Anda di halaman 1dari 11

DASAR PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

PENAPISAN DAN KONSELING KONTRASEPSI MANTAB PADA LAKI-LAKI

DOSEN PEMBIMBING :

KHARISAH DINIYAH, S.ST MMR

ANGGOTA KELOMPOK :

1. AMELIA PUTRI P. (1910105040)


2. BERLIANA MITA E. (1910105041)
3. RINA FIBRIANI (1910105042)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keterampilan Asuhan Kebidanan Persalinan
dengan judul “PENAPISAN DAN KONSELING KONTRASEPSI MANTAB PADA LAKI-
LAKI”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima Kasih.

Yogyakarta,23 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1. 1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
1.3 TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.2 EFEKTIVITAS VASEKTOMI..........................................................................................5
2.3 KONSELING, INFROMASI DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS.................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................................................9
3.2 SARAN..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG
Tingginya angka kelahiran di Indonesia merupakan salah satu masalah besar dan
memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya. Salah satu bentuk perhatian khusus
pemerintah dalam menanggulangi angka kelahiran yang tinggi tersebut, adalah dengan
melaksanakan pembangunan dan keluarga berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006).
Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan nasional
yang bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang agar kesejahteraan ekonomi,
spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia dapat tercapai dengan Total Fertility Rate
(TFR) sebesar 2,2 (BKKBN, 2005).
Peningkatan dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi (Hanifa, 2008). Peningkatan
kesertaan pria dalam ber KB khususnya vasektomi merupakan salah satu sasaran yang akan
dicapai oleh program KB dalam yaitu tercapainya keluarga berkualitas.
Walaupun vasektomi adalah cara KB paling efektif, tidak mengganggu hubungan seks,
aman, dan biaya operasi yang relatif murah, tetapi pada kenyataannya peserta vasektomi
lebih sedikit dibandingkan tubektomi (sterilisasi wanita), dengan perbandingan 1 : 8
(BKKBN, 2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian vasektomi ?
2. Bagaimana kefektivitasan vasektomi?
3. Apa pentingnya konseling, informasi dan persetujuan tindakan medis?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian vasektomi.
2. Mengerti keefektivitasan vasektomi.
3. Mengetahui tentang konseling, informasi dan persetujuan tindakan medis.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN VASEKTOMI

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vas diferensia sehingga jalur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi penyatuan dengan ovum tidak terjadi ( Arum & Sujiyatini, 2009, hal.170).

Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut
sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula seminalis. Dengan memotong vas deferens,
sperma tidak mampu diejakulasikan dan pria akan menjadi tidak subur setelah vas deferens
bersih dari sperma (Everett, 2007, hal. 70).

Pada pelaksanaan vasektomi ini saluran sel mani yang berfungsi menyalurkan sperma
(sel mani) keluar, diikat atau di potong sehingga sperma tidak dikeluarkan dan tidak bisa
bertemu dengan sel telur. Dengan demikian bila suami istri melakukan hubungan seksual
tidak akan terjadi kehamilan, yang disebabkan karena tidak terjadinya pertemuan antara
sperma suami dan sel telur istri (BKKBN, 2008).

2.2 EFEKTIVITAS VASEKTOMI


A. Kelebihan Vasektomi (Meilani, et al.2010):
a. Tidak mengganggu ereksi, potensi seksual, dan produksi hormon.
b. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan
seumur hidup.
c. Tidak mengganggu kehidupan seksual suami istri.
d. Lebih aman (keluhan lebih sedikit).
e. Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan).
f. Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil).
g. Lebih ekonomis (hanya memerlukan biaya untuk satu kali tindakan).
B. Keterbatasan Vasektomi (BKKBN, 2008):
a. Harus dengan tindakan pembedahan
b. Walaupun merupakan operasi kecil, masih dimungkinkan terjadi komplikasi
seperti pendarahan dan infeksi.
c. Tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual.
d. Masih harus menggunakan kondom selama 20 kali ejakulasi.
e. Jika istri masih menggunakan alat kontrasepsi disarankan tetap mempertahankan
selama 2 bulan sampai 3 bulan sesudah suami menjalankan vasektomi
C. Persyaratan Klien untuk Vasektomi (BKKBN, 2008):
a. Sudah merasa cukup jumlah anak dan dalam keadaan sehat.
b. Atas kehendak sendiri, mendapat persetujuan dari istri.
c. Dalam kondisi keluarga yang harmonis.
d. Pasutri dalam keadaan sehat
e. Usia istri minimal 25 tahun
D. Kontra Indikasi Vasektomi (Meilani, et al.2010) :
a. Penderita hernia
b. Penderita kencing manis
c. Penderita kelainan pembukuan darah
d. Penderita penyakit kulit atau jamur di daerah kemaluan.
e. Tidak tetap pendiriannya
f. Memiliki peradangan pada buah zakar
g. Infeksi di daerah testis (buah zakar) dan penis
h. Hernia (turun bero)
i. Verikokel ( varises pada pembuluh darah balik buah zakar)
j. Buah zakar membesar karena tumor
k. Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar)
l. Buah zakar tidak turun (kriptokismus)
m. Penyakit kelainan pembuluh darah
E. Efek Samping Tindakan Vasektomi (Hartanto, 2004)
a. Infeksi
b. Hematoma
c. Granuloma Sperma
d. Rekanalisasi spontan
e. Pendarahan
2.3 KONSELING, INFROMASI DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

A. Konseling
 Klien harus diberikan informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu
hormo pria atau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual.
 Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah atu alat kontrasepsi terpilih hingga
spermatozoa yang tersisa dalam vesikula seminalis telah di keluarkan seluruhnya.
Secara empirik, sperma-analisis akan menunjukkan hasil negatif setelah 15 – 20
kali ejakulasi
B. Informasi Bagi Klien
 pertahankan band aid selama 3 hari
 luka yang sedang masa penyembuhan jangan di tarik-tarik atau di garuk.
 Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari daerah
luka boleh di cuci dengan sabun dan air.
 pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
 hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari.
 Boleh senggama setelah hari ke 2-3. amun untuk mencegah kehamilan, pakailah
kondom atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan sampai ejakulasi 15-20 kali.
 periksalah semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15 – 20 ejakulasi
C. Penilaian Klinis
Riwayat sosiomedik yang perlu diketahui dari calon seorang akseptor vasektomi
meliputi hal – hal berikut:
 Riwayat operasi atau trauma pada regio skrotalis atau inguinalis.
 Riwayat disfungsi seksual, termasuk impotensi.
 Kondisi area skrotalis ( ketebalan kulit, parut atau infeksi )
 Temmuan berpa undesensus testikularis, hidrokel/varikokel, massa intraskrotalis
atau hernia ingularis
 Riwayat alergi
 Adanya proteinuria atau diabetes mellitus
D. Tempat Pelayanan dan Petugas Pelaksanaan Vasektomi Tanpa Pisau
Tim medis VTP merupakan pertugas kesehatan yang dilatih secara khusus untuk
melakukan prosedur vasektomi. Di Indonesia, pusat kesehatan masyarakat
( Puskesmas ) yang memiliki Tim medis VTP merupakan fasilitas kesehatan terdepan
yang dapat memberikan pelayanan kontrasepsi khusus ini. Walalupun prosedur
vsektomi merupakan tindakan bedah minor, ketersediaan peralatan dan medikamnetosa
untuk tindakan gawat darurat merupakan syarat mutlak pelayanan. Akses ke fasilitas
kesehatan rujukan juga harus tersedia
E. Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah
tindakan. Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi akibat reaksi anafilaksis
yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan pada terhadap
anyaman pembuluh darah di sekitar vas deferensia.
Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau abses
pada testis, atrofi testis, epididimitis kongesif, atau peradangan kronik pranuloma di
tempat insisi. Ppenyulit jangka panjang yang dapat mengangu upaya pemulihan fungsi
reproduksi adalah terjadinya antibodei sperma.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Vasektomi merupakan prosedur klinik untuk mengehentikan kapasitas reproduksi


pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi ( penyatuan dengan ovum ) tidak terjadi. Vasektomi
sangat efektif, tidak efek samping jangka panjang, tindak bedah yang aman dan
sederhana.Vasektomi juga memiliki manfaat non kontrasepsi yaitu: Hanya sekali aplikasi
dan efektif dalam jangka panjang; Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya
penggunaan kontrasepsi.

3.2 SARAN

Vasektomi hanya dilakukan jika benar – benar tidak ada jalan. Di dalam agama
islam juga di jelaskan bahwa Vasektomi tidak boleh dilakukan dengan tujuan membuat
mandul karena kehawatiran akan kemiskinan, hanya boleh dilakukan karena alasan
kesehatan. Sebelum melakukan vasektomi akan lebih baik di fikirkan dengan baik tidak
ada penyesalan di kemudian hari. Selain itu, lakukan konsultasi dengan dokter secara
menyeluruh serta mencari tahu efek dari vasektom
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, A., 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Meilani, N. dkk., 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.
BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN.
BKKBN. 2008. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: BKKBN.
Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai