Anda di halaman 1dari 17

1

GERIATRIC

1. Apa yang dimaksud dengan community-based geriatric service hospitality-


based community geriatric service dan hospital based service?
Jawab :
Community - based geriatric service adalah pelayanan kesehatan usia
lanjut yang berbasis kepada pelayanan masyarakat (puskesmas) yaitu
pelayanan kesehatan usia lanjut yang diselenggarakan oleh puskesmas
setempat. Puskesmas bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan
kesehatan usia lanjut di masyarakat, dan dengan penuh tanggung jawab
mengikuti keadaan usia lanjut yang sebelumnya dirawat atau mendapat
pelayanan di rumah sakit. Atau puskesmas sebagai pembina dalam kegiatan
posyandu lansia/karang wredha.
Adapun sifat dari pelayanan puskesmas dalam hal ini seperti posyandu
lansia lebih banyak mengacu kepada pelayanan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif serta rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan geriatrik di puskesmas maknanya adalah upaya
kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh di bidang kesehatan usia lanjut
yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di
puskesmas ataupun rumah sakit serta panti-panti dan institusi lainnya. Di
dalam hal upaya peningkatan kesehatan usia lanjut yaitu dengan
menggunakan teknologi tepat guna, yaitu teknologi yang mengacu kepada
masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di
masyarakat, terjangkau oleh masyarakat, diterima oleh masyarakat sesuai azas
manfaat.
Peran serta masyarakat dalam upaya pembinan kesehatan usia lanjut
adalah peran serta baik sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun
penerima layanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam
2

pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanaan


pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat.
Tujuan dan sasaran pembinaan
Tujuan:
a. Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup bagi usia lanjut
b. Untuk meningkatkan kesadaran pada usia lanjut agar lebih mengenal dan
waspada terhadap ancaman kesehatannya
c. Memberikan pemahaman pada usia lanjut tentang fasilitas jaminan
kesehatan.
Sasaran pembinaan:
a. Sasaran pembinaan secara langsung :
1) Kelompok menjelang usila
2) Kelompok usila presenium
3) Kelompok usila masa sennescen
b. Sasaran pembinaan tidak langsung :
1) Keluarga
2) Organisasi yang bergerak dibidang pembinaan kesehatan usila
3) Masyarakat luas
Penyuluhan pelayanan kesehatan pada usila yang berbasis pada masyarakat:
a. Promotif :
1) Memotivasi lansia utk meningkatkan kualitas hidupnya
2) Menjadikan lansia merasa lebih dihargai
3) Menjaga kebersihan diri dan deteksi dini terhadap bahaya penyakit
yang mengancam dirinya
4) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
5) Mengembangkan keterampilan agar bermanfaat
6) Menghindari kebiasaan buruk (merokok, alkohol)
b. Preventif :
1) Mencegah terjadinya penyakit maupun komplikasi dengan teratur
memeriksakan diri
3

2) Pembinaan mental
c. Kuratif :
1) Pelayanan kesehatan dasar
2) Pelayanan kesehatan rujukan
d. Rehabilitasi : mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Selain diatas ada juga pelayanan penyuluhan kesehatan pada :
a. Kelompok usia itu sendiri
b. Kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut
c. Kelompok masyarakat
d. Penyelenggara kesehatan
e. Lintas sektoral
Penyuluhan kesehatan usia lanjut, meliputi :
a. Penyebarluasan informasi kesehatan
b. Pengembangan potensi swadaya masyarakat dibidang kesehatan
c. Pengembangan penyelenggaraan penyuluhan kesehatan usia lanjut di
sekolah-sekolah kesehatan, menyususn modul pelatihan khusus lansia,
masukan-masukan untuk program penyuluhan.
Langkah-langkah penyuluhan :
a. Perencanaan dimulai, rumuskan masalah kesehatan, masyarakat usia lanjut
dan wilayah harus jelas
b. Harus berdaya guna
c. Tentukan tujuan jangka pendek, menengah, panjang yang jelas, nyata dan
terukur
d. Jangkauan penyuluhan terinci, menentapkan pendekatan, pencapaiannya
lebih objektif dan sasaran hasil yang rasional
e. Penyusunan penyuluhan
f. Pengembangan peran serta masyarakat dan tepat guna.
Hospital - based community geriatric service adalah layanan masyarakat
usia lanjut berbasis rumah sakit, yaitu jenis pelayanan dimana tim geriatri di
rumah sakit membantu memberikan penilaian dan rekomendasi kepada
4

penderita usia lanjut yang memerlukan penempatan di instistusi usia lanjut,


setelah mengadakan assesment fisik, psikis dan sosial yang terarah (terutama
bila institusi tersbut mendapat subsidi pemerintah).
Hospital - based geriatri service adalah pelayanan kesehatan usia lanjut
berbasis rumah sakit yaitu pelayanan kesehatan usia lanjut yang dilaksanakan
di rumah sakit. Pada dasarnya rumah sakit merupakan pusat/ tempat rujukan
dari pelayanan kesehatan dasar usia lanjut. Oleh karena itu rumah sakit
seyogyanya menyelenggarakan/ menyediakan semua jenis pelayanan
kesehatan usia lanjut, mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
dengan sarana dan sumber daya manusia yang lengkap, tergantung kelas
rumah sakit dan kemampuan serta dana yang tersedia.
2. Bagaimanakah bentuk riil implementasi konsep tersebut?
a. Community - based geriatric service
1) Bentuk riil kegiatan posyandu lansia di Puskesmas Gedangan :
Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau
dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal
penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami
2) Mekanisme posyandu lansia :
Pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung
pada mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah
kabupaten. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 3
meja, ada juga yang menggunakan sistem 5 meja.
Puskesmas Gedangan melayani kegiatan posyandu lansia dengan
sistem 5 meja dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Meja 1 : mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia
tersebut. Lansia yang sudah terdaftar dibuku register langsung
menuju meja selanjutnya
b) Meja 2 : melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan
tekanan darah
5

c) Meja 3 : pencatatan (pengisian kartu menuju sehat. Melakukan


pencatatan di KMS lansia meliputi : indeks massa tubuh,
pengukuran tekanan darah, TB, BB
d) Meja 4 : penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS
e) Meja 5 : pelayanan medis.
Beberapa kegiatan pada posyandu lansia antara lain :
1) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan kemudian dicatat pada grafik indeks
massa tubuh (IMT)
2) Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta penghitungan denyut nadi selama satu menit
3) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
4) Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal
5) Pelakasanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan diatas
6) Penyuluhan kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok
dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan
kelompok usia lanjut.
Selain itu diadakan kegiatan tambahan seperti: senam lansia,
pengajian, dll. Kegiatan seperti ini merupakan bentuk kreasi kader
posyandu yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali dan
berdisiplin diri.
b. Hospital - based community geriatric service
Layanan masyarakat berbasis rumah sakit
Implementasi riil berdasarkan survei di lapangan (RSUD Dr. Soetomo)
sbb:
6

Adapun kegiatan yang dilakukan adalah assesment geriatrik, bimbingan


dan konsultasi, pembinaan “transfer of knowledge”, penempatan/
placement, dan rujukan, dimana kegiatan tesebut dilakukan oleh dokter,
psikolog, terapis, dan perawat.
Rumah Sakit

Dr. Praktek Swasta Puskesmas Dinas Sosial

Mental Fisik Sosial

Posyandu Lansia Day Care/Sport/Rekreasi/Hobby

Populasi Lanjut Usia

Keterangan :
Penempatan : jenis pelayanan dimana tim geriatri di rumah sakit
membantu memberikan penilaian dan rekomendasi kepada penderita usia
lanjut yang memerlukan penempatan di institusi usia lanjut, setelah
mengadakan assesment fisik, psikis dan sosial yang terarah (terutama bila
institusi tersebut mendapat subsidi pemerintah).
c. Hospital - based geriatric service
Bentuk riil implementasi pelayanan geriatri di RSUD DR. Soetomo
Surabaya meliputi :
1) Klasifikasi pelayanan
Klasifikasi pelayanan pada pasien geriatri di RSUD DR. Soetomo
Surabaya, telah diketahui bahwa penyakit dan status kesehatan pada
usia lanjut tidak sama dengan penyakit dan kesehatan pada populasi
golongan usia lainnya, dalam hal :
7

a) Penyakit pada lansia cenderung bersifat multipel, merupakan


gabungan antara penurunan faktor fisiologik dan berbagai proses
patologik (2 patologis yang berbeda)
b) Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan
secara lambat laun akan menyebabkan kematian
c) Usia lanjut sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut, serta
diperberat dengan kondisi alergi
d) Kesehatan usia lanjut sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial
dan ekonomi
e) Pada usia lanjut seringkali didapatkan penyakit iatrogenik.
Mengingat sifat penyakit geriatri sangat khusus, maka di rumah
sakit dilakukan tata cara khusus yang merupakan keharusan untuk
dilakukan agar upaya kesehatan bagi lansia tersebut dapat dilakukan
secara optimal. Tata cara tersebut adalah apa yang disebut dengan
assesment geriatri dan cara kerja tim geriatri.
Assesment geriatri adalah proses diagnostik yang dilaksanakan
secara multidisiplin oleh tim geriatri bertujuan untuk menentukan
kapabilitas medis, kemampuan fungsional dan kondisi psikososial
pasien agar dapat direncanakan terapi menyeluruh serta follow up
jangka panjang bagi klien usia lanjut.
Intinya, semua pasien geriatri membutuhkan penatakaksanaan/ terapi
gizi karena menderita penyakit yang membutuhkan diet khusus atau
mengalami anoreksia, malnutrisi dan gangguan asupan peroral.
2) Sistem pelayanan
Penatalaksanaan gizi dilakukan dalam 4 tahap meliputi :
a) Penapisan/ skrining status gizi dengan menggunakan Mini
Nutritional Assesment
b) Penentuan masalah gizi
c) Pemantauan dan evaluasi penatalaksanaan gizi
8

3) Alur dan prosedur pelayanan

Pasien usia lanjut dengan ≥ 2 patologis yang berbeda


Rawat jalan (poliklinik)
Poliklinik Assesment dan
konsultasi
Kuratif
Psikososial Intervensi

Day Care
Terapi terpadu
Assesment geriatri :
Rekreasi
(preventif, kuratif, rehabilitatif)
Kognitif
Komprehensif oleh : Reminiscence
TIM GERIATRI TERPADU Life review
Terapi aktivitas

Remeditation
Masalah geriatri :
Kondisi medis umum
Psikiatri, status mental, fungsi kognitif Rawat inap, respite care,
Sosial dan lingkungan terminal care:
Asesmen & konsultasi
Kuratif
Intervensi psikososial,
Rencana tatalaksana:
terapi kelompok
Psikoedukasi keluarga
Komprehensif oleh : Rehabilitasi
TIM GERIATRI TERPADU Medikolegal

Keterangan :
Rawat jalan :
Semua pasien geriatri yang datang ke poliklinik geriatri dan
bermasalah gizi, mendapat penatalaksanaan gizi sesuai penyakit dan
kebutuhannya. Pelayanan pasien rawat jalan ini meliputi :
a) Penapisan status gizi
b) Pemberian intervensi gizi
c) Pemantauan penatalaksanaan gizi
9

Rawat inap :
Pada pasien rawat inap dilakukan penapisan masalah gizi, yaitu
mendapatkan penatalaksanaan dan pemantauan gizi. Dimana
pemantauan gizi dilakukan setiap 2 hari sekali. Pengkajian gizi
ulangan akan dilakukan jika terdapat perubahan status dan masalah
sesuai hasil pemeriksaan klinis.
Sesuai dengan besar dan makin kompleks tugas keanggotaan tim
geriatri, selain dokter specialis geriatri (interna/neuro/kardio) dan
dokter specialis rehabilitasi medik, psikiater geriatris, perawat dan
pelaksana pelayanan rehabilitasi medik sederhana (fisioterapis dan
pekerja sosial medik) maka tenaga bisa ditambah dengan terapis
rehabilitasi medik lainnya seperti terapi okupasi dan wicara serta
psikolog, nutrisionis, farmasi klinis, dll.
Dengan tata kerja seperti diatas dan menerapkan assesmen geriatri,
diharapkan masalah kesehatan pada usia lanjut dapat ditangani dengan
baik. Tidak hanya mengenai masalah kesehatan fisik yang multipel,
tetapi juga masalah psikologik dan sosialnya. Sehingga penanganan
secara menyeluruh terhadap apa yang dihadapi usia lanjut benar-benar
bersifat holistik.
Assesment tidak hanya pada aspek disease dan impairment yang
dapat diungkapkan, tetapi juga disabiilitas dan handikapnya, oleh
karena itu peran rehabilitasi medik tidak dapat dipisahkan dari
pelayanan kesehatan usia lanjut. Komponen pengkajian geriatri
paripurna di rumah sakit meliputi :
a) Status fungsional
b) Status kognitif
c) Status emosional
d) Status nutrisi.
10

Tugas pokok dari tim geriatrik di RSUD DR. Soetomo Surabaya


adalah memberikan pelayanan secara komprehensif terhadap pasien
usia lanjut, yang berupa :
a) Penegakkan diagnosis (melalui suatu assesment geriatri)
b) Pelayanan medikamentosa dan rehabilitas (termasuk pelayanan
psikoterapi dan pelayanan sosial medik)
c) Pelayanan upaya preventif dan promotif (melalui jalur pelayanan
geriatri oleh masyarakat dan pelayanan rujukan).
Pelayanan kesehatan usia lanjut di rumah sakit meliputi :
a) Pelayanan poliklinik
b) Pelayanan bangsal geriatri akut
c) Pelayanan geriatri kronis
d) Pelayanan ruang rawat jalan terpadu (day care)
e) Pelayanan panti rawat werdha (nursing home)
f) Pelayanan puskesmas
g) Pendidkan, pelatihan dan penelitian.
b. Di setting apa sajakah konsep diatas dapat terlaksana?
Jawab :
1) Community - based geriatri service :
a) Sasaran posyandu lansia :
(1) Sasaran langsung :
(a) Kelompok pra usia lanjut (45 - 59 tahun)
(b) Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
(c) Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas)
(2) Sasaran tidak langsung :
(a) Keluarga dimana usia lanjut berada
(b) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia
lanjut
(c) Masyarakat luas
11

b) Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada lansia di


posyandu lansia :
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di posyandu lansia
dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang yaitu :
(1) Tempat kegiatan (gedung ruangan atau tempat terbuka)
(2) Meja dan kursi
(3) Alat tulis dan buku pencatatan kegiatan
(4) Timbangan dewasa
(5) Meteran pengukur tinggi badan
(6) Stetoskop, tensimeter
(7) Peralatan laboratorium sederhana
(8) Kartu menuju sehat
2) Hospital - based community geriatric service :
Tim geriatri di rumah sakit yaitu tim multidisiplin yang bekerja
secara interdisipliner untuk menangani masalah kesehatan usia lanjut.
Setelah memberikan pelayanan terapi medikamentosa dan rehabilitasi
rumah sakit, pelayanan dilanjutkan dengan upaya pelayanan preventif
dan promotif melalui jalur pelayanan geriatri oleh masyarakat dan
pelayanan rujukan.
Adapun pelayanan kesehatan usia lanjut/ geriatri di rumah sakit
dapat dibedakan :
a) Pelayanan poliklinik
b) Pelayanan bangsal geriatri
c) Pelayanan geriatri kronik
d) Pelayanan ruang rawat jalan terpadu (day care)
e) Pelayanan ponti rawat werdha (nursing home)
f) Pelayanan puskesmas
g) Pendidikan, pelatihan dan penelitian.
12

Tim geriatri di RSUD Dr. Soetomo memilki 3 peranan :


a) Penyelenggara pelayanan
b) Penyelenggaraan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
Sebagai penyelenggara kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, maka yang berperan adalah seksi pengabdian masyarakat
dan kerjasama lintas sektoral - program.
Tugas pokok : bertugas merencanakan dan menyelenggarakan
upaya pelayanan yang bersifat promotif dan preventif kepada
masyarakat khususnya masyarakat lansia serta membangun
kerjasama lintas program-sektoral
Uraian tugasnya :
(1) Menyusun perencanaan dan pelaksanaan upaya pelayanan yang
bersifat promotif dan preventif kepada masyarakat khususnya
masyarakat lansia dalam bentuk penyuluhan/ symposium, media
cetak dan media elektronik, dll
(2) Menjalin kerjasama lintas program di lingkungan rumah sakit
(3) Menjalin kerjasama lintas sektoral dengan pemerintah daerah,
dinas kesehatan/ depkes, swasta dan instansi terkait.
c) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian
Sebagai penyelenggara pendidikan, pelatihan dan penelitian, maka
yang berperan adalah seorang neurogeriatris yang salah satu
tugasnya adalah menjalankan pelayanan konsultatif neurogeriatri di
puskesmas dan masyarakat sesuai dengan sistem rujukan yang
berlaku. Sebagai pelaksana pendidikan dan pelatihan : tugasnya
adalah memberikan pendidikan dan pelatihan secara terpadu dengan
disiplin lain yang terkait (dalam tim geriatri) terhadap tenaga medis,
paramedis, care givers serta relawan.
13

d) Pelaksanaan program pengabdian masyarakat dan kerjasama lintas


program dan sektoral
Sebagai pelaksanan program pengabdian masyarakat dan kejasama
lintas program dan lintas sektoral :
(1) Membantu sie pengabdian masyarakat untuk merencanakan,
melaksanakan program penyuluhan kepada masyarakat baik
melalui media cetak, audio visual, maupun penyuluhan
langsung dalam bentuk seminar
(2) Membantu pelaksanaan kejasama lintas program dan lintas
sektoral (pemda, komisi lansia, LSM, pihak swasta lainnya).
3) Setting dan konsep untuk hospital - based geriatric service di RSUD
Dr. Soetomo
Sarana, prasarana dan peralatan, antara lain :
a) Ruang dan gedung
(1) Lokasi
(a) Di daerah ruang perawatan dekat dengan rehabilitasi dekat
dengan akses masuk rumah sakit sehingga mudah dicapai
oleh pasien yang lemah fisik. Jika area tidak mencukupi,
day care dapat terpisah dengan ruangan lain tetapi tidak
terlalu jauh
(b) Ruangan respite care berada dalam lingkup rawat inap
terpisah karena beberapa pasien dalam kondisi tanpa
memerlukan perawatan intensif (titipan dari keluarga)
(c) Disiapkan ruangan untuk perawatan terminal dimana
keluarga akan aktif merawat sampai menjelang akhir hayat
(hospital care)
(2) Kebutuhan ruangan
(a) Ruang tunggu (lantai 1)
Luas, nyaman, bersih, muat untuk brankart atau tempat tidur
dan kursi roda
14

(b) Ruang pendaftaran administrasi (lantai 1)


(c) Ruang poliklinik
(d) Ruang day care
(e) Bangsal geriatri akut dan kronis
(f) Ruang respite care
(g) Ruang terminal care
(h) Ruang pendidikan, pertemuan, perpustakaan geriatri
(i) Ruang olah raga (terbuka)
b) Peralatan
Peralatan untuk pemeriksaan, peralatan terapi dan peralatan latihan
(1) Meja dokter dan kursi
(2) Food model
(3) Skin fold caliper
(4) Sliding knemoemeter
(5) Stadiometer
(6) Pita pengukur (fiber tape)
(7) Tempat tidur periksa
(8) Timbangan berat badan dilengkapi penilaian komosisi tubuh/
lemak tubuh (seca)
(9) Papan pengukur tingi badan (microtoise) dan meteran pengukur
panjang badan
(10) Papan tulis kecil (white board) dan spidol.
Pencatatan dan pelaporan :
Kegiatan perubahan - perubahan dan kejadian yang terkait dengan
pelayanan geriatri dicatat secara kronologis dalam rekam medis pasien.
Catatan diverifikai dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat.
Pencatatan status gizi didalam form gizi yang terdiri dari lembar
penapisan gizi dan lembar observasi yang didalamnya tercakup
penentuan masalah gizi/ diagnosis, pemberian/ intervensi gizi,
pemantauan penatalaksanaan gizi, evaluasi dan saran/usul.
15

Pelaporan :
Hasil penapisan gizi dilaporkan kepada tim gizi secara lisan/tulisan
Analisis asupan maupun kebiasaan makan pasien dilakukan oleh
dietisien dan dilaporkan kepada dokter spesialis gizi baik lisan/tulisan.
3. Bagaimanakah konsep pelayanan dan pemanfaatan posyandu lansia
dilaksanakan di Indonesia?
a. Setting dan konsep pelayanan dan pemanfaatan posyandu lansia dan
sistem posyandu lansia
Menurut rumusan WHO, batasan lanjut usia adalah sbb :
1) Usia pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45 - 59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) yaitu antara usia 60 - 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 - 90 tahun
Sedangkan pengertian posyandu lansia (Effendy, 1998), merupakan
pusat kegiatan dalam upaya pelayanan dan keluarga berencana. Posyandu
adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola
dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis
dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma keluarga kecil
bahagia sejahtera (NKKBS).
Terdapat beberapa kategori pada penyelenggaraan posyandu lansia,
yaitu terdiri dari pelaksana kegiatan dan pengelola posyandu. Pelaksana
kegiatan merupakan anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan puskesmas.
Sedangkan pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh
ketua RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan
informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.
Tujuan, mekanisme dan bentuk pelayanan posyandu lansia
16

Secara garis besar, menurut Depkes RI (2006), tujuan pembentukan


posyandu lansia sbb :
1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia
2) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi masyarakat usia lanjut.
Sementara mekanisme pelayanan posyandu lansia menggunakan
sistem pelayanan 3 meja dengan kegiatan sbb :
1) Meja 1 meliputi kegiatan pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan
dan penimbangan berat badan
2) Meja 2, meliputi kegiatan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT), pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana
dan rujukan kasus juga dilakukan di meja 2
3) Meja 3, meliputi kegiatan penyuluhan atau konseling, pelayanan pojok
gizi
Bentuk pelayanan posyandu lansia, antara lain meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Sedangkan jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut
di posyandu lansia seperti pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari - hari
meliputi kegiatan sehari-hari seperti makan/ minum, berjalan, mandi,
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
17

PERAN PERAWAT DI DALAM POSYANDU

Bila penjaminan kualitas berbicara tentang pelaksanaan kerja secara profesional


oleh para tenaga berkualitas, maka peran dan kontribusi para perawat merupakan hal
yang penting.
Teori :
White (1982 dalam Lueckentte, 2000) menyatakan, peran perawat tidak hanya
terbatas di Institusi Rumah Sakit melainkan berperan dalam mempertahankan derajat
kesehatan komunitas dimana kualitas perawat yang diperlukan harus memiliki
kompetensi yang tinggi karena klien yang dihadapi adalah masyarakat luas.
Perawat puskesmas harus :
1. Bisa membangun hubungan kerjasama dengan para lansia yaitu perawat harus
bisa memahami dan menghargai kepercayaan yang dianut oleh lansia agar
mereka mau menerima apa yang disampaikan oleh perawat
2. Fokus pada langkah pencegahan yaitu perawat puskesmas harus mampu
mengenali kelompok risiko tinggi terhadap suatu macam penyakit
3. Menciptakan lingkungan yang sehat dengan memberikan informasi tentang
lingkungan yang sehat untuk tempat tinggal lansia
4. Menentukan target pelayanan yaitu perawat harus dapat menentukan apa yang
dibutuhkan oleh lansia
5. Membuat prioritas kebutuhan yaitu mendahulukan lansia yang benar-benar
membutuhkan pelayanan segera
6. Dapat bekerjasama dengan pihak lain seperti kader maupun organisasi
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai