagasan bunuh diri
Makan (-)
Gg tidur : early morning awakening
Anxietas, gelisah, agitasi
Dr. RAHAYU
9 maret 2007

SIMPTOMATOLOGI • TIPE-TIPE SZIKOFRENIA :


1. SKIZOFRENIA HEBEFRENIK / KACAU
Fx keseluruhan px terganggu • Terutama gg proses berpikir
1. Gg kesadaran : berubah • Inkoherensi, Aslong
2. Gg afek/emosi : inadequat, labil • Waham non sistematis
3. Gg proses berpikir • Afek silly, usia remaja/ dewasa muda
• Bentuk : otistik, non realistik • Hendaya sosial berat
• Arus : Assosiasi longgar, inkoheren,
neologisme, bloking dll 2. SKIZOFRENIA KATATONIK
• Isi : waham, PTM, obsesei dll • Terutama gg psikomotor
4. Gg prsepsi : halusinasi, ilusi • Katatonik stupor  gerakan rx menurun
5. Gg kemauan : leho;angan dorongan, • Katatonik gaduh gelisah  kegaduhan
ambevalensi aktivitas tak bertujuan
6. Gg psikootor : meningkat  hiperkinesia, gaduh • Sikap katatonik (aneh)
gelisah, menurun  katalepsi, flexibilitas serea
7. Gg fx interpersonal : penarikan diri  scr sosial 3. SKIZOFRENIA PARANOID
& scr emosional, agresivitas
• Waham kejar, curiga, kebesaran
• Halusinasi  1 tema
• Isi waham tdk disetujui  hendaya tdk
menonjol
• Onset  usia lebih lanjut
4. SKIZOFRENIA SIMPLEKS 1. ORGANOBIOLOGIK :
• Terutama gg kemauan lambat, aneh – FARMAKOTERAPI : antipsikotik
• Tdk mampu memnuhi tuntutan masyarakat /neuroleptika
• Penurunan kemampuan mental • Chlorpromazine  largactil, promactil
• Waham (-), tanda psikotik tdk jelas • Thloridazin  meleril
• Kemiskinan : hub sosial  gelandangan • Trifluoperazin  steafazine
• Flufenazin  nateusol
5. SKIZOFRENIA TAK TERINCI • Flufenazine dekanoat  modecate
• Pernah sakit  min 1 x • Haloperidol  haldol, serenace
• Gx psikotik tdk menonjol  walau msh • Haloperidol dekanoat  haldol
berlanjut  1th decanoas
• Sering menarik diri, eksentrik, pikiran tdk • Pherpenazin  trilafon
logis, Aslong • Risperidon  risperidal
• Clozapin  clozaril
6. DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA – TERAPI ELEKTRO KONVULSI (TEK)
• Menderita skizofrenia pd bulan terakhir • u/ depresi, katatonik, khronis (kurang
• Gx depresi menonjol - 2 mgg responsive)
• Gx skizofrenia masih ada – TERAPI KONVULSI INSULIN
– LEKOTOMI FRONTAL THALAMUS 
lobus frontalis
TERAPI :
2. PSIKOTERAPI  SUPPORTIF
• Secepat mungkin, cegah deterorasi
• Ventilasi / katarsis
• Holistik  biologi, psikologi, social
• Persuasi
• Sugesti
• Reassurance
• Bimbingan
• Konseling
• Tx kerja
• Psikoterapi kelompok
3. SOSIOTERAPI / MANIPULASI LINGKUNGAN
• Keluarga / lingkunagn sosial  menerima /
mendukung penyembuhan cepat/ tdk
sembuh
Dr.Trisno

GANGGUAN PENGENDALIAN IMPULS GG EKSPLOSIF INTERMITEN :


- Gagal menahan impuls agresif spt : menyerang
& merusak barang
• Ciri :
- Berlangsung bbrp menit/jam
1. Tidak bisa menahan impuls u/ melakukan - Menghilang spontan
tindakan yang berbahaya bagi diri sendiri dan
- Timbul penyesalan
orang lain
- ♂ >♀ ( pria > wanita)
2. Sebelum melaksanakan tindakan mereka tegang
- Ex :
3. Saat melaksanakan tindakan  senang, gembira 1. Gg pd sistm.limbik
pelepasan
2. Lingkungan tdk menguntungkan pada anak
- Tx :
• Macam gg.pengendalian impuls : 1. Farmakoterapi
1. Gg. Eksplosif intermiten 2. Psikoterapi
2. Kleptomania
3. Piromania KLEPTOMANIA :
4. Berjudi patologis - Gagal menahan impuls mencuri benda yang tdk
diperlukan & tdk mempunyai arti ekonomi
5. Trikotilomania
- Mereka punya uang
6. Gg pengendalian impuls yg tidak terinci
- Tidak direncanakan
- Tegang  mencuri  puas
• Etiologi : tdk diketahui - ♀>♂ (wanita > pria)
Berhubungan dgn faktor : - Kronis
1. Psikodinamika - Tx :
2. Biologis 1. Psikoterapi
3. Psikososial 2. Farmakoterapi : Fluoxetin
PIROMANIA TRIKOTILOMANIA
• Menciptakan kebakaran disengaja lebih dari • Mencabut rambut secara recuren (berulang) 
sekali botak
• Tertarik pada api • Tegang  mencabut rambut  puas
• Senang, puas jika menimbulkan kebakaran • Kronis
• ♂ >♀ ( pria > wanita ) • Tx :
• Pendidikan mempunyai sifat anti-sosial 1. Steroid topical
• Tx : terapi perilaku 2. Anti-depresi
3. Anti-psikotik
BERJUDI PATOLOGIS 4. Psikoterapi
• Preokupasi dgn judi
• Judi u/ menambah jumlah uang GG. PENGENDALIAN IMPULS YANG TIDAK TERINCI
• Gagal berhenti dari judi • Belanja kompulsif
• Gelisah jk tdk berjudi • Kecanduan video game
• u/ keluar dari masalah • Perilaku sexual kompulsif
• Mendapatkan kembali uang yang hilang
• Berbohong
• Perbuatan ilegal
• Kehilangan pekerjaan, pendidikan
• Meminjam uang
• Faktor predisposisi :
1. Kehilangan orang tua
2. Perceraian
• Kronis
• Tx :
1. Tx kelompok
2. Psikoterapi
3. Jk depresi  anti-depresi
4. Jk cemas  anti-cemas
Dr. Indrawati

SCHIZOPRENIA c. Halusinasi auditorik :


• Suara halusinasi yg berkomentar scr terus
Diagnosa : 1 gejala jelas atau 2 gejala / > kurang jelas menerus terhdp perilaku px atau
a. Thought : isi pikiran • Mendiskusikan perihal px diantara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yg
• Thought echo : isi pikiran diri sendiri yg berbicara atau
berulang atau bergema dlm kepalanya (tdk
keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun • Jenis suara halusinasi lain yang berasal
isinya sama, namun kualitasnya berbeda dari salah satu bagian tbh
• Thought insertion or withdrawal : isi pikiran d. Waham – waham menetap jenis lainnya yg
yg asing dari luar masuk kedlm pikirannya menurut budaya setempat dianggap tdk wajar
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar dan sesuatu yg mustahil, misalnya perihal
o/ sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) keyakinan agama atau politik tt atau kekuatan
dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya
• Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar mampu mengendalikan cuaca atau
keluar shg org lain atau umum berkomunikasi dgn mahluk asing dari luar lain)
mengetahuinya
Atau paling sedikit 2 gx dibwh ini yg harus sll ada scr
b. Delusion : waham
jelas :
• Delusion of control : waham ttg dirinya
dikendalikan o/ suatu kekuatan tt dari luar e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa
saja  setiap hari, bermgg, berbulan2
• Delusion of influence : waham ttg dirinya
dipengaruhi o/ suatu kekuatan tt dari luar f. Arus pikiran yg terpts / mengalami sisipan 
inkoherensi, iirelevan, neologisme dll
• Delusion of passivity : waham ttg dirinya
tdk berdaya dan pasrah thdp suatu g. Perilaku katatonik spt keadaan gaduh gelisah
kekuatan dari luar (ttg dirinya : scr jelas (excitement), posisi tbh tt (posturing) atau
merujuk kepergerakan tbh/anggota gerak flexibilitas cerea, negativisme, mutisme & stupor
atau kepikiran, tindakan atau penginderaan h. Gx negative : apatis, jarang bicara & respon
khusus) emosional yg menumpul atau tdk wajar biasnya
menimbulkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial ttp hrs jelas hal
tsb tdk krn depresi atau medikasi neuroleptika
Gejala khas tsb telah berlangsung selama kurun waktu 1 PROGNOSA :
bln atau lebih 1. Kepribadian prepsikotik  buruk
2. Akut / kronis : akut lebih baik
PENATALAKSANAAN : 3. Jenis katatonik  paranoid  henefrenik 
A. TINDAKAN UMUM buruk
1. Bicara simpatik  mengerti alasan 4. Umur onset : muda lebih buruk
2. Dengarkan anggota keluarga  tenangkan 5. Pengobatan : dini lenih baik
(subyektif) 6. Faktor pencetus : ditemukan akan lebih baik
3. Lepas ikatan  tdk berbahay, tdk terlalu 7. Faktor keturunan : buruk
gelisah 8. Sosial ekonomi : tinggi lebih baik
4. Beri makan yang cukup 9. Lingkungan : mendukung lebih baik
5. Hindarkan senjata, barang berbahaya, 10. Tingkat pendidikan : tinggi lebih baik
obat-obatan
6. Temui sering-sering  menilai keadaan px Kesanggupan mendeteksi / mengobati scr dini :
• Memudahkan penanganan
B. KIRIM / RUJUK JIKA : • Meningkatkan keberhasilan
1. Resiko bunuh diri • Memperbaiki prognosa
2. Membahayakan diri sendiri : penelantaran
diri melukai diri
3. Membahayakan orang lain : gaduh gelisah
sehingga hilangnya penguasaan diri,
melukai/ menyakiti org lain  kedaruratn
psikiatri
4. Ada gg daya ingay : febris, ngompol,
trauma kepal, riwayat DM, tekanan darah
tinggi
5. Gg akut setelah serangan epilepsi,
alkohol/obat-obatan
SKIZOFRENIA : - Gx sekunder :
Merupakan sindroma dgn : - Waham
- Variasi gx yg banyak - Primer : tdk logis, tdk mempunyai
- Perjalanan penyakit yg luas pola sentral (tdk dpt diikuti), tdk
- Prognosis tergantung :genetik, fisik dan sosbud sistematis
Ditandai : penyimpangan yg mendasar dan khas dari - Sekunder : logis, dpt diikuti pola
pikiran, persepsi dan afek yg tdk wajar sentralnya, sistematis
(inapropriate) atau tumpul - Halusinasi : timbul tanpa penurunan
Etiologi belum jelas  4 teori : kesadaran
- somatogenik, psikogenik, sosiogenik, holistik
Ada disharmoni antara unsur-unsur kepribadian : KRITERIA SNEIDER  4A :
- PB, Afek/emosi, kemauan & psikomotor - Assosiasi
Kesadaran jernih ( berubah ) dan kemampuan intelektual - Autism
biasanya tidak tergg meskipun kemunduran - Afek/emosi dangkal
(deteriorasi) kognitif tt dpt berkembang kemudian - Ambivalensi
Usia timbul remaja s/d dewasa muda
Predisposisi : Pembagian skizofrenia berdasarkan gx yg menonjol
- Kepribadian : introvert, sikloid, paranoid, skizotipal, 1. Skizofrenia Paranoid : isi pikir, waham
ambang curiga/kejaran
- Pola keluarga (+), diturunkan 2. Skizofrenia Hebefrenik : PB, bentuk pikiran,
- Kekambuhan sering waham bizar
3. Skizofrenia Katatonik : psikomotor
KRITERIA BLEULER : 4. Skizofrenia Residual : gx sisa
- Gx primer : 5. Skizofrenia Simpleks : kemauan yang menurun
- Gg proses berpikir : 4 A
- Gg afek/emosi : dangkal, inadequat
- Gg kemauan : ambivalensi, otomatisme,
negativisme
- Gg psikomotor : autisme, katatonik
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK : SKIZOFRENIA SIMPLEX :
• Usia 15-25 th • Masa pubertas
• Yg menyolok adnya gg PB • Kedangkalan emosi (inadequat), kemunduran
• Kemauan ↓ kemauan, penurunan pola dan kecepatan berpikir,
• Kekanak-kanakan (childish) pengangguran, pengemis
• Psikomotor ↑ • Kurang perhatian terhadap keluarganya
• Waham : bizar (aneh) • Menarik diri dari pergaulan
• Afek / emosi : dangkal / inadequat • Waham dan halusinasi jarang didapatkan
• Hilangnya rasa kenyataan (sense of reality (SOR))
• Double personality SKIZOFRENIFORM :
• Kumat-kumatan, perlahan-lahan • Timbulnya mendadak
• Kesadaran berkabut / berubah
SKIZOFRENIA PARANOID : • Oneiroid : timbul perasaan seakan-akan dunia luar
maupun dirinya sendiri berubah
• Usia lebih dari 30 th
• Lamanya sakit 2 mgg – 6 bln
• Kepribadian skizoid
• Perjalanan penyakitnya agak konstan / stabil
SKIZOFRENIA RESIDUAL :
• Waham primer banyak (waham / halusinasi kejar &
besar diri) • Gx primer jelas ttp gx sekunder tdk jelas
• Mudah tersinggung (cemas & marah) • Timbul sesudah bbrp kali serangan skizofrenia

SKIZOFRENIA KATATONIK : SKIZOAFEKTIF :


• Umur 15-30 th • Gx afek dan kognitif sama menonjol
• Gx majemuk, psikosis nyata
• Ada 2 tipe : gaduh gelisah & (sub) stupor
• Afek euforia/depresi
• Gaduh gelisah, stupor, rigiditas, sikap tubuh,
negativisme, autisme
• Emosi dangkal
• Tdk perhatian thdp lingkungannya
• Gg psikomotor
DIAGNOSA  ada 7 kriteria: 5. Halusinasi dengar yg terjd bbrp kali yg berisi lbh
1. Jalan pikiran inkoheren (bicara ngelantur), dari satu atau dua kata dan tdk ada hub dgn
waham ganjil, halusinasi dengar (auditorik) depresi atau eforia
2. Deteriorasi fx rutin 6. Inkoherensi, kelonggaran asosiasi pikiran yang
3. Menderita minimal 6 bln terus menerus jelas, jalan pikiran yg tdk masuk akal atau
kemiskinan pembicaraan yg disertai o/ paling
4. Onset pada usia ≤ 45 th sedikit satu dari yg disebut dibwh ini :
5. Bukan gg afek berat a) Afek yg tumpul, mendatar atau tdk serasi
6. Bukan gg mental organik (inapropiate)
7. Bukan retardasi mental b) Pelbagai waham atau halusinasi
c) Katatonia atau tingkah laku lain yg sgt kacau
KRITERIA PPDGJ II : (disorganized)
Paling sedikit terdapat satu dari bbrp kriteria dibwh ini
selama suatu fase penyakit : • Deteriorasi dari taraf fx penyesuaian sblm dlm
1. Waham yg aneh (isinya jelas tak masuk akal dan bidang pekerjaan, hubungan sosial dan perawtan
tdk berdasarkan kenyataan ) spt waham dirinya
dikendalikan o/ suatu kekuatan luar (delusion of • Jangka waktu : gx penyakit itu berlgs scr terus
being controlled), penyiaran pikiran (thought menerus selama paling sedikit 6 bulan dalam
broadcasting), penyisipan pikiran (thought suatu periode didlm kehidupan seseorang disertai
insertion) atau penyedotan pikiran (thought dgn terdptnya bbrp gx penyakitnya pd saat
withdrawal) diperiksa sekarang. Masa 6 bln itu hrs mencakup
2. Waham somatik, besar, agama, nihilistik atau fase aktif dimana terdapat gx pada kriteria A dgn
waham lainnya yg bukan waham kejar atau atau tanpa fase prodromal atau residual spt yg
cemburu dinyatakan dibawah ini :
3. Waham kejar atau cemburu yang disertai – Fase prodromal : deteriorasi yg jelas dlm fx
halusinasi dl btk apapun sblm fase aktif penyakit itu dan yg tidak
4. Halusinasi dengar yg dpt berupa suara yg selalu disebabkan o/ gg afek atau akibat. Gg
memberi komentar ttg tingkah laku atau penggunaan zat serta mencakup paling
pikirannya atau dua atau lebih suara yg sedikit dua dari gx yg tersbt dibwh ini
bercakap2
– Fase residual : setelah fase aktif paling PROGNOSA :
sedikit terdapat 2 gx tersebut dibawah ini Terdapat 10 faktor yg mempengaruhi :
yg menetap dan yg tdk disebabkan o/ gg 1. Faktor keturunan  (+) : jelek
afek atau gg penggunaan zat
2. Personality premorbid  (+) : baik
3. Pencetus  (+) : baik
• Gx-gx prodromal & residual :
4. Onset usia muda : jelek
1. Penarikan diri atau isolasi dari hubungan
sosial 5. Patogenesis progresif : baik
2. Hendaya (impairment) yang nyata dlm fx 6. Derajat disorientasi tinggi : baik
peran sbg pencari nafkah, 7. Perhatian keluarga  (+) : baik
siswa/mahasiswa atau pengatur RT 8. Kecepatan terapi : baik
3. Tingkah laku aneh yg nyata (spt 9. Ekonomi kuat : baik
mengumpulkan sampah, berbicara sendiri 10. Tipe skizofrenia hebefrenik : jelek
ditempat umum, menimbun makanan)
4. Hendaya yg nyata dlm higienis diri dan
berpakaian
5. Afek yg tumpul, mendatar atau tdk serasi
(innapropiate)
6. Pembicaraan yg ngelantur (digeresivve),
kabur, berbelit, sirkumstansial atau
metaforik (perumpamaan)
7. Ide (gagasan) yg aneh atau tdk lazim atau
pikiran magis spt takhayul “clairvoyance”,
telepati, “indra ke-6”, ide-ide yg berlebihan,
gagasan mirip waham yg menyangkut diri
sendiri (ideas of reference)
8. Penghayatan persepsi yg tdk lazim spt ilusi
yg selalu berulang merasa hadirnya suatu
kekuatan atau seseorang yg sebenarnya
tdk ada
Perbedaan skizofrenia Paranoid + Gg waham menetap Gejala negatif :
- Afek dangkal/tumpul
SKIZOFRENIA Gg WAHAM - Komunikasi verbal yang buruk
PARANOID MENETAP - Kesulitan berpikir abstrak
Waham Primer, tdk Paranoia, - Pikiran stereotipik
sistematis sekunder, - Aktivitas menurun
sistematis - Pembicaraan yang spontan dan mengambang
Halusinasi Auditorik jarang - Perawatan diri dan kinerja sosial yg buruk
menonjol - Relasi yg jelek
- Pasif
Unsur Disharmoni Harmoni - Kemiskinan isi bicara
kepribadian
- Perlambatan psiomotor
- Inisiatif tdk ada
Gejala positif :
- Waham
- Halusinasi
- Grandlosity
- Waham kejaran
- Negativistik
- Disorganisasi konsep
- Excitement/ kegembiraan yg berlebihan
- Suspiciousness/kecurigaan
- Hostility/kemarahan-permusuhan
GG SKIZOTIPAL Termasuk disini :
PEDOMAN DX : - Skizofrenia ambang
Tidak dianjurkan scr umum krn tdk dibatsi scr tegas dg - Skizofrenia laten
skizofrenia simpleks ata gg kepribadian skizoid atau - Skizofrenia pseudoneurotik
paranoid - Skizofrenia pseudopsikopatik
Minimal 3 atau 4 gx dibwh ini menetap selama 2 th : - Gg kepribadian skizotipal
- Afek yg tdk wajar atau menyempit (constrikted)
- Perilaku atau penampilan aneh, eksentrik atau
ganjil
- Hubungan sosial yg buruk dgn org lain dan tendensi
menarik diri dari pergaulan sosial
- Kepercayaan yg aneh atau pikiran bersifat magis yg
tdk serasi dgn norma-norma setempat
- Kecurigaan atau ide-ide paranoid
- Pikiran obsesif berulang-ulang yg tdk terkendali
sering dgn isi “dysmorphophobic”, sexual atau
agresif
- Persepsi yg tdk lazim termasuk mengenai tbh
(somatossensory), ilusi, depersonalisasi atau
derealisasi
- Pikiran yg bersifat samar-samar (vague),
sirkumstansial, penuh kiasan, sgt terinci dan ruwet,
stereotipi tanpa inkoherensi yg jelas
- Sewaktu-waktu ada episode yg menyerupai
keadaan psikotik sementara misalnya ilusi,
halusinasi auditorik atau gagasan mirip waham
Tidak memenuhi kriteria skizofrenia
Riwayat skizofrenia pd slah satu keluarga dekat
memberikan bobot tambahan u/ dx ini tp bukan mrpkan
prasyarat
PENATALAKSANAAN PSIKOSIS

TIDAK MAU BEKERJA GADUH GELISAH PERILAKU ABNROMAL

GANGGUAN TIDUR PRADUGA PSIKOSIS SEDIH

KELUHAN SOMATIK CURIGA


YANG ANEH
TELUSURI

PERUBAHAN PERILAKU GEJALA ABNORMAL SPT PERUBAHAN DLM GG HUB SOSIAL


MENDADAK MENDENGAR SUARA2 KEBIASAAN
BERBICARA PADANYA

YA - RESIKO BUNUH DIRI


- MEMBAHAYAKAN ORG
LAIN (HEMICIDAL)
PSIKOSIS - PANAS, GG DAYA
INGAT,INKONTENISIA
SINGKIRKAN - RIWAYAT ENDOGEN,
TIDAK PENYALAHGUNAAN OBAT

PENGOBATAN JALAN

FOLLOW UP

TIDAK MEMBAIK DLM 4 MGG KIRIM KE RS


PSIKOTIK : PERTIMBANGAN / JUDGMENT : kemampuan :
- Adanya hendaya berat daya nilai relaitas • Mengevaluasi keadaan serta langkah yg dpt
- Awarness / kesadaran terganggu diambil
- Judgment / pertimbangan • Alternatif yg dpt dipilih atau
- Insight / tilikan • Kemampuan menarik kesimpulan yg wajar
berdasarkan pengalaman
DAYA NILAI REALITAS : kemampuan seseorang u/
memahami hal-hal yg bersifat internal maupun INSIGHT : kemampuan seseorang u/ mengerti penyebab
eksternal dan arti suatu keadaan / kondisi scr obyektif (
- u/ mengetahui daya nilai realitas tergg dapat terlihat mis: timbulnya gx-gx)
dari : Derajat insight :
- Perubahan kepribadian premorbid 1. Total denial bila ia sakit
- Pekerjaan, pendidikan 2. Ambivalensi : kdg mengaku sakit, kadang tdk
- Keyakianan agama, etik moral 3. Mengaku sakit ttp penyebabnya dari luar / faktor
- Sosio-kultural luar
- ADL ( Activity Daily living ) 4. Sadar sendiri bahwa ia sakit
5. Intelektual : tahu bahwa ia sakit, tahu sebabnya
KESADARAN : kemampuan seseorang u/ mengadakan 6. Emosional : sadar sendiri bahwa ia sakit, tahu
relasi (dgn panca inderanya) dan limitasi (dgn sakitnya penyebabnya dan mau terapi
perhatiannya), baik terhadap diri sendiri maupun
lingkungannya, shg terjd :
- Kemampuan daya orientasi waktu, tmpt dan
org yg baik
- Kemampuan mengingat dan memahami
sesuatu dgn baik
dr. Herman
23 maret 2007

NEUROSA Psikodinamika :
• ada konflik interpersonal (luar), intoksikasi (dalam)
Definisi : yg diatasi dgn mekanisme pembelaan ego yang tdk
• kesalahan penyesuaian diri secara emosional disadari (sengaja) u/ menghilangkan kecemasan
sebab adanya konflik yang tdk sadar dan tdk • Jk timbul kecemasan yang mengancam ketenangan
terselesaikan atau gg mental yg tdk mempunyai diri berarti penggunaan mekanisme pembelaan ego
dasar organik dimana px masih mempunyai tilikan itu salah
(insight) serta kemampuan daya realitas yang tidak
terganggu
Mekanisme pembelaan ego tergantung pada :
Perbedaan :
- Kepribadian  matur / imatur
NEUROSA PSIKOSA - Pengaruh lingkungan sosial
- Adat istiadat dlm keluarga
Kepribadian Utuh Ada
dekompensasi - Pandangan hidup
kepribadian - Kepercayaan masyarakat
Orientasi Tdk diorientasi Sering ada  Besar, kecil & jangka waktu stessor bisa
disorientasi mempengaruhi nerosa

Halusinasi, Tidak ada Ada


Berat/ ringan kecemasan tergantung pada :
waham, gg PB
- Faktor konstitusi
Insight (+) merasa (-) tdk merasa
- Kemampuan adaptasi
dirinya sakit sakit
- Stressor yang dihadapi
Perilaku Jarang Sering - Berat / ringan stress
membahayakan membahayakan
- Jangka waktu stress
diri sendiri & diri sendiri &
masyarakat masyarakat
sekitarnya
MRS Jarang Sering
GANGGUAN ANXIETAS GANGGUAN DEPRESI

Gejala : Gejala :
• Fisik : • Fisik :
– Sering kencing – Lelah , lesu, lemah
– Diarrhea, kembung, iritasi lambung, obstipasi – Nafsu makan ↓
– Palpitasi, keringat dingin, ingin pingsan, kaki – BB ↓ / ↑
tangan dingin – Mulut kering
– Sesak nafas, hyperventilasi – Kembung, diarrhea
– Sukar ereksi, ejakulasi precox – Nyeri epigastrium
– Sering terbangun disebabkan mimpi buruk • Psikis :
• Pskis : – Merasa sedih berlebihan, konsentrasi
– Merasa was-was jk dirumah sendirian berkurang
– Jk ada apa-apa dijalan – Mudah tersinggung, perasaan bersalah
– Jk berpergian, ada apa2 yg terjadi dirumah – Pandangan masa depan suram
– Mudah terkejut jka ada suara keras pd waktu – Kepercayaan diri berkurang
menantikan sesuatu yg menakutkan – Pikiran u/ bunuh diri
– Cepat gugup – Insomnia / terlalu banyak tidur
– Lekas marah krn sesuatu yg sepele – Interaksi sosial ↓
– Suka menarik diri dari pergaulan
Terapi : – Pergaulan thd sekeliling ↓
- Farmakoterapi spt gol :
- Benzodiazepin Pembagian:
- Buspiron • Gejala utama :
- Psikoterapi – Merasa sedih, mudah lelah, merasa hidup tdk
- Behavior terapi berguna, kehilangan minat & kegembiraan
- Tx keluarga
- Manipulasi lingkungan
Gejala penyerta : Terapi :
- Kesulitan berkonsentrasi & mengambil keputusan, - Farmakoterapi :
keinginan bunuh diri - Gol.trisiklik :
- Cenderung menyalahkan diri sendiri - Amitriptyline 25 mg 3x1 (75-150 mg/h)
- Mudah kecewa, pandangan masa depan suram - Imipramine (TOFRANIL) 25 mg 3x1
- Merasa kepercayaan diri berkurang (75-150 mg/hr)
- Nafsu makan ↓ / ↑ shg BB ↓ / ↑ - Gol SSRI :
- Sulit tidur / terlalu banyak tidur - Fluoxetin (NOPRES) (caplet) 20 mg 1-
2x1 (20-40 mg/hr)
Golongan : - Citalopram (CIPRAM) (tab) 20 mg
- Depresi ringan : 1-3x1 (20-60 mg/h)
- Terdapat 2 gx utama & 2 gx penyerta - Gol RIMA ( Reversible Inhibitor of Monoamine
Oxidasi Type A ) :
- Agak sukar melakukan pekerjaan & kegiatan
sosial - Maclobemide (AURORIX) (tab) 150 mg
2-4x1 (300-600 mg/h)
- Lamanya depresi 2 mgg
- Psikoterapi : mengatasi konflik & frustasi
- Depresi sedang :
- Manipulasi lingkungan dgn bimbingan sosial
- 2 gx utama & 2-4 gx penyerta
- Berlangsung 2 mgg
- Kesulitan melaksanakan pekerjaan &
kegiatan sosial
- Depresi berat & gx psikotik : gx depresi berat &
waham, halusinasi, gg PB
REAKSI KONVERSI GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Psikodinamika : Definisi :
• kecemasan diubah (dikonversikan) menjadi gg • Obsesi : gagasan/pikiran/impuls yg berulang &
susunan saraf somatomotorik / somatosensorik persisten bersifat egodistonik (tdk dihayati
(dibawah pengaruh kemauan / volunter) berdasarkan kemauan sendiri) sbg pikiran yg
• Cat. Syaraf ada 2 mcm : mendadak kedlm kesadaran yg diketahui sbg hal yg
1. Volunter : dipengaruhi keinginan q-ta tdk masuk akal & tdk disukai
2. In-voluter : tdk dipengaruhi kemauan q-ta • Kompulsi : tingkah laku berulang yang nampaknya
jtg,lambung mempunyai tujuan seseuai aturan tt secara
stereotypik
• Gejala :
– Kelumpuhan satu / bbrp extremitas
Kriteria Dx :
– Kejang-kejang, anesthesia, anlagesia
• Menunjukan gx obsesif / kompulsif saja atau
– Buta/ tuli mendadak keduanya hampir setiap hari selam 2 mgg berturut-
• Atasi-abrasia : kelumpuhan shg tdk mampu u/ turut sbg sumber penderitaan / mengganggu
berdiri / duduk aktivitas sehari-hari
• Primair gain (keuntungan primair) : dgn
timbulnya gx maka kecemasan akan hilang Gejala :
• Secondary gain (keuntungan sekunder) : gx2 tsb • Harus disadari sbg pikiran diri sendiri
menimbulkan keuntungan materil  menarik
perhatian , merasa lbh dilayani, mendpt kasih • Sedikitnya ada satu pikiran/tindakan yang tdk
sayang yg berlebihan berhasil dilawan
• Labela Indifference : penderita acuh tak acuh thd • Pikiran u/ melakukan tindakan bukan hal yang
ggnya & merasa sbg kenangan yg indah memberi kepuasan hanya sekedar perasaan lega
dari ketegangan
• Gagasan / impuls harus merupakan pengulangan
yang tidak menyenangkan
• Ada kaitan erat antara gx obsesif dgn depresi scr
pararel shg kedua2nya gx sama-sam
meningkat/menurun
• Perbedaan :

KEJANG KEJANG
EPILEPSI HISTERIK
SERANGAN :
• Tempat Sembarang Ada orang lain
tempat
•Lama ± 2 mnt 5-15 mnt/lbh
lama
SELAMA :
•Kesadaran Tdk sadar Berbicara tdk
jelas / sadar
•Rfx patologis (+) (-)
•Rfx cahaya (-) (+)
•Ekstremitas Ekstensi Flexi
•Inkontinensia (+) (-)
•Keluar buih dr Sering Tidak
mulut
•Kejang Tonik-klonik Epistotinus /
kejang tdk
teratur
SESUDAH :
•Kesadaran Apnea lalu tdr Pulih kambuh
•Amnesia Total pelan-pelan
sebagian
PENYEBAB : Gg langsung Stress psikologik
otak
PENGOBATAN Anti epileptik Psikoterapi
OBAT PSIKOTROPIK 2. Butyrophenone
Haloperidol : 5-15 mg/h
I. OBAT ANTI-PSIKOSIS (NEUROLEPTIK)  SERENACE
PENGGOLONGAN : Tab. O.5 mg, 1.5 mg, 5 mg
1. TIPIKAL : Liq. 2 mg/ml
1. Phenothiazine Ampul 5 mg/ml
• Rantai Aliphatic :  HALDOL (tab) 2 mg
Chlorpromazine / CPZ: 150-600mg/h  GOVOTIL (tab) 2 mg, 5 mg
• LARGACTIL(tab) 25 mg, 100  LODOMER (tab) 2 mg, 5mg
mg  HALDOL DECANOAS (amp) 50
• PROMACTIL (tab) 100 mg mg/ml  50 mg/ 2-4 mgg
• MEPROSETIL (tab) 100 mg 3. Diphenyl-butyl-piperide
• CEPEZET (tab) 100 mg Pimozide
Levomepromazine ORAP FORTE (tab) 4 Mg  2-4 mg/h
• NOZINAN (tab) 25 mg 25-50
mg/h 2. ATIPIKAL :
• Rantai Piperazine : 1. Benzamide
Trifluoperazine (TFP) : Sulpiride
 STELAZINE (tab) 1mg,5 mg  DOGMATIL FORTE
150-600 mg/h Tab 200 mg  300-600 mg/h
Amp.50 mg/ml
 Rantai piperidine : 2. Dibenzodiazepin
Thioridazine  Clozapine (CLOZARIL) (tab) 25 mg,
 MELLERIL (tab) 50 mg, 100 100 mg  25-100 mg/h
mg  150-600 mg/h  Olanzapine (ZYPREXA) (tab)5 mg,
10 mg 10-20 mg/h
 Quetiapine (SEROQUEL)(tab)25 mg,
100 mg, 200 mg  50-400 mg/h
3. Benzisoxazole
Risperidon(RISPERDAL) (tab) 1,2,3 mg 
tab 2-6 mg/h
INDIKASI : MEKANISME KERJA :
Gx sasaran : SINDROMA PSIKOSIS Sasaran utama : Sindroma Psikosis berkaitan dgn
Butir-butir dx Sindrom Psikosis : aktivitas neurotransmitter Dopamin yg meningkat
a. Hendaya berat dlm kemampuan daya menilai (Hiperaktivitas sistm.dopaminergik sentral)
realitas (reality testing ability), manifestasi dari gx Mekanisme kerja :
: kesadaran diri (awareness) yg tergg, daya nilai 1. TIPIKAL : memblokade Dopamine pd reseptor
norma sosial (judgement) tergg & daya tilikan diri pasca-sinaptik neuron di Otak, khususnya sist.
(insight) tergg Limbik & sistm ektrapiramidal (Dopamine D2
b. Hendaya berat dlm fx mental, manifestasi dlm antagonist)  EFEKTIF U/ GX POSITIF
• gx positif: gg assosiasi pikiran 2. ATIPIKAL (baru) : berafinitas pd Dopamine D2
(inkoherensi), isi pikiran yg tdk wajar reseptor + Serotonin 5 Ht2 receptor (serotonin-
(waham), gg persepsi (halusinasi), gg dopamine antagonists)  EFEKTIF U/ GX
perasaan (tdk sesuai dgn situasi), perilaku NEGATIF
aneh atau tdk terkendali (disorganized)
• Gx negatf : gg perasaan (afek tumpul, EFEK SAMPING :
respon emosi minimal), gg hubungan sosial
(menarik diri, pasif, apatis), gg PB (lambat, - Sedasi & inhibisi psikomotor rasa mengantuk,
terhambat), isi pikiran yg stereotipi & tdk kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
ada inisiatif, perilaku yg sgt terbts & menurun, kemampuan kognitif menurun
cenderung menyendiri (abulia) - Gg otonomikhipotensi
c. Hendaya berat dlm fx kehidupan sehari-hari, antikolinergik/parasimpatolitik : mulut kering,
manifestasi dlm gx : tdk mampu bekerja, kesulitan miksi & defekasi, hidung tersumbat,
menjalin hub sosial & melakukan kegiatan rutin mata kabur, tekanan intraokuler meninggi, gg
irama jtg
Sindroma psikosis dibedakan menjadi 2 :
- Gg ektrapiramidal  distonia akut, akathisia,
1. Psikosa fungsional : skizofrenia, psikosis sindrom parkinson : tremor, bradikinesia,
paranoid, psikosa afektif, psikosis reaktif singkat, rigiditas)
dll
- Gg endokrin  amenorrhea, gynaecomastia,Gg
2. Psikosa organik : sindroma delirium, dementia, metabolik jaundice,Gg hematologik 
intoksikasi alkohol dll
agranulositosis biasanya u/ pemakaian jangka
pjg !!!!!
Penggunaan obat anti-psikosis yg ingin dicapai a/ INTERAKSI OBAT :
OPTIMAL RESPONSE WITH MINIMAL SIDE
EFFECTS 1. anti-psikosis + anti-psikosis = potensi E.S & tdk
ada bukti lbh efektif krn tdk ada efek sinergis
Pada pemakaian neuroleptik dlm jangka panjang (tx antara 2 obat neuroleptik tsb
pemeliharaan) didapatkan E.S yg irreversible : TARDIVE • Ex : CPZ + reserpine  potensiasi efek
DIYSKENESIA gerak berulang involunter pada : lidah, hipotensi
wajah, mulut/rahang & anggota gerak pd saat tdr akan 2. Anti-psikosis + anti-depresan trisiklik = E.S
hilang  tdk berkaitan dgn dosis anti-psikosis (non-dose antikolinergik ↑  hati-hati !! Px hipertrofi prostat,
related)  penatalaksanaan : galukoma, ileus, peny.jtg
1. Obat anti-psikosis perlahan dihentikan 3. Anti-psikosis + anti anxietas = efek sedasi ↑ 
2. Dpt dicoba dgn memberi obar reserpine 2,5 mg/h berfx u/ gx agitasi + gaduh gelisah yg sgt hebat
 dopamine dpleting agent , u/ Obat anti (acute adjunctive therapy)
parkinson atau I-dopa dpt memperburuk 4. Anti-psikosis + ECT = tdk memberikan obat anti-
keadaan psikosis pagi hari sblm dilakukan ECT  angka
3. Obat pengganti yg baik a/ Clozapine 50-100 mortalitas yg tinggi
mg/h krn efek sedasi >>>, otonomik <, EPS ≠ 5. Anti-psikosis + anti-konvulsan = ambang konvulsi
u/ penggunaan neuroleptik jangka pjg harus pmrx lab: ↓ serangan kejang ↑ jd dosis anti-konvulsan
harus lbh besar (dose related)  paling minimal
darah rutin, urine lengkap, fx hati. Fx ginjal, u/ deteksi ↓ ambang kejang a/ neuroleptik Haloperidol
dini perubahan akibat E.S obat 6. Anti-psikosa + antasida = efektivitas anti-psikosis
Neuroleptik  tdk pernah timbulkan kematian jk ↓  krn gg absorpsi
digunakan u/ bunuh diri (O.D)  u/ menghindari • CPZ : 150-1600 mg/h  sedasi +++, otonomik
hal lain dilakukan lavage lambung jk obat blm +++, EPS ++
lama dimakan (<24 jam)
• Thioridazine : 100-900 mg/h  sedasi &
otonomik = CPZ, EPS +
• Haloperidol : 2-100 mg/h  sedasi & otonomik +,
EPS ++++(paling tinggi)
• Clozapine : 25-200 mg/h  sedasi ++++,
otonomik +, EPS (-) paling aman!!!
• Risperidon : 2-9 mg/h sedasi,otonomik,EPS +
• Clorpromazine (CPZ) & Thioridazine (THD) : sedasi
kuat  u/ gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, – Untuk px dgn serangan Sindrom Psikosis yg
kekacauan pikiran, perasaan & perilaku “multi episode “, tx pemeliharaan
• Trifluoperazine (TFP), Fluphenazine & Haloperidol : (maintenance) diberikan plg sedikit selama 5
sadatif lemah  u/ sindroma psikosis gx dominan th  dpt me↓ derajat kekambuhan 2,5-5 kali
spt : apatis, menarik diri, perasaan tumpul, – Efek obat anti-psikosis scr relatif berlangsung
kehilangan minat & inisiatif, hipoaktif, waham, lama, sampai bbrp hari setelah dosis terakhir
halusinasi dll  u/ Haloperidol resiko EPS tinggi u/ masih mempunyai efek klinis, shg tdk lgs
px rentan E.S tsb diganti dgn Thioridazine (dosis menimbulkan kekambuhan stlh obat
ekivalen) E.S EPS ringan & u/ px tardive dyskinesia dihentikan, biasanya 1 bln kmdn baru gx
digunakan Clozapin yg tdk ada E.S EPS Sindrom Psikosis kambuh kembali  krn
• Jk gx negatif (efek tumpul, penarikan diri, hipobulia, metabolisme + ekskresi obat sgt lambat,
isi pikiran miskin) lbh menonjol dari gx positif metabolit msh mempunyai keaktifan anti-
(waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku tak psikosis
terkendali) pd skizofrenia  obat pilihan a/ atipikal – Pemberian obat anti-psikosis sebaiknya
t.u u/ px skizofrenia yg tdk dpt mentolerir E.S EPS dipertahankan selama 3 bln s/d 1 th stlh
atau mempunyai resiko medik dgn gx extrapiramidal semua gx psikosis mereda sama sekali
(neuroleptik induced medical complication)
• Onset efek primer ( efek klinis) : 2-4 mgg, onset – u/ Psikosis Reaktif Singkat pe↓ obat scr
efek sekunder (E.S) : 2-6 mgg, waktu paruhnya : bertahap stlh hilangnya gx dlm kurun waktu 2
12-24 jam u/ tx 1-2 x/h mgg-2 bln
• Dosis pagi < dosis malam bertujuan u/ me(-) – Obat anti-psikosis tdk menimbulkan gx lepas
dampak E.S shg tdk terlalu mengg kualitas hdp px obat yg hebat walaupun diberikan dlm jangka
waktu lama shg potensi ketergantungan obat
• Pemberian : kecil sekali  hy jika dilakukan penghentikan
– Dosis awal sesuai dosis anjuran dinaikkan mendadak dpt timbul gx “ Cholinergik
setiap 2-3 hr  sampai mencapai dosis Rebound” : gg lambung, mual, muntah, diare,
efektif ( mulai timbul peredaran Sindrom pusing, gementar dll, dpt mereda dgn
Psikosis)  dievaluasi setiap 2 mgg & jk perlu pemberian anticholinergik agent (injeksi
dinaikkan  dosis optimal  dipertahankan Sulfas Atropin 0,25 mg/ml i.m,
sekitar 8-12 mgg (stabilisasi)  diturunkan tab.Trihexyphenidyl 3x2 mg/h)  o.k jika tiba
setiap 2 mgg  dosis maintenance  waktunya u/ penghentian obat kombinasi anti-
dipertahankan 6 bln s/d 2 th (diselingi “drug parkinson+anti-psikosis, yg hrs dihentikan
holiday” 1-2 hari/ mgg)  tapering off (dosis dulu a/ anti-psikosis kemudian baru
diturunkan tiap 2-4 mgg)  stop menyususl obat anti-parkinson
• Penggunaan parenteral – Haloperidol mrpkan anti-psikosis kuat yg
sering sebabkan EPS (sindrom Parkinson) 
– Anti-psikosis long acting : Fluphenazine Tx: tab. Trihexyphenidyl (Artane) 3-4 x 2
Decanoate 25 mg/ cc, haloperidol Decanoas mg/h, Sulfas Atropin 0,50-0,75 mg/cc i.m 
50 mg/cc i.m  2-4 mgg  u/ px yang tidak sindrom Parkinson teratasi, turunkan dosis
mau atau sulit teratur makan obat ataupun bertahap u/ menentukan apakah masih
dibutuhkan obat anti-parkinson, krn
yang tidak efektif terhdp medikasi oral penggunaannya ≤ 3 bln krn resiko timbul
– Sebaiknya sebelumparenteral diberikan p.o atropine toxic syndrome  tdk boleh
dahulu bbrp mgg u/ melihat apakah terdapat pemberian anti-parkinson profilaksis o.k dpt
mempengaruhi penyerapan/absorbsi obat
efek hipersensitivitas anti-psikosis sebabkan kadar dlm plasma
– Awal dosis a/ 0.5 cc setiap 2 mgg pd bulan 1 rendah & dpt menghalangi manifestasi gx
 ditingkatkan menjadi 1 cc setiap bulan psikopatologis yg dibutuhkan u/ penyesuaian
dosis obat anti-psikosis agar tercapai dosis
– Obat anti-psikosis long-acting  hy u/ Tx efektif
stabilisasi dan pemeliharaan (maintenance • Rapid Neuroleptization : Haloperidol 5-10 mg/im dpt
therapy) terhdp kasus Skizofrenia diulangi setiap 30 mnt, dosis max a/ 100 mg dlm 24
jam biasanya dlm 6 jam sudah dpt mengatasi gx
• Efek samping yg sering timbul a/ : akut Sindrom Psikosis : agitasi, hiperaktivitas
– Chlorpromazine injeksi (i.m) : timbulkan psikomotor, impulsif, menyerang, gaduh gelisah
Hipotensi Ortostatik terjd pd saat perubahan perilaku destruktif dll
posisi tubuh ( krn adanya efek alfa adrenergik • KI :
blockade)  Tx: injeksi Nor-adrenalin krn – Peny.hati  hepato-toksik
mrpkan alfa adrenergic stimulator  tdk – Peny.darah  hemato-toksik
diberikan adrenalin krn mrpkan alfa + beta – Epilepsi  me↓ ambang kejang
adrenergik stimulator dimana beta adrenergik – Kelainan jantung  menghambat irama jtg
stimulator sebabkan shock  pencegahan : – Febris tinggi  thermoregulator di SSP
dgn tdk langsung bangun stelah – Ketergantungan Alkohol  penekanan SSP
me↑
mendapatkan suntikan+biarkan tidur selama – Peny SSP  parkinson, tumor otak
5-10 mnt – Gg kesadaran disebabkan CNS depresan 
kesadaran semakin memburuk
• Penggunaan khusus : • SNM ( Sindroma Neuroleptik Maligna ) a/ suatu
keadaan sindrom yang mirip katatonia akibat
– Thioridazine dosis kecil  u/ px anak pemakaian obat neuroleptik yg ditandai dengan gx :
hiperaktif, emosional labil, perilaku destruktif – Panas badan > 38,5 ˚C  Hyperpyrexia
juga u/ usia lanjut dgn gg emosional – Sindrom ektrapiramidal (EPS)  Rigidity
(anxietas, depresi, agitasi) dgn 20-200 mg/h – Gx disfungsi otonomik  incontinensia urin
 krn Thioridazine lbh cenderung keblokade (ngompol)
reseptor dopamin di sistm limbik drpd disistm – Perubahan status mental
ekstrapiramidal pd SSP ( sebaliknya jk – Perubahan tingkat kesadaran
Haloperidol) – Gx tsb timbul & berkembang scr cepat
– Haloperidol dosis kecilsgt efektif u/ “ Gilles de
la Tourette’s Syndrome”  timbul umur 2-15 Dari gx tersebut dapat sebabkan komplikasi yang
th  terdpt gerakan involunter berulang, berbahaya & dapat mematikan y.i :
cepat dan tanpa tujuan yg melibatkan banyak • Trombosis vena  IMA (Infark Miokard
kelompok otot (ticks) diertai ticks vokal Akut)  Cardiac arrest  Odema paru
multiple : suara klik, dengusan, batuk, • Gg fx hati
menggeram, menyalak atau kat-kata • DIC
kotor/koprolalia  px dpt menahan tics scr • Shock
volunter slm bbrp mnt s/d bbrp jam • Kematian!!!!
Dari gx tersebut juga didaptkan sekurang-
– Px lanjut usia + Sindroma Psikosis Organik  kurangnya 2 dari gx berikut:
obat anti-psikosis diberikan dlm dosis kecil & • Disfasi
minimal efek otonomik  hipotensi ortostatik • Mutisme
serta minimal sedasi  gol high potency • Takikardi
neuroleptic spt Haloperidol, trifluoperazine, • Leukositosis  perlu Lab : darah
Fluphenazine atau anti-psikosis Atipikal lengkap u/ melihat kondisi leukositnya!!!
– Penggunaan pd wanita hamil : resiko tinggi • Kerusakan otot krn rigiditas  CPK
bayi menderita gg saraf extrapiramidal (Creatinin Puspo Kinase)
Tx : II. ANTI-DEPRESI
• Hentikan obat anti-psikosis PENGGOLONGAN :
• Perawatan suportif ( basic live suppor) :
Airway (bebaskan jalan nafas), Infus, 1. TRISIKLIK ( TRICYCLIC
turunkan suhu ( dgn tx: aspirin 625 - ANTIDEPRESSANTS (TCA)) :
1000 ml/4 jam) jika perlu KP NGT  1. AMITRIPTYLINE
kompres • Amitriptyline Drag. 25 mg  75 -
• Observasi 150 mg/h
• Farmakotx : obat dopamine agonist  2. IMIPRAMINE
Bromokriptin 7,5-60 mg/h 3 dd, I-dopa • Tofranil tab. 25 mg  75-150 mg/h
100 mg/h atau Amantadin 200 mg/h 3. CLOMIPRAMINE
• Anafranil tab. 25 mg  75-150
mg/h
4. TIANEPTINE
• Stablon tab. 12,5 mg  25-50 mg/h
5. OPIPRAMOL

2. TETRASIKLIK
1. MAPROTILINE
• Ludiomil
– Tab. 10 mg, 25 mg, 50 mg,
75 mg  75-150 mg/h
– Drop 2% -50 ml
– Ampul 25 mg-5 ml
2. MIANSERIN
• Tolvon tab. 10 mg, 30 mg  30-60
mg/h
3. AMOXAPINE
• Asendin tab. 100 mg  200-300
mg/h
3. MAOI-REVERSIBEL (REVERSIBEL INHIBITOR 4. FLUOXETINE
OF MONOAMINE OXYDASE-A (RIMA)) • Prozac cap.20 mg  20-40 mg/h
• MACLOBEMIDE • Nopres caplet 20 mg --. 20-40 mg/h
• Aurorix tab.150 mg  300-600 mg/h • ANSI cap. 10 mg,20 mg  20-40
4. ATYPICAL mg/h
1. TRAZODONE • Antiprestin cap. 10mg, 20 mg 20-40
• Trazone tab. 50 mg, 100 mg  100- mg/h
200 mg/h 5. CITALOPRAM
2. TIANEPTINE • Cipram tab.20 mg  20-60 mg/h
• Stablon tab. 12,5 mg  25-50 mg/h
3. MIRTAZAPINE • Indikasi penggunaan
• Remeron tab. 30 mg  15-45 mg/h Gejala sasaran : Sindroma Depresi
5. SSRI (SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE • Butir-butir dx Sindroma Depresi :
INHIBITOR) – Selama plg sedikit 2 mgg & hampir setiap
1. SENTRALINE hari mengalami :
• Zoloft tab. 50 mg  50-100 mg/h 1. Rasa hati yg murung
• Fatral tab. 50 mg  50-100 mg/h 2. Hilang minat & rasa senang
• Fridep tab. 50 mg  50-100 mg/h 3. Kurang tenaga hingga mudah lelah &
• Nudep tab. 50 mg  50-100 mg/h kendur kegiatan
2. PAROXETINE  Disertai gx :
• Seroxat tab.20 mg  20-40 mg/h 1. Pe↓ konsentrasi pikiran & perhatian
3. FLUVOXAMINE 2. Pe(-) rasa harga diri & percaya diri
• Luvox tab. 50 mg, 100 mg  50-100 3. Pikiran perihal dosa & diri tdk berguna lagi
mg/h 4. Pandangan suram & pesimistik terhdp
masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencederai
diri/bunuh diri
6. Gg tidur
7. Pe(-) nafsu makan
• Hendaya dlm fx kehidupan sehari-hari, Mekanisme kerja :
bermanifestasi dlm gx : • Sindroma Depresi disebabkan o/ def relatif salah
1. Pe ↓ kemampuan bekerja satu atau bbrp “aminergic neurotransmitter” 
2. Pe ↓ hubungan sosial nor-adrenalin, serotonin, dopamin pd sinap
3. Pe ↓ melakukan kegiatan rutin neuron di SSP khususnya sistm.limbik
• Mekanisme kerja anti-depresan :
Sindrom Depresi dpt terjd pd : 1. Menghambat re-uptake aminergic
neurotransmitter
1. Psikis
2. Menghambat penghancuran o/ enzim “
ex : gg Afektif Bipolar & Unipolar (Major Monoamine Oxidase”
Depression), gg Distimik, gg Siklotimik
Sehingga menyebabkan pe↑ jumlah “aminergic
2. Organik
neurotransmitter” pd sinaps neuron di SSP
Ex : Hypothyroid induced depression, Brain Injuri
Depression, Obat Reserpine
3. Situasional Efek samping :
Ex : gg penyesuaian + depresi 1. Sedasi  rasa kantuk, kewaspadaan ber(-),
kinerja psikomotor me↓, kemampuan kognitif
4. Penyerta me↓
Ex : gg jiwa + depresi  gg obsesi-kompulsif, gg 2. Efek anti-kolinergik  mulut kering, retensi urin,
panik, dementia penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia
gg fisik + depresi  stroke, kanker 3. Efek anti-adrenergik alfa  perubahan EKG,
hipotensi
4. Efek neurotoksis  tremor halus, gelisah,
agitasi, insomnia

– Efek samping yg tdk berat tergantung daya


toleransi dari px berkurang setelah 2-3 mgg jk
tetap dlm dosis sama
– OD/ intoksikasi Trisiklik  sebabkan • Interaksi obat :
“ATROPINE TOXIC SYNDROME”  gx : 1. Trisiklik + Haloperidol / Phenothiazine =
eksitasi SSP, hipertensi, hiperpirexia, konvulsi, mengurangi kec ekskresi dari Trisiklik  kadar
toxic confusonal state (confusion, delirium, dlm plasma me↑  terjd potensiasi efek anti-
disorientasi)  Tx : kolinergik  ileus paralitik, disuria, gg absorbsi
1. Gastric lavage  hemodialisa tdk 2. SSRI/Trisiklik + MAOI = SMS (SEROTONIN
bermanfaat krn obat trisiklik bersifat protein MALIGNANT SYNDROME) dgn gx :
binding, forced diuresis, juga tdk • GI trac distress  mual, muntah, diare
bermanfaat o.k renal axcretion of free drug
rendah • Agitasi  mudah marah, ganas
2. Diazepam 10 mg i.m  u/ mengatasi • Restlessness  gelisah
konvulsi 3. MAOI + Sympathomimetic drugs (
3. Prostigmine 0.5-1.0 mg i.m  u/ mengatasi Phenylpropanolamine, pseudoephedrine pd obt
efek anti-kolinergik  dpt diulang setiap flu/asma, nor-adrenaline pd anestesia lokal
30-45 mnt s/d gx mereda derivat amphetamine, I-dopa) = efek potensiasi
yg dpt menjrus keresiko terjdnya serangan stroke
4. Monitoring EKG  u/ deteksi kelainan jtg
4. MAOI + senyawa mengandung “tyramine” (keju,
Krn kematian dpt terjd krn Cardiac Arrest anggur) = dpt terjd krisis Hipertensi (Hypertensi
 lethal dose trisiklik : 10x theraupetik Crisis) dgn resiko serangan stroke pd px usia
dose  tdk boleh memberikan anti-depresi lanjut
dlm jumlah besar pd px serta tdk lebih dr 5. Obat anti-depresan + CNS Depressan (morphin,
dosis semgg  Anti-depresi yg relatif aman benzodiazepin, alkohol) = potensiasi efek sedasi
pada kondisi OD a/ gol. SSRI & penekanan terhdp pusat napas resiko timbul
respiratory failure
• Urutan penggunaan anti-depresi :
• Pemilihan obat
1. Trisiklik  Amitriptylin, Imipramine 1. SSRI  pertama digunakan krn efek
minimal me↑ kepatuhan minum obat, dpt
• Efek sedatif, otonomik, kardiologik relatif digunakan dlm berbagai kondisi medik,
besar (+++) spektrum efek anti-depresi luas, gx putus
• u/ px usia muda  u/ agitated depression obat sgt minimal, lethal dose yg tinggi >
2. Tetrasiklik  Maprotiline, Mianserin + Atipikal  6000 mg  relatif aman
Trazodone, Mirtazapine 2. Trisiklik  dipilih jk pilihan 1 dgn dosis
• Efek otonomik, kardiologik relatif kecil (+) adekuat dlm jangka wkt 3 bln tdk efektif 
• Efek sedasi lbh kuat (++) spektrum anti-depresan luas ttp e.s relatif
berat
• u/ px yg kondisinya kurang tahan terhdp
efek otonomik & kardiologik (usia lanjut), 3. Tetrasiklik/ atypical/ MAOI-Reversible 
sindrom depresi dgn gx anxietas & jika pilihan ke-2 tdk berhasil  spektrum
insomnia yg lebih menonjol anti-depresi sempit, e.s lebih ringan drpd
trisiklik  yg teringan a/ e.s dari MAOI 
3. SSRI  Fluoxetine, Sertraline pergantian SSRI ke MAOI membutuhkan
• Efek sedasi, otonomik, hipotensi sgt wkt 2-4 mgg istirahat u/ washout period
minimal guna mencegah timbulnya Serotonin
• u/ px retarded depression usia dewasa & Malignant syndrome
usia lanjut, gg jantung, BB lebih – Lithium sering digunakan pd unipolar recurrent
4. MAOI-Reversible  Meclobemide depresion  u/ mencegah kekambuhan sbg
• Efek hipotensi ortostatik sgt sering!!!! Px mood stabilizer dibutuhkan kadar serum lithium
lanjut usia mendadak bangun malam hari 0,4-0,8 mEq/L  kadar profilaksis  dosis 250-
ingin miksi  resiko jatuh & trauma lebih 500 mg/h
besar  posisi tbh dianjurkan tdk – Efek anti-mania kadar serum
mendadak dgn tenggang waktu & gradual – lithium 0,8-1,2 mEq/L  kadar terapeutik
– Kadar toksik >1,5 mEq/L
– Rentang kadar serum terapeutik & toksik
sempit shg membutuhkan monitoring kadar
serum lithium scr terus menerus u/ deteksi
dini intoksikasi
• Pengaturan dosis : • Lama pemberian :
Perlu mempertimbangkan :
– Pemberian obat anti-depresi dpt dilakukan
1. Onset efek primer : sekitar 2-4 mgg dalam jangka panjang o.k addiction
2. Onset efek sekunder : sekitar 12-24 jam potentialnya sgt minimal
3. Waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2 x / hr) • Kegagalan terapi obat anti-depresi pada umumnya
disebabkan :
Ada 5 proses pengaturan dosis : – Ketidakpatuhan px menggunakan obat yg
1. Initialing Dosage (test dose)  u/ mencapai disebabkan krn adanya e.s, perlu diberikan
dosis anjuran selama mgg 1 edukasi & informasi
2. Titrating Dosage (optimal dose)  mulai dosis – Pengaturan dosis obat blm adekuat
anjuran s/d mencapai dosis efektif dosis – Tdk cukup lama mempertahankan pd dosis
optimal optimal
3. Stabilizing Dosage (stabilization dose)  dosis – Menilai efek obat terpengaruh o/ persepsi px
optimal dipertahankan selama 2-3 bln yg tendensi negatif
4. Maintaining Dosage (maintenance dose)  • KI :
selama 3-6 bln  biasanya dosis pemeliharaan – Penyakit jantung koroner khususnya usia
=1/2 dosis optimal lanjut
5. Tapering Dosage (Tapering dose)  selama 1 – Glaukoma, retensi urin, hipertrofi Prostat, gg
bln  kebalikan dr proses initiating Dosage fx hati, epilepsi
• Obat anti-depresi dpt diberhentikan total  – Pd penggunaan obat lithium, kelainan fx jtg,
sindroma depresi kambuh lagi, proses dimulai ginjal & kelenjar thyroid
lagi dari awal & seterusnya – Wanita hamil & menyusui tdk dianjurkan
• Dosis pemeliharaan dianjurkan dosis tunggal pd menggunakan trisiklik resiko teratogenik
mlm hari (single dose one hour before sleep) u/ besar khususnya trimester 1 & trisiklik
gol Trisiklik & Tetrasiklik, gol. SSRI diberikan diekresikan o/ ASI
dosis tunggal pd pagi hari setelah sarapan pagi
OBAT ANTI-MANIA Indikasi penggunaan :
• obat acuan : Lithium carbonate • Gejala sasaran : SINDROM MANIA
PENGGOLONGAN : Butir-butir dx Sindroma Mania :
1. MANIA AKUT 1. Dalam jangka wkatu paling sedikit 1 mgg hampir
• HALOPERIDOL setiap hari terdapat afek (mood, suasana
1. Haldol tab. 0.5 mg, 2 mg, 5 mg  perasaan) yg paling me↑, ekspresif atau iritabel
4.5-15 mg/h 2. Keadaan tsb disertai min 4 gx :
2. Serenace 1. pe↑ aktivitas  ditmpt kerja, hubungan
– Tab. 0.5 mg, 1.5 mg, 5 mg  sosial atau sexual atau ketidak tenangan
4.5-15 mg/h fisisk
– Liq. 2mg/ml 2. Lebih banyak bicara dari lazimnya atau
adanya dorongan u/ bicara terus menerus
– Amp.5 mg/ml 5 mg (i.m) tiap
30 mnt max 45 mg/h 3. Lompat gagasan ( flight of ideas) atau
penghayatan subyektif bahwa pikirannya
3. Govotil tab. 2 mg, 5 mg 4.5-15 sdg berlomba
mg/h
4. Rasa harga diri yg melambung (gradiositas
 CARBAMAZEPINE yg dpt bertaraf samapai waham/delusi)
1. Tegretol tab.200 mg  400-600 5. Berkurangnya kebutuhan tidur
mg/h 2-3 x perhari
6. Mudah mengalihkan perhatian
2. Bamgetol caplet 200 mg  400-600 :perhatiannya cepat tertarik kpd stimulus
mg/h luar yg tdk penting atau yang tidak berarti
 VALPROIC ACID 7. Keterlibatan berlebih dlm aktivitas yang
 Depakene syr. 250 mg/ 5 ml  mengandung kemungkinan resiko tinggi
3x250 mg / h dengan akibat yang merugikan apabila
 DIVALPROEX Na tidak diperhitungkan scr bijaksana,
 Depakote tab.250 mg  3x250 mg/h misalnyaberbelanja berlebihan, tingkah
laku sexual scr terbuka, penanaman modal
scr bodoh, mengemudikan kendaraan
2. PROFILAKSIS MANIA ngebut scr tdk bertanggung jawab
• LITHIUM CARBONATE  250-500 mg/h 3. Hendaya dlm fx kehidupan sehari-hari,
bermanifestasi dgn gx : pe↓ kemampuan kerja,
hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin
Mekanisme kerja anti-mania : Gx intoksikasi --. Serum Lithium > 1.5 mEq / L
• Lithium Carbonate mrpkan obat pilihan utama u/ • Gx dini : muntah, diare, tremor kasar,
meredakan Sindroma Mania akut & Profilaksis mengantuk, konsentrasi pikiran menurun, bicara
terhdp serangan Sindrom mania yg kambuhan pd sulit, pengucapan kata tdk jelas & gaya berjalan
gg Afektif Bipolar tdk stabil
• Efek anti-mania dari Lithium disebabkan • Semakin berat intoksikasi ditandai gx :
kemampuan me(-) dopamine receptor kesadaran menurun dpt sampai coma
supersensitive, menghambat cyclic AMP dgnhipertoni otot & kedutan, oliguria, kejang-
(Adenosine monophosphate) & phosphoinositides kejang
• Monitoring kadar Lithium dlm darah (mEq/L)
Efek Samping : Faktor predisposisi intoksikasi Lithium:
• E.S Lithium : berhubungan erat dgn dosis & kondisi 1. Demam  berkeringat berlebihan
fisik px 2. Diet rendah garam  px hipertensi
• E.S dini pd tx jangka lama : 3. Diare & muntah-muntah
– Mulut kering 4. Diet u/ menurunkan BB
– Haus 5. Pemakaian bersama diuretika, anti-rematika
– GI trac distress  mual, muntah diare, feces NSAID
lunak Tx intoksikasi Lithium :
– Kelemahan otot 1. Me(-) faktor predisposisi
– Poli uria 2. Force diuresis dgn garam fisiologis ( NaCl 0.9 %)
– Tremor halus  lebih nyata pd px usia lanjut diberikan i.v sebayak 10 cc (1amp)  jk perlu
& penggunaan bersama dgn neuroleptika & hemodialisis
anti-depresan Tindakan pencegahan :
– Tdk ada efek sedai & gg ekstrapiramidal • Dgn edukasi ttg faktor predisposisi, minum scr
– E.S lain : hipotiroidism, pe↑ BB, perubahan fx secukupnya (2500 cc/h), jk berkeringat &
thyroid  pe↓kadar thyroxine & pe↑ kadar diuresisi byk harus diimbangi minum lebih
TSH, odema tungkai, metalic taste, banyak, mengenai gx dini intoksikasi, kontrol
lekositosis, gg daya ingat & komsentrasi rutin
pikiran
Interaksi obat : • Gg afektif bipolar (manic depresive dosrder) +
1. Lithium + diuretika Thiazide  dpt me↑ serangan episode mania / depresi
konsentrasi serum Lithium sebanyak 50 %  – Lithium carbonate  sbg obat profilaksis
resiko intoksikasi mjd besar  dosis Lithium hrs terhdp serangan sindrom mania/depresi dpt
di(-) 50 % agar tdk terjd intoksikasi, loop diuretika me(-) frekuensi, berat dan lamanya suatu
spt Furosemide, kurang mempengaruhi kekambuhan
konsetrasi Lithium • Jika adanya E.S dari Lithium carbonate yg tdk dpt
2. Ace inhibitor + Lithium  dpt me↑ konsentrasi ditolerir dgn baik atau krn kondisi fisik yg K.I dpt
serum Lithium shg menimbulkan gx intoksikasi diganti dgn CARBAMAZEPINE, VALPROIC ACID,
3. Haloperidol / Carbamazepin + Lithium  efek DIVALPROEX Na  ampuh u/ meredakan Sindrom
neurotoksis bertambah (dyskinesia, ataxia) ttp Mania Akut & profilaksis serangan sindrom Mania
efek neurotoksis tdk tampak pd penggunaan Depresi pd gg afektif bipolar
kombinasi Lithium dgn Haloperidol dosis rendah • Gg Afektif Unipolar (recurrent unipolar depresion)
(kurang dari 20 mg/h) – Obat anti-depresi SSRI ( Fluoxatine,
4. NSAID (indomethacin, Ibuprofen) + Lithium  Sertraline)  u/ pencegahan kekambuhan 
dpt me↑ konsentrasi aerum Lithium shg resiko lebih ampuh drpd Lithium Carbonate
intosikasi menjd besar
5. Aspirin + paracetamol (analgesia) + Lithium 
tdk ada rx

Pemilihan obat :
• Mania akut :
– Haloperidol (i.m) + tab. Lithium Carbonate
Haloperidol (i.m)  u/ hiperaktivitas,
impulsive iritabilitas dgn onset of action yg
cepat (jk perlu dgn rapid neuroleptizatoon)
– Lithium Carbonate  efek anti-mania baru
muncul setelah penggunaan 7-10 hari
Pengaturan dosis : • Sebelum & selama penggunaan obat anti-mania
• Onset efek primer (efek klinis) : 7-10 hari (1-2 mgg) Lithium Carbonate perlu pmrx lab scr periodik :
• Rentang kadar serum theraupetik  0.8-1.2 mEq/L – Pmrx kadar serum Na & K  Lithium + Na
 dicapai dgn dosis 2-3 x 500 mEq/L saling mempengaruhi ditubulus proximalis
• Kadar serum toksik : > 1.5 mEq/L renalis  kadar tsb dpt merendah pd px diet
garam & tx diuretik
• Preparat yang digunakan a/ Lithium Carbonate 
mulai dgn dosis 250 – 500 mg/h x 1-2 / h  – Tes fx ginjal  u/ melihat serum creatinin 
dinaikkan 250 mg/h (500-750 mg/mgg) diukur krn hampir semua kadar Lithium diekskresi
serum Lithium setiap mgg s/d diket kadar serum mll ginjal
Lithium berefek klinis terapeutik (0.8-1.2 mEq/L)  – Tes fx kelenjar tiroid u/ cek serum T3-T4 
dosis efektif & optimal ±1000-1500 mg/h  krn Lithium dpt merendahkan kadar serum
dipertahankan 2-3bln  diturunkan jd dosis Yodium
maintenance  konsentasi serum Lithium u/ – Pmrx EKG  krn Lithium mempengaruhi
mencegah kekambuhan (profilaksis) berkisar 0.5- cardiac repolarization
0.8 mEq/L  lebih efektif drpd 0.7-1.2 mEq/L, juga KI Lithium carbonate :
u/ me(-) insidensi dari E.S & resiko intoksikasi • Wanita hamil  krn Lithium bersifat teratogenik 
• u/ usia lanjut & px gg fisik yg dpt mempengaruhi fx dpt mll placenta & msk keperadaran drh janin
ginjal  dosis awal hrs lebih rendah khususnya dpt mempengaruhi kelenjar tiroid
• Pengukuran serum dilakukan dgn mengambil
sampel darah pd pagi hari  sblm makan obat
dosis pagi & sekitar 12 jam setelah dosis petang pd
hari sebelumnya
• Obat Lithium Carbonate diberikan setelah makan 
u/ me(-) E.S mual, muntah ,diare
OBAT ANTI-ANXIETAS/PSYCHOLEPTICS  LORAZEPAM
• Obat acuan : Diazepam/ Chlordiazepoxide  Ativan tab. 0.5 mg, 1 mg, 2 mg  2-3x
PENGGOLONGAN : 1 mg/h
1. BENZODIAZEPINE :  Renaquil tab 1 mg
• DIAZEPAM :  Merlopam tab. 0.5 mg, 2 mg
• Lovium tab 2-5 mg  oral 10-30 mg/h  CLOBAZAM
2-3 x/hr  Frisium tab.10 mg  2-3x10 mg/h
• Mentalium tab. 2 mg, 5mg, 10 mg   Clobazam-DM tab.10 mg
idem  BROMAZEPAM
• Stesolid  Lexotan tab. 1.5 mg, 3 mg, 6 mg 
• Tab. 2 mg, 5 mg 3x1.5 mg/h
• Ampul 10 mg/2cc  OXAZOLAM
• Rectal tube  CLORAZEPATE
• 5 mg/2.5 cc, 10 mg/2.5  ALPRAZOLAM
cc  < 10 kg/BB = 5  Xanax tab 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg 
mg, > 10 kg/BB = 20 mg 3x0.25 – 0.5 mg/h
• Valisanbe tab. 2-5 mg  Alganax tab 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Valium  Calmlet tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Tab. 2mg, 5 mg  Feprax tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Ampul 10 mg/2cc  Frixitas tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• CHLORDIAZEPOXIDE  Alviz tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
• Cetabrium drag. 5 mg, 10 mg  15-  Zyprax tab. 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg
30 mg/h 2-3 x/h  PRAZEPAM
• Tensinyl cap. 5 mg
2. NON-BENZODIAZEPINE  Hiperaktivitas otonomik :
• SULPIRIDE 5. Nafas pendek / terasa berat
• Dogmatil cap.50 mg  100-200 mg/h 6. Jtg berdebar
• BUSPIRONE 7. Telapak tangan dingin basah
• Buspar tab. 10 mg  15-30 mg/h 8. Mulut kering
• Tran-Q tab. 10 mg 9. Kepala pusing / rasa melayang
• Xiety tab. 10 mg 10. muat, mencret, perut tdk enak
• HYDROXYZINE 11. Muka panas / bdn menggigil
• Iterax caplet 25 mg  3x 25 mg/h 12. BAK sering
13. Sukar menelan / rasa tersumbat
Indikasi :  Kewaspadaan berlebihan & penangkapan
• Gx sasaran : Sindrom Anxietas berkurang :
Butir-butir Dx Sindrom Anxietas : 14. Perasaan jadi peka /mudah ngilu
1. Adanya perasaan cemas atau khawatir yg tdk 15. Mudah terkejut / kaget
realistik terhdp 2 atau lebih hal yg dipersepsi sbg 16. Sulit konsentrasi pikiran
ancaman, perasaan ini dpt menyebabkan
individu tdk mampu istirahat dgn tenang (inability 17. Sukar tidur
to relax) 18. Mudah tersinggung
2. Terdpt min 6 dr 18 gx : 3. Hendaya dl fx kehidupan sehari-hari,
• Ketegangan Motorik : bermanifestasi dlm gx :
1. Kedutan otot atau rasa gemetar  pe↓ kemampuan bekerja, hubungan sosial,
melakukan kegiatan rutin
2. Otot tegang / kaku/ pegel linu
3. Tdk dpt diam
4. Mudah lelah
Sindrom Anxietas dpt terjd : Efek anti-anxietas :
• Psikis : 1. Sedasi  mengantuk, kewaspadaan berkurang,
– gg anxietas umum kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
– Gg oanik melemah
– Gg fobik 2. Relaksasi otot  rasa lemas, cepat lelah
– Gg obsesif-kompulsif
– Gg stres pasca trauma • Potensi menimbulkan ketergantungan lbh rendah
dari narkotika o.k at theraupetik dose they have
• Organik : low re-inforcing properties  potensi timbulkan
– Hyperthyroid ketergantungan oabt disebabkan o.k efek obat
– Pheochromocytosis yg msh dpt dipertahankan setelah dosis terakhir
• Situasional : berlangsung sgt singkat  ketergantungan lbh
– Gg penyesuaian + anxietas sering terjd pd px gn riwayat peminum alkohol,
penyalahgunaan obat( drug abusers) atau
– Gg cemas perpisahan unstable personalities  o.k Benzodiazepin ≠ u/
• Penyerta : px tsb --. u/ me(-) ketergantungan mx tx 3 bln
– Gg jiwa + anxiety  skizofrenia, gg paranoid (100 hr) dlm rentang dosis teraupetik
– Penyakit fisik + anxiety  stroke, kanker • Penghentian obat mendadak  gx putus obat
(rebound phenomena) :
Mekanisme kerja : – Px menjd iritabel
• Anxietas disebabkan hiperaktivitas dari sistm limbik – Bingung
SSP yg terdiri dari dopaminergic, noaradrenergic, – Gelisah
serotoninergic neurons yg dikendalikan o/ GABA- – Onsomnia
ergic neurons ( Gamma Amino Butiric Acid, suatu – Tremor
inhibitory neurotransmiter
– Palpitasi
• Obat anti anxietas Benzodiazepine yg bereaksi dgn
reseptor ( reseptor Benzodiazepine) akan – Keringat dingin
mengreinforce the inhibitory action of GABA ergic – Konvulsi
neuron shg hiperaktivitas tsb mereda
Berkaitan dgn penurunan kadar Benzodiazepin Pemilihan obat :
dlm plasma  u/ Benzodiazepine dgn wkt paruh • Gol. Benzodiazepine  obat anti-anxietas
pdk lbh cepat & hebat gx putus obat dibandingkan mempunyai teraupetik lbh tinggi dan lbh kurang
dgn Benzodiazepin dgn wkt paruh pjg ( Clobazam menimbulkan adiksi dgn toksisitas yg rendah
dibandingkan meprobamate / phenobarbital 
sgt min dlm menimbulkan gx pts obat) Phenobarbital menginduksi enzim mikrosomal
dihepar sdg Benzodiazepine tdk
Interaksi obat : • Gol. Benzodiazepine  drug of choice dari semua
1. Benzodiazepine + CNS depresant obat yg mempunyai efek anti-anxietas  krn
(phenobarbital, alcohol, obat anti-psikosis, anti- spesifisitas, potensi & keamanannya
depresi, opiates)  potensiasi efek sedasi & • Spektrum klinis Benzodiazepine meliputi efek anti-
penekanan pusat napas, resiko timbulnya anxietas, anti-konvulsan, anti-insomnia,
respiratory failure premedikasi tidakan operatif
2. Benzodiazepine + CNS stimulants – Diazepam / Chlordiazepoxide 
(amphetamine, caffein, appetite suppressant )  broadspectrum
antagonisme efek anti-anxietas shg efek – Nitrazepam/Flurazepam  dosis anti-
Benzodiazepine menurun anxietas & anti-insomnia berdekatan ( non
3. Benzodiazepine + Neuroleptika  manfaat efek dose-related ) lbh efektif sbg anti0insomnia
klinis dari Benzodiazepine mengurangi – Midazolam  onset cepat & kerja singkat,
kebutuhan dosis neuroleptika shg resiko efek sesuai kebutuhan u/ premedikasi tindakan
samping neuroleptika berkurang operatif
– Bromazepam, Lorazepam, Clobazam  dosis
anti-anxietas & anti-insomnia berjauhan
(dose-related), lbh efektif sbg anti-anxietas
• Beberapa spesifikasi :
– Clobazam = 1.5 benzodiazepine 
psychomotor performance paling kurang
terpengaruh u/ px dewasa & usia lanjut yg
ingin tetap aktif
– Lorazepam = short half life Benzodiazepine & Lama pemberian :
no signification accumulation at clinical dose • Sindrom anxietas yg disebabkan faktor situasi
 u/ px dgn kelainan fx ginjal dan hati eksternal  tx tdk lebih 1-3 bln
– Alprazolam  efektif u/ anxietas anti-sipatorik • Pemebrian sewaktu-waktu dpt dilakukan jk sindrom
 onset of action lbh cepat dan mempunyai anxietas dpt diramalkan saat dtgnya & hy pd situasi
komponen efek anti-depresi ttt (anticipatory anxiety) serta terjdnya tdk sering
– Sulpiride-50  efektif u/ meredakan gx • Penghentian bertahap (stepwise)  agar tdk
somatik dari sindrom anxietas & plg kecil timbulkan gx lepas obat (withdrawal symptoms)
resiko ketergantungan obat
Khusus :
Pengaturan dosis : • KI :
• Steady state y.i keadaan dgn jumlah obat yg masuk – Px hipersensitif terhdp benzodiazepine
kedlm badan = jumlah yg keluar dari bdn  dpt
dicapai setelah 5-7 hari dgn dosis 2-3 x/h (half life=, – Galucoma
24 jam) --. Onset of action cepat & langsung – Myasthenia gravis
memberikan efek – Chronic pulmonary insufficiency
• Efek klinis tampak jk kadar obat dlm darah telah – Chronic renal or hepatic diease
mencapai steady state • Gx OD / intoksikasi :
• Pengaturan dosis tdk perlu spt neuroleptika & – Kesadaran menurun, lemas, jarang coma
anti=depresan – Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi
• Dosis awal (dosis anjuran)  dinaikan setiap 3-5 hr menurun
sampai mencapai dosis optimal  dipertahankan 2- – Ataksia, distria, confusion, rfx fisiologis
3 mgg  diturunkan 1/8 x setiap 2-4 mgg  dosis menurun
minimal yg masih efektif (maintenance dose)  jk
kambuh dinaikkan lagi & jk tetap efektif • terapi suportif : tata laksana terhdp “ Respiratory
pertahankan 4-8 mgg  tapering off Depression” & Shock
• Terapi kausal : Benzodiazepine antagonist 
Flumazenil (anexate) ampul 0.5 mg/5 cc i.v
• Pada Diazepam s/d 1400 mg & Chlorazepoxide ANTI INSOMNIA
6000 mg  tdk ada yg sebabkan kematian
meskipun kondisi OD Obat acuan : Phenobarbital
• Wanita hamil trimester I  Efek teratogenik  PENGGOLONGAN :
benzodiazepine dpt melewati placenta & 1. BENZODIAZEPINE
mempengaruhi janin • NITRAZEPAM
• Tx Benzidiazepine pd persalinan (khususnya dosis • Dumolid tab 5 mg  dewasa 2
tinggi) hrs dihindarkan o.k sebabkan hyponia, tab, usia lanjut 1 tab
penekanan pernapasan & hypothermia pd anak yg • TRIAZOLAM
dilahirkan • Halcion
• Penderita usia lanjut & anak  terjd rx berlawanan • Tab. 0.125 mg 
(paradoxical reaction) berupa : dewasa 2 tab, usia lanjut
– Kegelisahan 1 tab
– Iritabilitas • Tab 0.250 mg 
– Disinhibisi dewasa 2 tab , usia
– Spastisitas otot meningkat lanjut ½ tab
– Gg tidur • ESTAZOLAM
• Esilgan tab 1 mg, tab 2 mg 
1-2 mg/ tiap malam
2. NON BENZZODIAZEPINE
• CHLORAL-HYDRATE
• PHENOBARBITAL
INDIKASI PENGGUNAAN Indikasi obat anti-insomnia :
Gejala sasaran : Sindroma insomnia • Transient & shortterm insomnia  kasus
Butir dx Sindrom Insomnia : longterm insomnia harus hati-hati  cari dulu
1. Membutuhkan wkt lbh dari ½ jam u/ tertidur penyebab dasar gg tidur & tx ditujukan pd
(trouble in failing asleep) atau tidur lagi setelah penyebab
terbangun shg siklus tidur tdk utuh & • Penyebab sindroma insomnia :
menimbulkan keluhan gg kesehatan 1. Psikis :
2. Hendaya dlm fx kehidupan sehari-hari, – Gg afektif bipolar & unipolar (episode
bermanifestasi dlm gx : penurunan kemampuan mania / depresi)
bekerja, hubungan sosial, melakukan kegiatan – Gg anxietas  Panik, fobia
rutin 2. Organik :
– Hypertiroidism,
• Lama tidur tdk dpt dijadikan acuan o.k bersifat – Putus obat penekan SSP 
sgt individual benzodiazepine, Phenobarbital,
– Long sleeper  7-8 jam/hr narkotika
– Short sleeper --. 3-4 jam /hr – Zat perangsang SSP  caffein,
ephedrine, amphetamine
• Sindrom insomnia dibagi 3 : 3. Situasional :
1. transient insomnia  berlgs 2-3 hari – Gg penyesuaian + anxietas/depresi
2. Shortterm insomnia  berlgs s/d 3 mgg – Stress psikososial
3. Longterm insomnia  berlgs dlm periode 4. Penyerta :
waktu yg lebih lama & biasanya – Gg fisik + insomnia
disebabkan o/ kondisi medik atau psikiatri – Gg jiwa + insomnia  skizofrenia, gg
ttt paranoid
 Jika penyebab tidak ditemukan  Primary
Insomnia
Mekanisme kerja : Efek obat anti-insomnia :
• Proses tidur = siklus yg terdiri : • E.S : supresi SSP pd saat tidur --. Hati-hati pd px
– Stadium jaga : wake dgn insufesiensi pernapasan, uremia, gg fx hati
– Stadium 1 : gelombang alfa, beta, theta  o.k keadaan tsb terjd penurunan SSP &
memudahkan timbulnya coma  pd usia lanjut
– Stadium 2 : gelombang delta 20 % dpt terjd oversedation shg resiko jatuh & trauma
– Stadium 3 : gelombang delta 20-50 % jd besar sering terjd hip fracture
– Stadium 4 : gelombang delta > 50%  delta • Waktu paruh :
sleep – Waktu paruh singkat : ± 4 jam  Triazolam
– Stadium REM (rapid Eye Movement) : REM  gx rebound lbh berat pd pagi hari &
sleep s/dmenjadi panik
Satu siklus berlangsung 90 mnt  terjd 4-5 siklus – Waktu paruh sedang  Estazolam  gx
tidur yg teratur pd tidur normal rebound lebih ringan
– Tidur ringan : stadium 1 & 2 – Waktu paruh panjang  Nitrazepam 
– Tidur dalam : stadium 3 & 4  Non REM menimbulkan gx hangover pd pagi hari &
sleep intensifyng day-time sleepiness
– Tidur dangkal : stadium REM  terjd mimpi • Penggunaan lama obat anti-insomnia
gol.Benzodiazepin  sebabkan rage reaction y.i
• Obat Benzodiazepin  tdk sebabkan REM perilaku penyerang & ganas
supression & rebound
• Px depresi terjd pe(-) delta sleep (gel.delta <20%)
 tdk pulas tdr & mudah terbangun Interaksi obat :
• Awal depresi  defisit REM sleep (0-10 % dimana 1. Obat anti-insomnia + CNS depresan (alkohol) --.
org normal 20%)  tdk pulas tidur sering terbangun Potensiasi efek supresi SSP yg dpt sebabkan
krn mimpi buruk  REM bertambah u/ mengatasi oversedation & respiratory failure
defisit  siklus tidur jd tdk teratur 2. Obat gol Benzodiazepine  tdk meninduce
• Obat anti-depresan (trisiklik & tetrasiklik )  hepatic microsomal enzymnes atau produce
menekan & menghilangkan REM sleep & protein binding displacement  jarang
meningkatkan delta sleep  px tidur lbh nyaman menimbulkan interaksi obat atau dgn kondisi
tdk tergg mimpi buruk  jk obat mendadak medik ttt
dihentikan terjdi REM rebound dimana px alami 3. OD jarang menimbulkan kematian ttp jk disertai
mimpi buruk lagi alkohol atau CNS Depressant lain resiko
kematian menjadi meningkat

Anda mungkin juga menyukai