Anda di halaman 1dari 14

Makalah Tentang KB MOV

Disusun
O
L
E
H
1. Rinayanty siagian
2. Rutma adelima silaban
3. Widya Simatupang
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Daftar Isi
Kata pengantar ........................................................1

Bab 1 Pendahuluan........................................................2

Latar belakang........................................................2

Rumusan masalah ........................................................2

Tujuan ........................................................2

Bab 2 Tinjauan Teori ........................................................3

1. Pengertian vasektomi........................................................4

2.Profil........................................................5

3.Keuntungan ........................................................6

4.Kerugian........................................................7

5.Indikasi........................................................8

6.Kontra indikasi........................................................9

7.Konseling, informasi, dan

persetujuan tindakan medis ........................................................10

8.persiapan dan prosedur ........................................................11

Bab 3 penutup........................................................12

A.Kesimpulan ........................................................12

B. Saran........................................................12

C. Daftar pustaka........................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria
yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum.

Tetapi di seluruh dunia, kontap pria masih merupakan metode yang ”terabaikan” dan kurang mendapat
perhatian, baik dari pihak pria/suami maupun petugas medis Keluarga Berencana.

Di masa lalu, hal tersebut disalahkan pada sikap pihak pria/suami yaitu :

1. Pria lebih tertarik untuk menunjukkan kejantanannya daripada ikut bertanggung jawab dalam
perencanaan keluarganya.

2. Pria takut bahwa tindakan kontap pria akan melukai kehidupan seksnya.

3. Menyamakan tindakan kontap pria dengan pengebirian (kastrasi).

Disamping itu, sebab-sebab lain yang mungkin menyebabkan kontap pria kurang mendapat minat yaitu :

a) Tersedianya metode kontrasepsi baru lain.


b) Prosedur-prosedur baru yang membuat kontap wanita menjadi lebih aman dan lebih mudah
dikerjakan dibandingkan sebelumnya (meskipun masih tetap lebiih kompleks daripada kontap pria).

c) Minat yang kurang dari petugas Keluarga Berencana, yang umumnya terlatih dalam bidang
kesehatan ibu dan anak.

d) Angka perceraian yang meningkat.

Sekarang, setelah penelitian-penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada pria terhadap
kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah menjalani kontap pria, lebih banyak
perhatian diberikan kepada metode ini. Bahkan sekarang, untuk mengurangi rasa takut pihak pria akan
tindakan/istilah operasi yang selalu dihubungkan dengan pisau operasi, telah dikembangkan metode
Vasektomi Tanpa Pisau (VTP).

Saat ini, meskipun telah tersedia fasilitas untuk tindakan reversal/pemulihan


kembali/reanastomosis/rekanalisasi vas deferens (seperti juga pada kontap wanita), kontap pria atau
vasektomi dianggap sebagai suatu metode yang permanen dan keberhasilan reversibilitas tidak dapat
dijamin sepenuhnya. Hal ini sangat penting untuk dikemukakan kepada calon akseptor pada saat
konseling.

B.Maksud

Disamping guna memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB, penyusunan makalah ini juga dimaksudkan
untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang MOP (Medis Operatif Pria).

C. Tujuan

· Memberikan informasi tentang dasar dari vasektomi.

· Memberikan informasi tentang profil dari vasektomi.

· Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian dari vasektomi.

· Memberikan informasi tentang indikasi dan kontra indikasi dari vasektomi.

· Memberikan informasi tentang konseling, informasi dan persetujuan tindakan medis dari
vasektomi.

· Memberikan informasi tentang persiapan dan prosedur vasektomi.

· Memberikan informasi bagi klien setelah dilakukan vasektomi.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Dasar dari Vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkan
spermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis).

B. Profil

· Sangat efektif dan permanen.

· Tidak ada efek samping jangka panjang.

· Tindak bedah yang aman dan sederhana.

· Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan.

· Konseling dan informed consent mutlak diperlukan.

C. Keuntungan

· Efektif.
· Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.

· Sederhana.

· Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.

· Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal biasa.

· Biaya rendah.

· Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani
oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.

D.Kerugian

· Diperlukan suatu tindakan operatif.

· Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.

· Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di
dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.

· Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah
tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.

E. Indikasi

Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan
ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan
kualitas keluarga.

Pada dasarnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri tidak
menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada
dirinya.

F.Kontra Indikasi

1. Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies (penyakit kulit menular akibat tuma gatal).

2. Infeksi traktus genetalia.

3. Kelainan skrotum dan sekitarnya :


a. Varicocele (varikositas pleksus pampiniformis korda spermatika, yang membentuk benjolan
skrotum yang terasa seperti ”kantong cacing”).

b. Hydrocele besar

c. Filariasis.

d. Hernia inguinalis.

e. Orchiopexy (fiksasi testis yang tidak turun pada skrotum).

f. Luka parut bekas operasi hernia.

g. Skrotum yang sangat tebal.

4. Penyakit sistemik :

a. Penyakit-penyakit perdarahan.

b. Diabetes Mellitus.

c. Penyakit jantung koroner yang baru.

5. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.

G. Konseling , Informasi, dan Persetujuan Tindakan Medis

· Klien harus diberi informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria atau
menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual.

· Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi terpilih hingga spermatozoa yang
tersisa dalam vesikula seminalis telah dikeluarkan seluruhnya. Secara empirik, sperma-analis akan
menunjukkan hasil negatif setelah 15-20 kali ejakulasi.

H.Persiapan dan Prosedur

Persiapan Pre-Operatif Vasektomi :

a. Persiapan Klien :

Walaupun kulit tidak dapat disterilisasi, tindakan pembersihan dengan melakukan antiseptik sudah
sangat mengurangi mikroorganisme yang ada pada permukaan kulit (skrotum dan inguinal) terutama
mikroorganisme yang dapat menyebabkan komplikasi berat (tetanus).
· Klien sebaiknya mandi serta menggunakan pakaian yang bersih dan longgar sebelum mengunjungi
klinik. Bila tidak cukup waktu untuk mandi, klien dianjurkan untuk membersihkan daerah skrotum dan
inguinal/lipat paha sebelum masuk ke ruang tindakan.

· Klien dianjurkan untuk membawa celana khusus untuk menyangga skrotum.

· Rambut pubis cukup digunting pendek bila menutupi daerah operasi. Waktu yang paling baik
untuk menggunting adalah sesaat sebelum tindakan dilakukan agar risiko infeksi ditekan serendah
mungkin.

· Cuci/bersihkan daerah operasi dengan sabun dan air kemudian ulangi sekali lagi dengan larutan
antiseptik atau langsung diberi antiseptik (Povidon Iodine).

· Bila dipergunakan larutan Povidon Iodine seperti Betadin, tunggu 1 atau 2 menit hingga yodium
bebas yang terlepas dapat membunuh mikroorganisme.

b. Kelengkapan untuk klien dan petugas :

Karena vasektomi merupakan tindakan bedah minor dan kadang memerlukan insisi yang kecil/tanpa
insisi sehingga hanya meliputi daerah superfisial, maka :

· Klien dapat menggunakan pakaian sendiri asal terjamin kebersihannya.

· Operator dan petugas tidak harus menggunakan topi bedah, masker, atau baju operasi.

Prosedur vasektomi meliputi beberapa langkah tindakan :

1. Identifikasi dan isolasi vas deferens.

a. Kedua vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mid-scrotum, tidak berpulsasi
(berbeda dengan pembuluh darah).

b. Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-
keadaan :

- Kulit skrotum tebal

- Vas deferens yang sangat tipis

- Spermatic cord yang tebal


- Testis yang tidak turun

- Otot cremaster berkontraksi dan menarik testis ke atas.

c. Kedua vas deferens harus diidentifikasi sebelum meneruskan prosedur kontapnya.

d. Dilakukan immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan memakai klem
(doek klem atau klem lainnya).

e. Dilakukan penyuntikan anestesi lokal.

2. Insisi skrotum.

a. Vas deferens yang telah di-immobilisasi di depan skrotum hanya ditutupi oleh otot dartos dan kulit
skrotum.

b. Insisi horizontal atau vertikal, dapat dilakukan secara :

- Tunggal, di garis tengah (scrotal raphe)

- Dua insisi, satu insisi di atas masing-masing vas deferens.

3. Memisahkan lapisan-lapisan superfisial dari jaringan-jaringan sehingga vas deferens dapat diisolasi.

4. Oklusi vas deferens.

a. Umumnya dilakukan pemotongan/reseksi suatu segmen dari kedua vas deferens (1-3cm), yang
harus dilakukan jauh dari epididymis.

b. Ujung-ujung vas deferens setelah dipotong dapat ditutup dengan :

- Ligasi

* Dapat dilakukan dengan crhomic catgut (ini yang paling sering dilakukan).

* Dapat pula dengan benang yang tidak diserap (silk), tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan irritasi
jaringan atau granuloma.

* Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens, karena dapat menyebabkan
spermatozoa merembes ke jaringan sekitarnya dan terjadi granuloma.

* Untuk mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak menyambung kembali (rekanalisasi), ujung vas
deferens dapat dilipat kebelakang lalu diikatkan/dijahitkan pada dirinya sendiri, atau fascia dari vas
deferens dapat ditutupkan di atas satu ujung sehingga terdapat suatu barier dari jaringan fascia; atau
ujung vas deferens ditanamkan ke dalam jaringan fascia.
- Elektro-koagulasi/Thermo-koagulasi

- Clips

*Masih dalam fase eksperimental.

*Keuntungan clips :

= Lebih cepat dibandingkan ligasi.

= Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan untuk aplikasi clips dibandingkan dengan
ligasi.

= Tantalum, bahan clips, tidak diserap dan biologis inert.

= Potensi reversibilitas besar.

*Umumnya dipasang 2-3 clips pada masing-masing vas deferens.

5. Penutupan luka insisi.

a. Dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap.

b. Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup dengan plester saja.

Informasi bagi Klien

· Istirahat 1-2 jam di klinik.

· Pertahankan band aid selama 3 hari.

· Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik atau digaruk.

· Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah. Setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan
sabun dan air.

· Memakai penunjang skrotum selama 7-8 hari, usahakan daerah operasi kering.

· Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgetik seperti parasetamol atau ibuprofen setiap 4-5 jam.

· Hindari pekerjaan berat selama 2-3 hari.

· Kompres dingin/es pada skrotum.


· Boleh bersenggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah kehamilan, pakailah kondom
atau cara kontrasepsi lain selama 3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali.

· Periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atau sesudah 15-20 kali ejakulasi.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Kontrasepsi Mantap Pria atau Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa dan tidak didapatkan spermatozoa di dalam semen/ejakulat (tidak ada penghantaran
spermatozoa dari testis ke penis). Sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu yang
singkat dan tidak memerlukan anestesi umum.

B.Saran

Hendaknya para pria ikut bertanggung jawab dalam perencanaan keluarganya dengan menggunakan
metode vasektomi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Sinar Harapan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Tridasa Printer.

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Tridasa Printer.

Anda mungkin juga menyukai