Anda di halaman 1dari 25

tegangan permukaan

TEGANGAN PERMUKAAN

Pengertian Tegangan Permukaan.


Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada
permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton)
dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S = F/L.

Definisi Tegangan Permukaan Cairan.


Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

Penyebab Terjadinya Tegangan Permukaan.


Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di
dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan
dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah.

Penurunan Rumus
Rumus Tegangan Permukaan :

Ƴ = F/ d

Dalam Kasus ini d = 2l, sehingga


Ƴ = F /2 * l

Percobaan yang Terkait


Untuk lebih memahami Tegangan permukaan zat Dapat diamati pada percobaan dengan
menggunakan gelas yang berisi air kemudian Diletakkan jarum diatasnya,maka silet akan
mengapung.Apabila dicampur dengan deterjen,maka jarum akan tenggelam.
Dan juga dapat diamati pada percobaan dengan menyiapkan gabus yang dibentuk
menyerupai perahu.Kemudian,apabila diletakkan sabun dilekukan perahu tersebut,maka perahu
akan bergerak.

Penerapan Tegangan Permukaan dalam kehidupan sehari – hari :


- mencuci dengan air panas jauh lebih bersih dibandingkan dengan air yang bersuhu normal
- antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka,selain dapat mengobati luka juga dapat
membasahi seluruh luka.

Tegangan permukaan menyebabkan Pertambahan Tekanan Didalam gelombang atau


Tetesan Zat Cair.
Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara gelembung sabun atau
tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Suatu gelembung sabun terdiri permukaan film
berbentuk bola yang sangat rapat. Dengan suatu lapisan tipis dan diantara zat cair. Tegangan
permukaan menyebabkan film cenderung untuk melakukan pengusutan, tetapi sebagaimana
gelembung menyusut, sebegitu juga ia menekan udara didalam, menambah tekanan bagian
dalam , ke titik yang mencegah pengusutan lebih lanjut. Kita dapat memperoleh hubungan antara
tekanan jari – jari gelembung.

Tekanan didalam suatu gelembung


Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara gelembung bagian dalam
dan bagian luar sabun atau tetesan zat cair. Gelembung sabun terdiri dari dua permukaan film
berbentuk bola dengan lapisan tipis diantara cairan, karena tegangan permukaan, film tersebut
cenderung menyusut dalam suatu upaya untuk meminimalkan aerah permukaan mereka. Tetapi
sebagaimana gelembung mengerut , begitu juga ia menekan udara didalamnya, akhirnya
menambah tekanan bagian dalam pada tingkat yang mencegah pengusutan lebuh lanjut.
Kita dapat menarik suatu gambaran untuk kelebihan tekanan didalam suatu gelembung pada
persamaan radius R dan tegangan permukaan γ pada zat cair tersebut. Pertama anggap bahwa
tidak ada tekanan dari luar. Setiap setengah dari gelembung sabun adalah berada dalam
ekualibirium. Tekanan – tekanan pada permukaan flat sirkular dimana setengah ini bergabung
dengan setengah atasuntuk menambah tekanan pada tegangan permukaan dan mengurangi
tekanan untuk menekan udara didalam setengah bagian atas. Bundaran dari lingkaran sepanjang
tegangan permukaan adalah 2 μ R (kita mengabaikan perbedaan kecil diantara jari – jari bagian
dalam dan bagian luar) jumlah tekanan tegangan permukaan untuk masing – masing permukaan
(inner dan outer) adalah γ = 2 μ R, untuk jumlah dari (2 γ) (2 μ R). tekanan udara menekan
kebawah, tetapi tekanan resultan pada tekanan udara hanya pada tekanan bawah saja,

kesimpulannya adalah waktu tekanan μR2 , bidang lingkaran dimana kedua paroh gelembung
bertemu. Untuk penjumlahan tekanan ini menjadi nol, kita harus membuat :

(γ) (2 μ R) = ρ (μ R2 )
ρ=4μ
R

Secara umum, tekanan luar gelembung bukanlah nol, tetapi persamaan diatas masih
memberikanperbedaan antara tekanan outside dan inside (bagian dalam dan luar). Jika tekanan
outside adalah tekanan atmosfer ρa, maka
ρ - ρa = 4 γ (gelembung sabun)

R
Suatu tetesan zat cair hanya mempunyai satu film permukaan. Karena itu tekanan ketegangan
permukaan adalah γ (2 μ R), setengah adalah untuk gelembung sabun :
ρ - ρa = 2γ (tetasan zat cair)
R
Semakin kecil radius (jari – jari) dari gelembung atau tetesan, semakin besarperbedaan
tekanannya. Suatu tekanan yang besar dibutuhkan untuk menekan air sampai menjadi
celah – celah yang kecil, karena air harus membentuk radius R yang paling ditekan.

Prinsip Dasar Pengaplikasian Tegangan Permukaan.


Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga
permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara
molekul air. Agar semakin memahami penjelasan ini, perhatikan ilustrasi berikut. Kita tinjau
cairan yang berada di dalam sebuah wadah.

Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada
molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan
lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya
total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul
cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan
bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah.
Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan
cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.
Persamaan Tegangan Permukaan
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara
kualitatif (tidak ada persamaan matematis). Kali ini kita tinjau tegangan permukaan secara
kuantitatif. Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau
sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus
dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan (lihat gambar
di bawah).
Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk
lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika dirimu bermain
gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka
lapisan air sabun akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat
lurus bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak
bergerak (kawat berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke
bawah, di mana besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan
permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat lurus
memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air
sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan
antara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d).
Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :

Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan


dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau
dyne per centimeter (dyn/cm).

L1l
Berikut ini beberapa nilai Tegangan Permukaan yang diperoleh berdasarkan percobaan :

Zat cair yang Tegangan Permukaan


Suhu (oC)
bersentuhan dengan udara (mN/m = dyn/cm)

Air 0 75,60
Air 20 72,80
Air 25 72,20
Air 60 66,20
Air 80 62,60
Air 100 58,90
Air sabun 20 25,00
Minyak Zaitun 20 32,00
Air Raksa 20 465,00
Oksigen -193 15,70
Neon -247 5,15
Helium -269 0,12
Aseton 20 23,70
Etanol 20 22,30
Gliserin 20 63,10
Benzena 20 28,90
Berdasarkan data Tegangan Permukaan, tampak bahwa suhu mempengaruhi nilai tegangan
permukaan fluida. Umumnya ketika terjadi kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami
penurunan (Bandingkan nilai tegangan permukaan air pada setiap suhu. Lihat tabel). Hal ini
disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga
pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai tegangan permukaan juga
mengalami penurunan.
A. Judul : Tegangan Permukaan

I. Tujuan : Menyelidiki gejala tegangan permukaan

II. Teori :
Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Tegangan permukaan zat cair
terjadi karena adanya kohesi di bawah zat cair yang lebih besar dari pada kohesi dipermukaan zat
cair, sehingga permukaan air akan cendrung mengerut dan membentuk luas permukaan sekecil
mungkin.

Tegangan permukaan (γ) didefinisikan sebagai perbandingan antara


gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (L) dimana gaya itu bekerja. Secara
matematis ditulis:
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-
fenomena tersbut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat
peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada
pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, gelembung-
gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang
terapung, dan naiknya air pada pipa kapile. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya
yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada pada keadaan diam (statis).
Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul
lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Gejala ini yang
disebut dengan tegangan permukaan.
Oleh karena itu dilakukan percobaan penentuan tegangan permukaan dengan metode
berat tetes agar dapat mengetahui nilai tegangan permukaan dari suatu larutan dan dapat
menganalisa fenomen-fenomena yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari dengan
mempelajari tentang tegangan permukaan.

1.2 Tujuan
- Mempelajari tentang tegangan permukaan zat cair
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
- Mengetahui konsep tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk
selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat
seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya.
Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak
silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan
permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)

yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.

Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam
(selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya),

sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluida dapat
ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer) sehingga
tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar :

Dimana : = tegangan permukaan (N/m)


F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua
fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pad tegangan
permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
antara cairan dan udara
(Hamid.2010)

Faktor yang mempengaruhi


Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang,
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya
kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih
kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model
peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa
kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu
sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul
akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara
molekul zat yang berbeda (adesi).
Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan
dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian.
Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang berada
di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah
ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di
permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal
ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis
yang tipis.

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :


- Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu
kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur tegangan antar
muka.
- Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan
antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dari cairan tersebut.
(Atfins. 1994)
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan
cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan. Faktor-faktor
yang menpengaruhi :
- Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik
molekul
- Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan.
- Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

Sturktur surfaktan secara 3 dimensi


Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung
yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrifobik). Sifat surfaktan
yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak
saling bercampur).
Surfaktan akan selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis), bila jumlah
gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil
lebih besar lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada antar
muka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih kecil dari lipofil maka
surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antar muka.
Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam
minyak dan surfaktan yang larut dalam pelarut air.
Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu
senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon, dan senyawa silicon.
Surfaktan yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan antara lain
sebagai zart pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi,
oencegah korosi, dan lai-lain. Ada empat yang temasuk dalam golongan ini yaitu surfaktan anion
yang bermuatan negative, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak
terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negative dan positif bergantung
pada pH-nya.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan
hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya
terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (miceves), suatu molekul
sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari
molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion
bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun
secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di
dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada
daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan
agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi
kritik misel (KMK).
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya
antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan
cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun,
tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau padatan dan gas.
Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka.
(Douglas.2001)
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
- Piknometer
- Stopwatch
- Stalagnometer
- Gelas kimia
- Batang pengaduk
- Sikat tabung
- Pipet tetes
- Penangas air
- Timbangan
- Corong kaca

3.1.2 Bahan – bahan


- Aquades
- Bensin
- Sabun cair
- Tisu
- Alkohol

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Mengukur Massa Piknometer
- Ditimbang massa piknometer dengan timbangan dan dicatat beratnya
- Diisi piknometer dengan aquades dan ditimbang beratnya kemudian dicatat beratnya
- Dimasukkan larutan ke dalam stalagnometer sampai batas yang telah ditentukan
- Dihitung jumlah tetesan
- Diulangi langkah diatas untuk bensin

3.2.2 Pengaruh Zat Aktif Terhadap Tegangan Permukaan


- Dipipet sabun cair sebanyak pipet ke dalam gelas kimia
- Dilarutkan sabun cair dengan aquades sebanyak 25ml
- Dimasukkan ke dalam piknometer
- Ditimbang
- Dihitung jumlah tetesan dengan menggunakan stalagnometer
- Diulangi langkah di atas untuk sabun cair 2 pipet dan 3 pipet

3.2.3 Pengaruh Suhu Terhadap Tegangan Permukaan


- Diisi pikonometer dengan larutan bensin
- Dimasukkan ke dalam penangas air selama 2 menit
- Dicatat suhu akhir dari larutan
- Ditimbang piknometer yang berisi larutan
- Dihitung jumlah tetesan larutan bensin dengan stalagnometer
- Diulangi langkah diatas sebanyak 2 kali

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


4.1.1 Tabel pengaruh zat aktif (surfaktan)
No Manometer + n jumlah
Surfaktan Massa campuran
. campuran tetesan
1. 10 % (1 pipet) 44,96 gr 26,6 gr 59
2. 20 % (2 pipet) 45,00 gr 26,64 gr 62
3. 30 % (3 pipet) 45,00 gr 26,64 gr 72

4.1.2 Tabel pengaruh terhadap suhu


No M piknometer + n jumlah
Surfaktan Massa bensin
. campuran tetesan
1. 66° 49,55 gr 31,19 gr 126
2. 71° 37,31 gr 18,95 gr 187
3. 74° 37,35 gr 18,99 gr 198

4.2 Perhitungan
4.2.1 Perhitungan persentasi surfaktan
4.2.1.1 Persentasi surfaktan 10 %

4.2.1.2 Persentasi surfaktan 20 %

4.2.1.3 Persentasi surfaktan 30 %

4.2.2 Pengukuran massa jenis


4.2.2.1 ρair

4.2.2.2 Pengaruh surfaktan


4.2.2.2.1 Pengaruh surfaktan 10 %
4.2.2.2.2 Pengaruh surfaktan 20 %

4.2.2.2.3 Pengaruh surfaktan 30 %

4.2.2.3 Pengaruh Suhu


4.2.2.3.1 Pengaruh suhu 66° C

4.2.2.3.2 Pengaruh suhu 71° C

4.2.2.3.3 Pengaruh suhu 74° C

4.2.3 Tegangan Permukaan


4.2.3.1 Pengaruh zat aktif (surfaktan)
4.2.3.1.1 Pengaruh zat aktif 10 %

4.2.3.1.2 Pengaruh zat aktif 20 %

4.2.3.1.3 Pengaruh zat aktif 30 %

4.2.3.2 Pengaruh Suhu


4.2.3.2.1 Pengaruh suhu 66° C

4.2.3.2.2 Pengaruh suhu 71° C

4.2.3.2.3 Pengaruh suhu 74° C


4.3 Grafik
4.3.1 grafik pengaruh zat aktif (surfaktan)

4.3.2 grafik pengaruh terhadap suhu

4.4 Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena
pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara
molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Selain itu,
tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk
selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat
seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya.
Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tempat
silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zar cair namun zat cair dengan tegangan
permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin.
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)

yang berada pada keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F
persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.

Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan alam
(selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul pembentuknya).
Sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat perlahan dari permukaan fluida, besarnya

gaya F yang dibutuhkan untuk mengimbangi gaya-gaya permukaan fluida dapat ditentukan
dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (dianometer). Sehingga tegangan
permukaan fluida memiliki nilai sebesar :

Dimana : = tegangan permukaan (N/m)


F = Gaya (Newton)
L = Panjang permukaan selaput fluida (m)

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antar muka dua
fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan
permukaan karena gaya adhesi dua cairan yang tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi
antara cairan dan udara.
Faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan yaitu :
- Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik
molekul.
- Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan.
Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan caiaran membentuk lapisan
monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan. Zat tersebut biasa disebut dengan
surfaktan.
- Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
Aplikasi konsep tegangan dalam kehidupan sehari-hari antara lain. Mencuci dengan air panas
lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih, gelembung sabun atau air berbentuk
bulat, dank lip tidak tenggelam dalam air.
- Mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih.Tegangan
permukaan dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu air, makin kecil tegangan permukaan air
dan ini berarti makin baik kemampuan air untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan
air panas menyebabkan kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih bersih.
Detergen sintetis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran
yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan air. Banyak kotoran
yang tidak larut dalam air segar, tetapi larut dalam air yang diberi detergen.
- Gelembung sabun atau air berbentuk bulat. Gelembung sabun atau tetes air berbentuk bulat
karena dipengaruhi oleh adanya tegangan permukaan. Gelembung sabun memiliki dua selaput
tipis pada permukaannya dan diantara kedua selaput tipis tersebut terdapat lapisan air tipis.
Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil
luas permukaannya. Ketika selaput air sabun berkontraksi dan berusaha memperkecil luas
permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dan
tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada di luar selaput (tekanan
atmosfir) turut mendorong selaput air sabun ketika ia melakukan kontraksi, karena tekanan udara
di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di dalamnya (udara
yang terperangkap di antara dua selaput) ikut tertekan, sehingga menaikkan tekanan udara di
dalam selaput sampai tidak terjadi kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontransi
lagi, besarnya tekanan udara di antara dua selaput sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan
gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput. Pada tetes air hanya memiliki satu selaput
tipis, yakni pada bagian luar tetes air. Bagian dalamnya penuh dengan air. Akibat adanya gaya
kohesi, maka timbul tegangan permukaan. Bagian tetes air ditarik ke dalam, akibatnya air
berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Tekanan atmosfir yang berada di
luar turut membantu menekan tetes air. Kontraksi akan terhenti ketika tekanan pada bagian
dalam air sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang
mengerutkan selaput air.
- Klip tidak tenggelam dalam air. Ketika klip diletakkan secara hati-hati ke atas permukaan air,
molekul-molekul air yang terletak di permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut,
sehingga molekul-molekul air yang terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk
menopang klip tersebut. Biasanya klip terbuat dari logam, sehingga kerapatannya lebih besar dari
kerapatan air. Karena massa jenis klip lebih besar dari massa jenis air, maka seharusnya klip
tenggelam. Tapi kenyataannya klip terapung. Fenomena ini merupakan salah satu contoh dari
adanya tegangan permukaan. Dalam kenyataannya, bukan hanya klip (penjepit kertas), tetapi
juga bisa benda lain seperti jarum. Apabila kita meletakkan jarum secara hati-hati di atas
permukaan air, maka jarum akan terapung. Adanya tegangan permukaan cairan juga menjadi
alasan mengapa serangga bisa mengapung di atas air.
- Metode tegangan permukaan: Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan
melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya
dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan
antar muka. Sudut kontak air dan pipa kapiler. Dengan metode pipa kapileryaitu dengan
mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya denganmemakai pipa
berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair
tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu.
- Metode tersiometer Du-Nouy : Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang
diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Perhitungan tegangan permukaan dengan metode Du Nouy :
Y= (Skala yang terbaca (dyne))/(2 x keliling cincin) x Faktor Koreksi.
- Metode Drop Out (tetes) : bila cairan tepat akan menetes, maka gaya tegangan permukaan sama
dengan gaya yang disebabkan oleh massa cairan sebagai berat itu sendiri. Gaya berat cairan =
m.g.

Pada grafiik pengaruh surfaktan dapat dilihat pada konsentrasi surfaktan 10 tegangan
permukaannya 31,5264, pada konsentrasi surfaktan 20 % tegangan permukaannya 30,0460, pada
konsentrasi surfaktan 30 % tegangan permukaannya 25,8729. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar konsentrasi surfaktan maka tegangan permukaannya akan semakin kecil.
Pada grafik pengaruh suhu dapat dilihat pada suhu 66° C tegangan permukaannya
14,7624, pada suhu 71° C tegangan permukaannya 9,9618, pada suhu 74° C tegangan
permukaannya 9,4084. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka tegangan
permukaan akan semakin kecil.
Pada grafik pengaruh surfaktan tegangan permukaannya semakin kecil apabila
konsentrasi surfaktannya besar, dikarenakan keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tapi apabila zat yang ada dipermukaan
cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan zat
tersebut yang disebut dengan surfaktan.
Pada grafik pengaruh suhu, tegangan permukaan semakin kecil pada saat suhu semakin
tinggi. Karena suhu mempengaruhi tegangan permukaan, karena pada saat suhu meningkat,
energy kinetic molekul juga meningkat, dan tegangan permukaan menurun.
Prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan tegangan permukaan dengan metode berat
tetes, yang meliputi faktor-faktor suhu, surfaktan, dan zat terlarut dalam melakukan percobaan
ini. Melihat perubahan tegangan permukaan dengan menggunakan suhu yang berbeda-beda, dan
dengan surfaktan yang berbeda pula konsentrasinya.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair untuk menegang,
sehingga permukaannya seperti ditutup oleh suatu lapisan elastis.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah suhu: tegangan suatu permukaan
menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetic molekul; zat terlarut
(solute): keberadaan zat terlarut mempengaruhi tegangan permukaan, penambahan zat terlarut
akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar;
surfaktan: zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada
permukaan atau antar muka.
- Aplikasi konsep tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari antara lain, mencuci dengan
air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang lebih bersih, gelembung sabun atau air
berbentuk bulat, dank klip tidak tenggelam dalam air.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam percobaan tegangan permukaan tidak hanya
menggunakan metode berat tetes tetapi dengan metode yang lain misalnya
metode cincin.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Hamid, Rimba. 2010. Penuntun Kimia Fisik. Universitas Hauoleo: Kendari.


D.Penerapan tegangan permukaan dalam

kehidupan sehari-hari:

1.mencuci dengan air panas jauh lebih bersih dibandingkan

dengan air yang bersuhu normal

2.antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka,selain dapat

mengobati luka juga dapat membasahi seluruh luka.

TEGANGAN PERMUKAAN

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar permukaan
untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut karena gaya adhesi lebih kecil
dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada
permukaan cairan.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan


a. Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti
air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti bensin
karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya juga kecil.
b. Suhu
Tegangan permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya
suhu molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antara
molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.
c. Adanya zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau menurunkan tegangan
permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik dan non elektrolit tertentu seperti
sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat
seperti sabun, detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan
permukaan ( Yazid, 2005).
d. Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung
untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas
sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
e. Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat
larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa
solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang
penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi
dipermukaan yang lebih kecil daripada didalam larutan.

Macam-macam metode tegangan permukaan

Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :


-
a. 1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu
kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur tegangan antar
muka.
-
2. Metode tersiometer Du-Nouy

Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan
antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dari cairan tersebut.
(Atfins. 1994)

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair
yang tidak bercampus. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tengangan permukaan
karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampus lebih besar dari pada adhesi antara cairan
dan udara

Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi:

1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk
membentuk sediaan suspensi

Daftar Pustaka
- Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai