Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM ONLINE

Analisis Kation Golongan III

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pratikum Kimia Analitik Kualitatif

Dosen pengampu: Ratna Sari siti Aisyah, M.Pd


Mata kulah: Praktikum Kimia Analitik

Nama: Aura Nurul Sofia


NIM: 2282190043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
Analisis Kation Golongan II

A. Tujuan
Untuk mengetahui reaksi-reaksi spesifik kation golongan III
B. Teori Dasar
Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik
dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan ke dalam sub
golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan didasarkan perbedaan
sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu
dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam
larutan yang mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal
(Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan
dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan
H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan
pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa pereaksi antara lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium
sulfida dan amonium karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini
memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V berdasarkan
sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk masing-masing
kation (Vogel, 1985).
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium
klorida). Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana
netral/amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam
diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai
hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, almunium,
dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai
hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada
golongan ini bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya
dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan
buffer NH4Cl dan NH4OH) (Harjadi, 1990).
C. Alat dan Bahan
a) Alat
- Pipet tetes 15 buah, berfungsi untuk mengambil larutan.
- Tabung reaksi 4 buah, berfungsi sebagai tempat mereaksikan larutan.
- Rak tabung reaksi 1 buah, berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi.
- Botol kaca 15 buah, berfungsi untuk menyimpan larutan.
- Bunsen 1 buah, untuk memanaskan larutan.
- Korek api 1 buah, berfungsi untuk menyalakan pembakar spritus.
- Penjepit tabung reaksi 1 buah, berfungsi untuk menjepit tabung reaksi pada saat
pemanasan.
b) Bahan
- Larutan alumunium sulfat (Al2(SO4)3) sebagai larutan sampel Al3+
- Larutan besi (III) klorida (FeCl3) sebagai larutan sampel Fe3+
- Larutan mangan sulfat (MnSO4) sebagai larutan sampel Mn2+
- Larutan nikel sulfat (NiSO4) sebagai larutan sampel Ni2+
-
Larutan kobalt klorida (COCl2) sebagai larutan sampel Co2+
- Larutan amonium hidroksida (NH4OH) sebagai pereaksi Al3+, Mn2+, Ni2+, Co2+
- Larutan natrium karbonat (Na2CO3) sebagai pereaksi Al3+, Mn2+, Co2+
- Larutan (Na2HPO4) sebagai pereaksi Al3+, Fe3+, Mn2+
- Larutan (KOH) sebagai pereaksi Al3+, Fe3+, Mn2+
- Larutan (CH3COONa) sebagai pereaksi Fe3+
- Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) sebagai pereaksi Fe3+
- Larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai pereaksi Ni2+, Co2+
- Larutan kalium kromat (K2CrO4) sebagai pereaksi Ni2+, Co2+
- Larutan asam klorida (HCl) sebagai pereaksi Mn2+
- Larutan asam sulfat (H2SO4) sebagai pereaksi Ni2+, Co2+
D. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Bahan
Bahan Sifat Fisik dan Kimia
Al2(SO4)3 Bentuk: padatan
Warna: putih
Bau: Tidak berbau
Massa molar: 342,31 g/mol (anhidrat)
Titik lebur: 770° C bentuk anhidrat
Kepadatan: 2,67 hingga 2,71 g/cm3
Kelarutan dalam air: 31,2 g/100 mL (0 °C)
Kelarutan: Sedikit larut dalam etil alkohol.
FeCl3 Bentuk: padatan
Warna: kuning
Massa molekul: 162,21 g/mol
Titik lebur: 306°C
Titik didih: 316°C
Densitas: 5,61 g/m3
MnSO4 Bentuk: serbuk halus
Warna: gading
Massa molekul: 169,01 g/mol
Titik Didih: 850°C
Melting Point: 700°C
NiSO4 Berat molekul: 154,75 gr/mol (anhidrat); 262,85 gr/mol (heksahidrat);
280,86 gr/mol (heptahidrat)
Penampilan: Zat padat kuning (anhidrat); Kristal (heksahidrat); Kristal
biru-hijau (heptahidrat)
Bau: Tidak berbau
Densitas: 4,01 gr/cm3 (anhidrat); 2,07 gr/cm3 (heksahidrat); 1,948 gr/cm3
(heptahidrat)
Titik leleh: > 100 °C (anhidrat); 53 °C (heksahidrat)
Titik didih: 840 °C (anhidrat, terurai); 100 °C (heksahidrat, terurai)
Kelarutan dalam air: 65 gr/100 mL (20 °C); 77,5 gr/100 mL (30 °C)
(heptahidrat)
Kelarutan dalam pelarut lain: Anhidrat (tidak larut dalam etanol, eter,
aseton); Heksahidrat (sangat larut dalam etanol dan ammonia);
Heptahidrat (larut dalam alkohol)
Keasaman (pKa): 4,5 (heksahidrat)
Indeks refraksi (nD): 1,511 (heksahidrat);1,467 (heptahidrat)
COCl2 Penampilan: kristal biru (anhidrat), ungu-kebiruan (dihidrat), kristal
merah mawar (heksahidrat)
Massa molar: 129.839 g/mol (anhidrat), 165.87 g/mol (dihidrat), 237.93
g/mol (heksahidrat)
Titik lebur: 726 °C (1339 °F; 999 K) ±2 (anhidrat, 140 °C (monohidrat),
100 °C (dihidrat), 86 °C (heksahidrat)
Titik didih 1049 °C (1920 °F; 1322 K)
Densitas: 3.356 g/cm3 (anhidrat), 2.477 g/cm3 (dihidrat), 1.924 g/cm3
(heksahidrat)
Kelarutan dalam air: 43.6 g/100 mL (0 °C)
Kelarutan: 38.5 g/100 mL (metanol), 8.6 g/100 mL (aseton), larut dalam
etanol, pyridine, gliserol
NH4OH Berbentuk Cair
berbau tidak sedap
Tidak Berwarna
Titik Lebur : -78 °C
Titik Didih : - 33,5°C
Tidak dapat diisolasi, Tidak Stabil
Mudah larut dalam Air
Autoniosasi
Na2CO3 Bentuk: Solid
Penampilan: putih
Bau: tidak berbau
pH: 11,6 (solusi)
Titik Didih: 400 derajat C
Pembekuan / lebur Point: 851oC
Dekomposisi Suhu: 400oC
Kelarutan: Larut dalam air
Spesifik Gravity / Densitas: 1,55
Molekul Berat: 105.9778
Na2HPO4 Bentuk: padatan kristal
Warna: putih
Bau: tak berbau.
Massa jenis: 1,7 g/cm3
Massa molar: 141,96 g / mol (anhidrat), 177,99 g / mol (dihidrat), 268,07
g / mol (heptahidrat)
Titik lebur: 250oC
Titik didih 250oC
Densitas: 2.7320 gr/cm3 pada fase padatan.
Kelarutan dalam air: 7,7 g / 100 ml (20 ° C), 11,8 g / 100 mL (25 ° C,
heptahidrat)
Kelarutan: tidak larut dalam alkohol
Keasaman (pKa): 2.15, 6.82, 12.35
Indeks bias (nD): 1,35644..1,35717
KOH Bentuk: serpihan tipis
Warna: putih
Massa molekul: 56,10564 gr/mol
Titik lebur: 360 °C
Titik didih: 1320 °C
Densitas: 2,044 gr/mL
Kapasitas panas °C: 0,75 J/kmol
Kelarutan (air): 1109 g/L
CH3COONa Bentuk : padat
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
Massa Molar : 136,08 g/mol
Titik didih : tidak tersedia
Titik lebur : 58 °C
Kelarutan dalam Air (20 °C) : terlarut
K4Fe(CN)6 Bentuk: Kristal
Warna: Kunin
Bau: Tidak berbau
pH: 9,5
Density: 1.85
Berat molekul: 356,70
NaOH Bentuk: serbuk
Warna: putih
Massa molar: 39,8871 g/mol
Massa jenis: 2,1 gr/cm³
Titik lebur : 318°C (591 K)
titik didih: 1390°C (1663 K)
K2CrO4 Bentuk: serbuk
Warna: kuning
Bau: tak berbau.
Massa molar: 194.185 gr/mol.
Titik lebur: 197oC
Titik didih 250oC
Densitas: 2.7320 gr/cm3 pada fase padatan.
Kelarutan dalam air: 62.9 gr/100 ml pada suhu 0°C
HCl Bentuk: cairan
Warna: tak berwarna
Bau: berbau tajam
Massa atom : 36,45
Massa jenis : 3,21 gr/cm3
Titik leleh : -1010C
Energi ionisasi : 1250 kj/mol
Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
H2SO4 Bentuk: Cairan.
Rasa asam Ditandai. (Strong.)
Berat Molekul: 98,08 g / mol
Tak berwarna.
Titik Didih 270°C (518F, 543K)
Densitas Uap: 3.4 g/cm3
Mudah larut dalam air dingin
Sulfat larut dalam air dengan pembebasan banyak panas
Larut dalam etil alkohol

E. Langkah Kerja
a. Uji Al3+ dengan sampel alumunium sulfat (Al2(SO4)3)
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes NH4OH dan diamati perubahannya.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes Na2CO3 dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes Na2HPO4 dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes KOH dan diamati. Selanjutnya ditambahkan
lagi secara berlebih dan diamati. Kemudian ditambahkan asam yaitu H2SO4 dan
diamati. Lalu ditambahkan lagi asamnya secara berlebih dan diamati.
b. Uji Fe3+ dengan sampel besi (III) klorida (FeCl3)
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes KOH dan diamati perubahannya. Lalu
ditambahkan dengan asam yaitu H2SO4 sebanyak 4 tetes dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes CH3COONa dan diamati. Kemudian
dipanaskan di atas busen dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes K4Fe(CN)6 dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes Na2HPO4 dan diamati.
c. Uji Mn2+ dengan sampel mangan sulfat (MnSO4)
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes KOH dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes NH4OH dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes Na2CO3 dan diamati. Kemudian dipanaskan di
atas bunsen dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes Na2HPO4 dan diamati. Kemudian ditambahkan
HCl dan diamati.
d. Uji Ni2+ dengan sampel mangan sulfat (NiSO4)
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes NaOH dan diamati. Kemudian ditambahkan
beberapa tetes H2SO4 dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes NH4OH dan diamati. Kemudian ditambahkan
NH4OH berlebih dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes K2CrO4 dan diamati. Kemudian dipanaskan di
atas bunsen dan diamati.
e. Uji Co2+ dengan sampel mangan sulfat (COCl2)
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes NaOH dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes Na2CO3 dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes NH4OH dan diamati. Kemudian ditambahkan
NH4OH berlebih dan diamati.
➢ Diambil sampel dengan pipet tetes sebanyak 10 tetes, lalu dimasukkan ke tabung
reaksi. Ditambahkan dengan 4 tetes K2CrO4 dan diamati. Kemudian ditambahkan
beberapa tetes H2SO4 dan diamati. Lalu ditambahkan NH4OH berlebih dan diamati.
F. Persamaan Reaksi
1) Al2(SO4)3(aq) + 6NH4OH(aq) → 2Al(OH)3(s) + 3(NH4)2SO4(aq)
2) Al2(SO4)3(aq) + 3Na2CO3(aq) → 3Na2SO4(aq) + Al2(CO3)3(s)
3) Al2(SO4)3(aq) + 3Na2HPO4(aq) → Al2(HPO4)3(s) + 3Na2SO4
4) Al2(SO4)3(aq) + 6KOH(aq) → 2Al(OH)3(s) + 3K2SO4(aq)
5) FeCl3(aq) + 3KOH(aq) → Fe(OH)3(s) + 3KCl(aq)
6) FeCl3(aq) + 3CH3COONa(aq) → Fe(CH3COO)3(s) + 3NaCl(aq)
7) 4FeCl3(aq) + 3K4Fe(CN)6(aq) → Fe4(Fe(CN)6)3(aq) + 12KCl(aq)
8) 2FeCl3(aq) + 3Na2HPO4(aq) → Fe2(HPO4)3(s) + 6NaCl(aq)
9) MnSO4(aq) + 2KOH(aq) → Mn(OH)2(s) + K2SO4(aq)
10) MnSO4(aq) + 2NH4OH(aq) → Mn(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq)
11) MnSO4(aq) + Na2CO3(aq) → MnCO3(s) + Na2SO4(aq)
12) MnSO4(aq) + Na2HPO4(aq) → Mn3(PO4)2(s) + 3Na2SO4(aq) + 2NaH2PO4(aq)
13) NiSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Ni(OH)2(s) + Na2SO4(aq)
14) NiSO4(aq) + NH4OH(aq) → Ni(OH)2(s) + (NH4)2SO4(aq)
15) NiSO4(aq) + K2CrO4(aq) → NiCrO4(aq) + K2SO4(aq)
16) CoCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Co(OH)2(s) + 2NaCl(aq)
17) CoCl2(aq) + Na2CO3(aq) → CoCO3(s) + 2NaCl(aq)
18) CoCl2(aq) + 2NH4OH(aq) → Co(OH)2(s) + 2NH4Cl(aq)
19) CoCl2(aq) + K2CrO4(aq) → 2KCl(aq) + CoCrO4(aq)
G. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil pengamatan
Uji kation Sampel dan pereaksi Setelah direaksikan
Al3+ Al2(SO4)3(aq) + NH4OH(aq) Tidak terbentuk endapan tetapi terbentuk
dengan kolek putih melayang dalam larutan.
sampel Al2(SO4)3(aq) + Na2CO3(aq) Terdapat endapan berwarna putih.
Al2(SO4)3 Al2(SO4)3(aq) + Na2HPO4(aq) Terdapat endapan berwarna putih.
Al2(SO4)3(aq) + KOH(aq) Terdapat endapan putih dan ditambahkan
secara berlebih jadi endapan menghilang.
Kemudian setelah ditambahkan asam yaitu
H2SO4 terdapat endapan berwarna putih
dan ketika ditambah secara berlebih
endapannya menghilang.
Fe2+ FeCl3(aq) + KOH(aq) Terdapat endapan coklat dan setelah
dengan ditambahkan asam endapannya hilang.
sampel FeCl3(aq) + CH3COONa(aq) Terdapat endapan coklat dan setelah
FeCl3 dipanaskan larutan semakin coklat (coklat
pekat)
FeCl3(aq) + K4Fe(CN)6(aq) Larutan berubah menjadi warna biru.
FeCl3(aq) + Na2HPO4(aq) Terdapat endapan berwarna putih agak
kekuningan.
Mn2+ MnSO4(aq) + KOH(aq) Terdapat endapan putih.
dengan MnSO4(aq) + NH4OH(aq) Terdapat endapan putih kekuningan.
sampel MnSO4(aq) + Na2CO3(aq) Terdapat endapan putih dan setelah
MnSO4 dipanaskan endapannya tetap ada.
MnSO4(aq) + Na2HPO4(aq) Terdapat endapan putih dan setelah
ditambahkan HCl endapannya hilang.
Ni2+ NiSO4(aq) + NaOH(aq) Terdapat endapan hijau dan setelah
dengan ditambahkan H2SO4 endapannya hilang
sampel dan larutan menjadi tak berwarna.
NiSO4 NiSO4(aq) + NH4OH(aq) terdapat endapan tipis berwarna biru
kehijauan. Setelah ditambahkan berlebih
endapannya menjadi biru muda.
NiSO4(aq) + K2CrO4(aq) terdapat endapan kuning dan setelah
dipanaskan endapannya menjadi coklat
Co2+ CoCl2(aq) + NaOH(aq) Terdapat endapan berwarna biru.
dengan CoCl2(aq) + Na2CO3(aq) Terdapat endapan berwarna ungu.
CoCl2 CoCl2(aq) + NH4OH(aq) terdapat endapan berwarna biru dan
setelah ditambahkan berlebih endapannya
menghilang dan larutan menjadi tidak
berwarna.
CoCl2(aq) + K2CrO4(aq) terbentuk larutan berwarna merah
kecoklatan dan setelah ditambahkan
H2SO4 warna larutannya memudar
menjadi coklat. Ketika ditambahkan lagi
dengan NH4OH warnanya menjadi coklat
agak kekuningan.

➢ Pembahasan
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Pada percobaan kali ini akan menguji
kation golongan III khususnya yaitu Al3+, Fe3+, Mn2+, Ni2+, dan Co2+. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui reaksi-reaksi spesifik kation golongan III.
Percobaan pertama yaitu uji pada Al3+. Pada pereaksi NH4OH tidak terbentuk endapan
tetapi terbentuk kolek putih melayang dalam larutan, Na2CO3 terdapat endapan putih, dan
Na2HPO4 terdapat endapan putih. Hal ini terbukti sesuai dengan materi artinya Al3+
merupakan kation golongan III yaitu IIIA.
Pada percobaan kedua yaitu uji pada Fe3+. Pada reaksi KOH terdapat endapan coklat
dan setelah ditambahkan asam endapannya hilang, CH3COONa terdapat endapan coklat
dan setelah dipanaskan larutan semakin coklat (coklat pekat), K4FeCN6 larutan berubah
menjadi warna biru, dan Na2HPO4 terdapat endapan putih kekuningan. Endapan-endapan
berwarna yang terbentuk ini menunjukkan adanya besi. Hal ini terbukti sesuai dengan
materi artinya Fe3+ merupakan kation golongan III yaitu IIIA. Sedangkan yang
ditambahkan dengan asam lalu endapannya hilang karena adanya pembentukan komples
sehingga dapat larut dengan ion.
Pada percobaan ketiga yaitu Mn2+. Pada pereaksi KOH terdapat endapan putih, NH4OH
terdapat endapan putih kekuningan, Na2CO3 terdapat endapan putih dan setelah dipanaskan
endapannya tetap ada, dan Na2HPO4 terdapat endapan putih dan setelah ditambahkan HCl
endapannya hilang. Hal ini terbukti sesuai dengan materi artinya Mn2+ merupakan kation
golongan III yaitu IIIB. Sedangkan yang ditambahkan dengan asam lalu endapannya hilang
karena adanya pembentukan komples sehingga dapat larut dengan ion.
Pada percobaan keempat yaitu Ni2+. Pada pereaksi NaOH terdapat endapan hijau dan
setelah ditambahkan H2SO4 endapannya hilang dan larutan menjadi tak berwarna. Pada
pereaksi NH4OH terdapat endapan tipis berwarna biru kehijauan dan setelah ditambahkan
berlebih endapannya menjadi biru muda. Pada pereaksi K2CrO4 terdapat endapan kuning
dan setelah dipanaskan endapannya menjadi coklat. Hal ini terbukti sesuai dengan materi
artinya Ni2+ merupakan kation golongan III yaitu IIIB. Sedangkan yang ditambahkan
dengan asam lalu endapannya hilang atau warna larutannya semakin terang/memudar
karena adanya pembentukan komples sehingga dapat larut dengan ion.
Pada percobaan kelima yaitu Co2+. NaOH terdapat endapan berwarna biru, Na2CO3
terdapat endapan berwarna ungu, NH4OH terdapat endapan berwarna biru dan setelah
ditambahkan berlebih endapannya menghilang dan larutan menjadi tidak berwarna, dan
K2CrO4 terbentuk larutan berwarna merah kecoklatan dan setelah ditambahkan H2SO4
warna larutannya memudar menjadi coklat. Ketika ditambahkan lagi dengan NH4OH
warnanya menjadi coklat agak kekuningan. Hal ini terbukti sesuai dengan materi artinya
Co2+ merupakan kation golongan III yaitu IIIB. Sedangkan yang ditambahkan dengan asam
lalu endapannya hilang atau warna larutannya semakin terang/memudar karena adanya
pembentukan komples sehingga dapat larut dengan ion.
H. Penutup
a. Kesimpulan
Larutan yang dari terdiri unsur kation golongan III memiliki reaksi spesifik
diantaranya tidak akan mengendap jika direaksikan larutan asam klorida dan pereaksi
kation golongan I dan II, tetapi akan mengendap jika direaksikan dengan larutan amonia
dan natrium hidroksida.
b. Saran
Sebaiknya pada praktikum diberi tahu untuk besar konsentrasinya. Jika
memungkinkan diberi penjelasan tentang materinya agar mahasiswa tidak salah
konsepsi dan kebingungan.
I. Daftar Pustaka
Harjadi, W. 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia.
Vogel. 1985, Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro, Jakarta: PT. Kalman
Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai