Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HEMOSTASIS

“PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH (Clotting Time)


METODE TABUNG KAPILER”

Dosen Pengampu : Sri Ujiani, M.Biomed

DISUSUN OLEH :
Nama : INTAN NOVITASARI
NIM : 1913353004

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan masa pembekuan darah metode tabung
kapiler”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Hemostasis.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dari teman-teman, sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi.
Dalam menyusun makalah ini juga penulis menyadari masih banyaknya kekurangan,
sehingga sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna dapat lebih
menyempurnakan lagi penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya,
terimakasih atas perhatiannya.

Bandar Lampung, 25 Agustus2021

Penulis

DAFTAR ISI
i
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Hemostasis....................................................................................................3
2.2 Patofisiologi dan pemeriksaan laboratorium hemostasis................................................3
2.3 Pemeriksaan masa pembekuan (clotting time)................................................................4
2.4 Metode pemeriksaan masa pembekuan darah (clotting time).........................................6

BAB 3 PENUTUP................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa pembekuan atau clotting time (CT) adalah lamanya waktu yang diperlukan
darah untuk membeku. Dalam tes ini hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor
pembekuan darah, terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang
berasal dari trombosit (Gandasoebrata, 2001). Penurunan masa pembekuan terjadi pada
penyakit thromboplebitis, infark miokard (serangan jantung), emboli pulmonal (penyakit
paru-paru), penggunaan obat barbiturat, kontrasepsi hormonal wanita, vitamin K, digitalis
(obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air jika ada pembengkakan),
sedangkan perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan
faktor pembekuan darah, leukemia, dan gagal jantung kongestif (Sutedjo, 2009). Estrogen
dapat meningkatkan koagulabilitas (daya beku) darah, meningkatkan faktor pembekuan
yaitu Faktor II, VII, IX dan X dalam darah serta menurunkan antitrombin III (Marks et al.,
2000).

Menurut Gandasoebrata (2001) metode pemeriksaan clotting time yaitu metode


tabung (modifikasi Lee dan White), metode tabung kapiler (menurut Duke), dan metode
slide. Pemeriksaan clotting time dengan menggunakan darah lengkap sebenarnya satu
pemeriksaan yang kasar tetapi diharapkan mampu mewakili proses pembekuaan yang terjadi
di dalam tubuh secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah


3
Rumusan masalah dari makalah yang berjudul “Pemeriksaan masa pembekuan darah metode
tabung kapiler” adalah sebagai berikut:
1.2.1 Jelaskan pengertian hemostasis !
1.2.2 Bagaimana patofisiologi dan pemeriksaan laboratorium hemostasis ?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan masa pembekuan ?
1.2.4 Jelaskan bagaimana pemeriksaan masa pembekuan darah dengan metode tabung
kapiler

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Pemeriksaan masa pembekuan darah
metode tabung kapiler” adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian hemostasis
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dan pemeriksaan laboratorium
hemostasis
1.3.3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan masa pembekuan
1.3.4 Untuk memahami penjelasan bagaimana pemeriksaan masa pembekuan darah
dengan metode tabung kapiler.

1.4 Manfaat
Makalah yang penyusun tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khusunya
teman-teman dari prodi Sarjana Terapan Teknologi Laboratirum Medis dalam proses
pembelajaran mata kuliah hemostasis. Penulisan makalah ini diharapkan dapat melengkapi
dan menambah wawasan serta memberi pemahaman mengenai Pemeriksaan masa
pembekuan darah metode tabung kapiler.

BAB II
4
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hemostasis

Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi


luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi,
adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur
koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood
fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk
thrombus sementara atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darah yang
mengalami kerusakan (vascular injury).
Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang.
Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh darah yang
terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan
membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non
permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan.

Gambar 1: Faal Hemostasis

5
Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu: trombosit, endotel vaskuler,
procoagulant plasma protein faktors, natural anticoagulant proteins, protein fibrinolitik dan
protein antifibrinolitik. Semua komponen ini harus tersedia dalam jumlah cukup, dengan
fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat menjalankan hemostasis dengan baik.
Interaksi komponen ini dapat memacu terjadinya thrombosis disebut sebagai sifat
prothrombotik dan dapat juga menghambat proses thrombosis yang berlebihan, disebut
sebagai sifat antithrombotik. Hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan
antara faktor prothrombotik dan faktor antithrombotik.
Pedarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit, ataupun
sistem pembekuan darah. Bila gejala perdarahan merupakan kalainan bawaan, hampir
selalu penyebabnya adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut diatas kecuali penyakit
Von Willebrand. Sedangkan pada kelainan perdarahan yang didapat, penyebabnya
mungkin bersifat multipel. Oleh karena itu pemeriksaan penyaring hemostasis harus
meliputi pemeriksaan vasculer, treombosit, dan koagulasi.
Biasanya pemeriksaan hemostasis dilakukan sebelum operasi. Beberapa klinisi
membutuhkan pemerikasaan hemostasis untuk semua penderita pre operasi, tetapi ada juga
membatasi hanya pada penderita dengan gangguan hemostasis. Yang paling penting adalah
anamnesis riwayat perdarahan. Walaupun hasil pemeriksaan penyaring normal, pemeriksaan
hemostasis yang lengkap perlu dikerjakan jika ada riwayat perdarahan.

2.2 Patofisiologi dan pemeriksaan laboratorium hemostasis

Hemostasis normal dapat dibagi menjadi dua tahap: yaitu hemostasis primer dan
hemostasis sekunder. Pada hemostasis primer yang berperan adalah komponen vaskuler
dan komponen trombosit. Disini terbentuk sumbat trombosit (trombosit plug) yang
berfungsi segera menutup kerusakan dinding pembuluh darah. Sedangkan pada hemostasis
sekunder yang berperan adalah protein pembekuan darah, juga dibantu oleh trombosit.
Disini terjadi deposisi fibrin pada sumbat

6
trombosit sehingga sumbat ini menjadi lebih kuat yang disebut sebagai stable fibrin
plug. Proses koagulasi pada hemostasis sekunder merupakan suatu rangkaian reaksi dimana
terjadi pengaktifan suatu prekursor protein (zymogen) menjadi bentuk aktif. Bentuk aktif
ini sebagian besar merupakan serine protease yang memecah protein pada asam amino
tertentu sehingga protein pembeku tersebut menjadi aktif. Sebagai hasil akhir adalah
pemecahan fibrinogen menjadi fibrin yang akhirnya membentuk cross linked fibrin. Proses
ini jika dilihat secara skematik tampak sebagai suatu air terjun (waterfall) atau sebagai
suatu tangga (cascade).
Proses koagulasi dapat dimulai melalui dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik (extrinsic
pathway) dan jalur intrinsik (intrinsic pathway). Jalur ekstrinsik dimulai jika terjadi
kerusakan vaskuler sehingga faktor jaringan (tissue factor) mengalami pemaparan terhadap
komponen darah dalam sirkulasi. Faktor jaringan dengan bantuan kalsium menyebabkan
aktivasi faktor VII menjadi FVIIa. Kompleks FVIIa, tissue factor dan kalsium (disebut
sebagai extrinsic tenase complex) mengaktifkan faktor X menjadi FXa dan faktor IX
menjadi FIXa. Jalur ekstrinsik berlangsung pendek karena dihambat oleh tissue factor
pathway inhibitor (TFPI). Jadi jalur ekstrinsik hanya memulai proses koagulasi, begitu
terbentuk sedikit thrombin, maka thrombin akan mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa
lebih lanjut, sehingga proses koagulasi dilanjutkan oleh jalur intrinsik. Jalur intrinsik
dimulai dengan adanya contact activation yang melibatkan faktor XII, prekalikrein dan
high molecular weigth kinninogen (HMWK) yang kemudian mengaktifkan faktor IX
menjadi FIXa. Akhir-akhir ini peran faktor XII, HMWK dan prekalikrein dalam proses
koagulasi dipertanyakan. Proses selanjutnya adalah pembentukan intrinsic tenase complex
yang melibatkan FIXa, FVIIIa, posfolipid dari PF3 (trombosit factor 3) dan kalsium.
Intrinsic tenase complex akan mengaktifkan faktor X menjadi FXa. Langkah berikutnya
adalah pembentukan kompleks yang terdiri dari FXa, FVa, posfolipid dari PF3 serta
kalsium yang disebut sebagai prothrombinase complex yang mengubah prothrombin
menjadi thrombin yang selanjutnya memecah fibrinogen menjadi fibrin.

7
Pemeriksaan hemosatasis adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui
hemostasis serta kelainan yang terjadi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari riwayat
perdarahan abnormal, mencari kelainan yang mengganggu hemostasis, riwayat pemakaian
obat, riwayat perdarahan dalam keluarga. Pemeriksaan hemostasis sangat penting dalam
mendiagnosis diatesis hemoragik. Pemeriksaan ini terdiri atas:
1. Tes penyaring

 Percobaan pembendungan

 Masa perdarahan

 Masa pembekuan

 Hitung trombosit

 Masa protombin plasma (Prothrombin Time, PT)

 Masa tromboplastin partial teraktivasi (Activated partial thromboplastin time,


APTT)
 Masa trombin (Thrombin time, TT)

2. Tes khusus

 Tes faal trombosit

 Tes Ristocetin

 Pengukuran faktor spesifik (faktor pembekuan)

 Pengukuran alpha-2 antiplasmin

2.3 Pemeriksaan masa pembekuan (clotting time)

Clotting time adalah waktu yg dibituhkan bagi darah untuk membekukan dirinya
secara in vitro dengan menggunakan suatu standart yg dinamakan Clotting Time. Clot
adalah suatu lapisan seperti liln/jelly yg ada di darah yg menyebabkan berhentinya suatu
pendarahan pada luka yang dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Pemeriksaan masa pembekuan (Cloting Time) merupakan pemeriksaan untuk
menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku. Hasilnya menjadi

1
ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi, terutama faktor-faktor yang membentuk
tromboplastin dan faktor-faktor yang berasal dari trombosit, juga kadar fibrinogen. Defisiensi
faktor pembekuan dari ringan sampai sedang belum dapat dideteksi dengan metode ini, baru
dapat mendeteksi defisiensi faktor pembekuan yang berat.
Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan
darah). Normalnya darah membeku dalam 2-6 menit.
Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung),
emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat
jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).
Clotting time memanjang bila terdapat defisiensi berat faktor pembekuan pada jalur
intrinsik dan jalur bersama, misalnya pada hemofilia (defisiensi F VIIc dan F Ixc), terapi
antikoagulan sistemik (Heparin). Perpanjangan masa pembekuan juga terjadi pada penderita
penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
Prinsip pemeriksaan clotting time adalah waktu pembekuan diukur sejak darah keluar
dari epmbuluh sampai terjadi suatu bekuan dalm kondisi yg spesifik. Sampel yang digunakan
dalam pemeriksaan ini adalah sampel darah segar.

2.4 Metode pemeriksaan masa pembekuan darah (clotting time)


Dalam pemeriksaan masa pembekuan darah metode tabung kapiler
Metode Kapiler

1. Prinsip
Darah dimasukan ke dalam tabung kapiler lalu ditentukan masa
pembekuannya

2. Alat dan Bahan


• Alat
1. Tabung kapiler dengan diameter 1-2 mm dan panjang 10 cm.
2. Kikir ampul
3. Lancet
4. Stopwatch

2
• Bahan
1. Kapas
2. Alkohol swab

Cara Kerja
a) Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
b) Tabung kapiler digores dengan kikir ampul dengan jarak 1 cm supaya mudah
dipatahkan.
c) Ujung jari pasien didesinfeksi dengan dengan alkohol swab dan dibiarkan mongering.
d) Ujung jari pasien ditusuk dengan lanset sedalam 3 mm hingga keluar darah.
e) Stopwatch mulai dijalankan pada saat darah keluar dari tusukan.
f) Tetesan yang pertama keluar dihapus, dan tetesan berikutnya dihisap ke dalam tabung
kapiler dengan memanfaatkan daya kapilaritas tabung.
g) Tiap 30 detik tabung kapiler dipatahkan pada goresan yang telah dibuat.
h) Masa pembekuan ialah saat terlihatnya benang fibrin pada pematahan kapiler
terhitung mulai dari stopwatch dijalankan.

a. Nilai Normal
Nilai normal masa pembekuan darah untuk metode kapiler adalah 2 – 6 menit

b. Catatan

i. Cara yang menggunakan darah kapiler kurang dapat diandalkan karena


relative banyak cairan jaringan berisikan tromboplastin jaringan
bercampur dengan darah yang keluar.
ii. Pemeriksaan dengan metode ini sebaiknya dilakukan secara duplo.

BAB III
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemostasis ialah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan
keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup
kerusakan dinding pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat
terjadinya kerusakan pembuluh darah. Hemostasis melibatkan sistem vaskuler, sistem
trombosit, sistem koagulasi, dan sistem fibrinolisis (Bakta, 2006).
Pemeriksaan hemostasis dilakukan untuk skrening, diagnosa dan monitor terapi
gangguan koagulasi. Untuk memastikan diagnosis dan terapi gangguan hemostasis yang
tepat, diperlukan presisi dan akurasi jangka panjang yang konsisten. Pemeriksaan
hemostasis meliputi pemeriksaan khusus dan penyaring. Yang termasuk pemeriksaan
penyaring yaitu masa pembekuan, masa perdarahan, hitung trombosit, PT, dan aPTT
(Pramudianti, 2011).
Pembekuan darah (koagulasi) adalah suatu proses kimiawi protein-protein plasma yang
berinteraksi untuk mengubah molekul protein plasma besar yang larut, yaitu fibrinogen
menjadi gel stabil yang tidak larut disebut fibrin (Sacher dan McPherson, 2000). Aktifitas
jaringan, peningkatan trombosit, peningkatan faktor- faktor koagulasi, dehidrasi, perubahan
asam-basa tubuh dan antigen-antigen yang bekerja pada pembekuan darah akan
meningkatkan aktifitas koagulasi baik jalur intrinsik maupun ekstrinsik (Prihadi, 2007).
Pemeriksaan masa pembekuan darah (clotting time) merupakan pemeriksaan untuk
melihat berapa lama diperlukan darah untuk membeku yang digunakan untuk mengukur
aktivitas faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor-faktor yang membentuk
tromboplastin dan faktor yang berasal dari trombosit. Pemeriksaan clotting time dapat
diukur dengan menggunakan skala rasio dalam satuan menit.
Fungsi utama trombosit adalah membentuk sumbat mekanis yang merupakan respons
hemostatik normal terhadap cedera vaskuler. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran
darah secara spontan melalui pembuluh halus. Fungsi trombosit ada tiga yaitu perlekatan
(adhesi), penggumpalan (agregasi), dan reaksi pelepasan, juga terdapat amplifikasi
(penguatan). Imobilisasi trombosit di tempat cedera vaskuler mensyaratkan interaksi
spesifik trombosit dengan dinding pembuluh darah (adhesi) dan antar trombosit (agregasi)
(Hoffbrand dan Moss, 2011).
3.2 Saran

4
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembacanya, dan juga
kami sebagai penulis mengakui bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, pembaca juga dapat memberikan saran terkait dengan materi kami tuliskan.Dan
tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

5
https://id.scribd.com/doc/172013603/Makalah-Pemeriksaan-Clotting-Time

https://www.academia.edu/28317054/PERBANDINGAN_HASIL_PEMERIKSAAN_MASA
_PEMBEKUAN_DARAH_CLOTTING_TIME_METODE_SLIDE_DENGAN_METODE_
TABUNG_MODIFIKASI_LEE_DAN_WHITE_COMPARISON_THE_CLOTTING_TIME
_EXAMINATION_RESULTS_BETWEEN_SLIDE_METHOD_AND_TUBE_METHOD_L
EE_AND_WHITE_MODIFICATION

https://www.slideshare.net/DianaArwati/presentasi-metode-clotting-time-hub-aptt

https://www.slideshare.net/Riskymessyana99/ppt-hematologi-clotting-time

Anda mungkin juga menyukai