LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Definisi
nyeri kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel
b. Etiologi
8
9
RI, 2010b).
c. Epidemiologi
dan 382 (77%) kabupaten pada tahun 2009. Selain itu terjadi
2. Vektor
a. Klasifikasi
1) Aedes aegypti
Golongan : Animalia
Filum : Anthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Culcidae
Genus : Aedes
(Anggaraeni, 2011).
12
2) Aedes albopictus
Golongan : Animalia
Filum : Anthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Culcidae
Genus : Aedes
2013).
13
3. Biologi
a. Morfologi
putih pada dada, perut dan tungkai. Pada Aedes aegypti terdapat
stripe).
Gambar 1
Gambaran nyamuk Aedes betina
(Sumber: www.mosquitocatalog.org)
1) Telur
2,5 - 3,8 mm, larva Instar III berukuran lebih besar sedikit
(Juwono 1999).
3) Pupa
4) Nyamuk Dewasa
yang khas berupa dua garis sejajar di bagian tengah dan dua
b. Siklus Hidup
telur, larva dan pupa hidup di air. Pada umumnya telur akan
RI, 2010b).
yaitu hidup di pohon atau kawasan pinggir hutan Oleh karena itu
menggigit Aedes aegypti lebih banyak pada siang hari pada pukul
dan terhindar dari angin. Nyamuk ini aktif menggigit pada siang
nyamuk meskipun diketahui pada pagi hari dan petang hari Aedes
5. Mekanisme Penularan
tubuh virus tersebut menginfeksi sel imun dalam jaringan kulit dan
bagian tubuh nyamuk, dan juga dalam kelenjar saliva. Kira-kira satu
(Yuswulandary, 2008).
B. Kerangka teori
Nyamuk
Aedes
Aegypti Albopictus
Vektor
Dengue
Primer Sekunder
Kebiasaan
mengigit
Menghisap Menghisap
darah manusia darah manusia
dan hewan
Persebaran
Endemik
Dengue
Populasi
Nyamuk
Urban Subruban
C. Kerangka Konsep
Endemik
Proporsi Aedes
aegypti dan DBD
Aedes albopctus
D. Hipotesis
dalam rumah dan di kebun dengan kejadian DBD di daerah endemik suburban
di Kabupaten Sleman.