Dr.Cholisah.,M.Kes
1) Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya bertanggungjawab kepada pasien, relatif
terisolasi.
2) Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai pengobatan atau klinik-klinik
khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang diselenggarakan di perguruan
tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di perusahaan-perusahaan atau tempat-
tempat kerja lain.
5) Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam berbagai tingkatan : lokal, regional,
oleh pemerintah pusat atau nasional, dan internasional.
Gambaran keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau Visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan dirumuskan dalam INDONESIA SEHAT 2010
Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih,
sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan
kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling
tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat
Kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau
pelayang kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi,
maupun non ekonomi.
Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang
memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan
etika pelayanan profesi.
Untuk mewujudkan INDONESIA SEHAT 2010, ada empat misi pembangunan kesehatan
• Di Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 1982.
• SKN secara terus menerus mengalami perubahan sesuai dengan dinamika masyarakat
Pengertian SKN
• Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjami derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan
kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
• Dari rumusan pengertian di atas, jelaslah SKN tidak hanya menghimpun upaya sektor kesehatan
saja melainkan juga upaya dari berbagai sector lainnya termasuk masyarakat dan swasta.
Sesungguhnyalah keberhasilan pembangunan kesehatan tidak ditentukan hanya oleh sektor
kesehatan saja.
•
Tujuan SKN
Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah secara sinergis, berhasil-guna dan berdaya-guna, sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Penyusunan SKN dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai landasan, arah dan pedoman
penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik oleh masyarakat, swasta maupun oleh pemerintah
(pusat, provinsi, kabupaten/kota) serta pihak pihak terkait lainnya.
Pertama, status kesehatan yakni yang menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil dicapai
oleh SKN yang dihitung dengan menggunakan disability adjusted life expectancy (DALE).
Kedua, tingkat ketanggapan (responsiveness) system kesehatan yakni yang menunjuk pada
kemampuan SKN dalam memenuhi harapan masyarakat tentang bagaimana mereka ingin
diperlakukan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Hasil yang diperoleh untuk indikator ini
menempatkan Indonesia pada urutan ke 106 dari 191 negara anggota WHO yang dinilai.
• Pertama, distribusi tingkat kesehatan di suatu negara ditinjau dari kematian Balita.
• Ketiga, distribusi pembiayaan kesehatan ditinjau dari penghasilan keluarga. Hasil yang diperoleh
untuk indikator ini menempatkan Indonesia pada urutan ke 92 dari 191 negara anggota WHO
yang dinilai
• Perikemanusiaan
• Kemitraan
1. Praktek partikelir seorang dokter dan praktek dokter-dokter dalam klinik spesialis yang memiliki
laboratorium, alat-alat rotgen dan sebagainya serta melakukan konsultasi bersama.
3. Rumah sakit, klinik termasuk balai pengobatan dalam puskesmas dan lembaga-lembaga
kesehatan besar.
4. Ahli-ahli farmasi.
1. Program Kesehatan Masyarakat Desa, seperti latihan kader kesehatan, pembentukan dana
sehat, penyuluhan kesehatan, penyediaan air bersih, peningkatan kesehatan lingkungan, taman
gizi, pemanfaatan pekarangan, pemugaran rumah.
3. Posyandu yang memberikan pelayanan ; keluarga berencana, gizi, kesehatan ibu dan anak,
immunisasi.
4. Usaha promotif dan preventif yang diselenggarakan dalam pusat kesehatan masyarakat
meliputi : pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, pencegahan dan
penanggulangan bencana penyakit menular, penyuluhan kesehatan, kebersihan dan kesehatan
lingkungan, usaha kesehatan sekolah, perawatan kesehatan jiwa.
5. Usaha promotif dan preventif yang dilakukan rumah sakit melalui program kesehatan
masyarakat.
Pelayanan promotif dan preventif juga dilakukan oleh badan-badan swasta/organisasi masyarakat.
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM 00.03.2.4.603 tentang Penerapan buku
Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di
Rumah Sakit :
• … tim rehabilitasi medik terdiri atas dokter, psikolog, fisioterapi, ortotik prostetik, okupasi
terapis, terapis wicara, pekerja sosial medik dan perawat masing-masing dipimpin oleh
seseorang kepala pelayanan sesuai dengan profesinya …
Klasifikasi RS :
Ideal Minimal
Non Pendidikan 6 3
1. Memantau keadaan sosial ekonomi pasien dengan cara : wawancara dengan pasien,
keluarga pasien, atau atasan pasien.
2. Memberikan bimbingan sosial kepada pasien dan keluarganya : memberikan
motivasi/dorongan moril, memberikan alternatif pemecahan masalah, mengurangi tekanan
mental.
3. Mengadakan kunjungan rumah.
4. Membuat studi kasus bila diperlukan.
5. Membuat laporan berkala.
6. Menyiapakan kelengkapan administrasi untuk klaim asuransi/bantuan jaminan kesehatan.
7. Bekerjasama dengan badan-badan sosial untuk memecahkan masalah yang dihadapi pasien
dan keluarganya.
8. Menyiapkan rencana pemulangan pasien baik bagi pasien maupun lingkungan.
9. Menyiapkan tempat untuk latihan kerja/keterampilan bagi penderita yang disiapkan pulang.
• Tenaga-tenaga pokok (baku) yang seharusnya ada di setiap unit Rehabilitasi Pasien mental
adalah : Psikiater/dokter, Psikolog, Perawat Psikiatri, Social Worker, Occupational Therapist
(Okupasiterapis), Instruktur kerja, Pembantu Instruktur (Tukang), serta ahli lain yang dapat
membantu kelancaran upaya rehabilitasi.
minimal : 1/unit
optimal ; 1 : 50
• Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer yang terpadu dan universal, seperti yang digambarkan
dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978, seharusnya menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan
yang berkaitan dengan kesehatan. Kini, kebutuhan akan pendekatan yang menyetarakan,
partisipatif, dan lintas sektoral terhadap masalah kesehatan semakin meningkat.
• Pemerintah memiliki tanggung jawab yang penting dalam memastikan bahwa pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial lainnya dapat terjangkau oleh semua orang dan
sesuai dengan kebutuhan mereka, bukan berdasarkan kemampuan mereka untuk membayar.