Oleh:
Kelompok : I (satu)
Nama : 1. Hevilya Rahmayanti (171431011)
2. Shifa Amadea Deviana (171431025)
3. Siti Fauziah (171431029)
4. Syahidah Ash-Shoffi (171431030)
2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui dan memahami prinsip penetapan kadar dengan metode titrasi
bebas air
2. Mengetahui dan memahami penetapan metode titrasi bebas air dalam bidang
farmasi
3. Mampu menetapkan kadar suatu sampel obat berdasarkan metode titrasi
bebas air
ALAT BAHAN
Buret
Penangas air
Timbangan analitik
Oven
IV. CARA KERJA
a. Pembakuan Asam Perklorat
Kalium Biftalat
Warna larutan
hijau zamrud
Difenhidramin
HCl
Warna larutan
hijau zaitun
c. Penentuan Kadar Sampel Vitamin B1
Sampel
Vitamin B1
Warna larutan
menjadi biru
a. Data Pengamatan
1. Pembakuan Larutan Asam Perklorat dengan Kalium Biftalat
Volume Titrasi
No Berat Sampel (gr)
(ml)
1 0,7002 37,50
2 0,7005 37,50
Total Akhir 0,70035 37,50
2. Sampel Vitamin B1
Volume Titrasi
No Berat Sampel (gr)
(ml)
1 0,5003 4,90
2 0,5003 5,00
Total Akhir 0,5003 4,95
b. Pengolahan Data
1. Pembakuan Asam Perklorat
1 mL × 0.1 M = V2 × 0.0915 N
V2 = 1.09 mL
= 76,3632 mg
= 0.0764 g
Kadar Vitamin B1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑖𝑡𝑎𝑚𝑖𝑛 𝑏1
% Vitamin B1 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0.0764
= 0.5003 × 100%
= 15.27 %
Titrasi Bebas Air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air sebagai
pelarut tetapi digunakan pelarut organik. Titrasi ini dilakukan pada zat-zat asam
atau basa lemah seperti halnya asam-asam organik atau alkoloida. Alkoloida sukar
larut dalam air seperti garam-garam amina dimna garam-garam di rombak dulu
menjadi basa bebas yang larut dalam air. Pelarut yang ang bisa digunakan aalah
berupa senyawa organik yng bersifat asam atau basa lemah, dimana warna
molekulnya berbeda dengan warna bentuk ionnya. Senyawa yang dapat ditirasi
dengan metodi ini yaitu, Papaverin HCl, Efedrin HCl, Morfin HCl dan
Difenhidramin HCl
Titrasi bebas air adalah titrasi yang dilakukan untuk larutan yang tidak dapat
larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut-pelarut organik lainnya, digunakan
pelarut organik karena asam dan basa lemah seperti halnya asam-asam organik atau
alkoloida hanya larut dalam pelarut organik. Dalam percobaan ini semua alat harus
dibebas airkan. Tidak digunakannya air dalam percobaan kali ini karena kadar yang
terkandung di dalam pereduksi (pentiter, pelarut, dan indikator) sangat tinggi.
Selain itu, air bersifat asam lemah dan basa lemah, oleh karena itu dalam
lingkungan air, air dapat berkompetisi dengan asam-asam atau basa-basa yang
sangat lemah dalam hal menerima atau memberikan proton.
Alasan penggunaan bahan, digunakan asam perklorat karena asam perklorat
merupakan asam yang lebh kuat dari pada asam asetat dan larut baik dalam asam
asetat. Digunakan asam asetat glasial karena dalam lingkungan asam reaksi akan
lebih cepat terjadi berlangsung. Digunakan raksa asetat karena raksa astat dapat
mengikat HCl yang ada pada Difenhidramin HCl dan Thiamin HCl sehingga HCl
tersebut tidak ikut bereaksi. Digunakan indikator kristal Violet agar titik akhir titrasi
dapat terlihat jelas.
Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar Vitamin B1 atau Thiamin
HCl, dimana sampel yang digunakan sebanyak 0,5000 gr yang dilarutkan dengan
25 ml asam asetat glasial, lalu ditambahkan indikator kristal violet sehingga larutan
akan berwarna ungu. Setelah itu dititrasi dengan HClO4 sampai larutan berwarna
biru. Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat berubahnya warna larutan dari ungu
menjadi biru lalu dihitung kadarnya. Namun dikarenakan tidak digunakan raksa
asetat pada titrasi ini, warna biru tersebut tidak terlihat, melainkan warna titik akhir
titrasi yaitu hijau.
Pada percobaan ini tidak ditambahkan raksa (II) asetat sehingga saat
penentuan titik akhir warna yang dihasilkan tidak tajam. Seharusnya akan terbentuk
HgCl2 dan asam asetat melalui reaksi antara HCl yang direkasikan dengan Raksa
(II) asetat (CH3CO2)2Hg) . asam aetat yang terbentuk akan bereaksi dengan asam
perklorat (HClO4) membentuk CH3COOH2+ dan ClO4 -. Ion CH3COOH2+ yang
terbentuk bereaksi dengan Thiamin HCl dan menghasilkan warna biru
Pada pembuatan asam perklorat ditambahkan asam asetat anhidrat untuk
mereaksikan asam asetat anhidrat dengan air, sehingga benar-benar bebas air. Hal
ini sesuai dengan reaksi :
CH3-CO-O-OC-CH3 + H2O 2 CH3COOH
berdasarkan reaksi di atas air akan terikat dengan asam asetat anhidrat sehingga
akan membentuk asam asetat.
Adapun hasil yang diperoleh dalam percobaan ini yaitu sampel Thiamin
HCl (Vitamin B1) memiliki kadar 15,27%. Hasil ini tidak sesuai dengan literatur
dimana kadar rata-rata Thiamin HCl (Vitamin B1) tidak kurang dari 99,0 % dan
tidak lebih dari 101,0%.
VII. KESIMPULAN
1. Konsentrasi asam perklorat sebesar 0,0915 N.
2. Kadar vitamin B1 atau senyawa Thiamin HCl pada sampel sebesar 15,27%.
VIII. LAMPIRAN
A B C