50 mL
Gummi Arabicum
12,5 mg
Sirupus Simplex
10 mL
Vanillinum
4 mg
Aethanolum 90%
6 mL
Aqua Destilata ad
100 mL
Usulan formula yang baik dengan memperhatikan campuran zat tambahan atau bahanbahan tambahan lainnya yang dapat berinteraksi baik atau tidak dengan zat aktif bahan tersebut,
dan memperhatikan kestabilan, kelarutan, kompatibilitas tiap-tiap bahan yang dicampurkan,
tujuannya supaya menghasilkan kualitas obat dengan efektifitas zat aktif yang baik, kestabilan
sediaan dan penerimaan ke pasien yg baik.
Usulan formula untuk sediaan emulsi, sebaiknya terdapat beberapa komponen dalam
menunjang pembuatan emulsi yang baik seperti :
Pengawet antimikroba (sediaan emulsi dengan dosis berulang sehingga terdapat kemungkinan
yang sangat besar mengalami kontaminasi mikroorganisme. Oleh sebab itu, diperlukan pengawet
yang merupakan salah satu bahan pembantu yang ditambahkan, untuk mengurangi kontaminasi
mikroorganisme).
Antioksidan (diperlukan terutama untuk mencegah terjadinya ketengikan dari fasa minyak
atau sirupus simplex. Seperti yang terdapat pada sediaan obat yang telah dipasarkan).
Pembau (agar menutupi bau dari zat aktifnya yang mungkin menyengat).
Pewarna (agar menutupi penampilan yang tidak menarik atau meningkatkan penerimaan pasien.
Biasanya warna-warna yang membuat orang-orang dewasa maupun anak-anak tertarik yakni
orange,merah,ungu dll. Tetapi zat warna yang ditambahkan harus sesuai dengan flavour sediaan
tersebut)
Perasa (perasa ini biyasanya untuk menarik pasien terutama pada anak-anak. Seperti rasa
anggur,jeruk,strowberi dan masih banyak lagi perasa-perasa yang disukai oleh orang dewasa
maupun anak-anak.
Dan juga banyak sediaan emulsi, terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarutpelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
Usahakan dalam membuat sediaan emulsi jangan sampai emulsi tersebut berbentuk cracking
karena apabila telah terbentuk cracking, pengocokan sederhana akan gagal untuk mengemulsi
kembali butir-butir tetesan dalam bentuk emulsi yang stabil. Pada creaming, flokul fase dispers
mudah didispersi kembali dan terjadi campuran homogen bila dikocok kembali, bentuk creaming
lebih cepat mengendap, tetapi bisa di perbaiki kembali dengan pengocokan, agar sedian emulsi
lebih stabil, Bj fase terdispersi lebih besar dari Bj fase pendispersi. Kestabilan suatu emulsi dapat
dilihat dari kemampuan suatu emulsi untuk mempertahankan distribusi yang teratur dari fase
terdispersi dalam jangka waktu yang lama.