Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PRAKTIKUM BIOKIMIA: VITAMIN

Nama : Rossy Ayu Tejaningrum

NIM: 20119092

Kelas : TLM 1B
A. Jawablah Pertanyaan dibawah ini berdasarkan video yang telah diberikan!
1. Apa isi kandungan dari betadine?
Sebagai control digunakan tablet vitamin C 500gr diambil sebanyak 20 butir dilarutkan
dalam 10 ml air. Sebagai indicator digunakan larutan betadine yang mengandung
betadine mengandung povidone iodine 10% yang setara dengan iodine 1%.
Bila dalam larutan betadine dimasukkan Vitamin C, maka akan terjadi reaksi antara asam
askorbat dan ion iodin. Akibatnya, iodin yang terlarut akan hilang dari air, dan warna air
akan menjadi bening.
Sifat ini dimanfaatkan untuk menjernihkan air dalam instalasi air minum, di mana iodin
digunakan untuk membunuh bakteri, virus dan jamur. Dengan dimasukkan asam
askorbat, maka iodin akan dinetralkan bau, warna dan rasanya, dan air dapat dikonsumsi
oleh manusia.
2. Mengapa betadin dapat dipergunakan untuk identifikasi vitamin C?
Karena sebagai indicator digunakan larutan betadine yang mengandung betadine
mengandung povidone iodine 10% yang setara dengan iodine 1%. Iodine ini lah yang
sebenarnya menjadi indikator, karena reaksi antara asam askorbat dalam vitamin C dan
iodin akan menghilangkan warna dari iodine.
3. Mengapa sari buah lemon yang pada saat ditambahkan betadin, tidak memberikan
perubahan warna, tetapi dianggap mempunyai kandungan vitamin C tertinggi
dibandingkan yang lain?
Karena semakin banyak vitamin C yang terkandung pada bahan makanan,maka dia akan
mengikat molekul zat warna iodine lebih banyak juga. Jadi warna yang dihasilkan pada
bahan yang banyak mengandung vitamin C menjadi bening atau keruh menunjukkan
tidak ada lagi molekul zat warna iodine bebas karna sudah sudah diikat oleh molekul
vitamin C.
4. Reaksi Apa yang terjadi antara vitamin C pada lemon dengan kandungan dalam betadin?
reaksi antara asam askorbat dan ion iodin. Asam askorbat merupakan senyawa yang
bersifat asam (ph < 7), dan dapat bereaksi degan ion terlarut dalam air. ... Bila dalam
larutan betadine dimasukkan Vitamin C, maka akan terjadi reaksi antara asam askorbat
dan ion iodin. Akibatnya, iodin yang terlarut akan hilang dari air, dan warna air akan
menjadi bening.
B. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan vitamin yang terdapat pada
diktat biokimia pada bab Vitamin.
.1. VITAMIN A
a. Pereaksi Carr-Price
Hasil reaksinya terbentuk warna biru yang berubah menjadi merah coklat beratti positif
mengandung vitamin A. Berdasarkan teori, penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan
dengan 2 metode, yakni dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi trikloroasetat (TCA).
Vitamin A dengan Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi
merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang
terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penentuan
b. Pereaksi Trikloroasetat(TCA)
Hasil reaksinya terbentuk warna biru kehijauan berarti positif mengandung vitamin A.
Pada percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada prosedur A dari warna biru berubah
menjadi warna coklat pekat yang menandakan hasil yang positif atau terdapat vitamin A.
Hal ini juga dibuktikan pada prosedur B diperoleh hasil larutan yang berwarna biru
kehijauan yang menandakan positif terdapat vitamin A. Ini dikarenakan pada reaksi yang
dipakai dengan TCA pada prosedur B akan menunjukkan larutan berwarna biru kehijauan
sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung. TCA merupakan dasar
penentuan secara kualitatif adanya vitamin A..
2. VITAMIN D
Prosedur uji identifikasi vitamin D
Hasil reaksinya terbentuk warna jingga-kuning berarti positif mengandung vitamin D.
Pada percobaan ini, hasil yang diperoleh warna kuning yang menunjukan vitamin D
positif. Vitamin D ini umumnya stabil pada pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D
secara lambat dapat didestruksi pada lingkungan alkalis, terutama bila terdapat udara dan
cahaya. Pemanasan dan penambahan H2O2 bertujuan untuk merusak vitamin A yang
terdapat dalam minyak ikan sehingga vitamin D dapat teridentifikasi secara jelas, sebab
vitamin D tahan terhadap pemanasan. H2O2 disini bertindak sebagai reduktor yang
mengoksidasi. Oksidasi ini ditandai dengan hilangnya gelembung secara perlahan-lahan.
Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D.
3. VITAMIN B1
Prosedur pengujian identifikasi vitamin B1
a. Prsedur A
Hasil rekasinya jika timbul endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif
mengandung vitamin B1. Pada percobaan ini, digunakan thiamin yang dicampurkan
dengan Pb-asetat dan NaOH agar mempercepat dekomposisi thiamin melaui reaksi
pertukaran basa yang melibatkan suatu nukleofilik dan pemindahan gugus metilen
dari bagian pirimidin sehingga menghasilkan warna kuning. Karena adanya Pb-astetat
(logam), thiamin mudah terurai sehingga warna kuning yang telah dihasilkan akan
mengendap menjadi coklat hitam dan ini menunjukkan larutan thiamin positif
mengandung B1.
b. Prosedur B
Hasil reaksinya jika timbul warna endapan merah jingga berarti positif mengandung
B1. Pada percobaan ini, digunakan pula Bi(NO3)3 yang merupakan logam yang
berfungsi untuk memberikan endapan dan KI yang bersifat asam kuat ditambahkan
agar thiamin stabil dan tidak rusak, sebab thiamin tahan terhadap asam dan dapat
rusak dalam suasana alkalis atau netral.
4, VITAMIN B6
Prosedur pengujian identifikasi vitamin B6
a. Prosedur A
Hasil reaksinya jika terbentuk warna biru-ungu berarti positif mengandung B6. Pada
percobaan ini, digunakan salah satu dari bentuk senyawa vitamin B 6 yaitu pirodoksin
karena dibandingkan dengan yang lainnya, larutan ini paling tahan terhadap pengaruh
pengolahan dan penyimpanan serta panas. Larutan pirodoksin yang dicampurkan
dengan CuSO4 2% berwarna biru yang bersifat tidak menyerap warna tetapi
memantulkan cahaya, kemudian dicampurkan dengan NaOH yang berwarna bening
menunjukkan warna ungu kebiru-biruan, ini membuktikan bahwa adanya vitamin B6
dalam larutan.
b. Prosedur B
Hasil reaksinya jika terbentuk wana jingga sampai merah tua berarti mengandung
vitamin B6. Pada percobaan kedua, pirodoksin yang dicampurkan dengan FeCl3
didapatkan hasil yang berwarna jingga tua. Hal ini berarti sesuai denga teori yang
menjelaskan bahwa vitamin B6 positif bila membentuk warna jingga hingga merah tua
karena besi (FeCl3) dapat memberikan tambahan gugus penarik elektron.
5. VITAMIN C
a. Prosedur A
Hasil reaksinya jika terbentuk warna hijau kekuningan sampai merah berarti positif
mengandung vitamin C. Pada percobaan ini, digunakan asam askorbat yang
dicampurkan dengan pereaksi Benedict menghasilkan warna kuning dan setelah
dipanaskan maka terbentuk endapan merah bata, karena sifat dari asam askorbat yang
mudah dioksidasi terutama saat pemanasan.
b. Prosedur B
Hasil reaksinya jika terbentuk warna merah-ungu berarti positif mengandung vitamin
C. pada prosedur yang kedua asam askorbat ditambahkan dengan NaHCO 3 5% agar
mendapatkan larutan yang netral dengan penambahan FeCl3 yang berfungsi untuk
mempercepat reaksi sehingga terbentuklah warna merah. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa adanya warna merah ungu.
6. VITAMIN E

Zat dalam spirtus ditambah HNO3 dipanaskan terjadi warna merah. Mekanisme pada
proses pengujian yaitu, sampel ditambahkan alkohol absolute, bertujuan untuk
mengisolasi/memisahkan vitamin E dari sampel kemudian di tambahkan 5 tetes
HNO3dan dipanaskan untuk mengubah alpha-tocopherol menjadi alpha-tocopherol
kuinon yang dapat direduksi menjadi alpha-tocopherol kuinol, hasil positif ditandai
dengan terbentuknya senyawa kompleks berwarna merah

7. VITAMIN K
a. Prosedur a
Pada 50 mg zat dalam 1 ml etanol. Tambahkan 1ml HCL pekat. Panaskan diatas
penangas air terjadi warna merah.
b. Prosedur b
Pada 50 mg zat ditambah 5 ml aquadest dan 75 mg NaHSO3. Panaskan diatas
penangas air,kocok kuat sampai larut,tambahkan air sampai 50 ml. Pada 2 ml larutan
tersebut tambahkan 2 ml campuran etanol dan NH4OH volume sama,lalu 3 tetes
sianoasetat,terjadi warna ungu kemudian tambahkan 1 ml NaOH terjadi warna hijau
sampai kuning.

Anda mungkin juga menyukai