Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMERIKSAAN BASIL TAHAN ASAM (BTA) MENGGUNAKAN


METODE ZHIEL-NEELSEN

DISUSUN OLEH :

SRI VERA (21.901.008)

SITI AISYAH AZ-ZAHRA HADJI ALI (21.901.009)

ISMAYA PUTRI N (21.901.011)

NIRWANA (21.901.027)

NURUL AMALIA (21.901.029)

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 08 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan penulisan...........................................................................................3

D. Manfaat.........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4

A. Dasar teori.....................................................................................................4

B. Prosedur Pemeriksaan BTA menggunakan metode Zhiel-Neelsen..............6

1. Alat dan bahan...........................................................................................6

2. Cara kerja..................................................................................................6

3. Interpretasi hasil........................................................................................7

BAB III STUDI KASUS..........................................................................................9

BAB IV PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium
Tuberculosis. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik
renik dahak yang dikeluarkannya. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih
memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Infeksi akan terjadi apabila
orang lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang
infeksius tersebut (Pande Kadek Savitri Dewanti, BE Aryana, S Rusminingsih,
Ni Ketut, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Global
Tuberculosis Report 2020, Indonesia merupakan negara ke-2 tertinggi dengan
jumlah kasus TB terbesar di dunia. Jumlah kasus TB di dunia sebesar 55%
berada di lima negara, yakni India, Indonesia, China, Filipina dan Pakistan.
Angka insiden pada penderita tuberkulosis di Indonesia tahun 2018 sebesar
316 per 100.000 penduduk dan angka kematian penderita tuberkulosis yakni
40 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2019 jumlah kasus tuberkulosis yang
ditemukan sebanyak 543.874 kasus, menurun bila dibandingkan semua kasus
tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2018 yang sebesar 566.623 kasus
(Andika Isranugraha, Amran Nur, 2021).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2017) penderita tuberkulosis 95%
berada di negara berkembang dan 75% penderita tuberkulosis adalah
kelompok usia produktif (15-90 tahun) dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
Prevalensi tuberkulosis (TB) di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan berada
pada posisi ke 7 yang memiliki tingkat prevalensi tinggi di kawasan timur
Indonesia dengan jumlah penderita tuberkulosis yang tercatat mulai Januari

iv
2018 sampai Januari 2019 sebanyak 23.427 orang (Alami Aliyah Nur
Barokah, 2020).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah
penyakit infeksi TB yang tinggi di dunia, maka sangat diperlukan diagnosis
dan pengobatan yang cepat dan tepat sehingga dapat menekan penularannya.
Mengingat cukup banyaknya kasus Basil Tahan Asam (BTA) negatif pada
pasien yang diduga menderita tuberkulosis, maka sangat diperlukan
pemeriksaan diagnostik yang cepat untuk membuktikan ada tidaknya bakteri
Mycobacterium Tuberculosis tersebut.
Pemeriksaan mikroskopis Basil Tahan Asam (BTA) dari sputum
memegang peran dalam mendiagnosis awal dan pemantauan pengobatan
tuberkulosis paru. Rangkaian kegiatan yang baik diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang akurat, mulai dari cara pengumpulan sputum,
pemilihan bahan sputum yang akan diperiksa dan pengolahan sediaan di
bawah mikroskop. Teknik pewarnaan yang digunakan adalah Ziehl Neelsen
yang dapat mendeteksi Basil Tahan Asam (BTA) dengan menggunakan
mikroskop (Putra Rahmadea Utami, et.al, 2021).
Pemeriksaan BTA metode Ziehl Nelseen (ZN) merupakan metode
pemeriksaan yang direkomendasikan oleh WHO. Pemeriksaan metode ini
masih menjadi pilihan pertama untuk deteksi awal TB. Teknik ZN merupakan
teknik yang mudah, murah, dan mempunyai spesifisitas yang tinggi untuk
mendeteksi bakteri tahan asam (BTA) pada sputum (Misnarliah Misnarliah,
Mudrika Mudrika, 2021).
Berdasarkan uraian diatas maka sangat penting untuk mempelajari
bagaimana pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) menggunakan metode
Zhiel-Neelsen.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah pada penulisan ini
adalah bagaimana pemeriksaan Basil Tahan Asam ( BTA) menggunakan
metode Zhiel-Neelsen.

v
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
cara pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) menggunakan metode Zhiel-
Neelsen.

D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman
mengenai pemeriksaan BTA menggunakan metode Zhiel-Neelsen.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar teori
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur
dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup
hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga
mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu
mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan.
Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya
sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa,
tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut
bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama
sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat
patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium Tuberculosis.
Bakteri Mycobacterium Tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita
TBC. Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna
merah. Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan
kera. Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan.
Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri yang tidak dapat diwarnai
dengan pewarnaan anilin biasa kecuali dengan menggunakan fenol dan dengan
pemanasan. Bakteri ini memilki dinding sel berlilin karena mengandung
sejumlah besar materi lipoidal oleh karena itu bakteri ini hanya dapat diwarnai
dengan pewarnaan BTA (Acid-Fast Stain). Dinding sel hidrofobik dan
impermeabel terhadap pewarnaan dan bahan kimia lain pada cairan atau
larutan encer. Ketika proses pewarnaan, bakteri tahan asam ini melawan
dekolorisasi dengan asam sehingga bakteri tersebut disebut bakteri tahan
asam.

vii
Mycobacterium Tuberculosis berbentuk batang langsing, lurus atau
berbentuk filamen. Bakteri ini bersifat aerobik, tidak membentuk spora, non
motil, tahan asam, dan merupakan bakteri gram positif. Namun, ketika
Mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak
dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka Mycobacterium
disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA (Info Labmed, 2021).
Pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) merupakan pewarnaan yang digunakan
untuk identifikasi kuman Basil Tahan Asam. Pewarnaan ini menyebabkan
pori-pori lipid pada bakteri akan melebur sehingga zat warna yang dapat
masuk ke dalam tubuh kuman. Bila preparat dingin zat warna tidak dapat
terlepas kembali walaupun dipengaruhi asam, sehingga bakteri yang tidak
tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada pewarnaan berikutnya.
Basil tahan asam akan menghasilkan warna merah, sedangkan non Basil tahan
asam akan berwarna biru (DYA WAHYU PERWITA KUSUMAWATI,
2019).
Pengambilan dahak akan dilakukan sebanyak tiga kali dengan metode
waktu SPS (sewaktu-pagi-sewaktu). Sampel dahak pertama diambil pada
kunjungan pertama. Sedangkan sampel kedua akan diambil pada pagi hari
berikutnya. Sementara itu, sampel dahak ketiga diambil ketika pasien
mengantarkan sampel dahak yang kedua ke laboratorium.
Jika pasien tidak dapat mengeluarkan dahak melalui metode tersebut,
dokter akan melakukan prosedur bronkoskopi. Metode ini menggunakan
bronkoskop, yaitu selang lentur yang dilengkapi dengan lampu dan kamera di
ujungnya.
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
karbol-fuchsin (fuchsin basa yang dilarutkan dalam suatu campuran phenol-
alkohol-air) meskipun dicuci dengan asam klorida dalam alkohol. Sediaan sel
bakteri pada gelas alas disiram dengan cairan karbol fuchsin kemudian
dipanaskan sampai keluar uap. Setelah itu, zat warna dicuci dengan asam
alkohol dan akhirnya diberi warna kontras (biru atau hijau). Bakteri-bakteri
tahan asam (spesies Mycobakterium dan beberapa Actinomycetes yang

viii
serumpun) berwarna merah dan yang lain-lain akan berwarna sesuai warna
kontras.

B. Prosedur Pemeriksaan BTA menggunakan metode Zhiel-Neelsen


1. Alat dan bahan
a) Alat
1) Kaca obyek
2) Tusuk sate
3) Tusuk gigi
4) Pensil 2B
5) Plastik berisi disinfektan
6) Bunsen dan korek
7) Pinset
8) Rak pengecatan
9) Kertas tissue
b) Bahan
1) Carbol fuchsin 1%, Asam alkohol 3% dan Methylen blue 0,1%
2) Sampel dahak

2. Cara kerja
a) Pembuatan preparat
1) Membersihkan kaca obyek dari kotoran dan lemak
2) Menuliskan identitas pada bagian frosted dengan menggunakan
pensil 2B
3) Buat apusan dengan cara mengambil sputum (dahak) yang purulent
menggunakan lidi pipih dan membuat ukuran 2×3 cm (oval)
4) Meratakan apusan dahak dengan menggunakan lidi kecil dengan
gerakan spiral (coil type) dan merata
5) Lidi yang telah digunakan dibuang ke dalam tempat dilapisi plastik
yang berisi ddisinfektan
b) Pengeringan
1) Dibiarkan di suhu kamar

ix
2) Jika sediaan sudah kering, tidak diperbolehkan membuat gerakan
spiral kembali karena berisiko kerusakan pada sediaan.
c) Fiksasi
1) Setelah dibuat apusan spesimen dan fiksasi
2) Jepit dengan menggunakan pinset
3) Lewatkan sediaan di atas api bunsen biru sebanyak 2-3 kali selama
1-2 detik. Jika dipanaskan terlalu lama dapat menyebabkan sediaan
rusak.
d) Pewarnaan
1) Genangi sediaan dengan carbol fuchsin, panaskan di atas rak
pengecatan dengan menggunakan api bunsen.
2) Pemanasan sampai muncul uap dan tidak diperbolehkan sampai
mendidih karena akan menimbulkan endapan kristal
3) Dinginkan sekitar 10 menit
4) Buang sisa Carbol fuchsin, bilas dengan air mengalir.
5) Genangi dengan asam alkohol selama 10-20 detik sampai warna
merah hilang (pucat)
6) Bilas dengan air mengalir
7) Genangi dengan cat methylen blue, biarkan selama 1 menit
8) Buang sisa cat methylen blue, bilas dengan air mengalir.
9) Keringkan sediaan pada rak pengering
e) Pembacaan
1) Lihat di bawah mikroskop dari dengan menggunakan lensa
obyektif pembesaran 10x untuk menentukan fokus dan lapang
pandang, kemudian perbesaran lensa obyektif 100x dengan
menambahkan minyak immersi.
2) Pembacaan dilakukan di sepanjang garis horizontal terpanjang dari
ujung kiri ke kanan atau sebaliknya. Minimal 100 lapang pandang.
3) BTA akan tampak sebagai bakteri berbentuk batang berwarna
merah baik soliter maupun berkelompok.

x
3. Interpretasi hasil
BTA positif apabila didalam pengamatan ditemukan BTA,
disesuaikan dengan penilaian menurut cara IUAT ( International Union
Agains Tuberculosis) :
a) Apabila dalam 100 lapangan pandang atau 15 menit pengamatan tidak
ditemukan BTA = -
b) Dijumpai 1 – 9 basil tahan asam / 100 lapang pandang = ditulis jumlah
yang ditemukan
c) Dijumpai 10 – 99 basil tahan asam / 100 lapangan pandang = +
d) Dijumpai 1 – 10 basil tahan asam / 1 lapang pandang = ++
e) Dijumpai lebih dari 10 basil tahan asan / 1 lapang pandang = +++

xi
BAB III

STUDI KASUS

Penemuan kasus TB positif (+) pada tahun 2017 di wilayah kerja


Puskesmas DTP Jayagiri sebanyak 44 kasus. Kasus ini mengalami penurunan
pada tahun 2018 sebanyak 30 kasus. Penemuan BTA positif yang dicapai
tidak terlepas dari jumlah suspek yang dikirim dan diperiksa di laboratoriium.
Target penemuan BTA positif biasanya adalah 10 % dari jumlah seluruh
suspek yang diperiksa di laboratorium. Penilaian kinerja Puskesmas DTP
Jayagiri dalam penemuan kasus TB harus diiringi dengan pemantapan mutu
eksternal. Hasil PME yang baik sangat dipengaruhi oleh kualitas reagen yang
dipakai pada proses pewarnaan apusan dahak.
Kualitas pewarna reagen dipengaruhi oleh masa kadaluarsa, usia,
proses, dan lama penyimpanan. Setiap reagen memiliki waktu simpan tertentu
setelah wadahnya dibuka untuk pertama kali. Berdasarkan hal tersebut maka
peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh usia reagen terhadap hasil
uji silang mikroskopis BTA di Puskesmas Jayagiri. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui apakah reagen Ziehl Neelsen yang sudah dibuka tetapi
belum kedaluwarsa masih tetap bisa dipergunakan untuk pemeriksaan
selanjutnya (Ani Haerani, 2021).
Pemeriksaan mikroskopis BTA merupakan metode pemeriksaan yang
banyak digunakan, karena biayanya murah. Namun memiliki kelemahan, yaitu
untuk mendapatkan hasil yang positif harus terkandung minimal 5000
kuman/ml sputum. Kekurangan lainnya, dalam interpretasi hasil laboratorium,
para klinisi sering mengalami kesulitan menentukan diagnosis TB pada
penderita dengan hasil mikroskopis scanty.
Berdasarkan kenyataan di lapangan dalam melakukan pemeriksaan
preparat suspek TB di Puskesmas Sidotopo sebelum tahun 2018, pernah
ditemukan adanya perbedaan hasil identifikasi Mycobacterium Tuberculosis

xii
pada suspek TB. Pasien datang dengan membawa hasil pemeriksaan awal dari
fasilitas kesehatan lain yang menggunakan metode GeneXpert, namun ketika
diperiksa kembali di Puskesmas Sidotopo Surabaya menggunakan metode
Ziehl Neelsen diperoleh hasil yang berbeda (Nella Febrilia Dhama
Prismariyanti, 2022).
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi frekuensi
berdasarkan jenis kelamin, usia dan hasil diagnosa pasien tuberkulosis Paru di
Rumah Sakit Yos Sudarso Kota Padang, diketahui bahwa jumlah pasien
dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan. Sedangkan
derdasarkan usia diketahui usia pasien Tuberkulosis Paru dengan usia 35-50
Tahun adalah pasien terbanyak. Sementara itu hasil diagnosa keseluruhan
pasien Tuberkulosis Paru yang didapatkan dari hasil kualitas sedian BTA,
didapatkan hasil sebesar 55% adalah Positif dan 45% adalah negatif
menyatakan bahwa laki laki cenderung memiliki potensi Tuberkulosis yang
lebih besar disebabkan oleh gaya hidup laki-laki yang mayoritas identik
dengan rokok serta juga lingkungan tempat kerja yang cenderung berpotensi
menimbulkan penyakit TB.
Penelitian menjelaskan penderita yang berpotensi terkena Tuberkulosis
lebih dominan yang berada pada usia produktif yakni 35-50 tahun, hal ini
disebabkan karena pada usia produktif 35-50 tahun dimana mobilitas tinggi
dan juga identik dengan melakukan kegiatan kegiatan diluar rumah maka lebih
cenderung terkena TB.
Diagnosa pasien Tuberkulosis lebih dominan pasien dengan kualitas
sediaan BTA yang positif, hal ini menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan
penyakit TB sesuai dengan diagnosa kualitas sediaan BTA diagnosa pasien
tuberkulosis paru dipengaruhi oleh faktor uji kualitas dahak yang dilakukan
dengan cara melihat kriteria yang diperlukan dalam pembuatan sediaan BTA,
sehingga hasil diagnosa dapat dinyatakan benar dan tidak memerlukan
tindakan pengulangan kembali pengambilan sampel.
Sedangkan distribusi frekuensi hasil pemeriksaan kuliatas sedian BTA,
maka diperoleh hasil pada kriteria Specimen yaitu baik 68%. Untuk kriteria

xiii
pewarna baik 45%. Pada kriteria kebersihan baik 80% . Untuk kriteria
ketebalan, baik 85%. Selanjutnya pada kriteria ukuran 98% adalah Baik
(2X3). Pada kriteria kerataan 97% baik menjelaskan kerataan yang baik dalam
pembuatan sediaan dengan gerakan spiral pada sputum akan menyebabkan
bakteri terlepas dari sputum, di samping itu kerataan akan memudahkan
petugas memeriksa sediaan secara mikroskopis dengan hanya menggeser dari
kiri ke kanan tanpa naik turun. Bila tidak rata maka harus menggeser preparat
naik turun mencari lapang pandan yang tidak kosong. Ukuran 2 x 3 maka
diharapkan petugas akan mendapatkan 150 lapang pandang bila menggeser
sediaan dari kiri ke kanan. Bila lebih kecil atau lebih besar maka harus naik
turun. Ketebalan yang standar maka sediaan akan lebih mudah teramati karena
sel- sel tidak bertumpuk dan adannya BTA positif akan lebih jelas
menjelaskan bahwa hasil kualitas sediaan BTA dipengaruhi oleh 6 kriteria
standar pembuatan BTA diantaranya: specimen, pewarna, kebersihan,
ketebalan, ukuran dan kerataan. Jika sampel yang diperoleh adalah sampel
yang memenuhi kriteria pembuatan sediaan yaitu dahak, maka hasil kualitas
sediaan.

xiv
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan ZN merupakan pemeriksaan sederhana untuk
mengidentifikasi adanya Mycobacterium Tuberculosis atau BTA di dalam
sediaan. Pengecatan ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan
Mycobacterium lepra yang merupakan penyebab penyakit lepra dan juga
mikobakteria lain.

B. Saran
Pentingnya mengetahui tentang Pemeriksaan BTA metode ZN adalah
salah satu yang harus dilakukan sehingga dalam waktu yang lama
pengetahuan kita tentang BTA selalu ada dalam kehidupan sehari-hari.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Rezki, and Muhammad Nasir. “Pengaruh Konsentrasi Asam Alkohol


Terhadap Hasil Pemeriksaan Basil Tahan Asam Metode Ziehl Neelsen.”
Jurnal Media Analis Kesehatan 10.2 (2019): 126-135.

Barokah, Alami Aliyah Nur. STUDI DESKRIPTIF PASIEN TB PARU


BERDASARKAN DIAGNOSIS RADIOLOGI DI RSUP WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE SEPTEMBER 2017-2018.
Diss. Universitas Hasanuddin, 2020.

Haerani, Ani. “PENGARUH USIA REAGEN ZIEHL NEELSEN TERHADAP


HASIL UJI SILANG PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS BTA DI
PUSKESMAS JAYAGIRI.” Jurnal Kesehatan Rajawali 11.1 (2021): 44-
48.

https://www.infolabmed.com/2021/09/praktikum-pewarnaan-bakteri-tahan-
asam.html?m=1

Isranugraha, Andika, and Amran Nur. “GAMBARAN TINGKAT


PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA
PENCEGAHAN PENYAKIT TB PARU DI PUSKESMAS
KALUMATA.” Kieraha Medical Journal 3.1 (2021).

PERWITA KUSUMAWATI, DYA WAHYU. PERBEDAAN BAKTERI


TAHAN ASAM (BTA) DENGAN PEWARNAAN ZIEHL
NEELSENDAN TES CEPAT MOLEKULER (TCM). Diss. Poltekkes
Kemenkes Surabaya, 2019.

Savitri Dewanti, Pande Kadek, et al. HUBUNGAN SANITASI FISIK RUMAH


DENGAN PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI DESA
TERUNYAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI
TAHUN 2020. Diss. Jurusan Kesehatan Lingkungan, 2020.

xvi
Utami, Putra Rahmadea, et al. “Pemeriksaan GeneXpert Terhadap Tingkat
Positivitas Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Metode Ziehl Neelsen
Pada Penderita Suspek TB Paru.” JURNAL KESEHATAN PERINTIS
(Perintis’s Health Journal) 8.1 (2021): 82-90.

xvii

Anda mungkin juga menyukai