Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dari-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu.

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menjelaskan dan menerangkancara


pemasangan kondom kateter pada pria yang memang harus bisa dilakukan dan
dipraktetkkansebagai perawat profesional.

Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada pihak-pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah kami ini.

Sebagai manusia biasa, kami juga tak luput dari berbagai salah dan khilaf. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan selalu kami tunggu demi kemajuan kita bersama.

Sekian.

Mataram, 3 Oktober 2010

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................................

Daftar isi.....................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang..................................................................................................1

Tujuan ..............................................................................................................2

Rumusan Masalah ............................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

1. pengertian......................................................................................................3

2.Tujuan ...........................................................................................................3

3. Indikasi..........................................................................................................3

4. Kontra indikasi..............................................................................................4

5. persiapan alat.................................................................................................4

6. prosedur pelaksanaan....................................................................................5

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ......................................................................................................6

Daftar Pustaka ...........................................................................................................7


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Inkotinensia urine adalah kehilangan kontrol berkemih. Inkotinensia dapat bersifat


sementara atau menetap. Klien tidak dapat lagi mengontrol sfingter uretra eksterna.
Merembesnya urine dapat berlangsung terus atau sedikit-sedikit. inkontinensia tidak harus selalu
dikaitkan dengan lansia, inkotinensia dapat dialami oleh setiap individu pada usia berapapun,
walaupu kondisi ini lebih umum di alami lansia. Inkontinensia dapat di atasi dengan kateterisasi.

Kateterisasi dapat dilakukan dengan penggunaan kateter kondom. Kondom cocok


digunakan untuk pria yang mengalami inkotinensia atau dalam status koma, yang masih
memiliki kemampuan mengosongkan kandung kemih sampai tuntas dan spontan. Kondom
merupakan penyelubung karet yang lunak, lentur, yang membungkus penis. Kondom dapat di
guakan pada malam hari saja atau sepanjang hari, tergantung pada kebutuhan klien. Ada tiga
metode umum untuk memfiksasi kateter kondom. Satu metode menggunakan secarik plester atau
karet elastis yang melingkari bagian atas kondom, utuk memfiksasinya tetap di tepat. Kondom
lain menggunakan perekat langsung dibagian dalam kondom. Metode ketiga menggunakan
cincin, yang dapat digembungkan didalam kondom untuk memfiksasi pemasangan kondom.
Perawatan harus dilakukan untuk memastikan bahwa apapun tipe atau ukuran kondom, yang
digunakan, supali darah ke penis tidak boleh terganggu.

Ujung kondom terpasang dengan tepat ke dalam selang drainase plastik. Sebuah kantung
drainase dapat digantungkan pada sisi tempat tidur atau diikatkan ditungkai klien. Kateter
kondom itu sendiri memiliki resiko infeksi yang kecil. Infeksi pada penggunaan kateter kondom
biasanya merupakan akibat terbentuknya sekresi disekitar uretra, trauma pada meatus uretra, atau
terbentuknya tekanan didalam aliran keluar selang.

Perawat harus mengganti kateter kondom setiap hari untuk memeriksa adanya iritasi
kulit. Setiap kali mengganti kateter, perawat membersihkan meatus uretra dan penis secara
menyeluruh. Adanya pelintiran kondom pada tempat terpasangnya selang drainase, mengiritasi
kulit dan menyumbat aliran keluarnya urine. Selang drainase harus sering diperiksa untuk
memastikan kepatenannya.

2. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana cara pemasangan kondom kateter.

2. Sebagai refrensi dalam pembelajaran.

3. Mengetahui klien dengan indikasi apa saja yang perlu di pasangkan konndom
kateter.

3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pemasangan kondom kateter?

2. Kien dengan indikasi apa saja yang perlu dipasangkan kateter?


BAB ll

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Pemasangan Kateter adalah pemasukan selang yang terbuat dari plastic atau karet melalui
menuju kandung kemih (vesika Urinaria). Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal
yang mudah digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada pria.

2. Tujuan

 Mengumpulkan urine dan mengontrol urine inkontinen

 Mencegah iritasi pada kulit akibat urine inkontinen

 Klien dapat melakukan aktivitas tanpa harus merasa malu karena adanya kebocoran urine
(ngompol)

 Melancarkan pengeluaran urin pada klien yang tidak dapat mengontrol miksi atau
mengalami obstruksi pada saluran kemih
 Memantau pengeluaran urine pada klien yang mengalami gangguan hemodinamik.

3.Indikasi

Untuk klien inkontinensia atau koma yang masih mempunyai kemampuan


mengosongkan kandung kemih spontan dan komplit.

1. Kateter Sementara

a. Mengurangi ketidaknyamanan pada distraksi Vesika Urinaria

b. Pengambilan Urine residu setelah pengosongan urinaria


2. Kateter tetap jangka Pendek

a. Obstruksi saluran kemih ( Pembesaran kelenjar prostate)

b. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, seperti vesika urinaria, uretra


dan organ sekitarnya.

c. Preventip pada obstruksi urethra dari pendarahan

d. Untuk memantau output urine

e. Irigasi Vesika urinaria

3. Kateter Jangka panjang

a. Retensi Urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI

b. skin rash, ulcer dan luka yang iritatip apabila kontak dengan urine

c. Klien dengan penyakit terminal

4. Kontra indikasi

Hematoria (keluarnya darah dari uretra)

5. Persiapan alat

1. Selaput kondom karet

2. Strip elastic atau perekat

3. Kantong pengumpul urine dengan selang drainase

4. Baskom dengan air hangat

5. Handuk dan wastlap


6. Selimut mandi

7. Sarung tangan sekali pakai

8. Gunting

9. Perlak pengalas

10. Pispot

6. Prosedur pelaksanaan

1. Cuci tangan

Mengurangi tranmisi mikroorganisme.

2. Tutup pintu atau tirai samping tempat tidur

Memberikan privasi .

3. Jelaskan prosedur kepada klien

Mengurangi ansietas dan meningkatkan kerja sama.

4. Gunakan sarung tangan sekali pakai.

Mengurangi pemindahan mikroorganisme.

5. Bantu klien pada posisi terlentang. Letakkan slimut diatas tubuh dan tutup ekstremitas
bawahnya dengan slimut mandi sehingga hanya genitalia saja yang kelihatan.

Posisi terlentang meningkatkan kenyamanan dan penyelimutan mencegah pemajanan


bagian tubuh yang tidak perlu.

6. Pasang perlak pengalas

Agar alas tidur tidak basah

7. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air dengan menggunakan wastlap, keringkan
secara menyelruh.
Secret yang dapat mengiritasi kulit klien dibersihkan. Kantong karet lebih mudah
digulung pada kulit yang kering

8. Siapkan drainase kantonhg urine dengan menggantungkannya ke krangka tempat tidur.


Bawa selang drainase ke sisi pagar tempat tidur.

Memberikan kemudahan akses pada peralatan selama menghubungkan kateter kondom.

9. Dengan tangan nondominan, genggam penis klien dengan kuat di sepanjang batangnya.
Dengan tangan dominan, pegang kantong kondom pada ujung penis dan dengan pelahan
pasangkan pada batang penis.

10. Sisakan 2,5 – 5 cm ruang antara glans penis dan ujung kondom kateter .

Menghindari kelebihan pemanjangan.

11. Lilitkan batang penis dengan strip Velcro atau perekat elastic. Strip harus menyentuh
hanya kantong koondom. Pasang dengan pas tetapi tidak erat / ketat.

Strip perekat menahan kondom di tempatnya. Pemasangan yang baik mencegah kontriksi
aliran darah.

12. Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter .

Agar tidak membasahi linen tempat tidur dan semua urine yang keluar dapat ditampung.

13. Letakkan kelebihan selag drainase ditempat tidur dan ikatkan dengan peniti pada dasar
linen tempat tidur.

Selang yang paten meningkatkan drainase urine yang bebas.

14. Tempatkan klien pada posisi yang nyaman .

Meningkatkan kenyamanan klien.

15. Rapikan peralata yang basah, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

16. Catat waktu pemasangan kondom kateter dan adanya urine pada kantong drainase.
BAB lll

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kondom kateter adalah alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman
untuk mengalirkan urine pada pria. Biasanya dilakukan pada klien dengan indikasi klien
inkontinensia atau koma yang masih mempunyai kemampuan mengosongkan kandung kemih
spontan dan komplit.
Daftar pustaka

Potter, perry. 1997. fundamental keperawatan konsep proses dan praktik volume 2. EGC: jakarta

http://jundapakirangan.blogspot.com/2010/07/pemasngankateter-pria.html

Kusyati, eni. 2006. keterampilan dan prosedur laboratorium keperawatan dasar. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai