Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 2 :

1. Aghniya Faza Damara


2. Virgin Mentari Ronur
3. Novian Marjuki (pasif)

ANALISIS FARMASI
ASAM SALISILAT
Acidium salicylicum

C7H6O3 BM = 138,12
Golongan analisis : IA
Asam : C7H6O3 (138,1) ; jarak cair : 158 161°C
Garam natrium : NaC7H5O3, (160,1)
Jarum kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih, mula-mula berasa agak manis, lalu
tajam.
Larut dalam Air etanol Aseton eter kloroform
Bentuk zat
Asam 1 : 600 1:3 1:3 1:5 1 : 60
(1 : 15 pada
100Oc)
Garam Natrium 1:1 1 : 10 1 : 120 Tak larut Tak larut

Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0% C 7H6O3,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian Hablur putih, biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih rasa
agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis wama putih dan tidak berbau. Jika
dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah jambu dan berbau
lemah mirip mentol.
Kelarutan Sukar larut dalan air dan dalam benzena; mudah larut dalam etanol dan dalam
eter, larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam kloroform.
Identifikasi Menunjukkan reaksi Salisilat seperti yang tertera pada Uji Identifikani Umum
<291>.
Jarak lebur <1021> Antara 158 dan 161
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan di atas silika gel
selama 3 jam.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,05%
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan penetapan menggunakan larutan uji yang
dibuat sebagai berikut: Panaskan 1,5 g zat dalam 75 ml air hingga larut, dinginkan,
tambahkan air sampai volume semula dan saring 25 ml filtrat tidak lebih keruh dari larutan
blangko yang ditambah 0,10 ml asam klorida 0,020 N.
Sulfat Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan sebagai berikut; Larutkan 12,0 g zat dalam
37 ml aseton P, tambahkan 3 ml air. Lakukan titrasi secara potensiometrik dengan timbal
perklorat 0,02 M yang dibuat dengan melarutkan 9,20 g timbal perklorat P dalam air hingga
1000 ml. Gunakan pH meter dengan reprodusibilitas minimum +0,1 mV seperti yang tertera
pada Penetapan pH <1071> yang dilengkapi dengan elektrode timbal dan elektrode kaca
pem- banding perak-perak klorida yang berisi larutan tetraetilamonium perklorat P dalam
asam asetat glasial P (1 dalam 44): digunakan tidak lebih dari 1,25 ml timbal perklorat 0,02
M.
Pemerikaan kualitatif
1. Reaksi besi (III) klorida : warna ungu.
2. Kepada asam atau garanınya ditambahkan asam sulfat pekat dan metanol, kemudian
dipanaskan; tercium bau khas metil salisilat.
3. Reaksi tetes dengan larutan NBD-klorida : kuning sitrun.
Penentuan kuantitatif
1. Asam: menurut FE 3.
2. Garam natrium, Titrasi: larutan zat dalam asam asetat dititrasi dengan 0,05 N asam
perklorn (1/20 mmol) sampai timbul warna biru-hijau; indikator ungu kristal.
3. E dalam 0,1N N2OH: 535 pada 242 nm 435 pada 328 nm. 1% 1 cm
4. Titrasi menurut FI3, halaman 56.
ASAM OKSALAT
Acidum oxalicum

H2C2O4 BM = 126
Golongan analisis :V
Asam : H2C2O4 . 2H2O (126,1); jarak cair: 99 – 104°C
Garam kalium : K2C2O4 . H2O (184,2)
Garam natrium : Na2C2O2 (134,0)
Kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih, rasa sangat asam.
Larut dalam Air etanol aseton eter kloroform
Bentuk zat
Asam 1:7 1:3 1 : 15 1 : 70 Tak larut
Garam K, Na 1 : 70 Tak larut Tak larut Tak larut Tak larut

Pemerikan kualitatif
1. Asam oksalat dan asam sulfat dipanaskan, terbentuk karbon monoksida dan karbon
dioksida
2. Larutan 50 mg zat dalam 2 ml air ditambahkan 10 mg tesorsin. Kemudian tambahkan
hati- hati sulfat pekat sampai terbentuk lapisan. Pada pemanasan perlahan-lahan
terbentuk cincin berwarna biru hijau di batas kedua lapisan itu.
3. Larutan 100 mg zat dalam 2 ml air diberi 3 tetes larutan kalsium klorida 10%; terbentuk
endapan putih kalsium oksalat. Endapan ini disaring, dicuci, dan dilarutkan dalam 4 ml
3N asam sulfat dan 1 ml kalium permanganat, warna semula hilang.
Penentuan kuantitatif
Titrasi : larutan zat dalam air dititrasi dengan 0,1 N NaOH (1/20 mmol); indikator
fenolftalein.
Nama sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa
digambarkan dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat,
10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen
pereduktor. Banyak ion logam yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat,
contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal
yang sering ditemukan.
Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat. Asam
oksalat anhidrat (H2C2O4) yang mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan mempunyai
melting point 187°C. Sifat dari asam oksalat anhidrat adalah tidak berbau berwarna putih,
dan tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam oksalat yang dijual di
pasar
an yang mempunyai rumus bangun (H2C2O4.2H2O), dengan berat molekul 126,07 gr/mol dan
melting point 101,5°C dan mengandung 71,42 % asam oksalat anhidrat dan 28,58 % air,
bersifat tidak bau dan dapat kehilangan molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100°C.
Asam oksalat terdistribusi secara luas dalam bentuk garam pottasium dan kalsium yang
terdapat pada daun, akar dan rhizoma dari berbagai macam tanaman. Asam oksalat juga
terdapat pada air kencing manusia dan hewan dalam bentuk garam kalsium yang
merupakan senyawa terbesar dalam ginjal. Kelarutan asam oksalat dalam etanol pada suhu
15,6oC dan etil eter pada suhu 25oC adalah 23,7 g / 100 g solvent dan 1,5 g / 100 g solvent.
Makanan yang banyak mengandung asam oksalat adalah coklat, kopi, strawberry, kacang
dan bayam. ( Kirk R.E, Othmer D.F, hal.618 – 635, 1945 )
ASAM UNDESILENAT
Acidum Undecylenicum

CH2-CHCH2(CH2)2CH2COOH
Asam 10-undersenoat (112-38-9)

C11H20O2 BM 1184.28
Asam Undesilenat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 100,5%
C11H20O2.
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna sampai kuning pucat; bau khas.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol, dengan kloroform,
dengan eter, dengan benzena dan dengan minyak lemak dan minyak atsiri.
Identifikasi
A. Pada 1 ml tambahkan kalium permanganat LP tetes demi tetes: warna kalium
permanganat hilang.
B. Panaskan 3 ml zat uji dengan 3 ml anilin P yang baru disuling, dalam tabung reaksi
panjang, selama 10 menit, atur pemanasan hingga cincin kondensasi yang terbentuk
tetap di bawah mulut tabung. Dinginkan, tambahkan 10 ml etanol P dan 10 ml eter P,
pindahkan ke dalam corong pisah. Cuci lapisan eter 4 kali, tiap kali dengan 20 ml air,
buang cairan cucian. Panaskan di atas tangas uap hingga bau eter tak tercium lagi,
kemudian tambahkan beberapa mg arang aktif P, campur dan saring. Uapkan filtrat
hingga hampir kering dan hablurkan kembali residu dengan etanol P 70%, hablur anilida
yang diperoleh melebuar pada suhu antara 66° dan 67,5°.
Suhu beku <1101> Tidak lebih dari 21.
Bobot jenis <981> Antara 0,910 dan 0,913
Sisa pemijaran 301> Tidak lebih dari 0,15%
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
Indeks bias <1001> Antara 1,447 dan 1,448.
Bilangan iodum Antara 131 dan 138; lakukan penetapan seperti yang tertera pada Lemak
dan Minyak Lemak <491>
Asam larut dalam air Kocok 5 ml dengan 5 ml air dan saring lapisan air melalui kertas saring
basah. Tambahkan 1 tetes jingga metil LP, titrasi dengan natrum hidroksida 0,01 N LV
diperlukan tidak lebih dari 1.0 ml Natrium hidroksida 0,01 N LV untuk menyesualan warma
deng2an larutan 1 tetes jingga metil LP dalam 5 ml air.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 750 mg larutkan dalam 50 ml etanol P.
tambahkan 3 tetes fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidraksida 0,1 N LV hingga
terbentuk warna merah muda pertama yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik.
Lakukan penetapan blangko.
1 ml Natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 18,43 mg C11H20O2
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

ASAM BORAT
Acidum Boricum

Rumus molekul
H3BO3

Berat molekul
61,83 gr mol−1

Penampilan Kristal padat berwarna putih

Densitas
1,435 gr/cm3

Titik leleh 170,9 °C, 444 K, 340 °F

Titik didih 300 °C, 573 K, 572 °F

2,52 gr/100 mL (0 °C)


4,72 gr/100 mL (20 °C)

5,70 gr/100 mL (25 °C)


 
19,10 gr/100 mL (80 °C)
Kelarutan dalam air 27,53 g/100 mL (100 °C)

Kelarutan dalam pelarut lain Larut dalam alcohol yang lebih


rendah;

Larut sedang dalam piridin;

Sangat sedikit larut dalam aseton

9,24
Keasaman (pKa)

Struktur Asam Borat

Bentuk molekul Trigonal planar

Momen dipol Nol

Bahaya

Klasifikasi Uni NFPA Titik


MSDS Eropa 704 Nyala
LD50

MSDS Sangat berbahaya Tidak 2660 mg/kg,


Eksternal (Xn) Repr. Cat. 2 010 menyala oral (tikus)

Senyawa Terkait

Senyawa terkait Boron trioksida dan Boraks

Analisis Kualitatif Boraks/borat dapat dilakukan dengan reaksi nyala :


Asam borat direaksikan dengan H2SO4 P dan methanol pada sampel telah disentrifugasi
akan menghasilkan nula berwarna hijau apabila dibakar.
Na2B4O7 + H2SO4 + 5H2O → 4H3BO3 ↑+ 2Na+ + S Kemudian H3BO3 dicampur methanol
H3BO3 + 3CH3OH → B(OCH3)3↑ + 3H2O
Analisis Kuantitatif Titrasi asidimetri adalah titrasi larutan yang bersifat basa (basa bebas,
dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah) dengan larutan
standart asam.
Na2B4O7·10H2O + 2 HCl → 4 B(OH)3 [atau H3BO3] + 2 NaCl + 5 H2O

Anda mungkin juga menyukai