Anda di halaman 1dari 4

Seri PraktikumAnalisa Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
D : 1: 2018 (Analisa Kadar Abu Energen Jahe)

Analisa Kadar Abu Energen Jahe

Jennifer Octavia Leowinata (6103016002), Toni Haneka Putra (6103016058), Anthony


Cristianto (6103016141), Ir. Joek Hendrasari Arisasmita, M.Kes.

Abstrak

Abu adalah bahan organik sisa pembakaran pada suhu 600 oC selama 6 jam. Kadar abu ada hubungannya
dengan kandungan mineral suatu bahan. Kandungan abu dan komposisinya berbeda antara bahan yang
satu dengan bahan yang lainnya, bergantung pada macam bahan dan cara pengabuan. Pada praktikum ini
dilakukan analisis kadar abu sampel energen rasa jahe. Energen merupakan minuman susu dan sereal
yang cocok untuk menghilangkan rasa lapar. Minuman ini juga mengandung karbohidrat, paduan vitamin,
mineral dan protein yang dibutuhkan tubuh dalam komposisi yang tepat. Analisa kadar abu dilakukan
menggunakan cara kering dengan prinsip mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar
500-600oC dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran
tersebut. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar abu pada sampel yang digunakan. Rata-rata
kadar abu dari sampel energen rasa jahe adalah 2,8028% dengan eror sebesar 190,2952%

Kata kunci: Pengeringan, abu, mineral, energen jahe

Latar Belakang berupa total abu. Residu yang didapatkan


Sebagian besar bahan makanan, yaitu merupakan total abu dari suatu sampel .
sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air (Andarwulan, 2011). Dengan metode ini ada
sedangkan sisanya merupakan unsur- unsur kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya
mineral. Unsur mineral juga dikenal sebagai zat adalah dapat digunakan untuk penentuan kadar
anorganik atau kadar abu. Dalam proses abu total bahan pangan, sampel yang digunakan
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar relatif banyak, tidak menggunakan reagensia
tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah sehingga hemat biaya dan tidak menimbulkan
disebut abu. reaksi lain. Sedangkan kelemahannya adalah
waktu pengabuan yang lama, menggunakan
Garam mineral merupakan bahan suhu tinggi, dan adanya kemungkinan
makanan anorganik yang berguna antara lain kehilangan mineral yang dapat menguap pada
untuk menjaga keseimbangan tubuh serta bahan suhu tinggi (Apriyantono dkk, 1989).
penyusun tubuh. Beberapa mineral berfungsi
untuk bermacam-macam kegiatan tubuh, Penentuan kadar abu total
termasuk di dalam sistem otot dan dimaksudkan untuk menentukan baik tidaknya
pembentukan sel. Macam-macam mineral suatu proses pengolahan; untuk mengetahui
adalah Na, K, Ca, Mg, P, Cl, Fe, Cu, Mn, F, dan I. jenis bahan yang digunakan dan penentuan abu
(Ellis. 2010) total berguna sebagai parameter nilai gizi bahan
makanan (Sudarmadji et al., 2007).
Uji kadar abu yang menggunakan
metode langsung cara kering, ditandai dengan Tujuan
penggunaan suhu tinggi dan oksigen. Pengabuan Mahasiswa memahami dan mampu
kering adalah destruksi komponen organik melakukan analisa kadar abu dalam bahan
sampel dengan suhu tinggi dalam tanur pangan dengan cara kering
pengabuan (furnace) tanpa terjadi nyala api
sampai terbentuk abu berwarna putih keabuan Alat dan Bahan
dan berat konstan tercapai. Oksidator disini Alat yang digunakan meliputi timbangan
berupa oksigen dan menghasilkan residu analitis (ohaus), oven, muffle furnace, krus

1
Seri PraktikumAnalisa Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
D : 1: 2018 (Analisa Kadar Abu Energen Jahe)

porselin, eksikator, blender, sendok tanduk, tray


besi, penjepit, dan sarung tangan.
Bahan yang digunakan adalah energen rasa
jahe. Data Hasil Analisa dan Perhitungan
Tabel 1. Data Hasil Penimbangan Sampel
Metodologi Energen Jahe
Analisa Kadar Abu dengan Cara Kering Data Sampel
Diagram alir analisa kadar abu dengan cara 1 2 3
kering dapat dilihat pada Gambar 1. Berat krus 62,1723 50,1687 20,3065
konstan(g)
Sampel Berat krus 62,1735 50,1656 20,3066
kosong (g)
Berat krus + 63,1752 51,1654 21,3090
Penghalusan sampel (g)
Berat sampel 1,0017 0,9998 1,0024
(g)
Kode krus K16 K9 91
bangan 1 gram sampel secara analitis dalam krus porselin yang diketahui berat konstannya
Tabel 2. Data Hasil Penimbangan Krus
Penimbangan K16 (g) K9 (g) 91 (g)
ke-
1 62,2032 50,1959 20,3360
Pemijaran dalam muffle furnace hingga warna sampel putih abu-abu 2 62,2025 50,1952 20,3359
(T = 550OC, t = 6 jam) 3 62,2027 50,1952
4 62,2045 50,1955
5 62,2053 50,1972
6 62,2063 50,2044
Pendinginan dalam muffle furnace yang telah dimatikan 7 62,2075 50,1980
(T = 200OC) 8 62,2059 50,1980
9 62,2033 50,1982
10 62,2025
11 62,2020
Pengambilan krus porselen dengan penjepit 12 62,2018
Keterangan: data penimbangan yang diberi warna
kuning adalah berat konstan yang dipakai dalam
perhitungan.
Pendinginan dalam oven
(T = 105OC, t = 30’) Perhitungan kadarabu
( berat krus+ abu )−berat krus kosong
Kadar abu= ×100 %
Pendinginan dalam eksikator berat awal sampel
( t = 30’)
Kadar abu sampel kode K16
62,2019−62,1723
Kadar abu= ×100 %
Penimbangan secara analitis 1,0017
= 2,9550%

Pengulangan penimbangan, pemanasan, dan pendinginan hingga berat konstan


Kadar abu sampel kode K9
50,1981−50,1656
Kadar abu= × 100 %
0,9998
= 2,6505%
Perhitungan kadar abu sampel
Rata-rata kadarabu =
Gambar 1. Diagram alir analisa kadar abu 2,9550+2,6505
=2,8028 %
dengan cara kering 2
SD = 0,2513
Range = rata-rata kadarabu ± SD

2
Seri PraktikumAnalisa Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
D : 1: 2018 (Analisa Kadar Abu Energen Jahe)

= 2,5875 ≤ x ≤3,0181 ≤3,0181. Kadar abu refference sebesar


0,9655% sehingga error yang didapatkan
0,28 sebesar 190,2952%. Error yang besar ini
Kadar abureff = × 100 %=0,9655 %
29 dapat terjadi karena suhu oven yang tidak
x́ % abu−% abu reff stabil karena sering dibuka dan ditutup oleh
% error= |% abu reff |
×100 % praktikan sehingga dapat mempengaruhi
hasil penimbangan krus karena berat krus
2,8028−0,9655
¿| 0,9655 |×100 % yang tidak stabil. Ini dapat menyebabkan
error pada saat penentuan kadar abu
= 190,2952% sampel.
Pembahasan
Abu merupakan residu anorganik
yang didapat dengan pengabuan atau
Kesimpulan
memanaskan pada suhu tinggi, yaitu sekitar
Kadar abuenergen rasa jahe yang
550°C (Yenrina, 2015). Kadar abu dalam
dianalisa dengan metode kering sebesar
bahan pangan menunjukkan jumlah mineral
2,8028% dengan error sebesar 190,2952%.
yang dikandung dalam bahan pangan
tersebut. Prinsip kerja penentuan kadar abu Daftar Pustaka
diawali dengan cara membakar bahan
pangan di dalam tungku pengabuan Andarwulan, N, Kusnandar, F, Herawati, D. 2011.
(furnace) sampai didapat abu yang Analisis Pangan. Jakarta: Dian Rakyat.
berwarna putih (Herman dkk, 2011). Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari,
Pada praktikum ini, digunakan Sedamawatidan S. Budiyanto. 1989.
sampel berupa “Energen” rasa jahe. Sampel Analisis Pangan: Petunjuk Laboratorium.
dihaluskan dahulu menggunakan mortar Bogor: PAU Pangan dan Gizi IPB.
untuk menyeragamkan ukuran dan Ellis. L. 2010. Berpacu Melawan Tua. C.V ANDI
memperbesar luas permukaan ketika OFFSET. Yogyakarta
kontak dengan suhu tinggi di dalam muffle Herman., Rusli, R., Ilimu, E., Hamid, R., dan
furnace maupun oven. Sampel dimasukkan Haeruddin. 2011. Analisis Kadar Mineral
ke dalam krus porselin kemudian Dalam Abu Buah Nipa Kaliwanggu Teluk
dimasukkan ke dalam muffle furnace untuk Kendari Sulawesi Tenggara. Journal of
Trophical Pharmacy and Chemistry. 1(2):
dipijarkan pada suhu 550°C selama 4 jam
107-113
hingga diperoleh sampel yang menjadi abu.
Sudarmadji, Slamet dkk. 2010.  Analisa Bahan
Pemijaran ini bertujuan untuk menguapkan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
semua zat organik dalam bahan sehingga Liberty Yogyakarta.
hanya diperoleh zat-zat anorganik bahan
Yenrina, R. 2015. Metode Analisis Bahan Pangan
tersebut. Setelah sampel menjadi abu, dan Komponen Bioaktif. Padang: Andalas
muffle furnace dapat dimatikan kemudian University Press.
krus dapat dipindahkan ke dalam oven
bersuhu 105°C setelah suhu di dalam muffle
furnace ± 200°C. Pemanasan dalam oven
dilakukan selama 30 menit, kemudian krus
dikeluarkan dari oven dan didiamkan di
dalam eksikator selama 10 menit untuk
menurunkan suhunya kemudian ditimbang
hingga didapat berat konstan.
Diperoleh kadar abu pada sampel
adalah 2,9550% dan 2,6505% yang
kemudian di rata-rata menjadi 2,8028%.
Standar deviasi yang diperoleh sebesar
0,2513 dan didapat range yaitu 2,5875 ≤ x

3
Seri Praktikum Analisa Pangan, D : 1: 2018 (Analisa Kadar Abu Energen Jahe )

Anda mungkin juga menyukai