Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 4 : Dede Mahpudin

Gina Mastura Viliana


Rusinih

ANALISIS FARMASI
ASAM SALISILAT
Acidium salicylicum

C7H6O3 BM = 138,12
Golongan analisis : IA
Asam : C7H6O3 (138,1) ; jarak cair : 158 161°C
Garam natrium : NaC7H5O3, (160,1)
Jarum kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih, mula-mula berasa agak manis, lalu tajam.
Larut Air etanol Aseton eter kloroform
dalam
Bentuk zat
Asam 1 : 600 1:3 1:3 1:5 1 : 60
(1 : 15 pada
100Oc)
Garam Natrium 1:1 1 : 10 1 : 120 Tak larut Tak larut

Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 7H6O3,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih rasa
agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis wama putih dan tidak berbau. Jika
dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau
lemah mirip mentol.
Kelarutan Sukar larut dalan air dan dalam benzena; mudah larut dalam etanol dan dalam
eter, larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam kloroform.
Identifikasi Menunjukkan reaksi Salisilat seperti yang tertera pada Uji Identifikani Umum
<291>.
Jarak lebur <1021> Antara 158 dan 161
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan di atas silika gel
selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan penetapan menggunakan larutan uji yang
dibuat sebagai berikut: Panaskan 1,5 g zat dalam 75 ml air hingga larut, dinginkan,
tambahkan air sampai volume semula dan saring 25 ml filtrat tidak lebih keruh dari larutan
blangko yang ditambah 0,10 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan sebagai berikut; Larutkan 12,0 g zat dalam
37 ml aseton P, tambahkan 3 ml air. Lakukan titrasi secara potensiometrik dengan timbal
perklorat 0,02 M yang dibuat dengan melarutkan 9,20 g timbal perklorat P dalam air hingga
1000 ml. Gunakan pH meter dengan reprodusibilitas minimum +0,1 mV seperti yang tertera
pada Penetapan pH <1071> yang dilengkapi dengan elektrode timbal dan elektrode kaca
pem- banding perak-perak klorida yang berisi larutan tetraetilamonium perklorat P dalam
asam asetat glasial P (1 dalam 44): digunakan tidak lebih dari 1,25 ml timbal perklorat 0,02
M.
Pemerikaan kualitatif
1. Reaksi besi (III) klorida : warna ungu.
2. Kepada asam atau garanınya ditambahkan asam sulfat pekat dan metanol, kemudian
dipanaskan; tercium bau khas metil salisilat.
3. Reaksi tetes dengan larutan NBD-klorida : kuning sitrun.
Penentuan kuantitatif
1. Asam: menurut FE 3.
2. Garam natrium, Titrasi: larutan zat dalam asam asetat dititrasi dengan 0,05 N asam
perklorn (1/20 mmol) sampai timbul warna biru-hijau; indikator ungu kristal.
3. E dalam 0,1N N2OH: 535 pada 242 nm 435 pada 328 nm. 1% 1 cm
4. Titrasi menurut FI3, halaman 56.

ASAM OKSALAT
Acidum oxalicum
H2C2O4 BM = 126
Golongan analisis :V
Asam : H2C2O4 . 2H2O (126,1); jarak cair: 99 – 104°C
Garam kalium : K2C2O4 . H2O (184,2)
Garam natrium : Na2C2O2 (134,0)
Kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih, rasa sangat asam.
Larut Air etanol aseton eter kloroform
dalam
Bentuk zat
Asam 1:7 1:3 1 : 15 1 : 70 Tak larut
Garam K, Na 1 : 70 Tak larut Tak larut Tak larut Tak larut

Pemerikan kualitatif
1. Asam oksalat dan asam sulfat dipanaskan, terbentuk karbon monoksida dan karbon
dioksida
2. Larutan 50 mg zat dalam 2 ml air ditambahkan 10 mg tesorsin. Kemudian tambahkan
hati- hati sulfat pekat sampai terbentuk lapisan. Pada pemanasan perlahan-lahan terbentuk
cincin berwarna biru hijau di batas kedua lapisan itu.
3. Larutan 100 mg zat dalam 2 ml air diberi 3 tetes larutan kalsium klorida 10%; terbentuk
endapan putih kalsium oksalat. Endapan ini disaring, dicuci, dan dilarutkan dalam 4 ml
3N asam sulfat dan 1 ml kalium permanganat, warna semula hilang.
Penentuan kuantitatif
Titrasi : larutan zat dalam air dititrasi dengan 0,1 N NaOH (1/20 mmol); indikator
fenolftalein.
Nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat,
10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen
pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat,
contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal
yang sering ditemukan.
Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam
oksalat anhidrat (H2C2O4) yang mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan mempunyai
melting point 187°C. Sifat dari asam oksalat anhidrat adalah tidak berbau berwarna putih, dan
tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam oksalat yang dijual di pasar
an yang mempunyai rumus bangun (H2C2O4.2H2O), dengan berat molekul 126,07 gr/mol dan
melting point 101,5°C dan mengandung 71,42 % asam oksalat anhidrat dan 28,58 % air,
bersifat tidak bau dan dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100°C.
Asam oksalat terdistribusi secara luas dalam bentuk garam pottasium dan kalsium yang
terdapat pada daun, akar dan rhizoma dari berbagai macam tanaman. Asam oksalat juga
terdapat pada air kencing manusia dan hewan dalam bentuk garam kalsium yang merupakan
senyawa terbesar dalam ginjal. Kelarutan asam oksalat dalam etanol pada suhu 15,6 oC dan
etil eter pada suhu 25oC adalah 23,7 g / 100 g solvent dan 1,5 g / 100 g solvent. Makanan
yang banyak mengandung asam oksalat adalah coklat, kopi, strawberry, kacang dan
bayam. ( Kirk R.E, Othmer D.F, hal.618 – 635, 1945 )

ASAM UNDESILENAT
Acidum Undecylenicum
CH2-CHCH2(CH2)2CH2COOH
Asam 10-undersenoat (112-38-9)
C11H20O2 BM 1184.28
Asam Undesilenat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 100,5%
C11H20O2.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat; bau khas.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan kloroform,
dengan eter, dengan benzena dan dengan minyak lemak dan minyak atsiri.
Identifikasi
A. Pada 1 ml tambahkan kalium permanganat LP tetes demi tetes: warna kalium
permanganat hilang.
B. Panaskan 3 ml zat uji dengan 3 ml anilin P yang baru disuling, dalam tabung reaksi
panjang, selama 10 menit, atur pemanasan hingga cincin kondensasi yang terbentuk tetap
di bawah mulut tabung. Dinginkan, tambahkan 10 ml etanol P dan 10 ml eter P,
pindahkan ke dalam corong pisah. Cuci lapisan eter 4 kali, tiap kali dengan 20 ml air,
buang cairan cucian. Panaskan di atas tangas uap hingga bau eter tak tercium lagi,
kemudian tambahkan beberapa mg arang aktif P, campur dan saring. Uapkan filtrat
hingga hampir kering dan hablurkan kembali residu dengan etanol P 70%, hablur anilida
yang diperoleh melebuar pada suhu antara 66° dan 67,5°.
Suhu beku <1101> Tidak lebih dari 21.
Bobot jenis <981> Antara 0,910 dan 0,913
Sisa pemijaran 301> Tidak lebih dari 0,15%
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Indeks bias <1001> Antara 1,447 dan 1,448.
Bilangan iodum Antara 131 dan 138; lakukan penetapan seperti yang tertera pada Lemak
dan Minyak Lemak <491>
Asam larut dalam air Kocok 5 ml dengan 5 ml air dan saring lapisan air melalui kertas
saring basah. Tambahkan 1 tetes jingga metil LP, titrasi dengan natrum hidroksida 0,01 N LV
diperlukan tidak lebih dari 1.0 ml Natrium hidroksida 0,01 N LV untuk menyesualan warma
deng2an larutan 1 tetes jingga metil LP dalam 5 ml air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg larutkan dalam 50 ml etanol P.
tambahkan 3 tetes fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidraksida 0,1 N LV hingga
terbentuk warna merah muda pertama yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik.
Lakukan penetapan blangko.
1 ml Natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 18,43 mg C11H20O2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

ASAM BORAT
Acidum Boricum

Rumus molekul
H3BO3

Berat molekul
61,83 gr mol−1

Penampilan Kristal padat berwarna putih

Densitas
1,435 gr/cm3
Titik leleh 170,9 °C, 444 K, 340 °F

Titik didih 300 °C, 573 K, 572 °F

2,52 gr/100 mL (0 °C)


4,72 gr/100 mL (20 °C)

5,70 gr/100 mL (25 °C)


 
19,10 gr/100 mL (80 °C)
Kelarutan dalam air 27,53 g/100 mL (100 °C)

Larut dalam alcohol yang lebih


rendah;

Larut sedang dalam piridin;

Kelarutan dalam pelarut lain Sangat sedikit larut dalam aseton

9,24
Keasaman (pKa)

Struktur Asam Borat

Bentuk molekul Trigonal planar

Momen dipol Nol

Bahaya

Klasifikasi Uni NFPA Titik


MSDS Eropa 704 Nyala
LD50

MSDS Sangat berbahaya Tidak 2660 mg/kg,


Eksternal (Xn) Repr. Cat. 2 010 menyala oral (tikus)
Senyawa Terkait

Senyawa terkait Boron trioksida dan Boraks

Analisis Kualitatif Boraks/borat dapat dilakukan dengan reaksi nyala :


Asam borat direaksikan dengan H2SO4 P dan methanol pada sampel telah disentrifugasi akan
menghasilkan nula berwarna hijau apabila dibakar.
Na2B4O7 + H2SO4 + 5H2O → 4H3BO3 ↑+ 2Na+ + S Kemudian H3BO3 dicampur methanol
H3BO3 + 3CH3OH → B(OCH3)3↑ + 3H2O
Analisis Kuantitatif Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa (basa bebas,
dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan standart
asam.
Na2B4O7·10H2O + 2 HCl → 4 B(OH)3 [atau H3BO3] + 2 NaCl + 5 H2O
ASAM NIKOTINAT

Nama Lain : - Acidum nicotinicum


- Niconacid

Struktur :

Ciri- Ciri : - Golongan analisis V


- Rumus KimiaC6H5NO2
- Jarak cair : 234 ˚C - 237˚C
- Bubuk kristal putih

Kelarutan :
Kelarutan dalam Air etanol Aseton Ester Kloroform
1 : 75 1 : 80 Tak larut Tak larut Tak larut

Pemeriksaan Kualitatif :
1. Pemeriksaan cincin piridin dengan larutan 1-klor-2,4-dinitro benzol : warna merah
anggur tua.
2. Sejumlah 0,1 g zat bersama kira – kira 10 mg asam sitrat dan 3 tetes anhidrida asetat
dipanaskan dipenangas air. Larutan berwarna merah karmin (ungu muda).
3. Larutan zat dalam air dinetralkan dengan 0,1 N NaOH dan ditambahkan larutan
tembaga sulfat 2% terbentuk endaan kristal biru terang.

Pemeriksaan Kualitatif :
1. Alkalimetri menurut FE 3: larutan zat dalam air dititrasi dengan 0,1 N NaOH (1/10
mmol) indicator fenolftalein.
1%
2. E dalam 0,1 N HCl: 420 ada 260 nm.
1 cm

ASAM LAKTAT

Nama Lain : - Lactic acid

- Milk acid

Struktur :

Ciri- Ciri : - Rumus Kimia C3H6O3

- Rumus KimiaC6H5NO2

- Jarak cair : 53˚C

Pemeriksaan Kualitatif :
Kadar asam laktat dapat dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri yang
telah dilakukan oleh Barker dan Summerson (1941). Asam laktat mula-mula dioksidasi
membentuk asetaldehid dengan penambahan asam sulfat pekat panas lalu dibiarkan
mendingin. Kemudian dilakukan penambahan PHP (parahydroxyphenol) dan CuSO 4 ke
larutan.

Pemeriksaan Kualitatif :
Analisis Kualitatif Asam Laktat dengan KCKT (Zhuo et al. 211; Sikder et al. 212)

ASAM MEFENAMAT
Anggota dari turunan asam antranilat (atau fenamate) obat NSAID.

Rumus: C 15 H 15 N O 2
Nama kimia : Asam N-2,3-xililantranilat
Berat molekul : 241,29
Pemerian : Serbuk halus, putih atau hampir putih; melebur pada suhu lebih kurang
230 ˚C-231 ˚C(Bergelembung)
Pemeriksaan Kualitatif:
1. Zat bersama asam sulfat dipanaskan sebentar: terjadi fluoresensi putih-biru.
Sesudah campuran didinginkan,ditambahkan 1 tetes 0,1 N K₂Cr₂O₇; Timbul
warna kuat yang cepat berubah menjadi hijau-biru
2. Reaksi dengan FeCl₂ dalam etanol: ungu
3. Reaksi Vitali-Morin: Merah tua
4. Percobaan Lieberman: Positif
Pemeriksaan Kuantitatif:
1. Titrasi menurut Farmakope Inggris 1980: Larutan zat dalam 100ml etanol
dititrasi dengan 0,1 N NaOH (1/10 mmol);Indikator merah fenol
2. E 1% 1cm dalam 0,1 N NaOH:420 pada 285 nm
ASAM TARTRAT
Nama lain: Acidium tartaricum,(R-R)-asam tartrat
Struktur:
Golongan analisis: V
Asam: C4H6O6 (150,1) jarak cair: 168-174 ˚C
Kristal berkilauan,tak berbau,,atau bubuk kristal putih,rasa asam.

Pemeriksaan Kualitatif:
1. Larutan 50 mg zat dalam 2ml air direaksikan dengan 10mg resorsin p.a, Tambahkan
asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga terbentuk lapisan diatas campuran
tadi,Pada pemanasan lemah terbentuk warna ungu pada batas kedua larutan tersebut.
Bila dipanaskan lebih lanjut,warna ungu itu masuk ke dalam lapisan sulfat (Reaksi
Mohler)
2. Sejumlah 10-20 mg zat dilarutkan dalam 5ml air,setelah itu ditambahkan 1 tetes
larutab besi (II) sulfat 3% dan 1 tetes hidrogen peroksida 3% terbentuk warna
kuning,tambahkan 3 N NaOH setets-setetes,larutan tak berwarna,kemudian biru kuat
sampai ungu (Reaksi Fenton)
3. Sejumlah 5 mg zat direaksikan dengan 3,5ml pridin dan 1,5ml Anhidrida asetat,lalu
dipanaskan dipenangas air selama 2-5menit; Larutan berwarna hijau kuat. Dibawah
lampu UV tampak fluoresensi kuning (dalam kradaan yang sama asam sitrat
berwarna merah karmin). Garam asam tartrat tidak memberikan reaksi ini.

Pemeriksaan Kuantitatif
1. Asidimetri menurut FE III.

ASAM ASETILSALISILAT
Acidum acetylosalicylicum
Aspirin® , Colfarit®
Golongan analisis : IA
C9 H8 O4 (180,2) ; jarak cair : 136 - 140°C
Kristal tak berwarna atau putih, rasa asam.
Kelarutan
asam Air etanol aseton eter kloroform

  1 : 300  1 : 7  1 : 10  1 : 20  1 : 20 

Pemeriksaan kualitatif
1. Reaksi besi (III) klorida :Larutan zat dalam air direaksikan dengan pereaksi,
dimasak sebentar, lalu didinginkan kembali. Terbentuk warna ungu.
2. Pada pemanasan dengan 2 ml etanol dan 2 ml asam sulfat pekat, tercium bau
etilasetat.
3. Dengan pereaksi Frohde membentuk warna biru ungu.
Penentuan Kuantitatif
1. Sejumlah 100 mg zat dilarutkan (dengan pemanasan) dalam 30 ml aseton.
Sesudah ditambah 10 tetes merah fenol larutan dititrasi dengan 0,1 NaOH
(1/10 mmol) sampai timbul warna merah.
2. E1%1cm dalam 0,1 N HCl : 485 pada 228 nm
65 pada 275 nm
3. Penentuan di samping aminofenazon, bromisoval, kofein, dan fenasetin
Titrasi : larutan zat dalam 10 – 25 ml etanol 60% dititrasi dengan 0,1 N KOH;
indicator merah fenol 10 tetes
4. Penentuan di samping garam alkaloida
Mula – mula larutan zat dalam etanol 40% dinetralkan dengan 0,1 N NaOH;
indicator fenolftalein. Kemudian untuk penyabunan ditambahkan 30 ml 0,1 N
NaOH, dan larutan didihkan sedang selama 15 menit memakai pendingin air
balik. Pada pendingin tersebut dihubungkan tabung kering berisi NaOH.
Sesudah dingin, basa yang berlebihan dititrasi dengan 0,1 N HCl (1/10 mmol
terhadap pemakaian basa

ASAM ASKORBAT
Acidum ascorbicum, vitamin C,
Cebion®, Cedoxon®, , Taxofit®-C, Xitix®
Golongan analisis : V
C6 H8 O6 (176,1) ; titik leleh ~190°C
Bubuk Kristal tak berwarna, rasa asam.

Air
Kelarutan Etanol Aseton Eter Kloform
asam
1:4 1 : 25 Tak larut Tak larut Tak larut

Pemeriksaan kualitatif
1. Reaksi besi (III) klorida : terbentuk warna ungu pada pH 6-8; bila perlu
ditambahkan larutan methanol-piridin 10%.
2. Larutan 5 mg zat dalam 5 ml air menghilangkan warna 10 ml pereaksi Tillmans
(50 mg 2,6-diklorfenol-indofenolnatrium dalam 100 ml air). Demikian juga
halnya dengan reduksi dalam keadaan dingin dari larutan garam peark-amoniak,
pereaksi fehling, dan larutan kalium permanganate.
Penentuan kuantitatif
1. Iodometri menurut FE 2.
2. E1%1cm dalam air: 580 pada 265 nm

ASAM SITRAT
Acidium citricum
H2C COOH

HO C COOH

H2C COOH

Golongan analisis : V
Asam : C6H8O7 (192,1); jarak cair : 151-157oC (bebas H2O) (g,Z)
100oC (mengandung H2O)
Garam natrium : Na3C6H5O7.2H2O (294,1)
Bubuk Kristal putih atau Kristal putih, rasa asam.
Larut dalam
air etanol aseton eter kloroform
Bentuk zat
Asam 1:1 1:2 1 : 100 1 : 120 1 : 500

Garam Na 1:2 Tak larut Tak larut Tak larut Tak larut

Pemeriksaan Kualitatif
1. Larutan dalam asam sulfat pekat di panaskan, terbentuk warna kuning muda
kemah.
2. Kira-kira 5 mg asam sitrat di reaksikan dengan 3,5 ml piridin dan 1,5 ml
anhidrida asetat, lalu dipanaskan 2-5 menit di penangas air. Terbentuk larutan
berwarna merah karmin (untuk asam tartrat berwarna hijau kuat). Garamnya
tidak memberikan reaksi ini.
3. Larutan peraknitrat amoniak dan pereaksi Fehling tidak direduksi, tetapi
sebaliknya asam sitrat mereduksi larutan kalium permanganat pada
pemanasan.
4. Dengan larutan tembaga sulfat-natrum hidroksida membentuk senyawa
kompleks berwarna biru tua (bandingkan dengan halaman 33).

Pemeriksaan Kuantitatif
1. Asam : Larutan dalam air dititrasi dengan 0,1 N NaOH dengan indicator
fenoftalein (1/30 mmol).
2. Garam natrium : 80 mg Natriumsitrat dilarutkan dalam 25,0 ml asam asetat,
tambahkan 3 tetes larutan Kristal violet dan dititrasi dengan 0,05 N asam
perklorat sampai timbul warna biru ( 1/60 mmol).

ASAM BENZOAT
Nama lain: Asam benzenakarboksilat,Karboksibenzena,E210,Asam drasiklik
Golongan analisis: IA
Struktur:
Struktur kristal Monoklinik
Bentuk molekul Planar
Momen dipol 1,72 D dalam Dioksida

Sifat Kimia:
Rumus molekul C6H5COOH
Massa molar 122,12 g/mol
Penampilan Padatan kristal tak berwarna
atau jarum putih
Bau Sedikit berbau benzaldehid atau
benzoin
Densitas 1,32 g/cm3, padat
Titik leleh 122,4 °C (395 K)
Titik didih 249 °C (522 K)
Kelarutan dalam air Terlarutkan (air panas)
3,4 g/l (25 °C)
Kelarutan dalam THF, etanol, THF 3,37 M, etanol 2,52 M,
metanol metanol 2,82 M
Keasaman (pKa) 4,21
pH 2,8 (larutan jenuh)

Larut dalam

air etanol aseton eter kloroform


Bentuk zat

Asam 1 : 350 1:3 1 : 10 1:3 1:8

Garam Na 1 :2 1 : 90 Tak larut Tak larut Tak larut

Pemeriksaan kualitatif
Ke dalam larutan zat dalam air (netral) ditambahkan larutan besi (III) klorida,terbentuk
endapan kuning muda. Endapan ini larut dalam eter,berwarna merah coklat.
Penentuan kuantitatif
1. Asam benzoat, Titrasi : Larutan zat dalam 20,0 ml etanol 90% dititrasi secara
asidimetri dengan 0,1 N NaOH,indikator merah fenol (1/10 mmol)
2. Natrium benzoat,titrasi : larutan zat dalam 20,0 ml asam asetat dititrasi dengan 0,05 N
asam perklorat (1/20 mmol) sampai timbul warna biru,indikator ungu kristal
3. E1% 1cm dalam 0,5 N HCl : 910 pada 230 nm
Dalam 0,5 N NaOH : 665 pada 225 nm

ASAM NALIDIKSAT
Nogram®

Golongan analisis: (IA), II (b,s)


C12H12N2O3 (232,2); jarak cair: 225 – 231oC
Bubuk kuning muda atau kuning lemah.

Kelarutan dalam Air Etanol Aseton Eter kloroform


Tak larut 1:300 1:50 Tak larut 1:30

Pemeriksaan kualitatif
1. Zat dinetralkan dengan larutan NaHCO3, kemudian ditabahkan larutan FeCl3 1%,
timbul warna jingga-merah.
2. Larutan zat dalam asam perklorat 60% berfluorosensi di bawah lampu UV 3 6 6.

Penentuan kuantitatif
1. Alkalimetri : larutan zat dalam aseton dititrasi dengan 0,1 N NaOH (1/10 mmol):
indicator fenolftalein.
2. E1% 1cm dalam 0,1 N NaOH: 1100 pada 260 nm.
500 pada 335 nm.
ASAM ETAKRINAT
Turunan asam fenoksiasetat
Contoh : asam etakrinat.Asam etakrinat menimbulkan aktivitas diuretik karena dapat
berinteraksidengan gugus sulfhidril enzim yang bertanggung jawab pada proses
absorpsi kembali Na+ di tubulus renalis. Yang berperan pada interaksitersebut adalah gugus
α-β ikatan rangkap tidak jenuh.
Golongan analisis IA
C13H12Cl2O4 (303,1); jarak cair :120-125°C (g)
Bentuk : Bubuk kristal putih

Tabel
Kelarutan Sir Etanol Aseton Eter kloroform
dalam
Tak larut 1:10 1:10 1:10 1:10

Pemeriksaan kualitatif
1. Reaksi tetes dengan H2SO4 pekat : kuning terang
2. Zat menghilangkan warna larutan kalium permanganat dalam larutan netral.
3. Pemeriksaan asam organik ( hlm 29) : positif
4. Reaksi asam kromotropat (hlm 30) : ungu

Penentuan kuantitatif
1. Bromometri menurut FE 3
2. Alkalimetri : laruta zat dalam etanol dititrasi dengan 0,1 N NaOH (1/10 mmol) ;
indikator fenolftalein.
3. E% 1 cm dalam 0,1 N NaOH : 500 pada 225 nm
170 pada 275 nm
L-ASAM GLUTAMAT
Acidum glutamicum (OAB, Ph, Helv)
COOH

H 2N C H

CH 2

CH 2

COOH

Golongan analisis : V
C5H9NO4 ( 147,1 ) ; jarak cair : 206-208OC ( z )
( a ) 20 + 30o sampai 32o ( c=5,0;HCL )
D
Kristal berbentukbelah ketupat, rasa agak asamyang kemudian menjadirasa yang khas.
Kelarutan Sir Etanol Aseton Eter kloroform
dalam
1: 150 Tak larut Tak larut Tak larut Tak larut

Pemeriksaan kuliatatif :
1. Reaksi andhidrida : positif lihat di halaman 28
2. Sejumlah10-20 mg zat di reaksikan dengan 10-20 mg resorsin dan5 tetes asam sulfat
pekat. Campuran ini di panaskan sampaiterbentuk warna biru-hijau. Setelah dingin, ke
dalam campuran di tambahkan 30 ml air dan 10 ml larutan ammoniakpekat : larutan
berwarna ungu dan berfluoresensi hijau tua.
3. Zat dengan larutan tembaga sulfat dan NaOH membentuk senyawa kompleks
berwarna biru ; lihat halaman 33.

Penentuan kuantitatif :
Titrasi asidimetri : 300 mg zat di larutkan dalam 50 ml air panas yang ebas CO 2.
Sesudah larutan dingin, tambahkan 5 tetes larutan biru brom timol ( 100 mg/100 ml etanol
20% ), kemudian dititrasi dengan 0,1N NaOH sampai timbul warna biru-hijau (1/10 mol ).

Anda mungkin juga menyukai