Anda di halaman 1dari 10

1.

Tegangan Permukaan

A. Analisis Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis. Tegangan permukaan zat cair dapat dijelaskan dengan meninjau gaya yang
di alami oleh partikel zat cair berdekatan maka gaya tarik-menariknya besar.
Sebaliknya apabila dua pertikel itu berjauhan maka gaya tarik-menariknya kecil
dengan demikian dapat dikatakan bahwa tiap-tiap partikel hanya ditarik oleh
partikel-partikeldi sekelilingnya. Pada dasarnya, tegangan permukaan zat cair
didefinisikan sebagai besarnya gaya yang di alami oleh tiap satuan panjang pada
permukaan zat cair.
Tegangan permukaan zat cair terjadi karena adanya kohesi, yaitu gaya
tarik menarik antarpartikel sejenis. Contoh yang menggambarkan adanya
tegangan permukaan adalah balon yang terbuat dari sabun. Anda bisa
membuktikannya dengan cara mencelupkan tangan Anda ke dalam air sabun
tersebut, lalu buatlah lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk Anda, maka akan
terlihat air sabun yang membentuk bidang datar.

Gambar 1. Dua molekul zat cair yang berbeda posisi


memiliki gaya kohesi yang berbeda.

Perhatikan Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan gaya kohesi yang


bekerja pada molekul A dan molekul B. Molekul A mengalami gaya kohesi dari

1
segala arah yang sama besar sehingga dapat dinyatakan bahwa molekul tersebut
berada dalam keseimbangan. Berbeda dengan molekul B yang terletak pada
permukaan zat cair. Molekul ini hanya mengalami gaya kohesi oleh partikel-
partikel yang berada di bawah dan di sampingnya saja. Akibatnya, pada
permukaan air terjadi tarikan ke bawah sehingga permukaan zat cair seperti
selaput tipis. Amatilah jika pisau silet ditempatkan secara melintang pada
permukaan air. Walaupun massa jenisnya lebih besar dibandingkan massa jenis
air, silet tersebut dapat terapung karena adanya tegangan pada permukaan air.
Molekul A yang berada di dalam cairan dikelilingi oleh molekul-molekul
yang lain, di atasnya, di bawahnya, dan di sampingnya. Sedangkan molekul yang
di permukaan hanya dikelilingi partikel yang di samping dan di bawahnya.
Molekul dalam cairan akan mendapat tarikan dari molekul disekelilingnya ke
segala arah sehingga resultan gayanya adalah nol. Molekul B yang di permukaan
mendapat tarikan dari molekul di sampingnya dan di bawahnya, sehingga resultan
gayanya tidak nol.
Jika molekul dinaikkan sedikit maka molekul akan mendapatkan tarikan
ke bawah. Pada molekul B, hanya bekerja gaya yang arahnya ke bawah dan ke
samping, sehingga resultan gaya-gaya yang bekerja berarah ke bawah. Jika
molekul ditekan sedikit molekul di sekelilingnya akan menariknya ke atas. Gaya
tarik antar- molekul tadi membuat permukaan cairan seperti selaput yang elastis
(Resultan gaya ini yang mengakibatkan lapisan atas zat cair seakan-akan tertutup
oleh selaput yang elastis).

Gambar 2. Menunjukkan resultan gaya yang bekerja pada


sebuah molekul di permukaan.

2
Molekul air yang ada di permukaan tidak mempunyai gaya tarik-menarik
dengan molekul yang ada di atasnya. Pengaruh gaya tarik dengan molekul udara
yang ada di atas permukaan zat cair dianggap kecil sehingga bisa diabaikan.
Akibatnya, molekul yang berada pada lapisan atas (permukaan) mengalami gaya
tarik-menarik hanya dengan molekul tetangganya seperti yang ada di bagian
bawah, maka timbul gaya untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut sehingga
menghasilkan resultan gaya yang terentang sepanjang permukaan dan
menyebabkan tibulnya tegangan permukaan.
Pada gambar 2 ditunjukkan diagram benda bebas gaya-gaya yang bekerja
pada sebuah benda yang terapung di permukaan air akibat tegangan permukaan.
Dalam diagram benda bebas nampak bahwa adanya sedikit penurunan permukaan
air akibat tekanan gaya berat molekul (mg) pada permukaan air, sehingga gaya
molekul F, membentuk sudut tertentu terhadap permukaan. Komponen gaya arah
vertical, Fy sama besar dengan gaya berat dari silet sehingga tetap terapung di
permukaan. Resultan gaya dari tegangan permukaaan memberikan kemungkinan
terbentuknya luas permukaan zat cair yang cenderung sekecil mungkin.
Konsekuensi dari adanya tegangan permukaan menyebabkan kecenderungan tetes
zatcair berbentuk bola. Contoh, jika kita meneteskan air atau gelembung air
sabun, maka tetesan air cenderung berbentuk bola. Bentuk bola memberikan luas
permukaan terkecil dengan volume tertentu.
Perhatikan sejumlah tetesan embun pagi yang jatuh di atas rumput.
Tetesan tersebut akan berbentuk seperti bola-bola kecil. Gaya kohesi molekul-
molekul yang terletak pada permukaan air ke arah dalam akan sama besar
sehingga tetesan air tersebut berbentuk bola. Telah di ketahui bahwa bola
merupakan bangun ruang yang memiliki luas permukaan terkecil. Permukan air
ini menyerupai selaput tegang yang elastis.
Untuk mengetahui besar tegangan permukaan tersebut, perhatikanlah
contoh berikut.

3
Gambar 3. Tegangan permukaan air sabun paa kawat.
Besarnya tegangan permukaan zat cair dapat ditentukan dengan
menggunakan sebuah kawat yang dibengkokkan sehingga berbentuk U.
Selanjutnya, seutas kawat lurus dipasang sehingga dapat bergerak pada kaki-kaki
kawat U (Gambar 3). Jika kawat dicelupkan ke dalam larutan sabun dan
diangkat keluar, maka kawat lurus akan tertarik ke atas.
Ambilah sepotong kawat, kemudian bentuklah menyerupai bentuk U
seperti pada Gambar 3 kedua kaki kawat u dicelupkan dengan kawat AB dengan

panjang dan berat 1. . Apabila berat w1 tidak terlalu besar, maka dapat
diseimbangkan dengan menambah beban w2. Jika kawat U dicelupkan ke dalam
bejana yang berisi air sabun, kemudian pada batang AB diberi sebuah beban

seberat 2, dalam keadaan setimbang kawat lurus dapat digeser tanpa mengubah
keseimbangannya selama suhunya tetap. Pada keadaan setimbang, maka gaya
permukaan air sabun sama dengan gaya berat kawat lurus dijumlahkan dengan
berat beban, akan diperoleh gaya tegangan permukaan F, yaitu :

+ ……………………………….…( 1 )
Oleh karena sisi kawat yang kontak dengan permukaan air ada dua sisi,

sisi luar , dan sisi dalam dengan panjang di anggap sama. Jadi, panjang sisi

kawat total yang kontak dengan air sepanjang 2 sehingga tegangan permukaan
pada larutan sabun adalah.

…………………………………….…( 2 )
Keterangan:

4
γ = tegangan permukan (N/m), dapat dianggap sebagai gaya setiap satuan
panjang.

panjang kawat (m)


Jika s adalah perpindahan kawat, persamaan di atas dapat di tulis sebagai berikut.

…………………………….( 3 )
Jadi, tegangan permukaan dapat pula diartikan sebagai usaha setiap satuan
luas, dan satuannya adalah joule/m2 (J/m2).
Beberapa nilai tegangan permukaan dari berbagai zat cair terlihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 1. Daftar Harga Tegangan Permukaan
Tegangan Permukaan
Zat Cair Suhu (0C)
(N/m)
Alkohoh, ethyl 20 0,022
Darah 37 0,058
Merkuri (Air Raksa) 20 0,45
Larutan detergen 20 0,025
Air 0 0,076
Air 20 0,073
Air 100 0,059
Aseton 20 0,024
Gliserin 20 0,063
Air Sabun 20 0,025
Benzena 20 0,030
Helium -269 0,0012
Karbon Tertrakloria 20 0,027
Minyak Zaitun 20 0,032
Neon -247 0,0051
Oksigen -193 0,016

5
Pada umumnya permukaan zat cair tergantung terhadap suhunya seperti tabel di
bawah ini menunjukan nilai tegangan permukaan zat cair, pada umumnya
tegangan berkurang jika suhu naik.
Tabel 2. Tegangan Permukaan pada beberapa suhu

Dalam tabel tersebut nampak bahwa suhu sangat menentukan besar kecilnya
tegangan permukaan, semakin tinggi suhu semakin kecil harga tegangan
permukaannya. Pengaruh suhu mengakibatkan mudahnya molekul-molekul zat
cair bergerak. Air sabun menunjukkan tegangan yang lebih kecil daripada air
murni. Ini sebabnya mengapa sabun mudah membersihkan kotoran yang
menempel pada pakaian atau benda lain.

B. Penerapan Tegangan Permukaan


Penerapan tegangan permukaan air berbuhungan dengan kemampuan air
membasahi benda. Makin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan
air untuk membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih
mudah larut dalam air. Prinsip inilah yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
fisika sehari-hari.
Mencuci dengan air panas lebih mudah dan menghasilkan cucian yang
lebih bersih. Tegangan permukaan air dipengaruhi oleh suhu. Makin tinggi suhu
air, makin kecil tegangan permukaan air, dan ini berarti makin baik kemampun air
untuk membasahi benda. Karena itu, mencuci dengan air panas menyebabkan
kotoran pada pakaian lebih mudah larut dan cucian menjadi lebih bersih.
Detergen sintesis modern juga didesain untuk meningkatkan kemampuan
air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan
tegangan permukaan air. Banyak kotoran pakaian yang tidak larut di dalam air

6
segar, tetapi larut di dalam air. Banyak kotoran yang tidak larut di dalam air segar,
tetapi larut di dalam air diberi detergen. Pengaruh detergen dpat dilihat dengan
meneteskan air segar dan air yang mengandung detergen ke atas lilin yang bersih.
Air segar tidak membasahi lilin dan bentuk butirannya tidak banyak berubah.
Akan tetapi, tetes air yang mengandung detergen membasahi lilin, dan butir air
menyebar. Tampak bahwa detergen memperkecil tegangan permukaan air,
sehingga air mampu membasahi lilin.
Contoh dalam keseharian dapat anda lihat pada itik yang berenang di air.
Itik dapat berenang di air karena bulu-bulunya tidak basah oleh air. Jika air diberi
ditergen, basah oleh air. Akibatkannya, itik akan tenggelam.
Antiseptik yang dipakai untuk mengobatii luka, selain memiliki daya
bunuh kuman yang baik, juga memilki tegangan permukaan yang rendah sehingga
antiseptik dapat membasahi seluruh luka. Jadi, alkohol dan hamper semua
antiseptic memiliki tegangan permukaan yang rendah.
Contoh lainnya adalah balon yang terbuat dari air sabun Anda bisa
membuktikannya dengan cara mencelupkan tangan Anda kedalam air sabun
tersebut, lalu buatlah lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk anda, maka akan
terlihat air saun yang membentuk bidang datar.
Perhatikan sejumlah tetesan embun pagi yang jatuh di atas rumput.
Tetesan tersebut akan berbentuk bola-bola kecil. Gaya kohesi molekul-molekul
yang terletak pada permukaan air ke arah dalam akan sama besar sehingga tetesan
air tersebut akan membentuk bola. Telah diketahui bahwa bola merupakan bangun
ruang yang memiliki luar permukaan terkecil. Permukaan air ini menyerupai
selaput tegang yang elastis.

Gambar 4.Tetesan air yang jatuh ke atas rumput

7
Apabila sebuah silet diletakkan mendatar pada permukaan air dengan hati-
hati, ternyata silet mengapung. Padahal massa jenis silet lebih esar dari massa
jenis air. Zat cair yang keluar dari suatu pipet bukan sebagai aliran tapi sebagai
tetesan. Nyamuk atau serangga dapat hinggap di permukaan air.

(a)

(b)
Gambar 5. (Sumber: Ensiklopedi Indonesia seri Fauna Serangga, 1996)
Gambar (a): seekor serangga dapat hinggap di atas permukaan air dan tidak
tenggelam
Gambar (b): sebuah silet yang diletakkan secara perlahan-lahan di atas permukaan
air dapat terapung.
Jika kita amati contoh-contoh di atas ternyata permukaan air tertekan ke bawah
karena berat silet atau nyamuk.
Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan
teliti, misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa kran yang bukan sebagai suatu aliran,
mainan gelembung-gelembung sabun, gelembung-gelembung air pada sarang

8
laba-laba, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan air yang
terapung, atau naiknya air pada pipa kapiler.

Gambar 6. Contoh tegangan permukaan


Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan
zat cair atau pada batas antara zat cair dengan benda lain. Fenomena itu dikenal
dengan tegangan permukaan.
Contoh tegangan permukaan yang lain dapat kita lihat jika memasukkan
sebuah gelang kawat yang dipasang benang ke dalam larutan sabun. Setelah
dimasukkan ke dalam larutan sabun, pada gelang kawat akan terdapat selaput
tipis. Jika bagian tengah jerat benang ditusuk hingga pecah akan terlihat jerat
benang yang pada mulanya berbentuk tidak beraturan, berubah menjadi berbentuk
lingkaran. Gelang kawat dan jerat benang yang dicelupkan ke dalam larutan sabun
sebelum dan sesudah selaput tipis bagian tengahnya ditusuk terlihat seperti pada
Gambar 7 berikut.

Gambar 7. Sebuah gelang kawat yang dipasang benang ke dalam larutan sabun

9
(a) Gelang kawat dengan bentangan benang di tengahnya ketika dimasukkan ke
dalam larutan sabun.
(b) Setelah gelang kawat dicelupkan ke dalam larutan sabun, benang menjadi
teregang dan membentuk lingkaran.
Gambar 7 (b) menunjukkan bahwa permukaan zat cair dapat dianggap berada
dalam keadaan tegang sehingga zat-zat pada kedua sisi garis saling tarik-menarik.

10

Anda mungkin juga menyukai