NAMA
NIM
KELOMPOK
KELAS
ASISTEN
BAB VIII
KROMATOGRAFI KOLOM
A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud kromatografi?
Kromatografi adalah metode pemisahan dengan memanipulasi sifat fisik penyusun
campuran dimana komponen-komponen-komponen yang dipisahkan didistribusikan
diantara dua fase, salah satu fase tersebut adalah suatu lapisan stasioner dengan
permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fase gerak atau mobile. Sifat fisik yang
dimanipulasi yaitu partisi, adsorpsi, dan volatilisasi. Fase stasioner dalam kromatografi
dapat berupa padatan maupun cairan, sedangkan fase gerak dapat berupa cairan maupun
gas. Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase
diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan fase diam akan cenderung
bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah (Sastrohamidjojo, 2004).
2. Jelaskan prinsip kromatografi adsorpsi?
Prinsip kromatografi adsorpsi yaitu memisahkan komponen secara selektif
berdasarkan sifat fisik adsobrs dengan fase stationer berupa adsorben alumina yang
mengisi kolom dan fase mobile PE-aseton dengan perbandingan 10:1. Kecepatan
pergerakan suatu komponen tergantung pada kemampuannya untuk tertahan atau terhambat
oleh penyerap di dalam kolom (Sastrohamidjojo, 2004).
3. Apa fungsi alumina pada penentuan beta karoten?
Fungsi alumina pada penentuan beta karoten yaitu sebagai adsorben polar (fase
diam) yang dapat mengadsorpsi solut yang bersifat polar dan untuk memisahkan senyawa
yang bersifat basa karena alumina ini bersifat basa. yaitu senyawa karotenoid selain beta
karoten yang akan diikat oleh alumina pada fase diam, dan betakaroten (non polar) akan
larut bersama fase gerak (Noviyanti, 2010).
4. Jelaskan pengertian fase stasioner dan fase mobil!
Fase stationer merupakan fase diam pada kromatografi untuk menahan komponen
campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Senyawa
tetap diam atau tidak berpindah dalam kromatografi yang berupa adsorben yang tidak
boleh larut dalam fase gerak. Selain itu, ukuran fase diam harus seragam, contohnya:
alumunium, silica gel, arang (Gritter dkk, 2004).
Sampel
dihaluskan
ditimbang 3 g
dimasukkan dalam erlenmeyer
20 ml petroleum eter-aseton (1:1)
erlenmeyer ditutup alumunium foil
disaring
filtrat dimasukkan dalam erlenmeyer
filtrat diambil
Konsentrasi
Absorbansi
0,009
0,2
0,023
0,4
0,041
0,6
0,084
0,8
0,100
0,312
Kurva Standar
Kurva Standar
0.350
y = 0.255x - 0.033
R = 0.728
0.300
Absorbansi
0.250
0.200
0.150
Series1
0.100
Linear (Series1)
0.050
0.000
-0.0500.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
-0.100
Konsentrasi
y = 0,255x 0,033
No
Jenis Sampel
Berat
Sampel
Absorbansi
V masuk
kolom
V keluar
kolom
Kadar -karoten
mg/100g
1.
Paprika Kuning
3,0134 gr
0,180
8 ml
25 ml
86,59
2.
Wortel
3,0352 gr
1,172
9 ml
25 ml
432,43
3.
Brokoli
3,0216 gr
0,129
9 ml
25 ml
58,42
4.
Jagung Manis
3,0093 gr
0,103
10 ml
25 ml
44.28
1. Paprika Kuning
FP =
y = 0,255x 0,033
0,180 = 0,255x 0,033
0,255x = 0,213
x = 0,213/0,255 = 0,835
FP =
= 3,125
Kadar -karoten =
Kadar -karoten =
2. Wortel
= 86,59 mg/100g
y = 0,255x 0,033
1,172 = 0,255x 0,033
0,255x = 1,205
x = 1,205/0,255 = 4,725
FP =
= 2,778
Kadar -karoten =
Kadar -karoten =
= 432,43 mg/100g
3. Brokoli
y = 0,255x 0,033
0,129 = 0,255x 0,033
0,255x = 0,162
x = 0,162/0,255 = 0,635
FP =
= 2,778
Kadar -karoten =
Kadar -karoten =
= 58,42 mg/100g
= 2,5
Kadar -karoten =
Kadar -karoten =
= 44,28 mg/100g
Pertanyaan
1. Apa yang menjadi fase stasioner dan fase mobil pada analisis beta karoten dengan
kromatografi kolom?
Fase stasioner pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom yaitu alumina
dimana alumina sebagai fase diam berfungsi untuk mengikat senyawa yang polar
seperti aseton dan air. Alumina juga akan memberikan gaya adsorbsi pada fraksi
campuran sehingga fraksi-fraksi tersebut dapat memisah berdasarkan tingkat
kepolarannya Sedangkan fase mobil pada analisis beta karoten dengan kromatografi
kolom yaitu PE-aseton (10:1) dan (1:1) dimana PE-aseton (10:1) berfungsi sebagai fase
bergerak yang mengelusi senyawa nonpolar dan mengekstrak karoten dalam sampel.
Secara bersamaan komponen campuran tersebut akan mengalami gaya adsorbsi dan
partisi sehingga dapat terpisah.
2. Komponen apa yang terelusi pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom?
Komponen yang terelusi pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom yaitu
komponen beta karoten dalam sampel. Komponen beta karoten dalam sampel yang
bersifat nonpolar akat terikat atau terelusi dengan fase mobil atau fase bergerak yaitu
PE-aseton (10:1). Beta karoten mengalami elusi atau gaya partisi paling besar karena
bersifat paling nonpolar dari senyawa lainnya atau tingkat kepolarannya sama dengan
fase mobil sehingga ketika terjadi pemisahan, beta karoten akan berada paling bawah
dan akan keluar terlebih dahulu dari kolom kromatografi.
3. Komponen apa yang teradsorbsi kuat pada adsorben?
Komponen yang teradsobsi kuat pada adsorben yaitu komponen yang bersifat polar
dalam sampel. Komponen polar tersebut akan terikat kuat pada adsorben karena
mempunyai afinitas yang lebih besar dari komponen lainnya sehingga secara selektif
akan tertahan pada adsorben.
10
Keterangan:
Y = absorbansi
X = konsentrasi
Kadar -karoten (mg/100g)
FP = Faktor pengenceran
Berat sampel (gr)
Vol keluar kolom (ml)
Vol masuk kolom (ml)
2. Analisis Prosedur Kromatografi Kolom
Pada percobaan kromatografi kolom, alat yang digunakan antara lain: mortar,
spatula, timbangan analitik, pipet ukur, bulb, erlenmeyer, alumunium foil, shieve skaker,
kertas saring, corong kaca, corong pemisah, kolom kromatografi, statif, labu ukur,
beaker glass, spektrofotometer, dan kuvet. Bahan yang digunakan antara lain: wortel,
jagung manis, PE-aseton (10:1) dan (1:1), kapas, Na2SO4, alumina, dan aquades. Ada tiga
tahap utama dalam kromatografi kolom yaitu pembuatan kolom, proses ekstraksi sampai
fase eter, dan penentuan kadar beta karoten sampel.
a) Pembuatan Kolom + Gambar
Pada pembuatan kolom terlebih dahulu dilakukan persiapan alat dan bahan.
Sebelum diisi dipastikan terlebih dahulu bahwa kolom kromatografi yang digunakan
dalam keadaan bersih. Bahan pertama yang dimasukkan yaitu kapas. Kapas digulung
atau dipilir kecil supaya lebih mudah dimasukkan sampai ke dasar kolom. Untuk
mempermudah memasukkan kapas maka digunakan spatula. Kapas yang dimasukkan
dalam kolom kromatografi setinggi 1,5 cm. Penggunaan kapas tersebut berfungsi
membantu penyerapan senyawa yang akan dipisahkan, selain itu kapas berguna untuk
11
Alumina
(10cm)
Kapas
(1,5cm)
15
16
Kurva Standar
0.350
y = 0.255x - 0.033
R = 0.728
0.300
Absorbansi
0.250
0.200
0.150
Series1
0.100
Linear (Series1)
0.050
0.000
-0.0500.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200
-0.100
Konsentrasi
17
Data yang didapatkan yaitu dengan persamaan regresi y=0,255x-0,033. Kadar beta
karoten yang didapatkan pada sampel paprika kuning yaitu 86,59 mg/100g, kadar beta
karoten yang didapatkan pada sampel wortel yaitu 432,43 mg/100g, kadar beta karoten
yang didapatkan pada sampel brokoli yaitu 58,42 mg/100g, kadar beta karoten yang
didapatkan pada sampel jagung manis yaitu 44,28 mg/100g. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam percobaan ini yaitu jenis sampel, jenis pelarut, jenis adsorben,
dan jenis penyaringan.
18
19